D. Tahapan Pemeriksaan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang analis, diantaranya :
a) Saat pasien datang menyerahkan kertas test request dari dokter, terima pasien
dengan ramah.
b) Kemudian minta pasien untuk mengisi identitas sesuai dengan formulir yang telah
diberikan.
c) Identitas yang diisikan adalah identitas pasien yang akan melakukan pemeriksaan.
d) Pada saat pasien mengisi data pribadinya, periksa kembali permintaan tes yang
diberikan dokter.
e) Jika tidak jelas dengan permintaan tes tersebut, hubungi dokter yang meminta.
f) Catat dengan benar apa yang diberitahukan dokter, jangan sampai terjadi kesalahan.
c) Kumpulkan informasi dari pasien diantaranya, apakah pasien olahraga sebelum pergi
d) Yang harus diisi dalam blanko pemeriksaan : Identitas pasien, Suhu tubuh pasien,
Hb terakhir dan kalau pasien menggunakan oksigen catat jumlah O2 yang digunakan
e) Darah arteri tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas
3. Waktu Pengambilan
a) Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan, yaitu:
4. Identifikasi pasien
Setelah memberikan penjelasan kepada pasien, periksa kembali data yang telah diisikan
pada formulir oleh pasien yang bersangkutan. jika ada data yang belum diisi, minta pasien
untuk melengkapi data tersebut, karena data tersebut sangat mempengaruhi hasil yang akan
dikeluarkan nantinya.
berikut :
d) Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat (Tabung berwarna hijau antikoagulan
heparin.
pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb)
disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar
E. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : bersih, kering,
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia, terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat
dalam spesimen, sekali pakai buang (disposable), steril (terutama untuk kultur kuman), tidak
retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume spesimen.
F. Penyimpanan Spesimen
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim
ke laboratorium lain.
stabilitasnya.
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC,
Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka
G. Identifikasi Sampel
Pemberian identitas spasien pada spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena
merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir
Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien,
pemeriksaan.
3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat
5. Pengiriman sample sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau
tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat
I. Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil Analisa Gas Darah (AGD) dilakukan untuk evaluasi pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dan
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah (AGD) ini dapat dilakukan pada pembuluh darah
arteri untuk melihat keadaan pH, paCO2, SaO2, HCO3, BE, Na, dan K.
1. pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai
2. PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan
hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg
mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-
100 mmHg.
dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi
abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45
mmHg.
ketoasidosis. Nilai yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula
gangguan pernafasan agar pH kembali dalam rentang yang normal. Kadar HCO3- normal
5. Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan
dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg
dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis
pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat
diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke
seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama
dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar,
5. Arteri tibialis posterior, dan Arteri dorsalis pedis Arteri femoralis atau brakialis
sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai
sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis.
Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya
6. Cara allen’s test: Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan
tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila
tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan
B. Persiapan Alat
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20
2. Heparin
3. Yodium-povidin
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
8. Pengalas
9. Handuk kecil
14. Thermometer
C. Pengambilan Spesimen
Teknik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar
o Perkenalkan diri dahulu kepada pasien tentang profesi yang petugas emban.
digunakan.
o Tangan pasien diletakkan diatas botol infus, dengan sendi melipat kebelakang.
o Sedot heparin cair sebanyak 1 cc dan kmudian keluarkan. Heparin hanya membasahi
dinding disposible. Tidak ada sisa o,1 cc dalam disposible, kecuali yang ada didalam
jarum.
o Tusukan jarum diantara ke dua jari dengan sudut 45 derajat mengarah ke jantung.
o Ambil kapas kering, letakkan di atas tusukan, kemudian lepaskan tusukan secara
perlahan.
o Tekan bagian luka dengan kapas kering untuk beberapa saat hingga darah tidak keluar
lagi.
o Beri penjelasan pada pasien kapan hasil pemeriksaan tersebut dapat diambil.
berikut :
Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak
terjadi hemolisis.
Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru.
b. Antikoagulan
mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan ph tidak terpengaruh karena efek
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Umur : 22 th
B. Pembahasan
1. pH normal (7,37-7,44).
3. pO2 tidak normal (normal : 80-90 mmHg). Kadar yang rendah menggambarkan
darah arteri.