Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN HADIS TENTANG REKAYASA PENENTUAN JENIS KELAMIN

DALAM KANDUNGAN PERSPEKTIF


ULAMA HADIS DAN SAINS

Neni Nuraeni
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
E-mail: nuraeniavicenna@gmail.com

Abstract—Harmonious relationships between husband and wife one of which is


determined by the presence of children. The most basic expectations of many
married couples to have children, that want a child with a specific gender.
Subject prove that not everyone is resigned with the will God to him. Among
violence because the couple married had a child with a gender that does not
match expectations. As for the researchwas conducted of sanad and matan hadith
critism and theory in science is about genetics. The analysis result about Quantity
of hadith engineering determination of sex in the womb is hadith ahad masyhur,
as for the sanad quality has met criteria as the hadith shahih. While the matan
quality not opposites with al-Quran, another hadit with a similar theme, and
common sense. As for the opinion of the scholars of hadith, of all the opinion
indicates that the engineering determination of sex in the womb can be done by
various methods, these methods are also in sync with the information contained
on science. As for the legal engineering of sex determination in the womb in the
islam law there were allowed and some prohibit absolutely.
Keyword-- engineering, womb, hadith, science

PENDAHULUAN
Berbicara mengenai manusia, hal pertama yang terpikirkan adalah jenis kelamin dari manusia
itu sendiri, yaitu laki-laki dan perempuan. Allah menciptakan keduanya, dengan berbagai macam
perbedaan yang dimiliki. Perbedaan yang paling terlihat dari keduanya adalah fisiknya.Allah
menciptakan perbedaan fisik pada laki-laki dan perempuan tentunya bukan tanpa tujuan, melainkan
karena masing-masing memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Namun dalam hal ketakwaan, Allah
tidak membedakan keduanya.
Laki-laki dan perempuan diciptakan untuk menjadi pasangan antara satu sama lain. Kemudian
dari keduanya akan tercipta lagi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. Perkembangbiakkan yang
terjadi pada keduanya terjadi secara alami,yang kemudian akan terjadi proses penciptaan manusia
melalui beberapa fase atau tahapan.
Terlepas dari proses penciptaannya, ternyata jenis kelamin dari anak yang akan dikandung
perempuan belum dapat diketahui apakah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Hal tersebut
tentunya menjadi misteri tersendiri, seperti disebutkan dalam QS. Luqman [31]: 34.
Misteri tentang jenis kelamin janin anak yang akan dikandung oleh perempuan menjadi
problem tersendiri di masyarakat, karena tidak semua memasrahkan apa yang akan menjadi kehendak
Allah untuknya. Tidak jarang ada orang yang berselisih mengenai pilihan antara memiliki anak laki-
laki atau perempuan.
Isyarat tentang rekayasa penentuan jenis kelamin manusia terdapat dalam salah satu hadis Nabi.
Teks hadis tersebut menguraikan bahwa air mani seorang laki-laki berwarna putih dan air mani seorang
perempuan berwarna kuning, jika keduanya menyatu lalu air mani laki-laki lebih dominan daripada air
mani perempuan maka janin itu akan berkelamin laki-laki dengan izin Allah. Kemudian sebaliknya
1
apabila air maniperempuan lebih dominan daripada air mani lelaki maka janin yang tumbuh itu akan
berkelamin perempuan dengan izin Allah.
Selain dalam hadis, penentuan jenis kelamin anak dalam kandungan juga menjadi pembahasan
dalan Sains. Penemuan tentang penentuan jenis kelamin dalam sains ditemukan sekitar abad 20-an. Hal
ini menarik karena keterangan tersebut mengindikasikan bahwa isyarat tentang rekayasa penentuan
jenis kelamin pertama kali diketahui justru dari hadis Nabi yang muncul sekitar 14 abad yang lalu.

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian pustaka (library Research), yaitu
penelitian yang fokus penelitiannya berdasarkan data-data dan informasi dengan bantuan berbagai
macam literatur yang ada di perpustakaan atau dengan jalan menelusuri literatur serta menelaah studi
yang tersedia di perpustakaan. Teori yang akan digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini
yaitu teori kritik hadis, baik kritik sanad hadis maupun kritik matan hadis. Adapun objek utamanya
adalah kitab Shahih Muslim, Shahih Ibnu Khuzaimah, Sunan Kubra al-Baihaqī, dan Mu’jam al-Ausath
ath-Thabrānī. Selain itu, akan digunakan referensi lain yang ada kaitannya dengan tulisan ini. Semua
referensi tersebut dinamakan sumber primer. Adapun sumber sekunder didapat dari karya lain yang
membahas tentang tema yang berkaitan dengan tulisan ini.
Penelitian akan diawali dengan mengumpulkan referensi hadis tentang penentuan jenis kelamin
dalam kandungan. Kemudian mencari dan mengumpulkan hadis tentang penentuan jenis kelamin
dalam kamus Athrāf al-Hadīts an-Nabawiy asy-Syarīf karya Abū Hajar Muhammad as-Sa’īd bin
ِ
Basyunī Zhaghlul dengan kuncinya ‫َص َفُر‬ ُ َ‫الر ُج ِل أ َْبي‬
ْ ‫ض َو َماءُ الْ َم ْرأَة أ‬ َّ ُ‫ َماء‬. Selanjutnya penelitian hanya akan
difokuskan pada analisis kuantitas dan kualitas hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam
kandungan, dan analisis tentang kajian hadis tersebut dengan pendekatan sains. Terakhir, data-data
yang telah diperoleh dianalisis dengan metode induktif, yaitu metode yang berangkat dari data-data
yang khusus lalu ditarik kesimpulan kepada yang bersifat umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Sel Telur dan Sperma
Sperma merupakan sel yang terdapat dalam air mani laki-laki. Seorang laki-laki
mengeluarkan kira-kira satu sendok teh air mani yang di dalamnya terdapat 200-500 juta sperma.
Di dalam liang senggama (vagina), sperma dapat hidup sekitar 8 jam, namun jika sperma masuk ke
dalam rahim maka bisa bertahan lebih lama, yaitu sekitar 2-3 hari.1 Sperma mempunyai panjang
0,005 cm, dan memiliki berat hanya sekitar 1/90.000 berat sel telur perempuan. 2 Sperma berbentuk
seperti kecebong atau berudu dengan ekor yang panjang dan bergerak-gerak atau berenang dalam
air mani. Gerakannya lebih lincah dan dapat menempuh jarak 2-4 mm per menit. Dari ratusan juta
sperma yang dikeluarkan ketika senggama pada vagina tepatnya di sekitar mulut rahim, tidak
semuanya masuk ke saluran telur (tuba fallopi), melainkan hanya sekitar 300-500 sel sperma saja.
Sebagian besarnya akan tetap berada di vagina yang kemudian mati dan musnah.3
Sistem reproduksi wanita terbentuk di dalam indung telur. Setiap janin perempuan pada
usia kehamilan 20 minggu (5 bulan) telah memiliki 6-7 juta oosit 4, dan ketika lahir akan tersisa 2
juta oosit. Pada masa pubertas, tersisa 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan
menjadi sel telur.Namun, yang dikeluarkan selama masa produktif perempuan hanya 400 sel telur
saja, dan biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami
Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Aula Pustaka, 2008), hlm. 27
1

Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, (Jakarta: Daras Books, 2008),
2

hlm. 99
Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm 41
3

Yaitu sel telur yang sedang tumbuh


4

2
proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada
masa menopause.5Tiap sel telur telah ada di dalam bungkusan sel yang bernama folikel.Sel telur
mempunyai ukuran sangat kecil yaitu sebesar ujung jarum.6
Adapun indung telur berbentuk seperti buah badan (almond) dengan panjang sekitar 3,8 cm
dan memiliki tebal 1,9 cm, dengan warna keputih-putihan. Di dalamnya terdapat folikel yang berisi
sel telur yang mempunyai tingkat kemasakan yang berbeda-beda. Ukurannya akan lebih besar jika
folikel tersebut lebih masak. Letaknya akan berangsur-angsur mendekat ke permukaan indung
telur. Selanjutnya saat sampai ke permukaan indung telur, maka folikel yang telah masak tadi akan
pecah, dan sel telur secara otomatis akan terlepas. Proses pecahnya folikel dan terlepasnya sel telur
dari folikel dan indung telur disebut dengan ovulasi.7
Telur yang sudah terlepas dari folikel dan indung telur selanjutnya akan memasuki saluran
telur yang berukuran panjangnya 10-12 cm dan berbentuk seperti corong. Waktu yang dibutuhkan
telur tersebut untuk melalui saluran telur sekitar 24 jam. Apabila terjadi pembuahan, maka sel telur
yang telah dibuahi (yang telah bercampur sperma) akan bersarang selama kurang lebih 9 bulan di
dalam selaput lendir rahim. Adapun bila tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati setelah
sampai di dalam rahim, kemudian meluruh menjadi darah haid. Fungsi lain dari indung telur
adalah menghasilkan hormon kewanitaan yang disebut dengan estrogen. Hormon tersebut
memberikan ciri kewanitaan seperti pinggul membesar, buah dada yang membesar dan suara yang
halus.8 Kemudian satu lagi hormon progesteron yang berfungsi mempengaruhi rahim dalam
mempertahankan kehamilan ketika sel telur berhasil dibuahi dan dalam siklus haid bila sel telur
tidak dibuahi.9

B. Fertilisasi (Pembuahan)
Pembuahan adalah pertemuan antara sel telur dengan sperma atau sel mani. 10 Dari 200
hingga 300 juta sel mani yang dikeluarkan saat ejakulasi ke dalam kelamin perempuan, hanya 300
sampai 500 sel sperma yang mencapai tempat pembuahan yaitu di oviduk (saluran telur/tuba
fallopi), kemudian yang dapat menembus sel telur hanya satu, karena sekali terjadi fertilisasi akan
dibentuk suatu pelindung yang mencegah penambahan atau penetrasi spermatozoa.11
Sebelum sel sperma mampu membuahi sel telur, mereka harus melalui tahap kapasitasi
yaitu untuk membuang selubung glikoprotein yang membungkus bagian akrosom sel
sperma.Selanjutnya tahap reaksi akrosom12, yaitu pelepasan enzim hialuronidase dan zat serupa
tripsin untuk menembus pelindung sel telur.13 Kemudian sperma diantarkan ke tubuh perempuan
melalui alat pengantar (penis) menuju saluran telur (oviduk) yang akhirnya bertemu dengan sel
telur (ovum).14 Segera setelah sperma bertemu dengan sel telur maka akan terjadi pembentukan
pronukleus sel telur, perubahan struktur dan komposisi zona plusida sehingga tidak bisa ditembus
oleh sel sperma lain, dan ekor sel sperma putus dan berdegenerasi, di mana kepala sperma akan
membengkak dan membentuk pronukleus spermatozoon.15

5
Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, (Yogyakarta: Saufa, 2014), hlm. 20
6
Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 31
7
Ibid, hlm. 30-31
8
Ibid, hlm. 31
9
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Artikel
Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, 2014 hlm. 271
10
Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 50
11
Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 41
12
Sebuah kejadian fusi membrane yang melepaskan enzim dari epala sperma untuk memfasilitasi pembuahan
13
Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,
14
Wildan yatim, Reproduksi & Embryologi, (Bandung: TARSITO, 1994), hlm. hlm. 119
15
Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 42
3
Inti sperma yang mengandung 23 kromosom dengan ovum yang mengandung 23
kromosom akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46
kromosom.16 Adapun pronukleus sel telur dan pronukleus spermatozoon berfungsi untuk
membentuk nukleus (inti sel) zigot.17
Pada tahap fertilisasi satu sel telur diperebutkan oleh jutaan sel sperma, namun hanya satu
sel saja yang akan berhasil menembus sel telur. Bila dilihat dari mikroskop, sel telur cukup
tangguh sehingga membuat jutaan sel sperma yang akan menembusnya harus melucutkan ekor-
ekor mereka dengan sekuat tenaga, agar bisa menjadi yang pertama menembus lapisan terluar dari
sel telur. Ketika satu sel sperma telah berhasil menembus sel telur, maka otomatis akan terbentuk
dinding yang akan menghalangi sel sperma lain agar tidak menembus. Seiring dengan bergeraknya
sel sperma yang menang maka ia akan terus maju untuk masuk menuju target, yaitu bagian inti
dari sel telur.18 Sel sperma yang sudah bercampur dengan sel telur disebut dengan zigot. Setelah
proses pembuahan atau fertilisasi terjadi maka zigot akan bersarang dalam dinding rahim hingga
tiba waktunya melahirkan.
Adapun Pada bayi tabung seorang dokter ahli mempertemukan sel telur dan sperma yang
nantinya berubah menjadi zigot atau embrio ke dalam sebuah cawan di laboratorium, dan
selanjutnya embrio tersebut akan dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu untuk tumbuh secara
alami hingga menjadi bayi yang siap dilahirkan. Jadi, jabang bayi tabung pada dasarnya tak ada
bedanya dengan bayi lainnya yang lahir secara alamiah. Hanya saja pembentukan embrionya
dilakukan dengan cara teknik rekayasa yang disebut fertilisasi in vitro.19

C. Kuantitas Sanad Hadis


Hadis tentang Rekayasa Penentuan jenis kelamin dalam kandungan terdapat pada empat kitab
induk hadis yaitu kitab Shahīh Muslim, Shahīh Ibnu Khuzaimah, Sunan Al-Kubrā Al-Baihaqī dan
Mu’jam Al-Ausath Ath-Thabrānī. Berdasarkan analisis terhadap sanad pada masing-masing hadis
menggambarkan bahwa dari tingkatan sahabat sampai mudawwin perawi yang meriwayatkan hadis
tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan pada awalnya memiliki kriteria hadis ahad yang
gharib, karena pada tingkatan sahabat yaitu Tsaubān bin Bajdad sampai kepada thabaqat Tabi’in
besar yaitu Mu’āwiyyah bin Sallām hanya terdapat satu jalur. Kemudian kriterianya berubah
menjadi ahad masyhur, alasannya karena Mu’āwiyyah bin Sallām meriwayatkan kepada dua orang
yaitu ar-Rabī’ bin Nāfi’ dan Yahya bin Hasan. Barulah dari keduanya hadis tersebut diriwayatkan
kepada lima orang yang berbeda. Yahya bin Hasan meriwayatkan kepada ‘Abdullah bin
Abdurrahmān, kemudian dari ar-Rabī’ bin Nāfi’ meriwatkan kepada Hasan bin ‘Alī, Abū Yahya,
Abū Isma’īl, dan Ahmad bin Khālid. Kemudian dari kelima perawi di atas barulah hadis tersebut
diriwayatkan lagi kepada orang-orang yang berbeda.

D. Kualitas Sanad Hadis


Berdasarkan uraian semua biografi perawi dalam sanad hadis tentang penentuan jenis
kelamin dalam kandungan, dan meneliti kata-kata yang menghubungkan antara perawi yang satu
ke perawi yang lain maka diperoleh kesimpulan sementara bahwa hadis tentang penentuan jenis
kelamin dalam kandungan ini sanadnya muttashil (bersambung) karena antara masing-masing
perawi dengan perawi terdekat sebelumnya dalam sanad tersebut benar-benar telah terjadi
hubungan periwayatan hadis secara sah menurut ketentuan tahamul wal ada al- hadits, hal ini
terlihat dari keterkaitan antar guru dan murid dari masing-masing perawi.

16
Sigma, Mau Bayi Laki-laki Atau Perempuan?, (Yogyakarta: G-Media, 2012), hlm. 6
17
Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,
18
Sigma, Mau BayiLaki-laki Atau Perempua ?, Op.cit, hlm. 45
19
Roswita, Assisted Reproduction Technology (ART) - Menanti Si Buah Hati, (Yogyakarta: ANDI, 2009), hlm. 2
4
Adapun mengenai ke-‘adil-an dan ke-dhabit-an para perawi semuanya terpenuhi. Hal ini
karena, seluruh perawi dalam sanad tersebut benar-benar tsiqah (‘adil dan dhabit) terhindar dari
syadz dan ‘illat.Namun hasil penelusuran skema yang telah ditampilkan tidak terdapat
kejanggalan.Kemudian dari analisis ke-‘illat-an dan ke-syadz-annya, hadis ini terhindar dari
keduanya, yang mana hadis-hadis yang telah disebutkan baik dari Shahīh Muslim maupun yang
lainnyatidak ada riwayat yang saling bertentangan, dan para rawinya mengalami pertemuan
langsung dengan bukti adanya kalimat ‫ع‬ ِ َ‫ح َّد َثن‬,
َ ‫سم‬,‫ا‬
َ َ ‫ َح َّدثَنِي أخبرنا‬, dan ‫ع ْن‬.
َ Adapun hadis-hadis yang
telah disebutkan baik semuanyatidak ada riwayat yang saling bertentangan, hal tersebut
membuktikan bahwa hadis tersebut tidak mengandung ‘illat maupun syadz. Dengan uraian di atas
membuktikan bahwa hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan telah memenuhi
kriteria sebagai hadis shahih.

E. Kualitas Matan Hadis


1. Korelasi Hadis dengan Ayat Al-Quran
Dalil naqli yang berbicara mengenai penciptaan manusia dalam kandungan sangat banyak
sekali. Ayat-ayat tersebut menguraikan bahwasannya manusia diciptakan dari hasil
pembuahan sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan. Berdasarkan penelusuran dalam
kitab Mu’jam Mufahrās li alfāzh al-Qurān al-Karīm dengan menggunakan kalimat 20
‫خلق‬
terdapat 6 ayat al-Quran yang menerangkan tentang penciptaan manusia berasal dari air mani
(sel sperma). Kemudian dengan menggunakan kata ‫نطفة‬21 ditemukan 12 ayat al-Quran yang
beberapa di antaranya sama dengan yang ditemukan pada Mu’jam Mufahrās li alfāzh al-
Qurān al-Karīm. Di bawah ini ayat-ayat al-Quran yang dimaksud:
1. QS. An-Nahl [16] ayat 4
ِ ٍ ِ
ٌ ِ‫يم ُمب‬
.‫ين‬ ٌ ‫َخلَ َق اإْلِ نْ َسا َن م ْن نُطْ َفة فَِإ َذا ُه َو َخص‬
Artinya:
“Dia Telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
2. QS. Al-Kahfi [18] ayat 37
َ ‫اب ثُ َّم ِم ْن نُطْ َف ٍة ثُ َّم َس َّو‬
. ‫اك َر ُجاًل‬ ٍ ‫ك ِم ْن ُتر‬
َ َ ‫ت بِالَّ ِذي َخلَ َق‬
َ ‫أَ َك َف ْر‬
Artinya:
"...Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, Kemudian dari
setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”
3. QS. Al-Hajj [22] ayat 5
ْ ‫اب ثُ َّم ِم ْن نُطْ َف ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَ َق ٍة ثُ َّم ِم ْن ُم‬
‫ض غَ ٍة ُم َخلَّ َق ٍة َوغَْي ِر ُم َخلَّ َق ٍة لِنَُبيِّ َن‬ ٍ ‫…فَِإنَّا َخلَ ْقنَ ا ُك ْم ِم ْن ُت ر‬
َ
...‫ك ْم‬
ُ َ‫ل‬
Artinya:
“....Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian
dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang
Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,....”
4. QS. Al-Mu`minūn [23] ayat 13

20
Muhammad Fu`ād al-Baqī, Mu’jam Mufahras li Alfāzh al-Qurān al-Karīm, (Kairo: Dar al-Hadīts, tt), hlm. 241-
244
21
Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Pintar Sains Dalam Hadis, (Jakarta: Zaman, 2013), hlm. 192
5
.‫ثُ َّم َج َعلْنَاهُ نُطْ َفةً فِي َق َرا ٍر َم ِكي ٍن‬
Artinya:
“Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).”
5. QS. Fāthir [35] ayat 11
ٍ ِ ٍ ‫واللَّه َخلَ َق ُكم ِمن ُتر‬
ً ‫اب ثُ َّم م ْن نُطْ َفة ثُ َّم َج َعلَ ُك ْم أَ ْز َو‬
‫اجا‬ َ ْ ْ ُ َ
Artinya:
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan)....”
6. QS. Yāsīn [36] ayat 77
ِ ٍ ِ
ٌ ِ‫يم ُمب‬
.‫ين‬ ٌ ‫َم َي َر اإْلِ نْ َسا ُن أَنَّا َخلَ ْقنَاهُ م ْن نُطْ َفة فَِإذَا ُه َو َخص‬
ْ ‫أ ََول‬
Artinya:
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik air
(mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!”
7. QS. Al-Mu`mīn [40] ayat 67
ُ ‫اب ثُ َّم ِم ْن نُطْ َف ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَ َق ٍة ثُ َّم يُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِطفْاًل ثُ َّم لِتَْبلُغُ وا أ‬
‫َش َّد ُك ْم ثُ َّم‬ ٍ ‫ُه َو الَّ ِذي َخلَ َق ُك ْم ِم ْن ُت ر‬
َ
ً ُ‫لِتَ ُكونُوا ُشي‬
...‫وخا‬
Artinya:
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),...”
8. QS. Al-Qiyāmah [75] ayat 36-37
.‫ك نُطْ َفةً ِم ْن َمنِ ٍّي يُ ْمنَى‬ ْ ‫ أَل‬.‫ب اإْلِ نْ َسا ُن أَ ْن ُي ْت َر َك ُس ًدى‬
ُ َ‫َم ي‬ ُ ‫أَيَ ْح َس‬
Artinya:
(36) Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)? (37) Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)
9. QS. Al-Insān [76] ayat 2
.‫ص ًيرا‬ َ ً َ ََ ٍ ‫إِنَّا َخلَ ْقنَا اإْلِ نْ َسا َن ِم ْن نُطْ َف ٍة أ َْم َش‬
ِ ‫اج َن ْبتَلِ ِيه فَجعلْنَاهُ س ِميعا ب‬
Artinya:
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur 22yang
kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia
mendengar dan Melihat.”
10. QS. ‘Abasa [80] ayat 18-19
.ُ‫َّره‬ ٍ ِ ٍ ِّ ‫ِمن أ‬
َ ‫ م ْن نُطْ َفة َخلَ َقهُ َف َقد‬.ُ‫َي َش ْيء َخلَ َقه‬ ْ
Artinya:
(18) Dari apakah Allah menciptakannya? (19) Dari setetes mani, Allah menciptakannya
lalu menentukannya.23

22
Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.
23
yang dimaksud dengan menentukannya ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan
nasibnya.
6
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu yang hina dan
tidak berharga (dari bahan pokok yang tidak ada nilainya) yaitu air mani. Namun nilainya
menjadi meningkat karena karunia, nikmat , dan ketentuan dari Allah Swt. Berkat nilainya
yang meningkat tersebut, manusia menjadi makhluk yang mulia dan Allah juga
melimpahkan bumi dengan segala isinya hanya untuk manusia.24 Keterangan tersebut
dapat kita pahami bahwasannya kedudukan manusia menjadi sangat mulia karena atas
kehendak dari Allah Swt.
Berdasarkan keseluruhan ayat-ayat yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dipahami bahwa manusia diciptakan dari setetes air mani yang bercampur dengan sel
telur, kemudian keduanya melekat di tempat yang kokoh (rahim), di mana selanjutnya
berubah menjadi janin yang dapat diketahui jenis kelaminnya. Ketika janin tersebut lahir
maka ia akan melewati fase dewasa dengan berbagai ujian yang diberikan oleh Allah Swt
berupa perintah dan larangan. Ketika orang tersebut taat, maka ia menjadi makhluk yang
mulia di sisi Allah. Namun apabila orang tersebut malah menjadi pembantah serta
pendebat Tuhannya maka ia menjadi sosok yang hina kembali seperti awal ketika dia
diciptakan dari air mani (sesuatu yang sangat hina).

2. Korelasi dengan Hadis Lain


Selain mengkorelasikan dengan ayat al-Quran, matan hadis tentang penentuan jenis
kelamin dikorelasikan dengan matan hadis lain yang memiliki tema yang sama. Seperti pada
kitab ‫ مسند الشاميين‬karya Imam ath-Thabarānī yang dikutip dari aplikasi Maktabah Syamilah,
berikut ini matan hadisnya:
‫الر ُج ِل َمنِ َّي‬
َّ ‫اجتَ َم َع ا َف َعال َمنِ ُّي‬ ِ ِ ‫ُك َع ِن الْول‬ ُ ‫ال ِج ْئ‬
ْ ‫َص َف ُر فَِإذَا‬
ْ ‫ض َو َم اءُ ال َْم ْرأَة أ‬ُ َ‫الر ُج ِل أ َْبي‬
َّ ُ‫ال َم اء‬
َ ‫َد َف َق‬ َ َ ‫َس أَل‬
ْ‫تأ‬ َ َ‫ق‬
ِ ‫الرج ِل أُْنثَى بِِإ ْذ ِن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫اهلل َع َّز َو َج َّل‬ ُ َّ ‫ال َْم ْرأَة ذَ َك ًرا بِِإ ْذن اهلل َع َّز َو َج َّل َوإِذَا َعال َمن ُّي ال َْم ْرأَة َمن َّي‬
Pada riwayat di atas hanya memiliki perbedaan pada penyebutan lafazh laki-laki dan
perempuan, di mana pada hadis yang sedang diteliti menggunakan bentuk jamak yaitu ‫أَذْ َك َرا‬
dan ‫ آنثا‬sedangkan padamatan di atasmenggunakan bentuk mufrad yaitu ‫ ذَ َك ًرا‬dan ‫أُْنثَى‬.
Pada kedua riwayat di atas, memiliki matan yang sama di mana keduanya mengandung
penjelasan yang sama bahwasannya air mani laki-laki berwarna putih dan air mani perempuan
berwarna kuning, yang mana apabila keduanya bercampur dan air mani laki-laki lebih unggul
dibanding air mani perempuan makan anak yang lahir akan berjenis kelamin laki-laki, dan
apabila sebaliknya maka anak yang lahir akan berjenis kelamin perempuan.

3. Asbabul Wurud
Berbicara mengenai asbabul wurud hadis berarti menganalisis tentang realita yang
terjadi ketika suatu hadis muncul. Dengan kata lain meneliti asbabul wurud adalah memahami
hadis sebagai respon terhadap situasi umum masyarakat periode Nabi (situasi makro) maupun
situasi-situasi khususnya (situasi mikro).25
Berdasarkan penelusuran, secara khusus (mikro) hadis tentang penentuan jenis kelamin
tentang kandungan tidak memiliki asbabul wurud, namun apabila dilihat dari konteks sosio-
historis kehidupan di Arab pada saat itu, hadis ini muncul ketika masa itu di Arab berkembang

24
Sayyid Qutub, TafsirFī Dzilai al-Qurān, Op.cit, hlm. 180
25
Musahadi HAM, Evolusi Konsep Sunnah: Implikasinya pada Perkembangan Hukum Islam, (Semarang: CV.
Aneka Ilmu, 2000), hlm. 158
7
pemikiran bahwa janin terbentuk dari gumpalan darah haid, yang langsung berbentuk janin
(tanpa melalui tahapan-rahapan tertentu).26

F. Peran Kromosom X dan Kromosom Y


Penentuan jenis kelamin dalam kandungan merupakan sesuatu yang dapat diusahakan,
meskipun tetap Allah Swt yang akan berkehendak. Seperti yang disebutkan pada matan hadis
tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan apabila air mani laki-laki lebih unggul dari air
mani perempuan maka anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki dan apabila air mani
perempuan lebih unggul maka anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin perempuan.Berdasarkan
keterangan di atas, tentunya ada penjelasan tersendiri dari segi ilmu pengetahuan tentang apa yang
dimaksud dengan air mani laki-laki atau air mani perempuan lebih unggul, dan juga terdapat
proses bagaimana agar orang dapat mmengusahakan sendiri jenis kelamin anak yang akan
dikandung.
Manusia berasal dari percampuran antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan.
Pada kedua sel tersebut mengandung kromosom yang salah satu fungsinya untuk menentukan jenis
kelamin.Kromosom manusia merupakan struktur kompleks yang terdiri dari asam
deoksiribonukleat (DNA), asam ribonukleat (RNA), dan protein.27
Pada tubuh manusia terdapat 46 kromosom yang terdiri dari 23 pasangan. 44 kromosom
tubuh (autosom) ditambah dua kromosom seks (gonosom) yang berbeda. 28 Pada laki-laki
gonosomnya dilambangkan dengan XY, sedangkan pada perempuan gonosomnya dilambangkan
dengan XX. Oleh karena itu pada sperma laki-laki mengandung 2 kromosom seks yang berbeda,
yaitu kromosom X mengkode sifat kewanitaan dan kromosom Y mengkode sifat kelelakian.
Sedangkan kromosom seks pada perempuan hanya mengkode satu sifat saja, yaitu kromosom yang
mengkode sifat kewanitaan saja.
Kromosom X memiliki ukuran yang cukup besar dan panjang namun geraknya lambat,
tidak tahan terhadap suasana basa dan dapat bertahan hingga 72 jam (3 hari). Sedangkan
kromosom Y bentuknya bundar memiliki ukuran lebih kecil (sepertiga dari kromosom X), tidak
tahan terhadap suasana asam, gerakannya cepat namun daya tahan hidupnya hanya 48 jam (lebih
cepat musnah).29
Ketika terjadi pembuahan pada tubuh perempuan masing-masing dari sel sperma dan sel
telur menyumbangkan satu kode kromosom seks.Dari laki-laki bisa menyumbangkan kromosom X
(yang mempengaruhi penentuan jenis kelamin menjadi perempuan) ataupun kromosom Y (yang
mempengaruhi penentuan jenis kelamin menjadi laki-laki).Sedangkan dari perempuan hanya
menyumbangkan kromosom X saja. Apabila dari laki-laki menyumbangkan kromosom X
kemudian digabung dengan kromosom X dari perempuan, maka anak yang dikandung akan
memiliki kromosom seks dengan kode XX yaitu berjenis kelamin perempuan, sedangkan apabila
dari laki-laki menyumbangkan kromosom Y, kemudian digabungkan dengan kromosom X dari
perempuan, maka anak yang dikandung akan memiliki kromosom seks dengan kode XY, yaitu
berjenis kelamin laki-laki. Pada ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa yang menentukan jenis
kelamin anak adalah dari pihak laki-laki.

G. Metode Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Pada Kandungan


1. Ketika menginginkan anak laki-laki hubungan badan dilakukan saat menjelang ovulasi (sehari
sebelum atau tepat saat ovulasi). hal tersebut dapat memudahkan sperma dengan kromosom Y

26
Zaglul Raghib al-Najar, Sains Dalam Hadis, Op.cit, hlm. 191
27
Linda J. Heffner, Danny J. Schust, At a Glance Sistem Reproduksi, (tt: Erlangga, 2006), hlm. 18
28
Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Pintar Sains Dalam Hadis, Op.cit, hlm. 198
29
Sigma, Mau BayiLaki-laki Atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 37
8
yang berukuran lebih kecil dan lebih gesit untuk menembus sel telur. 30 Sedangkan apabila ingin
memiliki anak perempuan hubungan badan dilakukan pada waktu yang cukup jauh sebelum
ovulasi yaitu sekitar 2-3 hari menjelang ovulasi, karena hal tersebut dapat memudahkan sperma
dengan kromosom X yang berukuran lebih besar, lebih tangguh, berenangnya lebih lambat, dan
mampu bertahan lebih lama di lingkungan pra-ovulasi yang bersifat asam.31
2. Cara mendapatkan anak laki-laki ketika hubungan badan menuju klimaks maka laki-laki harus
melakukan penetrasi dalam agar membantu sperma disemprotkan di posisi yang paling dekat
dengan leher rahim.32 Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan sang suami harus
melakukan penetrasi dangkal laki-laki pada saat orgasme akan lebih memastikan bahwa
sperma akan melalui saluran vagina, di mana sekresi secara alamiah lebih bersifat asam, yang
akan mendukung sperma X.33
3. Ketika mengharapakan anak laki-laki maka sang isteri harus membuat suasana basa pada
vagina. Salah satunya membersihkan atau membilas vagina menggunakan 2 sendok makan air
soda (natrium bikarbonat soda) dicampur 1 gelas air yang dilakukan sebelum berhubungan. Hal
tersebut bermanfaat untuk menurunkan kadar keasaman pada vagina, yang menghambat
kromosom Y untuk bertahan lebih lama.34 Sedangkan bila mengharapkan anak perempuan,
maka sebaliknya sang isteri harus membuat suasana asam pada vagina. Seperti telah dijelaskan
bahwa suasana asam bisa membuat sperma Y tidak bisa bertahan lebih lama, dengan begitu
bisa memberikan kesempatan lebih besar pada kromosom X yang tahan dengan suasana asam.
Caranya dengan membersihkan atau membilas vagina dengan asam cuka (asam asetat) 3% atau
4% yang dicampur dengan 1 gelas air.35
4. Membiarkan perempuan orgasme lebih dulu dibanding laki-laki, karena ketika perempuan
orgasme akan mengeluarkan zat yang bersifat basa. Hal tersebut akan lebih mendukung sperma
Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur, semakin cepat sampai akan semakin baik karena usia
sperma Y lebih pendek.36 Dengan begitu peluang untuk mendapatkan anak laki-laki akan
semakin besar. Sedangkan bila menginginkan anak perempuan makan harus menghindari
orgasme pada perempuan sebelum ejakulasi.

H. Proses Penentuan Jenis Kelamin


Proses kehamilan seorang perempuan dimulai ketika salah satu sel sperma berhasil
menembus dinding telur. Sel telur hanya dapat dibuahi dalam jangka waktu 12 jam. Anak yang
dihasilkan perempuan atau laki-laki tergantung pada sperma mana yang dalam waktu 12 jam
berhasil bertemu dengan sel telur perempuan. Jadi ketika proses fertilisasi apabila sperma X yang
lebih dulu bertemu dengan sel telur, maka terbentuk bayi perempuan, dan apabila sperma Y yang
lebih dulu bertemu dengan sel telur maka yang terbentuk adalah bayi laki-laki.37
Adapun jenis kelamin dari anak tersebut baru terbentuk pada mingu ke-3 atau hari ke-21
setelah masa konsepsi atau pembuahan. Alat kelamin tersebut akan terus berkembang dan
umumnya pada minggu ke-21 (5 bulan 1 minggu) kelamin anak sudah sempurna. Namun, jenis
kelamin anak akan lebih optimal terlihat di USG (Ultrasonografi) pada saat menginjak usia
30
Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, (Jakarta: Daras Books, 2008)
hlm. 181
31
Ibid, hlm. 245
32
Ibid, hlm. 240
33
Ibid, hlm. 255
34
Sigma, Mau Bayi Laki-laki atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 69
35
Ibid, hlm. 67
36
Ibid, hlm. 67
37
Ibid, hlm. 38
9
kehamilan 28 minggu atau sekitar 7 bulan. 38 Ketika dilakukan pemeriksaan menggunakan USG,
bila anak berjenis kelamin laki-lakimaka akan terlihat penis dan skrotum-nya, namun apabila anak
berjenis kelamin makan akan terlihat bagian labia mayora dan labia minora.39
Adapun pada bayi tabung sel telur dan sperma dipertemukan di luar tubuh perempuan. Sel
telur akan diambil dari ovarium oleh dokter di bawah panduan gambar yang dihasilkan oleh alat
USG. Adapun sperma laki-laki yang mengandung spermatozoa akan diambil melalui masturbasi
atau pengambilan khusus di ruang operasi, namun cara yang lebih aman dan nyaman adalah
dengan cara masturbasi yang dilakukan di spermatorium. Setelah sperma diambil maka akan
dilakukan pemisahan antara sperma yang mengandung spermatozoa dari kandungan bahan-bahan
sperma lainnya.40 Pada intinya proses ini berguna untuk memisahkan sperma dengan air maninya,
kemudian juga memisahkan antara sperma yang memiliki kromosom X dan sperma yang memiliki
kromosom Y. Pemisahan dapat dilakukan karena berat molekul keduanya yang berbeda. Sperma X
akan lebih cepat mencapai lapisan bawah dibanding sperma Y. adapun dilihat dari teknik
berenangnya, sperma Y akan lebih dulu bergerak ke atas.41
Selanjutnya pada tahap fertilisasi sel telur oleh spermatozoa di laboratorium.Ini merupakan
tahap yang dinantikan spermatozoa dan sel telur untuk bertemu.Keduanya dipertemukan pada
cawan khusus yang terjamin nutrisi, serta sterilitasnya. 42 Untuk memilih jenis kelamin yang
diinginkan maka hanya sperma yang mengandung salah satu kromosom saja yang akan
ditempatkan bersama pada cawan khusus tersebut dengan sel telur. Apabila menginginkan bayi
laki-laki maka sperma yang mengandung kromosom Y yang akan ditempatkan pada cawan
tersebut, begitupun sebaliknya ketika menginginkan bayi perempuan maka sperma yang
mengandung kromosom X yang akan ditempatkan bersama sel telur pada cawan khusus tersebut.43
Setelah beberapa hari jabang bayi (janin) akan dimasukkan atau ditanamkan ke dalam
rahim seorang perempuan dengan menggunakan alat semacam suntikan. 44 Pada beberapa kondisi
proses fertilisasi sel telur di laboratorium tidak dilakukan seperti pada uraian di atas, melainkan
dengan teknik modifikasi. Teknik ini mampu memberikan peluang fertilisasi lebih besar. Pada
teknik ini sebuah spermatozoa laki-laki yang berkualitas baik akan disuntikan langsung pada
ovarium perempuan. Maka pada tahap fertilisasi ini yang akan menembus sel telur bukan
spermatozoa secara langsung, melainkan dengan alat bantu injeksi khusus.45

I. Pandangan Ulama Tentang Hadis Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan


Pada hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan disebutkan bahwa air mani
yang lebih dominan yang akan menang yaitu bila air mani laki-laki lebih unggul (lebih dominan)
maka akan tercipta anak laki-laki, dan apabila yang lebih unggul air mani perempuan, maka akan
tercipta anak perempuan. Penggunaan kata lebih dominan ini menggunakan kata ‘alaa dalam
bahasa arab yang bentuk jamaknya adalah al-‘uluww.46

38
Ibid, hlm. 5-7
39
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit,
hlm. 72
40
Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2008), hlm. 32-33
41
Sigma, Mau Bayi Laki-laki Atau Perempuan ?, Op.cit, hlm. 78
42
Ibid, hlm. 33
43
Wildan Yatim, Genetika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 163
44
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit,
hlm. 276
45
Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro, Op.cit, hlm. 34
46
Abdurrasyid Qasim, Merencanakan Jenis Kelamin Anak, Op.cit, hlm. 55-56
10
Ibnu al-Qayyim merupakan salah satu ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi faktor
penentu jenis kelamin adalah mana yang lebih unggul (dominan) dari air maninya. Begitupun
dengan imam Nawawi ad-Dimasyqi yang berpendapat sama. Adapun pendapat lain menjelaskan
bahwa yang dimaksud lebih unggul atau dominan adalah lebih banyak atau lebih kuat, artinya
tergantung syahwatnya. Apabila syahwat suami lebih kuat, akan menghasilkan anak laki-laki
dengan izin Allah, sebaliknya apabila syahwat isteri lebih kuat, maka akan menghasilkan anak
perempuan.47
Adapun Ibnu Hajar al-Asqalānī menafsirkan kata al-‘uluww pada hadis tentang penentuan
jenis kelamin dalam kandungan, yang dikutip dari al-Qurtubi diartikan dengan sesuatu yang lebih
dahulu maka itulah yang lebih unggul. Namun menurut Ibnu Hajar al-Asqalani hadis tentang
penentuan jenis kelamin dalam kandungan menerangkan sesuatu yang musykil karena belum ada
pembuktiannya (pada saat itu). Namun dengan adanya hadis tersebut menimbulkan beberapa
ketentuan dalam penentuan jenis kelamin dalam kandungan.48
Adapun Ulama kontemporer telah menginterpretasikan hadis tentang penentuan jenis
kelamin dengan banyak penafsiran, adapun beberapa yang populer adalah keterangan berikut ini:49
1. Apabila sperma laki-laki dominan, berarti sperma laki-laki berada di atas sperma perempuan.
Sebab biasanya sesuatu tidak akan berada di bawah yang lain, kecuali bila sesuatu itu telah ada
sebelumnya. Ini berarti perempuan telah mencapai orgasme50 lebih dahulu, lalu sperma laki-laki
berada di atas sperma perempuan. Dengan demikian, terjadilah anak laki-laki dengan izin Allah.
Begitupun sebaliknya apabila sperma perempuan lebih unggul di mana isteri mencapai orgasme
dan menyemprotkan spermanya akan tetapi didahului oleh orgasme suami maka akan terlahir
anak perempuan. Hal tersebut sesuai dengan keterangan pada sub bab metode rekayasa
penentuan jenis kelamin pada kandungan.
2. Maksud al-‘uluww dalam hadis penentuan jenis kelamin adalah ghalabah (dominasi/unggul).
Pada saat itu terjadi dua peristiwa, pertama terlepasnya air mani laki-laki dan air mani
perempuan dari tempat asalnya. Kedua, bertemu dan berkumpulnya dua air mani ini dalam satu
tempat, yaitu kemaluan perempuan. Pada saat inilah dominasi pun terjadi.
3. Sperma laki-laki bersifat basa dan sperma perempuan bersifat asam. Apabila keduanya bertemu
dan sperma perempuan mengalahkan sperma laki-laki, sementara suasana di dalam vagina
asam, maka gerakan sperma berkromosom Y akan melemah dan kalah oleh sperma
berkromosom X, maka anak yang akan lahir adalah perempuan. Begitupun sebaliknya, apabila
sperma laki-laki mengalahkan sperma perempuan dan kondisi di dalam vagina basa, maka yang
akan melemah adalah kromosom X dan yang menang adalah kromosom Y, otomatis anak yang
terlahir akan berjenis kelamin laki-laki.
Pada intinya, menentukan jenis kelamin anak dapat dilakukan dengan dua cara; pertama
mempersiapkan kondisi yang sesuai agar salah satunya mendominasi, seperti telah diuraikan
sebelumnya dengan mengatur waktu senggama, mencuci vagina, mengatur menu makanan dan
lain-lain. Kedua, dengan memisahkan sperma berkromosom X dan sperma dengan kromosom
Y, yang tentunya hanya bisa dilakukan di pusat-pusat pengobatan.51
Pendapat pertama membolehkan menggunakan cara pertama maupun kedua yang dapat
membantu mengetahui jenis kelamin anak, sebagai suatu usaha. Namun perlu disadari hal
tersebut tetap tidak keluar dari kehendak Allah Swt. Namun ada pula para ulama yang hanya
membolehkan dengan cara pertama saja dengan tetap memberi syarat yaitu; hendaknya
47
Ibid, hlm. 56
48
Al-Imam Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalānī, Fathul Bārī, (Kairo: Dar al-Hadits, 2004), juz 7, hlm.
273
49
Abdurrasyid Qasim, Merencanakan Jenis Kelamin Anak, (Solo: Aqwam, 2008), hlm. 57-62
50
Orgasme: puncak kenikmatan seksual
51
Ibid, hlm. 71
11
penentuan jenis kelamin terjadi dalam batasan yang sempit dan hanya untuk keperluan yang
mendesak, jauh dari kepentingan politik secara umum, kemudian dilakukan dengan penuh
kehati-hatian, khususnya saat pemeriksaan air mani di laboratorium serta mengantisipasi faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikhtilath (campur aduk). Terakhir hendaknya tetap
yakin bahwa anugerah semata-mata datangnya dari Allah Swt, sementara manusia hanya bisa
berusaha. Ulama yang berpendapat demikian, di antaranya; Abdullah bin Bih (mantan menteri
Awqaf Mauritania), Ali Sa’id al-Ghamidi (Guru Besar Universitas al-Imam Madinah, Arab
Saudi), dan Mahmud as-Sarthawi (Guru Besar Fakultas Syari’ah, Universitas Yordan).52
Pendapat tersebut salah satunya berdasarkan firman Allah Swt dalam QS. Nūh ayat 11-
12 di bawah ini:
‫ين َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم‬ِ ٍ ِ ِ ِ َّ ‫ ُي ْر ِس ِل‬.‫اس َت ْغ ِف ُروا َربَّ ُك ْم إِنَّهُ َك ا َن غَ َّف ًارا‬
َ ‫ َويُ ْم د ْد ُك ْم ب أ َْم َوال َوبَن‬.‫اء َعلَْي ُك ْم م ْد َر ًارا‬
َ ‫الس َم‬ ْ ‫ْت‬
ُ ‫َف ُقل‬
ٍ ‫جن‬
.‫َّات َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم أَْن َه ًارا‬ َ
Artinya:
(10) Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya
dia adalah Maha Pengampun-, (11) Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat,(12) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa istighfar (mohon ampun) merupakan faktor
penyebab diperolehnya keturunan. Dengan demikian, melakukan usaha yang dapat
menyebabkan lahirnya keturunan, hukumnya tidak berdosa. Sebab, Nabi Nuh tidak berdo’a
selain dengan do’a yang diperbolehkan.53
Selanjutnya berdasarkan qiyas (analogi) hukum al-‘Azl (senggama terputus) adalah
boleh, sebagai upaya untuk mengatur waktu yang tepat untuk mendapatkan anak. Demikian
juga dengan usaha untuk merekayasa jenis kelamin anak, hukumnya sama.54
Adapun berdasarkan kaidah syari’at Islam mengatakan hukum asal dari sesuatu yang
bermanfaat adalah boleh, selagi tidak ada dalil yang melarangnya. Karena tidak ada dalil yang
melarang merekayasa jenis kelamin anak dalam kandungan, maka hukum asal ini pun tetap
berada dalam posisinya sampai ada dalil yang melarangnya.55
Pendapat kedua, ulama yang tidak membolehkan di antaranya Abdurrahman Abdul
Khaliq (ketua Yayasan Ihyā at-Turāts al-Islāmi, Kuwait) dan Muhammad an-Natsyah (hakim
agama di Yordan).Mereka menyatakan bahwa haramnya menentukan dan memilih jenis
kelamin anak, yang semestinya hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. 56 Firman
Allah Swt dalam QS. Asy-Syūrā ayat [42] ayat 49-50:
ِ ‫ض ي ْخلُ ُق م ا ي َش اء يهب لِمن ي َش اء إِنَاثًا ويه‬ ِ ُ ‫لِلَّ ِه ُم ْل‬
َ ‫ب ل َم ْن يَ َش اءُ ال ُّذ ُك‬
‫ أ َْو ُي َز ِّو ُج ُه ْم‬.‫ور‬ ُ ََ َ ُ َ ْ َ ُ ََ ُ َ َ َ ِ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َّ ‫ك‬
.‫يم قَ ِد ٌير‬ ِ ِ
ٌ ‫يما إِنَّهُ َعل‬
ً ‫ذُ ْك َرانًا َوإِنَاثًا َويَ ْج َع ُل َم ْن يَ َشاءُ َعق‬
“(49)Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki.
dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-
anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki, (50) Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-
laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa
yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.”

52
Ibid, hlm. 72-75
53
Ibid, hlm. 78
54
Ibid, hlm. 83
55
Ibid, hlm. 84
56
Ibid, hlm. 76
12
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa Allah penguasa langit dan bumi, Dia berkehendak
mengatur kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.Dia-lah memberikan anugerah anak. Allah
memulai dengan kata ināts (anak perempuan) sebab manusia biasanya cenderung ingin mempunyai
anak laki-laki. Karena itulah Allah memulai dengan kata ināts, untuk menegaskan bahwa perkara
ini termasuk anugerah, kehendak, dan takdir Allah. Masalah ini erat kaitannya dengan akidah.57
Pendapat lain menyebutkan penentuan jenis kelamin anak dalam kandungan tidak
diperbolehkan apabila tujuannya untuk membatasi jenis kelamin anak dalam kandungan, di
samping tidak dapat dibenarkan menurut Islam karena sangat berpotensi mendeskriminasikan
eksistensi anak, juga merupakan upaya mengintervensi wilayah ke-Maha Kuasa-an Allah Swt
dalam penciptaan Manusia.58
Adapun berdasarkan hadis yang telah diteliti kualitas sanad dan matannya pada bab 3
menunjukkan cara menentukan jenis kelamin anak. Hadis tersebut terdapat dalam kitab Shahih
Muslim. Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim menurut para ulama pada umunya
berkualitas shahih atau dinilai shahih oleh sebagian besar ulama hadis.59
Beberapa pendapat tentang memperoleh anak dengan cara bayi tabung atau inseminasi
buatan menurut pandangan Islam termasuk masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat
hukumnya secara spesifik di dalam al-Quran dan as-Sunnah, bahkan dalam kajian fiqih klasik
sekalipun.60Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) hukum bayi tabung adalah mubah (boleh)
apabila sperma dan ovum yang dipertemukan berasal dari pasangan suami istri yang sah.Hal
tersebut diperbolehkan karena termasuk ke dalam hak (ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama). 61
Kemudian pasangan suami-istri yang melakukan program bayi tabung harus pasangan yang
memang memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan tersebut untuk memperoleh
keturunan. Hal ini sesuai dengan kaidah al-hajatu tanzilu manzilah adh-dharurat, yaitu hajat atau
kebutuhan yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat.62
Hadis tentang penentuan jenis kelamin dalam kandungan merupakan hadis qauli. Perkataan
Nabi Saw yang berarti berdasarkan wahyu dari Allah Swt. Nabi Saw memang mempunyai dua
dimensi, di satu sisi beliau merupakan manusia biasa seperti yang lainnya, dan di sisi lain sebagai
manusia istimewa karena utusan Tuhan. Bisa jadi, pernyataan Nabi Saw dalam kasus menjawab
pertanyaan salah seorang Yahudi tersebut adalah satu dari sekian wahyu yang diturunkan Allah
Swt kepada Rasulullah Saw. Hal ini kemudian menjadi inspirasi mereka yang ahli dalam bidang
sains untuk melakukan penelitian, yang mana hasilnya seperti uraian yang telah dipaparkan pada
bab IV poin B.1 dan B.2.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, serta menjawab rumusan masalah dalam penelitian
ini, maka berikut ini beberapa hal yang dapat disimpulkan:
1. Hadis tentang rekayasa penentuan jenis kelamin dalam kandungan setelah diteliti kuantitas
sanadnya ternyata dapat dinyatakan sebagai hadis ahad masyhur sedangkan kualitas sanadnya
57
Ibid, hlm. 86
58
Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit,
hlm. 289
Dadi Nurhaedi, Kitab Shahih Ibnu Khuzaimah, dalam M. Al-Fatih Suryadilaga (Ed.). Studi Kitab Hadits,
59

(Yogyakarta: Teras, 2003), cet 1, hlm. 73


60
Husni Thamrin, Aspek Hukum Bayi Tabung Dan Sewa Rahim, (Yogyakata: Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 84
61
M. Muhammad Bajri, Fiqih Kesehatan Kontemporer, (Jakarta Timur: Trans Info Media, 2014), hlm. 157. Lihat
pula: Ma’ruf Amin, dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (tt: Erlangga, 2015), hlm. 703
62
Mahyuddin, Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2008), cet ke-7, hlm. 189
13
sendiri sudah memenuhi kriteria sebagai hadis shahih, karena sanad hadisnya muttashil
(bersambung), para perawinya dinilai ‘adil dan dhabit, kemudian terhindar pula dari ‘illat dan
syadz. Sedangkan kualitas matannya setelah diteliti tidak bertentangan dengan ayat al-Quran, hadis
lain yang memiliki tema serupa, dan tentunya tidak bertentangan dengan akal sehat.
2. Ketika merekayasa penentuan jenis kelamin anak dalam kandungan terdapat beberapa metode
yang harus dilakukan, yang nantinya kondisi tubuh pasangan suami isteri dapat mendukung untuk
merekayasa salah satu jenis kelamin anak yang diinginkan. Sedangkan pada proses bayi tabung
penentuan jenis kelaminnya dapat ditentukan dengan cara memisahkan antara sperma dengan
kromosom X dan sperma dengan kromosom Y, bila menginginkan anak laki-laki maka yang akan
dipertemukan dengan sel telur di cawan khusus adalah sperma yang berkromosom Y, begitupun
sebaliknya.
3. Para ulama berbeda pendapat mengenai hadis rekayasa penentuan jenis kelamin dalam kandungan.
Namun dari semua pendapat mengindikasikan bahwa rekayasa penentuan jenis kelamin dapat
dilakukan dengan berbagai metode, yang mana metode tersebut juga sesuai dengan keterangan
pada pengetahuan modern saat ini. Adapun mengenai hukum merekayasa penentuan jenis kelamin
dalam kandungan para ulama memiliki pandangannya masing-masing, ada yang membolehkan dan
ada pula yang melarangnya secara mutlak.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalānī, Ibnu Hajar. 2004. Fathul Bārī. Kairo: Dar al-Hadits
Amin, Ma’ruf, dkk. 2015. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975. Ttp: Erlangga
Al-Baihaqī, Abī Bakar Ahmad bin al-Husain Ibnu Alī.1344 H. Sunan Al-Kubrā.Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyah. Juz 1
Bajri, M. Muhammad. 2014.Fiqih Kesehatan Kontemporer. Jakarta Timur: Trans Info Media
Al-Baqī, Muhammad Fu`ād. Tt.Mu’jam Mufahras li Alfāzh al-Qurān al-Karīm. Kairo: Dar al-Hadīts
Citrawathi, Desak Made. 2014.Sistem Reproduksi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
HAM, Musahadi. 2000. Evolusi Konsep Sunnah: Implikasinya pada Perkembangan Hukum Islam.
Semarang: CV. Aneka Ilmu
Luthfi, Muchtar. 2008. Reproduksi Sehat Dalam Perspektif Islam.Jakarta: Aula Pustaka
Mahyuddin. 2008. Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini.
Jakarta: Kalam Mulia. Cet 7
Al-Naisaburi, Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah. 1412 H.Shahih Ibnu Khuzaimah.
Beirut: al-Maktab al-Islami. Jilid 1
Al-Naisaburi, Al-Imām Abī Husain Muslim al-Hajjāj al-Qusyairī. 2011. Shahīh Muslim. Beirut: Dar al-
Fikr. Juz 1
Al-Najjar, Zaghlul Raghib. 2013. Buku Pintar Sains Dalam Hadis. Jakarta: Zaman
Nurhaedi, Dadi.2003. Kitab Al-Sunan Al-Sagir Al-Baihaqidalam M. Al-Fatih Suryadilaga (Ed.).Studi
Kitab Hadits. Yogyakarta: Teras. Cet 1
Permadi, Wiryawan, Tono Djuwantono, dkk. 2008. Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro.
Bandung: PT. Refika Aditama
Prayitno,Sunyoto. 2014.Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Saufa
Purwoastuti, Endang, Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Qasim, Abdurrasyid. 2008. Merencanakan Jenis Kelamin Anak. Solo: Aqwam
Qutub, Sayyid. 2006. Tafsir Fī Dzilal al-Qurān. Jakarta: Gema Insani
Roswita. 2009. Assisted Reproduction Technology (ART) - Menanti Si Buah Hati. Yogyakarta: ANDI
Said HM, Muhammad.2014. Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum
Islam.Artikel Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru
14
Shettles, Landrum B, David M. Rorvik. 2008. Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda. Jakarta: Daras
Books
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. vol. 8
Sigma. 2012. Mau Bayi Laki-laki Atau Perempuan?.Yogyakarta: G-Media

15

Anda mungkin juga menyukai