1. Transfusi darah hanya dilakukan untuk keadaan yang mengancam nyawa dan tidak
ada alternative lain
2. Menggunakan obat – obatan untuk mencegah atau mengurangi perdarahan aktif
( misalnya Oksitosin )
3. Jika memungkinkan gunakan pengganti darah untuk mengganti volume yang hiang
seperti cairan pengganti berbasis kristaloid (ringer laktat).
Prioritas Intervensi HIV dalam respon bencana adalah pencegahan penularan HIV
yang termasuk di dalam Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM), yaitu :
1. Memfasilitasi dan menekankan penetapan pencegahan standar
2. Menyediakan Pencegahan pasca paparan (post exposur prophylaxis) untuk
mencegah penularan HIV (sebagai bagian dari perawatan klinis untuk korban
perkosaan dan paparan kerja)
3. Memastikan praktik transfuse darah yang aman
4. Menjaga ketersediaan Kondom gratis
5. Memastikan ketersediaan antiretroviral (ARV) untuk melanjutkan pengobatan
pada orang – orang yang sudah menjalani ARV sebelum bencana, termasuk
pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT)
sumber: Kebijakan AIDS Indonesia. 2018. Penanggulangan AIDS dalam Suasan
Tanggap Darurat Bencana. diakses pada 11 Mei 2018 di
http://www.kebijakanaidsindonesia.net