Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI

Di Susun Oleh :

ANGGI APRILIA PUTRI (2015471022)

Dosen Pengampu :

1) Prasetyowati, S.Pd.,M.Kes
2) Sumiyati, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam proses penyusunan
makalah ini saya menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai
pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Penyuluhan Peran Mahasiswa Dalam
Pemberantasan Korupsi terkait dengan materi mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Penyuluhan ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, juga untuk memperluas pengetahuan tentang
pentingnya peran generasi muda (mahasiswa) dalam mengurangi tindak pidana korupsi.

Dalam penulisan laporan ini jika didapati kekurangan dari segi teknik penulisan
maupun isi, maka mohon saran dan kritiknya baik dari Dosen pengajar maupun dari
pembaca, dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan penyuluhan ini serta memperluas
pengetahuan penulis tentang Pentingnya Peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi
Dalam Mengurangi Tindak Pidana Korupsi.

Kota Metro, 17 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. ......................................2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................4


B. Tujuan Kegiatan....................................................................................................4
C. Manfaat Kegiatan..................................................................................................5

BAB II PELAKSAAN

A. Waktu Penyuluhan ..............................................................................................6


B. Sasaran Penyuluhan.............................................................................................6
C. Metode Penyuluhan.............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................7

B. Saran...................................................................................................................8

LAMPIRAN

A. Materi Penyuluhan.............................................................................................9
B. Bukti penyuluhan.............................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi di Indonesia ini sangat beragam macamnya, pelakunya, modusnya, dari tingkat
kecilsampai kelas kakap semua ada negara kita tercinta, sangat ironis sekali saat kita melihat
fakta ini karenabegitu banyak rakyat kita yang masih tergolong belum sejahtera namun para
tikus-tikus kantor tersebutenak-enakan menikmati hasil korupsinya diatas penderitaan
rakyat.Disisi lain Negara ini memiliki Agent of Change yang tidak lain adalah para
mahasiswa kita yangjumlahnya sudah jutaan di semua perguruan tinggi negri maupun swasta,
mahasiswa merupakan bibityang akan tumbuh menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
negaranya ataupun bisa juga malah akanmenjadi beban dan menyusahkan negaranya.Oleh
sebab itu, sebelum para penerus cita-cita bangsa ini meneruskan langkah pastinya,
mahasiswaseharusnya dibekali pendidikan tentang korupsi supaya para mahasiswa bisa
memilah mana yang bisadikatakan korupsi mana yang bukan, karena kriteria korupsi sendiri
ini sangatlah Kompleks jika kita tidak berhati hati

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan kepada Mahasiswa adalah :
Tujuan Umum :
1. Untuk memahami pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui Penyebab korupsi
3. Untuk mengetahui contoh korupsi pada mahasiswa
4. Untuk Mengetahui dampak korupsi pada mahasiswa
A. Untuk mengetahui cara Pencegahan korupsi yang dapat dilakukan mahasiswa

Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penyuluhan penelitian didasarkan oleh memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

4
C. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan penyuluhan ini berupa manfaat
teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

a. Manfaat Akademik

1. Hasil temuan penyuluhan diharapkan bisa meningkatkan wawasan keilmuan tenaga


pendidikkan tentang pentingnya pendidikan antikorupsi pada mahasiswa
2. Penyuluhan ini bisa menambah pengetahuan akan pentingnya internalisasi nilai-nilai
Islami dalam pendidikan anti korupsi pada muatan materi Pendidikan budaya anti
korupsi, dan materi pelajaran lainnya serta dapat meningkatkan motivasi dan
kreativitas mahasiswa dalam menginternalisasikan nilai-nilai islami dalam pendidikan
antikorupsi di semua mata pelajaran.

b. Manfaat Praktis

1. Penyuluhan diharapkan bisa memberikan kontribusi positip berupa informasi ilmiah


guna menyempurnakan internalisasi nilai-nilai Islami dalam pendidikan anti korupsi
pada muatan materi Pendidikan budaya anati korupsi pada mahasiswa sehingga
meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
2. Memberikan wacana dan wawasan kepada mahasiswa akan pentingnya internalisasi
nilai-nilai Islami dalam muatan materi pendidikan di sekolah untuk membentuk
mahasiswa yang berakhlak mulia.
3. Penyuluhan ini diharapkan bisa memberi pandangan kepada Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan pentingnya internalisasi nilai-nilai Islami dalan
pendidikan anti korupsi di kampus

5
BAB II

PELAKSANAAN

A. Waktu penyuluhan
Hari/Tanggal : sabtu, 17 April 2021
Waktu : 11.00 WIB - selesai
Tempat : Rumah Mahasiswa

B. Sasaran Penyuluhan
Mahasiswa adalah sasaran kegiatan dari penyuluhan pendidikan budaya anti
korupsi pada mahasiswa poltekkes tanjung karang. Dipilihnya Mahasiswa poltekkes
tanjung karang sebagai sasaran didasari oleh informasi dari pemegang program bahwa
kejadian korupsi banyak sekali terjadi di lingkunan kampus

C. Metode Penyuluhan
Penyuluhan ini dilakukan di Rumah Mahasiswa. Metode yang dilakukan
adalah penyuluhan dengan metode diskusi kasus, ceramah, dan tanya jawab.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penyuluhan tersebut kedua mahasiswa belum seberapa memahami


mengenai korupsi.oleh sebab itu Salah satu yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan
korupsi dan anti korupsi. Menggunakan berbagai metode yang dapat diterima oleh mahasiswa
akan mempermudah penyampaian dan penanaman materi yang diharapkan dapat
menanggulangi kegiatan korupsi.Oleh karna itu Nilai integritas sebaiknya ditanamkan sedini
mungkin agar mahasiswa menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan hidup. Selain
baik untuk membangun karakter yang bagus, tentu menjadi upaya kita juga untuk mencegah
dan akhirnya mengurangi tindak korupsi di sekitar kita dan di masa yang akan
datang.Ditanamkannya pendidikan anti korupsi sejak dini hingga dewasa kepada mahasiswa
juga bertujuan agar memiliki jiwa antikorupsi.

Tanggungjawab usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya menjadi


tangungjawab penegak hukum saja tapi juga menjadi tanggungjawab setiap elemen
masyarakat khususnya kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa dan Negara.
Peranan pemuda dalam usaha pemberantasan korupsi di Indonesia sangatlah penting
peranannya. Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pemeberantasan
korupsi di Indonesia, karena hanya dengan pendidikan penanaman karakter anti karupsi
kepada masyarakat khususnya pemuda dapat ditanamkan.

Di sinilah kaum muda dapat mengambil peranan dalam pemberantasan korupsi,


mereka harus menuntut ilmu dengan giat kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari, dan menyurakan anti-korupsi karena, suara-suara para pemuda kerap kali
merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara
mereka sendiri. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi, mahasiswa
mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan sistem
termasuk didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang
lain, mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta
pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat
banyak.

7
B. SARAN

Agar terwujudnya mahasiswa sebagai generasi anti-korupsi, bukan hanya kesadaran


dari diri mahasiswa sendiri tetapi harus adanya dukungan penuh keluarga, lingkungan dan
juga pemerinta.

8
LAMPIRAN

A. Materi Penyuluhan

A. Mahasiswa dan sejarah perjuangannya

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak,
namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa.
Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari
mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatridalam
diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan
atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan
hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu
untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan
mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan
bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan
muncul tokoh dan pemimpin bangsa.

Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa


Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswa kedokteran
STOVIA. Demikian juga dengan Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan
tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika pemerintahan bung Karno labil, karena situasi politik
yang memanas pada tahun 1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan semangat bagi
pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Demikian pula, seiring dengan
merebaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh orde baru, mahasiswa
memelopori perubahan yang kemudian melahirkan jaman reformasi. Demikianlah perjuangan
mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk memerangi ketidakadilan. Namun
demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Di masa sekarang ini, mahasiswa
dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa
lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang
merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh
utama bangsa Indonesia dan harus diperangi.

9
B. Apa itu Korupsi?

Dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus mengenal
lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui apa itu korupsi.
Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi menurut
hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta
yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.

Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli mengklasifiksikan


penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang membagi penyebab terjadinya
korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:

1. Wilayah Individu, dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas


personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di
dalamnya adalah faktor kemiskinan.
2. Wilayah Sistem, dikenal sebagai aspek institusi/administrasi. Korupsi
dianggapsebagai konsekuensi dari kerja sistem yang tidak efektif. Mekanisme kontrol
yang lemah dan kerapuhan sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi.
3. Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya, yang
meliputi hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non pemerintah.
Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif dan kurang
perduli dengan hal-hal yang tidak terpuji. Di samping itu terjadinya pergeseran nilai,
logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Adapun dampak dari korupsi
bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek.

Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah


a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,
b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
d. penderitaan sebagian besar masyarakatdi sektor ekonomi, administrasi, politik,
maupun hukum,

10
e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis
terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.
Strategi Pemberantasan Korupsi Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang
mudah.Dari pengalaman Negara-negara lain yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap
elemen bangsa dan masyarakat harus dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui
cara-cara yang simultan. Upaya pemberantasan korupsi meliputi
beberapa prinsip, antara lain:
a. memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b. upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c. tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi
berbagaui elemen.
Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang perlu dikembangkan
adalah strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative
dan edukatif. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan
system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-
prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong
setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.
Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan
penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi. Sedangkan strategi edukatif adalah upaya
pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi
korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat
perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui
pesan-pesan moral.

C. Mahasiswa dan Potensi yang dimilikinya

Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan


strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa
harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang
dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi.

Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita akan
mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa
11
merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat,
pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut
disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois,
dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat
menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di
masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah
yang lebih baik.
Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial terhadap
penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan
publik dari pemerintah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan
politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah
dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak
yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan
demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa
mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan
yang sangat besar untuk menekan pemerintah.

D. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi dan Peran Mahasiswa di


lingkungan kampus.

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan
terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa
diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini
merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi
kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada pemerintah agar
undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di
samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru
dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain
itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon
12
mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses
penerimaan mahasiswa.
Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan
terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat
dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar
Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan
kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap
laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya. Sedangkan
upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media berupa
seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan
korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat
dimanfaatkan juga
Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh
gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus
memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung
jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.

E. Peran Mahasiswa dalam Masyarakat dan penentuan kebijakan


publik.

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor


pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan perilaku
terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi
peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu
melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal
adalah peristiwa turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi
mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak
berpihak pada masyarakat.
Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja
13
dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa
tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif.
Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau
kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani
melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang
Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan
pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku
korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas
terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun
pembentukan opini publik

B. Bukti Penyuluhan

14

Anda mungkin juga menyukai