Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Aspek Hukum Dalam
Pembangunan” dalam menempuh Program Sarjana (S-1)

Oleh :
Faisal Hadi A 4122.3.15.11.0007

Dosen :
Jack Narsio Arnesto, S.T, M.Ec, Dev.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
KOTA BANDUNG
2020
KRONOLOGI PENYEBAB COR BETON TOL BORR TUMPAH MENURUT PT
MSJ

Tirto.id, BOGOR – Direktur Utama PT. Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmojo
memberikan penjelasan terkait insiden tumpahnya cor beton di proyek Jalan Tol Bogor
Outer Ring Road (BORR).

Hendro menjelaskan pada pukul 05.15 WIB Rabu (10/7/2019) dilakukan pengecoran beton
di lokasi proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road seksi 3A. Pengecoran itu berlokasi di
Simpang Yasmin – Simpang Semplak arah menuju Parung, tepatnya di Pier 10 depan
Perumahan Taman Sari Persada Kota Bogor.

Hendro menerangkan, saat proses pengecoran beton berjalan, balok penyangga formwork
(cetakan) tidak kuat. Akibatnya, balok melengkung dan jatuh sehingga cor beton tumpah ke
jalan arteri di bawahnya.

“Kejadian tersebut terjadi saat pengecoran pada Truck Mixer yang ke – 22 dari total
rencana 25 Truck Mixer,” kata Hendro pada hari ini.

Dia menambahkan insiden itu menyebabkan dua orang pekerja mengalami luka ringan.
“Saat ini sudah dalam perawatan,” ujarnya.

Demi keaman dan kenyamanan pengguna jalan, kata dia, PT Marga Sarana Jabar (MSJ)
telah menghentikan pekerjaan di Tol BORR untuk sementara dan mengevaluasi metode
pelaksanaan proyek secara menyeluruh.

Menurut Hendro, evaluasi itu dilakukan Bersama Kontraktor PT PP (Persero) Tbk dan
Konsultan Perencana PT Indec KSO.

Untuk mengidentifikasi penyebab insiden ini, kata Hendro, Tim Komisi Keamanan
Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) akan melakukan peninjauan ke lokasi Proyek
Jalan TOL BORR Seksi 3A.

“Nantinya hasil evaluasi tersebut akan diaplikasikan dalam metode kerja agar kejadian
yang sama tidak akan terulang lagi,” ujar dia.

“Serta evaluasi untuk memastikan keamanan dan kenyaman pengguna jalan,” tambahnya.

1
- IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KASUS
Kronologi tumpahnya cor beton Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi 3A
terjadi pada hari Rabu, 10 Juli 2019 sekitar pukul 05.15 WIB yang berlokasi di Simpang
Yasmin – Simpang Semplak arah menuju Parung.

Pada saat proses pengecoran beton berjalan, balok penyangga formwork (cetakan) tidak
kuat. Akibatnya, balok melengkung dan jatuh sehingga cor beton tumpah ke jalan arteri di
bawahnya. Kejadian tersebut terjadi saat pengecoran pada Truck Mixer yang ke – 22 dari
total rencana 25 Truck Mixer.

Dari Insiden tumpahnya cor beton Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR)
menyebabkan dua orang pekerja mengalami luka ringan, dan saat ini sudah dalam
perawatan.

PT Marga Sarana Jabar (MSJ) selaku pemilik Proyek Jalan Tol BORR telah melakukan
evaluasi dilakukan bersama Kontraktor PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan
Konsultan Perencana PT Indec KSO. Sedangkan Tim Komisi Keamanan Jembatan dan
Terowongan Jalan (KKJTJ) akan melakukan peninjauan ke lokasi Proyek Jalan TOL
BORR Seksi 3A.

- PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KASUS


1. PT. Marga Sarana Jabar (MSJ), selaku pemilik Proyek Tol BORR
2. PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero, selaku Kontraktor Proyek Tol BORR
3. PT. Indec KSO. Selaku Konsultan Proyek Tol BORR

- PEMBAHASAN ATURAN ATAU HUKUM KASUS


ACUAN MASALAH KASUS DILIHAT DARI ASPEK HUKUM BERDASARKAN
UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 18 TAHUN 1999 TENTANG
JASA KONSTRUKSI :

BAB V
Pasal 23 Ayat 1 dan 2

2
1) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
beserta pengawasannya yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan
penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran

2) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib mengetahui ketentuan tentang


keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan,perlindungan kerja serta tata
lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi

BAB VI
Pasal 26 Ayat 1

1) Jika Terjadi Kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau
pengawas konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan
bidang profesi dan dikenakan ganti rugi

BAB X

Pasal 43 Ayat 1, 2 , dan 3

1) Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak


memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi
atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau
dikenakan denda paling banyak 10% dari nilai kontrak.
2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan
atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan
mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan
pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5%
dari nilai kontrak.

3) Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan


sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan pekerjaan
konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan
menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan
dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.

- KEPUTUSAN HUKUM DARI KASUS TERKAIT

3
Setelah melakukan evaluasi atas terjadinya kasus ‘Cor Beton Proyek Tol BORR
Tumpah’
yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi (K2), Komisi Keamanan Jembatan
dan Terowongan Jalan (KKJTJ), dan Dirjen Bina Konstruksi Kementrian PUPR.
Dirjen Bina Konstruksi, Kementrian PUPR, selaku Ketua Komite K2, Syarif
Burhanuddin memberi sanksi kepada Kotraktor PT. Pembangunan Perumahan (PP)
Persero, dan Konsultan PT. Indec KSO seperti pada UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi Bab X Pasal 43 ayat 1 sampai 3 karena lalai dalam pekerjaan konstruksi
sehingga menimbulkan kegagalan suatu pekerjaan konstruksi dan dikenai pidana paling
lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% dari nilai kontrak.

- KESIMPULAN KOMENTAR ATAS KASUS TERKAIT

Dari Kasus yang telah terjadi perlu pengawasan yang lebih ketat, kontrol terhadap proses
pembangunan, dan ketegasan dari PT. Marga Sarana Jabar (MSJ) selaku pemilik Proyek
“Tol Bogor Outer Ring Road” yang membuat Kementrian PUPR sampai turun tangan atas
kasus yang terjadi.
Selain itu ada beberapa aspek yang harus diperhatikan meliputi perencanaan,
penjadwalan, pengendalian, dan memperhatikan pelakasanan program kesehatan
keselamatan kerja (K3), Selain itu dalam pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan
kerjasama antar organisasi secara solid dan terstruktur. Selain itu perlu untuk memeriksa
ulang, mengganti metode kerja, dan memperbaiki langkah kerja demi berjalannya proyek
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai