BAB |
PENDAHULUAN
Materi ini khusus membahas tentang bagaimana CSE harus memeriksa kesiapan
kontraktor dalam pekerjaan konstruksi (jalan maupun jembatan)} yaitu mengenai jenis
kegiatan, pelaku terlibat dan tanggung jawab masing-masing pelaku agar pekerjaan
konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
Pekerjaan konstruksi jalan maupun jembatan (civil works), hingga saat ini umumnya
dibiayai dengan dana Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi ataupun
Pemerintah Kabupaten. Selain itu sebagian sumber dananya berasal dari investor (jalan
tol) atau swasta (misal : jalan khusus di perkebunan). Namun mekanisme
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus dilaksanakan dengan tatacara baku terdiri
dari unsur pelaksana dan unsur pengawas (jika perlu merangkap menangani review
design), yang melakukan interaksi untuk menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pekerjaan konstruksi umumnya merupakan satu paket di dalam Proyek
Pembangunan Jalan dan Jembatan, diberikan kepada kontraktor sebagai penyedia jasa
melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata cara pengadaan jasa
konstruksi yang telah ditetapkan. Kontraktor difungsikan sebagai pelaksana lapangan,
diikat oleh Proyek melalui Pinpro/Pinbagpre Fisik dengan surat perjanjian kontrak dan
diawasi oleh konsultan supervisi. tkatan kontrak bagi Konsultan Supervist sebagai
penyedia jasa, {ditunjuk melalui pelelangan atau pemilihan tangsung) dilakukan oleh
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan, tugas utamanya adalah
membantu Pinbagpro Fisik mengawasi pelaksanaan pékerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor.
Guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan
tepat waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu antara lain
berupa : jadwal petaksana proyek (dengan jenis bar chart, S — Curve, cash flow), pre
construction meeting, penyiapan review design, penyelenggaraan show cause meeting,
penyiapan laporan periodic (bulanan, tri wulanan). Jika seluruh rangkaian kegiatan
peiaksanaan dan pengawasan tersebut telah menghasiikan suatu produk yang memenuhi
persyaratan teknis maupun administratif, mengawali tahap akhir adalah penyelenggaraan
Provisional Hand Over (PHO), dilanjutkan dengan Final Hand Over (FHO) setelah melaiui
tahap garansi proyek. Dalam hal ini FHO dapat diartikan sebagai batas waktu
BAB II
KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN
Ukuran keberhasilan pelaksanaan suatu proyek (paket proyek fisik) ialah apabila mutu
produk akhir yang dicapai sesuai dengan: -persyaratan teknis dalam dokumen kontrak; -
dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah disepakati di dalam surat perjanjian
kontrak; -menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya
pembiayaan yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.
Beberapa indikator penyebab ketidaksesuaian atau ketidakberhasilan adalah: -
dakumen perencanaan teknis (dituangkan menjadi drawings) tidak disiapkan secara teliti
akibat keterbatasan biaya maupun waktu; -pilihan yang diambil berupa modul!-modul
perencanaan teknis diperhitungkan dengan data yang terbatas. Keterbatasan biaya dan
waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full engineering design untuk
rouan ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah dimana peningkatan ataupun
pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan perlu
dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan dokumen pendukung
lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan. Dengan pendekatan
tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan perencanaan.
Secara keseluruhan penyelenggaraan proyek (fisik) memerlukan alat kontrol dalam
upaya mendekati pencapaian tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Pada Tabel 2.1
disajikan kelompok dan jenis kegiatan-kegiatan yang tazimnya cigunakan sebagai alat
kontrol.
Kelompok Kegiatan
1 | Persiapan Dokumen Surat Perintah Mulai Kerja
Construction Schedule
Pre Construction Meeting _
2 | Persiapan Fisik Lapangan Project Quality Plans
Mobilisasi
Review Design
3 | Proses Pembayaran Advance Payment
Buku Harian dan Laporan
Show Cause Meeting
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
4 Pekerjaan Tambah Kurang Pekerjaan Tambah / Kurang
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Denda (Liquidated Damage)
Eskalasi / De-eskalasi Harga
2 | Perselisihan Penyelesaian Perselisihan Kontrak
6 | Serah Terima Provisional Hand Over
Final Hand Over
Analisis dari pertanyaan di atas menghasilkan komponen dan jumlah kegiatan yang
berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan, dan indikasi kesulitan dan risiko dalam
menyelesaikannya. Analisis juga menghasilkan waktu dan periode pekerjaan, metoda
pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan dan dana yang harus disiapkan. Langkah dalam
menyusun jadual pelaksanaan dapai dilihat pada Tabel 2.2,
[| Tahap _ _| Kegiatan
Persiapan e Kajian dokumen: -dokumen kontrak; -Gambar
rencana; -Daftar kuantitas
Persyaratan Pekerjaan: -spesifikasi dan syarat
Berikut adalah Gambar 2.1. sebagai contoh penjelasan lebih rinci tentang
penggunaan Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :
C) = Event
NE = No. of Event
EET = Earliest Event Time
LET = Latest Event Time
Pada Tabel 2.3 disajikan contoh hasil analisis suatu rangkaian kegiatan serta kaitan
dengan kegiatan lainnya, hingga diketahui saat satu kegiatan harus dimulai dan diakhiri.
Catatan:
Pemanfaatan Metoda Lintasan Kritis disarankan untuk pekerjaan bersifat multi tahun,
karena permasalahan yang komplek didasarkan atas variasi pekerjaan dan waktu
pelaksaanaan. Banyak kasus yang ditemui pada pekerjaan mult tahun namun belum
memanfaatkan kemudahan controlling yang diberikan oleh metoda ini.
Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana,
menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang dikenai yaitu
basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan blok jadwal masing-masing
kegiatan berdiri sendiri, sedangkan linked chart digambarkan blok jadwal masing-masing
dikaitkan dengan kegiatan lain baik awal maupun akhir kegiatan. Pada link chart
dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain, meskipun
tidak sejelas Critical Path Method. Pada metoda ini tidak tergambarkan lintasan kritis
yang terjadi. Pada Gambar 8.3 dapat dilihat tipikal contoh metoda Bar Chart. Bar Chart
pada proyek jalan biasanya dilengkapi dengan nomer, nama kegiatan, kuantitas dan
waktu pelaksanaan dari setiap pay item sesuai dengan kontrak.
Rincian kebutuhan biaya bulanan per pay item dinyatakan dalam prosen terhadap
~F
Dari total prosentase rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung
jumlah prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan. Kurva yang
menghubungkan prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan inilah
yang disebut Kurva S.
Substansi pokek yang dibahas dalam Pre Construction Meeting dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
{eee er ieiRinclan-
kp
a
1 pakasl pase pasa penting Pekerjaan tambah an
0190000600Of
dalam dokumen kontrak Termination atau forfeiture
Mobilisasi
Maintenance and protection of traffic
Sub Letting
Insurance of works
Organisasi kerja
2 | Prosedur administrasi Request and Approval. dalam = rangka
penyelenggaraan pekerjaan Examination of Works
Extension time for completion of works
6
Gambar kerja dan kelengkapannya.
o
Pengajuan MC (Monthly Certificate)
oa
PHO dan FHO
Pembuatan Addendum Kontrak
9o
Tabel 2.6 Masalah yang dijelaskan olen setiap Posisi Pemerintah dalam PCM
Nol Do Posisi
; Atasan 2.5,
2 eo. _Masalah yang dijelaskan
- dilakukan | 1E
langsung © Sebagai moderator dan nara sumber.
Pinpro _a Prinsip umum pelaksanaan proyek.
Pinpro/Pinbagpro Kebijakan teknis tentang Review Design. (tanggung
6
Pengawas jawab Pinbagpro terhadap Review Design; prosedur
survey; penyelesaian dan pedoman pelaksanaan
pekerjaan).
Periode dan Prosedur Review Design (Metodofogi
surveil; pembuatan gambar kefja; proses
administrasi, proses Addendum (atau Memorandum)
Kontrak).
o Prosedur dan jadual kerja tenaga konsultan supervisi
(mobilisasi dan demobilisasi).
TOR (personel, tugas dan tanggung jawab konsultan
supervisi.
Tugas kensultan dalam membuat laporan supervisi
kemajuan pelaksanaan fisik dan pengarsipan
penyerahannya (seperti: Monthly Executive
Summary; Monthly Progress; Quarterly; Quality
Control; Technical Report {Review Design/Technical
Justification); Technical Paper, Draft Final ; Final
Report),
Penilatan performance terhadap konsultan atau
kontraktor
Melakukan uji petik secara periodik..
Penyiapan As built drawing sesuai standar.
Penyiapan data original desain (per segmen)
mencakup seperti: -Tipe dan lebar perkerasan; Besar
lendutan; CBR; IRI, RCI.
akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak
konsultan.
Pada Tabel 2.7 dijelaskan mengenai posisi dan masalah menjadi bagian dari
kontraktor dan konsultan.
Tabel 2.7 Posisi dan Masalah Yang Harus Dijelaskan Oleh Kontraktor dan konsultan
NOs:
NaF Posist
1 Kontraktor Rencana Keria pada eal mobilise! yang meta:
° Mobilisasi peralatan dan personel
0 Survei lapangan (Drainase; Perkerasan Jalan;
Struktur)
Oo Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor (setelah
survei lapangan selesai), meliputi :Perkerasan jalan;
Bahu jalan
oO Pemeliharaan rutin (setelah SPMK terbitkan).
Rencana Kerja dan Review Design :
° Pembuatan gambar kerja (didasarkan atas survey
standard ),
° metode (cara) pelaksanaan konstruksi
o struktur organisasi ( personel, tugas dan
tanggungjawab)
mobilisasi personel
bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta
calon sub kontraktomya.
Peralatan (Jumlah. jenis dan mobilisasi)
Pengadaan Bahan Jalan dan Jembatan( jin, bahan
konstruksi -Aspal, -Agregat, -Tanah timbunan-,
Lokasi dan Jumlah deposit quarry, Kualitas bahan
jalan/struktur, dan cara pengujiannya).
Rencana kerja berdasarkan S— Curve
Project Quality Plans (PQP) disusun pada saat Pre Construction Meeting,
menjelaskan mengenai: -informasi dan organisasi proyek (konsultan dan kontraktor),
2.2.2 Mobilisasi
a. Mobilisasi
Kegiatan
Mobilisasi metiputi kegiatan persiapan dan mendatangkan:
* fasilitas lapangan (base camp) (misalnya: kantor untuk proyek, konsultan,
kontraktor; tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang, dan construction
plant)
= peralatan berat dan kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
* peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku, mutu bahan olahan
dan mutu pekerjaan jadi.
* personel-personel kontraktor dan konsultan.
Jangka waktu
Jangka waktu waktu mobilisasi ditentukan dalam Spesifikasi Umum, umumnya waktu
yang disediakan dibatasi 60 hari terhitung sejak COW, dan seluruh peralatan
laboratorium harus sudah terpasang 45 hari terhitung sejak COW.
lin Pemasukan
«Ijin pemasukan alat berat dan peralatan laboratorium ke lokasi proyek dikeluarkan
oleh Pinpro/Pinbagpro
« Apabila alat berat dan peralatan laboratorium belum diproduksi atau harus import
dari luar negeri, rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro perlu diajukan oleh kontraktor
sebelum memproses sesuai presedur dan ketentuan yang berlaku.
diinginkan, seperti kerusakan jalan atau ambruknya jembatan karena angkutan alat
berat yang lewat melebihi batas muatan. Ijin penggunaan ditujukan kepada Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
. Quarry
Pemeriksaan
Jika di sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, perlu dipilih
lokasi dari deposit quarry di tempat lain. Material harus memenuhi persyaratan mutu
bahan baku, dan untuk menjamin mutu kensultan harus melakukan pengujian mutu
bahan baku di laboratorium, serta perkiraan volume deposit quarry yang tersedia.
Kontraktor wajib membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut.
. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan pihak kontraktor dari luar proyek misalnya aspal,
semen, besi beton, harus memperoleh persetujuan Pinpro/Pinbagpro. Persetujuan
penggunaan didasarkan atas hasil pengujian di laboratorium terhadap bahan tersebut
diiakukan oleh Kensultan atas perintah Pinpro/Pinbagpro.
f. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan bertahap sesuai kebutuhan, untuk ftenaga_ inti
kontraktor, Pinpro/Pinbagpro perlu mengacu pada daftar yang diajukan kontraktor
pada saat memasukkan penawaran.
Review Design merupakan upaya untuk menyesuaikan produk original design (jalan
dan ataupun jembatan) akibat pelaksanaan konstruksi tidak dimulai tepat waktu sesuai
rencana. Prinsip dasar perencanaan teknis jalan (dan jembatan} adalah menyediakan
prasarana jalan yang dapat dilalui arus lalu lintas sesuai umur rencana, pada suatu
tingkat pelayanan dan MST (Muatan Sumbu Terberat) tertentu.
i) Kondisi perkerasan eksisting sudah mulai rusak tidak sama dengan kondisi
perkerasan awal sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan struktur
perkerasan dalam original design.
ii) Perubahan kondisi berakibat adanya pekerjaan tambahan (patching, levelling,
atau kaji ulang desain lapis perkerasan).
TH) Kondisi bangunan pelengkap jalan sudah tidak sesuai (lebih rusak, lebih buruk)
Perubahan tersebut perlu direspons dengan melakukan review design agar umur
rencana tetap tercapai sesuai rancangan awal. Rancangan ini berakibat bil of quantity
berubah dibanding dengan original design. Review Design dilakukan melalui prosedur
administratif dan prosedur teknis. Prosedur administratif dilaksanakan sesuai ketentuan
umum, sedang prosedur teknis meliputi kegiatan: -pengumpulan data original desain:
Survei lapangan (dalam koridor waktu mobilisasi).
Pada prinsipnya pengumpulan data dapat diambil dari dokumen kontrak keordinasi
dengan unsur Perencana. Data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Data Teknis : LHR, CBR dan lendutan dari original design, existing pavement dan
rencana struktur pavement (Jenis, tebal dan lokasi per lapis
perkerasan), typical cross section (lebar, jenis, tebal perkerasan, CBR).
Data Biaya : biaya kontrak, kuantitas dan harga satuan menurut pay item.
Survei lapangan.
Secara ringkas hasil yang diperoleh dari Review Design adalah sebagai berikut:
| Tipikal Potongan Melintang |= Per segmen yang berbeda struktur maupun tebal
perkerasannya
Fetes Volume dan = Tabel volume dan biaya per item pekerjaan.
| Biaya
— eh SSS —— at
a. Buku Harian
Kontraktor wajib membuat dan menyimpan buku harian. Materi yang perlu dicatat
dalam buku harian adalah: bahan (kualitas dan kuantitas); tenaga kerja (penempatan
dan jenis ketrampiian), peralatan (jenis dan kuantitas), kemajuan pekerjaan (jenis dan
uraian), kondisi cuaca. Pertu pula dicatat perubahan gambar kerja dan kelambatan
yang terjadi. Buku Harian dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh petugas lapangan dari Engineer's
Representative, dan diketahui oleh petugas lapangan dari Engineer (yang mewakili
Pinpro/Pinbagpra). Laporan didistribusikan kepada Pinbagpro, Pinpro, Engineer's
Representative (konsultan), dan kontraktor.
b. Laporan Mingguan
Laporan merupakan resume dari seluruh materi Laporan Harian selama 1 minggu,
disiapkan oleh kontraktor dan dibuat dalam rangkap 4, dengan penanggung jawab
dan pola distribusi laporan sama seperti Buku Harian.
c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan rangkuman dari Laporan Mingguan selama 1 bulan,
disiapkan oleh kontraktor, penanggung jawab dan distribusinya sama dengan Buku
Harian. Isinya merupakan masukan bagi konsultan dalam menyiapkan laporannya
(Laporan Bulanan Konsultan Supervisi). Laporan memuat laperan kegiatan fisik
(monthly certificate, realisasi progres S-curve), dan laporan pengawasan teknis
(qualiti assurance dan quality control).
d. Laporan Triwulan
Laporan Triwulanan dibuat oleh konsultan pengawas terhadap pelaksanaan
pekerjaan fisik yang dilakukan oleh kontraktor. Laporan memuat progres termasuk
berbagai kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan, menyangkut
aspek teknis maupun administratif. Laporan ini menjadi masukan manajemen bagi
Pinpro/ Pinbagpro untuk mengambil langkah-langkah preventif bagi kemungkinan
kegagalan pelaksanaan proyek baik dari sisi teknis maupun administratif.
e, Laporan Akhir
Laporan Akhir disiapkan baik oleh kontraktor maupun konsultan pengawas, adalah
laporan lengkap yang menggambarkan resume seluruh rangkaian pelaksanaan
proyek. Laporan menyajikan kronologis (lengkap) pelaksanaan proyek, program masa
pemeliharaan (Warranty Period) seperti program pemeliharaan dan identifikasi lokasi
rawan longsor, dan Dokumen Serah Terima Sementara (termasuk berita acara serah
terima). Laporan proses pelaksanaan proyek juga memuat status review design dan
change order serta addendum kontrak yang dibuat selama masa pelaksanaan proyek.
Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan /aporan akhir proyek, yaitu
dibuat sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara kontraktor
dan konsultan atau dibuat bersama oleh kontraktor dan konsultan
(ditandatangani oleh kontraktor dan konsultan). Cara yang kedua relatif lebih
sulit melaksanakannya akibat perbedaan sudut pandang antara kontraktor dan
konsultan, namun isi laporan akhir akan lebih lengkap dan akurat analisisnya.
Show Cause Meeting (SCM) dilaksanakan oleh Tim Rapat Pembuktian, bila terjadi
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dibagi
dalam berbagai tingkatan, setiap tingkatan keterlambatan memberikan konsekwensi pada
tingkat mana SCM harus diselenggarakan. Ketegori keterlambatan dan kaitannya dengan
SCM diterangkan sebagai berikut:
Tabel 8.9. Tahapan Show Cause Meeting
Tingkat Keterlambatan Tahapan Show Cause Meeting|
10% - 15% Tingkat Proyek
> 15% - 25% Tingkat Propinsi
> 25% Tingkat Eselon |
Bila melalui penyelesaian pada SCM tingkat Eselon | kontraktor juga gagal mencapai
progres fisik, harus diambil langkah pengamanan dan penyelamatan proyek. Dua
alternatif yang dapat dipilih yaitu :
KRITERIA PENILAIAN
TERHADAP KONDISI KETERLAMBATAN PROYEK
evaluasi terhadap semua pencapaian selama Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan
dapat dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi. Apabila kontraktor tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai Dokumen Kontrak, maka dapat dilakukan Three Parties Agrement, atau
Pemutusan kontrak.
Tabel 2.71. Contoh Komposisi Tim SCM
Menetapkan items, jadual dan volume dalam Uji Coba Kemampuan, guna menilai
kelayakan kontraktor dalam melanjutkan pekerjaan.
Melakukan penilaian dan pembuktian kesanggupanan pihak kontraktor atas
kesempatan yang diberikan guna mengatasi keterlambatan dan permasalahan
pelaksanaan kontrak.
Tim SCM mengusulkan kepada pejabat lebih tinggi tentang tindak lanjut atas hasil
evaluasi dari petaksanaan Uji Coba kemampuan oleh kontraktor.
Pada setiap tanggal 25, kontraktor membuat sertifikat bulanan diajukan kepada
Pinpro/Pinbagpro. Dalam waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mendapat, dalam arti disetujui,
diperbaiki, atau ditolak. Apabila telah disetujui, Pinpro / Pinbagpro harus mengajukan SPP
(Surat Permintaan Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan
agar dapat disetujui sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.
Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan yang
telah dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak, kontraktor diperbolehkan mengajukan
tagihan pembayaran secara tertulis kepada Pinpre/Pinbagpro disertai dengan lampiran
daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta harga satuan dan
jumlahnya. Atas permintaan Pinpro/Pinbagpro, konsultan melaksanakan penelitian dan
pengecekan lapangan atas kebenaran laporan hasil pekerjaan yang diajukan oleh
kontraktor. Hasilnya dituangkan ke dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara
Pembayaran ditandatangani oleh kontraktor, konsultan dan Pinpro/ Pibagpro. Selambat-
lambatnya 10 hari terhitung sejak pengajuan tagihan oleh kontraktor, Pinpro/Pinbagpro
harus sudah mengajukan SPP kepada instansi yang berwenang.
Pekerjaan tambah atau kurang adalah suatu perubahan volume pekerjaan terjadi
sebagai akioat kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan secara keseluruhan. Pengertian pekerjaan tambah / kurang dibedakan dalam 2
Jenis yaitu :
*" Kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu yang sudah ada
harga satuannya di dalam kontrak.
" Variation Order atau Change Order yang belum ada kesepakatan harga
satuannya di dalam kontrak.
Adapun yang dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk pengusulan
perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :
* Pekerjaan tambah.
* Perubahan design
* Bencana alam yang dinyatakan oleh Gubernur.
Denda adalah bentuk sanksi yang dikenakan kepada Pihak Kontraktor karena
keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekeriaan. Ketentuan besarya denda
tergantung pada klausul yang tercantum di dalam Syarat-syarat Kontrak. Sejak waktu
pelaksanaan kontrak dilampaui, denda sudah harus diperhitungkan dan dibayar ke Kas
Negara pada setiap terjadi transaksi pembayaran.
Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
Pinpro/Pinbagpro akan mematong langsung dari tiap tagihan pembayaran yang diajukan
aleh kontraktor. Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar
Negeri maka kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran denda melalui Kas
Negara sebelum aplikasi tagihan pembayaran dari kontraktor diajukan kepada Badan
pemberi Pinjaman.
Rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga adalah sebagai berikut :
| E=Qx
Upo x (K-1)
K=O+1x (Ln/Lo) + m x (Mn/Mo) + fx (Fn/Fo) + e x (En/Eo) + tx (Tw/To) + ...
dimana,
Lo, Mo, Fo, Eo, To: angka index dasar (zero index) untuk Labour, Material, Fuel,
Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang
dapat diperoleh)
Ln, Mn, Fn, En, Tn: angka index harga untuk Labour, Material, Fuel, Equipment
dan Transport yang beriaku pada suatu bulan selama construction period,
data pendukung diterbitkan oleh Bira Pusat Statistik (Pusat atau Daerah)
pada bulan yang bersangkutan. Jika data yang tersedia di Biro Pusat
Statistik tidak lengkap perlu dibuat interpolasi dengan memperhitungkan
trend perkembangan angka index yang bersangkutan.
— Pembayaran kontrak akibat eskalasi harga hanya dapat dilakukan untuk item
pekerjaan yang dicantumkan di dalam syarat khusus kontrak.
— Perhitungan kuantitas item pekerjaan yang dibayar dengan eskalasi :
Kuantitas yang dibayar eskalasinya diperoleh dari selisih kumutlatif kuantitas
tahun ke (i) yang dipilih dengan kumulatif kuantitas tahun ke (i-1) yang dipilih.
Jika kemajuan pelaksanaan terlambat, maka kumulatif kuantitas yang dipilih
adalah kumulatif kuantitas rencana.
Jika kemajuan pelaksanaan ahead schedule, maka kumulatif kuantitas yang
dipitih adalah kumulatif kuantitas actual.
- Jika nilai Kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah saja, maka
angka index untuk Lo. Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fr, En, Tn dapat didasarkan
atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik. Jika nilai kontrak
disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah Currency + Foreign
Currency, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fn, En, Tn
juga dapat didasarkan atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro Pusat
Statistik, namun untuk porsi Harga Satuan Foreign Currency terlebih dahulu
diekivalenkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada saat 30 hari sebelum bid
opening. Dengan demikian akan diperoleh Harga Satuan dalam Rupiah yang
terdiri dari ex Rupiah Currency dan ex Foreign Currency yang dirupiahkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga bagian mata
uang asing menjadi sebagai berikut :
dimana,
Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR
Arbitrase
Pada akhir period kanstruksi harus dilakukan Serah Terima Sementara Pekerjaan
(Provisional Hand Over -PHO). Penyelenggarakan PHO dinyatakan dalam Syarat-syarat
Kontrak (Conditions of Contract}, narnun secara rinci proses PHO diatur melalui petunjuk
praktis pengendalian proyek diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. Penyelenggaraan
dilakukan oleh Panitia PHO yang dibentuk oleh Instansi terkait.
d. Bila penundaan tanggal PHO melebihi tanggal akhir konstruksi, kontraktor dapat
dikenakan denda sebagaimana tercantum dalam Genera! Condition of Contract.
Catatan:
Setelah grace period berakhir agenda yang dilakukan adalah:
Pada Gambar 2.4. dan Gambar 2.5. berturut-turut disajikan Flow Chart Proses Kegiatan
Utama PHO dan Diagram Pelaksanaan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) :
FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER
¥ Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenpearakan
PHO Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
’ pethitungan seluruh
Pamberitahuan tertulis | pekerjaan yang telah
kepada kontraktor selesai dikerjakan
tentang
pembentukan —
Panitia PHO ope
No! {
fs
Penilaian
e atas hasil >
s \_ perbaikan ?
»
VY wf
Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak/oelum dianggap selesai mengerjakan
pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan. Dengan
dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka kewajiban kontraktor
telah selesai.
Pelaksanaan serah terima umumnya dilaksanakan melalui dua kali rapat dan
kunjungan ke Japangan dan diakhiri dengan membuat berita acara.
Pada Rapat Pertama dibahas mengenai kronologis pelaksanaan proyek, apabila ada
adendum kontrak perlu dijelaskan alasan diadakannya kegiatan tersebut. Prosedur yang
perlu dilakukan untuk penyiapan adendum kontrak adalah:
® Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang belum ada
dalam kontrak
* Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang dibentuk oleh
Pinbagpro.
«= Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letler) dari Instansi yang
benvenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek yang sumber dananya
berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
* Revisi DIP (Daftar tsian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
" Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor selama
masa pemeliharaan.
Didalam rapat Ketua Panitia FHO perlu menjelaskan dan mencari kesepakatan
tentang: -prosedur FHO yang akan dilaksanakan; -awal dari proses FHO didasarkan
laporan dari Pinbagpro serta berkas laporan dari konsultan; dan -jadual pelaksanaan
FHO.
Pada tahap selanjuinya (Rapat kedua) dilakukan identifikasi kegiatan yang belum
dilaksanakan oleh kontraktor pada masa pemeliharaan. Juga dilakukan evaluasi terhadap
hasil kunjungan lapangan, hingga Panitia FHO dapat menyimpulkan tindakan kontraktor
dalam menyelesaikan semua “defects and deficiencies” — cacat dan kerusakan. Apabila
semua telah selesai maka:
* Panitia FHO membuat Berita Acara penyelesaian dan pemeliharaan atas hasil
pekerjaan konstruksi (yang telah di PHO-kan) pada masa pemeliharaan
{warranty period) dengan baik sesual dengan Dokumen Kontrak.
* Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHOQ).
« Menetapkan tanggal FHO.
«" Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan kepada Pinbagpro / Pinpro.
Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, Pinbagpro / Pinpro membuat Berita Acara
Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan kontraktor.
Pada halaman selanjutnya digambarkan diagram pelaksanaan Serah Terima Akhir
Pekerjaan.
BAB lil
PRINSIP PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari 3 (tiga)
sasaran utama manajemen prayek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu.
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang
telah ditetapkan di dalam Ocokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu
pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2
(dua) hal yaitu :
— Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb.)
— Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb
Uji mutu kualitas hasil pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dalam Dokumen Kontrak.
Pengertian pengendalian hasil pekerjaan adalah mutu jenis pekerjaan menurut pay item
dalam’ Dokumen Kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor. Terdapat 3 (tiga) jenis
pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
» Pengendalian mutu bahan baku (seperti: tanah, pasir, batu, aspal, semen)
* Pengendalian mutu bahan olahan (misalnya : agregat sub base, agregat base,
adukan AC, adukan beton semen, adukan beton K-350)}.
* Pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya : subgrade, lapis pondasi bawah,
lapis pondasi atas, lapis permukaan jalan, tiang pancang beton terpasang,
structural concrete K-350).
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 (lima) data yang harus dicatat:
1. Nama pemeriksaan, misalnya kepadatan lapangan.
2. Metoda pemeriksaan, misalnya sand cone method / AASHTO T-191.
3. Frekwensi pemeriksaan, misalnya 1 titik tiap 200 m.
4. Spesifikasi/persyaratan mutu, misainya kepadatan lapangan = 100%.
5 Toleransi hasil, misalnya 0%.
Pengendalian mutu harus dilakukan terhadap pelaksanaan dari seluruh pay item,
secara bertahap dilakukan mulai dari komponen bahan baku, bahan clahan, dan hasil
pekerjaan. Kualitas harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.
Contoh: pengendalian mutu untuk pay item “Structural Concrete K-350". Seluruh
komponen (cement, water, fine aggregate, coarse aggregate, dan reinforcing
steel deformed U-42) dilakukan pengendalian mutu sejak dari bahan baku
(agregat) hingga jadi bahan olahan.(concrete). Keempat komponen yaitu
cement, water, fine aggregate, coarse aggregate kemudian diproses di dalam
concrete plant/mixer sebelum dicor di atas bekisting yang pembesiannya
sudah ditata sesuai gambar rencana, selanjutnya dicek metoda yang berfaku
guna mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan beton K-350.
Gambar 3.1
DIAGRAM PRINSIP PENGENDALIAN MUTU
(TERHADAP SUATU PAY ITEM)
Poenelihan Jenis-jenis
Bakan Baku sesuai dengan
Linglup pengendalian
- Lingkup Dimensi
- Lingkup kualitas
telah siap
- Lingkup Dimenst
y + Lingkup kuatitas
ts
Pekerjaan jadi
(pelaksanaan pay iter
sesuai kontrak)
¥
* Konteaktor * Engineer Jika rekomendasi * Pinbagpro * Panitia FHO * Membahas dan Berdasarkan
mengajukan melakukan penilaian disetujui oleh menyampaikan bersama-sama dengan mengevaluasi hasil pemberitahuan dari
permohonan FHO seientara atas Employer, maka kronologi kontraktor dan unsur-| | kuinjungan Japangan Panitia FHO bahwa
kepada Pinbagpro/ permohonan FHO Pinbagpro memberi pelaksanaan proyek unsur proyek kontraktor telah
Pinpro dengan alasan dari kontraktor. tahu Panitia FHO menyangkut aspek melakukan kunjungan| | * Jika menurat hasi! menyelesaikan
telah menyelesaikan untuk teknis maupun lapangan untuk evaluasi tersebut selurah pekerjaan-nys
pemeliharaan. * Jika hasil penilaian menindaklanjuti administratif. mencatat defects and Panitia FHO dalam proses FHO,
menunjukkan bahwa | | rekomendasi tersebut deficiencies yang Mmenyatakan bahwa Pinbagpro
* Waktu pengajuan | | hasil kerja kontraktor dengan melakukan * Ketua Panitia FHO dilaporkan telah dalam masa menerbitkan Berita
permohonan FHO layak diterima, maka | | kuojungan lapangan menyampaikan hal- diperbaiki maupun pemeliharaan Acara Serah Terima
paling lambat 21 hari Engineer dan pemerikeaan hal yang harus yang terjadi dan kontrakior telah Akhir Pekerjaan,
sebelum berakhimya mengirimkan lapangen paling disepakati dalam belum dilaporkan menyelesaikan ditandatangani oleh
musa pemeliharaan rekormendasi FHO lambat 14 hari proses FHO antara sebagai bahan selurub permasalahan Pinbagpro dan
kepada Employer, sebelum masa lain prosedur, jadual penilaian. defects and Kontraktor. Dengan
dilampiri Hasi! dan pemeliharaan dan penentuan deficiencies maka demikian seluruh
Daftar Cacat dan berakhir. tanggal FHO Panitia FHO kewajiban kontraktor
Kerusakan yang telah membuat Berita berakhir.
diperbaiki. Acara tentang ha) ini
dan memberitahukan
hal ini kepada
Pinbagpro