Anda di halaman 1dari 47

CSE: 10/ MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

KEPALA PENGAWAS PEKERJAAN JALAN


DAN JEMBATAN
(CHIEF SUPERVISION ENGINEER)

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUS!
PUSAT PELATIHAN JASA KONSTRUKS! (PUSLATJAKONS
PROYEK PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KONSTRUK:
DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja: | | Kepala Pengawas Pekerjaan Jalan dan Jembatan |

Nomor Kode Judu! Madul


Modul
1 CSE -1 UUJ, Etika Profesi dan Etos Kerja
2 CSE -2 K3, Pengendalian Pencemaran Lingkungan,
Pengaturan Lalu Lintas dan Keamanan
3 CSE-3 | Spesifikasi Jalan
4 CSE-4 | Spesifikasi Jembatan
5 CSE -5 Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan
6 CSE-6 | Perhitungan Biaya Konstruksi Jembatan
7 CSE-7 | Value Engineering dan Desain Ulang
& CSE -8 Dokumen Kontrak Proyek
_ @9 CSE -8 Rekayasa Lapangan
10 CSE-10 | Memeriksa Kesiapan Kontraktor
11 CSE- 11 | Supervisi Penerapan Methode Kerja Pelaksanaan
Jalan
12 CSE-12 | Supervisi Penerapan Methode Kerja Pelaksanaan
_ Jembatan
13 CSE-13 | Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya
14 _CSE-14 | Pengukuran Hasil Pekerjaan Untuk Pembayaran
15 CSE-15| Administrasi Proyek
Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

BAB |
PENDAHULUAN

Materi ini khusus membahas tentang bagaimana CSE harus memeriksa kesiapan
kontraktor dalam pekerjaan konstruksi (jalan maupun jembatan)} yaitu mengenai jenis
kegiatan, pelaku terlibat dan tanggung jawab masing-masing pelaku agar pekerjaan
konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
Pekerjaan konstruksi jalan maupun jembatan (civil works), hingga saat ini umumnya
dibiayai dengan dana Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi ataupun
Pemerintah Kabupaten. Selain itu sebagian sumber dananya berasal dari investor (jalan
tol) atau swasta (misal : jalan khusus di perkebunan). Namun mekanisme
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus dilaksanakan dengan tatacara baku terdiri
dari unsur pelaksana dan unsur pengawas (jika perlu merangkap menangani review
design), yang melakukan interaksi untuk menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pekerjaan konstruksi umumnya merupakan satu paket di dalam Proyek
Pembangunan Jalan dan Jembatan, diberikan kepada kontraktor sebagai penyedia jasa
melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata cara pengadaan jasa
konstruksi yang telah ditetapkan. Kontraktor difungsikan sebagai pelaksana lapangan,
diikat oleh Proyek melalui Pinpro/Pinbagpre Fisik dengan surat perjanjian kontrak dan
diawasi oleh konsultan supervisi. tkatan kontrak bagi Konsultan Supervist sebagai
penyedia jasa, {ditunjuk melalui pelelangan atau pemilihan tangsung) dilakukan oleh
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan, tugas utamanya adalah
membantu Pinbagpro Fisik mengawasi pelaksanaan pékerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor.
Guna mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan
tepat waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu antara lain
berupa : jadwal petaksana proyek (dengan jenis bar chart, S — Curve, cash flow), pre
construction meeting, penyiapan review design, penyelenggaraan show cause meeting,
penyiapan laporan periodic (bulanan, tri wulanan). Jika seluruh rangkaian kegiatan
peiaksanaan dan pengawasan tersebut telah menghasiikan suatu produk yang memenuhi
persyaratan teknis maupun administratif, mengawali tahap akhir adalah penyelenggaraan
Provisional Hand Over (PHO), dilanjutkan dengan Final Hand Over (FHO) setelah melaiui
tahap garansi proyek. Dalam hal ini FHO dapat diartikan sebagai batas waktu

BAB | PENDAHULUAN I-14


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRARKTOR

penyelesaian pekerjaan konstruksi mencakup aspek teknis maupun adminstratif. Di sisi


lain, FHO tidaklah menghindarkan para pihak terkait baik pengguna jasa (pemberi
pekerjaan) maupun penyedia jasa (kontraktor dan konsultan) dari sanksi administrasi
maupun sanksi pidana yang diatur oleh UU Nomor 18/1999 tentang Jasa Konstruksi jika
terjadi kegagalan bangunan. Menurut UU tersebut kegagalan bangunan yang menjadi
tanggung jawab penyedia jJasa ditentukan sejak penyerahan akhir pekerjaan (FHO) dan
paling lama 10 tahun. Jika penyedia jasa dinilai telah melakukan tindak pidana dapat
dikenakan sanksi penjara pating lama 5 tahun sedangkan sanksi denda sebagai alternatif
ditetapkan sebesar 10% dari nilai kontrak. Untuk menghindari terjjadinya kegagalan
bangunan, dalam melaksanakan manajemen proyek, kontraktor perlu melakukan dengan
sebaik-baiknya pengendalian mutu pekerjaan. Selain itu, untuk mengetahui dengan jelas
rencana umur pelayanan prayek jalan yang akan dikerjakannya, kontraktor juga perlu
mendapatkan kejelasan atau barangkali bahkan konfirmasi dari pemberi pekerjaan
tentang design life proyek jalan dimaksud (berikut data-data penunjang). Hal ini untuk
memberikan kejelasan, berapa lama sebenarnya (sejak FHO) tanggung jawab kontraktor
terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bangunan, agar tidak terjadi kesirnpang-
siuran tangung jawab di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1-2


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

BAB II
KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN

Ukuran keberhasilan pelaksanaan suatu proyek (paket proyek fisik) ialah apabila mutu
produk akhir yang dicapai sesuai dengan: -persyaratan teknis dalam dokumen kontrak; -
dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah disepakati di dalam surat perjanjian
kontrak; -menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya
pembiayaan yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.
Beberapa indikator penyebab ketidaksesuaian atau ketidakberhasilan adalah: -
dakumen perencanaan teknis (dituangkan menjadi drawings) tidak disiapkan secara teliti
akibat keterbatasan biaya maupun waktu; -pilihan yang diambil berupa modul!-modul
perencanaan teknis diperhitungkan dengan data yang terbatas. Keterbatasan biaya dan
waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full engineering design untuk
rouan ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah dimana peningkatan ataupun
pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan perlu
dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan dokumen pendukung
lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan. Dengan pendekatan
tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan perencanaan.
Secara keseluruhan penyelenggaraan proyek (fisik) memerlukan alat kontrol dalam
upaya mendekati pencapaian tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Pada Tabel 2.1
disajikan kelompok dan jenis kegiatan-kegiatan yang tazimnya cigunakan sebagai alat
kontrol.

Tabel 2.1 Kelompok dan Tahap Kegiatan Alat Kontrol

Kelompok Kegiatan
1 | Persiapan Dokumen Surat Perintah Mulai Kerja
Construction Schedule
Pre Construction Meeting _
2 | Persiapan Fisik Lapangan Project Quality Plans
Mobilisasi
Review Design
3 | Proses Pembayaran Advance Payment
Buku Harian dan Laporan
Show Cause Meeting
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
4 Pekerjaan Tambah Kurang Pekerjaan Tambah / Kurang
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Denda (Liquidated Damage)
Eskalasi / De-eskalasi Harga
2 | Perselisihan Penyelesaian Perselisihan Kontrak
6 | Serah Terima Provisional Hand Over
Final Hand Over

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN N-1


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2.1 Persiapan Dokumen

2.1.1 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

SPMK (Commencement of Works-COW) diterbitkan Pinpro/Pinbagpro selambat-


lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak penandatanganan kontrak pekerjaan konstrukst,
didahului dengan penandatanganan Berita Acara Serah terima Lapangan (Site Hand-
Over) dari Pihak Proyek kepada Pihak Kontraktoer sebagai pelaksana pekerjaan
konstruksi. Serah terima lapangan diselenggarakan setelah seluruh permasalahan terkait
dengan Pemerintah atau masyarakat setempat (misalnya pembebasan tanah)
terselesaikan.

Tanggal penerbitan SPMK merupakan saat awal periode pelaksanaan konstruksi


(construction period) atau dapat juga disebut sebagai awal dari pelaksanaan kontrak
(contract period). Jika construction period dimulai sejak COW dan berakhir pada PHO
(Provisional Hand Over) maka contract period dimulai sejak COW dan berakhir pada FHO
(Final Hand Over).

2.1.2 Jadual Pelaksanaan (Construction Schedule)

Construction schedule dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek (kontraktor


dan konsultan untuk :
« Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan,
e Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga,
« Mendukung pengalokasian anggaran biaya,
¢ Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan pekerjaan,
e Mendukung permintaan perpaniangan waktu pelaksanaan konstruksi.

Jadua! pelaksanaan yang dibuat kontraktor dimaksudkan sebagai bagian dari


pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan aspek
perencanaan, analisa, dan pemilihan jenis/cara penjadualan. Pertimbangan aspek
perencanaan meliputi:
*« APA yang harus dikerjakan ?
e KAPAN harus dikerjakan ?
¢ BAGAIMANA cara mengerjakannya ?
e® SIAPA yang harus mengerjakan ?
« BERAPA biaya yang harus dikeluarkan ?

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN


2
Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Analisis dari pertanyaan di atas menghasilkan komponen dan jumlah kegiatan yang
berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan, dan indikasi kesulitan dan risiko dalam
menyelesaikannya. Analisis juga menghasilkan waktu dan periode pekerjaan, metoda
pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan dan dana yang harus disiapkan. Langkah dalam
menyusun jadual pelaksanaan dapai dilihat pada Tabel 2.2,

Tabel 2.2 Tahap dan Kendali Mutu

[| Tahap _ _| Kegiatan
Persiapan e Kajian dokumen: -dokumen kontrak; -Gambar
rencana; -Daftar kuantitas
Persyaratan Pekerjaan: -spesifikasi dan syarat

| kontrak; -biaya pekerjaan; -analisis dan urutan


pekerjaan.

|| Pengkajian Lokasi -lokast sumberdaya tersedia,


tingkat kesulitan pekerjaan
Waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan
-

Waktu untuk menyelesaikan seluruh kegiatan


Urutan setiap kegiatan
Metoda kerja untuk menyelesaikan setiap kegiatan |
Sumber daya yang dipenukan
Resiko yang terkait |
Biaya sebenarnya guna menyelesaikan setiap
kegiatan
Nilai pekerjaan yang diselesaikan

Penjadualan pekerjaan | « e Jadual kegiatan, (waktu untuk setiap jenis


pekerjaan).
Jadual Sumber Daya, rencana ketersediaan tenaga
kerja, peralatan dan bahan.
Jadual kemajuan kevangan (Kurva $), rencana
kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.
Jadual cash flow keuangan, keadaan pemasukan |
dan pengeluaran uang.

Beberapa jenis jadual dapat diperqunakan, tergantung kepada kebutuhan proyek


antara fain adalah:
a) Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis}
b) Bar Charts — basic and linked (Diagram Balok — asli dan terkait)
c) Financial Progress Schedule — S Curve (Jadual Kemajuan Keuangan —
Kurva S$)

BAB || KEGIATAN YANG MEMERI UKAN PENGENDALIAN N-3


Palatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

a) Critical Path Method

Critical Path Method adalah jadual pelaksanaan pekerjaan (network planning)


digunakan untuk menyajikan jaduat konstruksi didasarkan atas urutan kegiatan dengan
mempertimbangkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain. Setiap kegiatan
dilengkapi dengan rencana “durasi’, awal dan akhir kegiatan yang harus dilaksanakan.
Dari rangkaian ini dapat dikaji prioritas kegiatan yang harus segera dilaksanakan.
Biasanya terdapat jaringan lintasan kritis yaitu rangkaian kegiatan yang harus diawali dan
diakhiri secara tepat waktu. Ketidak sesuaian penyelesaian atau awalan pada kegiatan
kritis berpotensi menunda penyelesaian proyek.

Berikut adalah Gambar 2.1. sebagai contoh penjelasan lebih rinci tentang
penggunaan Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :

A (14} = Kegiatan dengam kode A memerlukan durasi 14 hari untuk menyelesaikannya

C) = Event

NE = No. of Event
EET = Earliest Event Time
LET = Latest Event Time

——————_ Kegiatan yang penyelesainnya memerlukan waktu (duration) tertentu


—_> Kegiatan di lintasan kritis (critical path)
~~ Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sebagai kegiatan
yang tidak membutuhkan waktu

Pada Tabel 2.3 disajikan contoh hasil analisis suatu rangkaian kegiatan serta kaitan
dengan kegiatan lainnya, hingga diketahui saat satu kegiatan harus dimulai dan diakhiri.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN l-4


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Beberapa masukan dalam pembuatan penjadualan pelaksanaan proyek adalah


sebagai berikut:
a} Kontraktor perlu secara tajam mencari sejumlah kegiatan dalam menyelesaikan
proyek yang potensial menjadi kritis. Dari indikasi tersebut, perlu dirinci
kegiatannya kedalam satu sub kegiatan guna mendapatkan lintasan ktiris.
b) Metoda Lintasan Kritis sangat berguna untuk proyek yang dikategarikan sebagai
proyek crash program, sebagai tambahan dari metoda penjadualan dengan
menggunakan Bar Chart dan Jadual Progres Keuangan — $ Curve.
¢) Apabila indikasi kritis terjadi pada sebagian besar kegiatan, perlu diketahui sub
kegiatan yang memberi kontribusi terbesar terhadap penyelesaian prayek.

Tabel 2.3 Kegiatan dan Urutan Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Data Perhitungan Untuk Menctapkan Lintasan Kritis
Kegiatan Event | EET + Durasi pada Event No.
Kegiatan | Durasi Yang No. | Terendah | Tertinggi | EET LET
(Hari) | Mendahutui (Hari) | Gari) | (Hari) | (Hari)
1 - - 0 0
A 14 Tidak ada - - - -
B 15 Tidak ada . : 7
2 O+14=14 | O+14=14 14 33-16=17
c 0 A : - : -
D 16 A : - - =
3 O+15=15 | 0+15=15 15 33-18=15
E 18 BdanC = =
4 14+16=30) 15+18=33 33 30-17=33
F 17 D dan E : . - :
Selesai 5 30+17=47 | 33+17=50 50 50

Catatan:

« Lintasan kritis B, E, dan F


e Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan di lintasan kritis tidak boleh
dilampaui, karena akan mengakibatkan tertundanya penyelesian pekerjaan.
* Kontrol ketat harus dilakukan terhadap kegiatan di fintasan kritis agar
péenyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
* Kelonggaran waktu pada kegiatan lain (kasus di atas adalah kegiaian A dan D)
dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan (tenaga, peralatan, bahan, dan
barangkali juga biaya) bagi percepatan penyelesaian kegiatan B, E, dan F.

Pemanfaatan Metoda Lintasan Kritis disarankan untuk pekerjaan bersifat multi tahun,
karena permasalahan yang komplek didasarkan atas variasi pekerjaan dan waktu

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN H-5


Pelatinan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR
Sa ——

pelaksaanaan. Banyak kasus yang ditemui pada pekerjaan mult tahun namun belum
memanfaatkan kemudahan controlling yang diberikan oleh metoda ini.

b) Bar Charts — Basic and Linked

Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana,
menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang dikenai yaitu
basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan blok jadwal masing-masing
kegiatan berdiri sendiri, sedangkan linked chart digambarkan blok jadwal masing-masing
dikaitkan dengan kegiatan lain baik awal maupun akhir kegiatan. Pada link chart
dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain, meskipun
tidak sejelas Critical Path Method. Pada metoda ini tidak tergambarkan lintasan kritis
yang terjadi. Pada Gambar 8.3 dapat dilihat tipikal contoh metoda Bar Chart. Bar Chart
pada proyek jalan biasanya dilengkapi dengan nomer, nama kegiatan, kuantitas dan
waktu pelaksanaan dari setiap pay item sesuai dengan kontrak.

c) Financial Progress Schedule — S Curve

Financial Progress Schedule - S Curve menggambarkan rencana dan realisasi


pelaksanaan pekerjaan biWanan kumulatif dinyatakan dalam prosentase biaya terserap
per satuan waktu terhadap tetal biaya proyek selama construction period. S Curve itu
dapat memberikan informasi pekerjaan berkaitan dengan pembayaran prestasi pekerjaan.
Dalam S Curve tercatat:
No. pay item,
Deskripsi pay item,
¥

Nama seksi yang berisi sejumlah pay itern,


KF

Kuantitas per pay item,


¥F

Harga satuan per pay item,


¥F

Total harga dari per pay item,


¥€

Rincian kebutuhan biaya bulanan per pay item dinyatakan dalam prosen terhadap
~F

total biaya konstruksi

Dari total prosentase rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung
jumlah prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan. Kurva yang
menghubungkan prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan inilah
yang disebut Kurva S.

BAB li KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN 1-6


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2.1.3 Pre Construction Meeting (PCM)

Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah pertemuan antara


Pihak Proyek, Kontraktor dan Konsultan dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah
diterbitkannya SPMK oleh Pinbagpro. Tujuan Pre-Construction Meeting adalah : -
membangun pengertian yang sama tentang isi Dokumen Kontrak; -membuat
kesepakatan terhadap hal penting yang belum tercantum dalam Dokumen Kontrak; -dan
mencari penyelesaian terhadap potensi kendala selama pelaksanaan konstruksi.
Pertemuan ini membahas dan menyepakati berbagai hal seperti pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Bahasan kesepakatan pada PCM

Ma > 'Bahasari Kesepakatan


1 | Rencana Kegiatan Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi
Pelaksanaan Tata cara pengaturan pelaksanaan pekejaan
2 | Jadual persiapan Review & penyempurnaan construction schedule
sesuai target volume, mutu dan waktu
Jadual mobilisasi personel dan peralatan.
Jadual pengadaan bahan dan penggunaann
peralatan _
3 | Kajian Lapangan Menyusun rencana pemeriksan lapangan (mutual
check) dan review terhadap simplified design yang
ada.
Menentukan lokasi sumber quarry (sumber
bahan/material), estimate kuantitas bahan serta
rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan
digunakan.
4 | Kondisi Sosial Masyarakat Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah
Daerah setempat (misalnya: masalah jalan akses
ke lokasi quarry}. _

Substansi pokek yang dibahas dalam Pre Construction Meeting dapat dilihat pada
Tabel 2.5.

BAB It KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN ll-7


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Tabel 2.5 Substansi Masalah yang dibahas pada PCM

{eee er ieiRinclan-

kp

a
1 pakasl pase pasa penting Pekerjaan tambah an

0190000600Of
dalam dokumen kontrak Termination atau forfeiture
Mobilisasi
Maintenance and protection of traffic
Sub Letting
Insurance of works
Organisasi kerja
2 | Prosedur administrasi Request and Approval. dalam = rangka
penyelenggaraan pekerjaan Examination of Works
Extension time for completion of works

6
Gambar kerja dan kelengkapannya.
o
Pengajuan MC (Monthly Certificate)
oa
PHO dan FHO
Pembuatan Addendum Kontrak
9o

Jadual pengadaan bahan, pnggunaan


peraiatan dan personel
a Review dan penyempurnaan terhadap jaduai
kerja yang harus sesuai dengan target
volume, mutu dan aktu.
Menyusun rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lapangan (mutual check)
sehubungan dengan Review design terhadap
simplified design yang ada dalam dokumen
—— kontrak
3 | Tata cara dan prosedur teknis | o Konstruksi pondasi jembatan dan bangunan
pelaksanaan pekerjaan atasnya.
o Rigid pavement dengan LHR (Lalulintas
Harian rata-rata) tinggi dan __ traffic
management-nya.
e Soil stabilization.
a Produksi agregat untuk pondasi jalan dan
\ perkerasan aspainya.
co Penentuan lokasi sumber bahan material
(quarry), estimasi kuantitas serta rencana
pemeriksaan mutu bahan yang = akan
digunakan.
co Pendekatan terhadap masyarakat dan
Pemerintah Daerah setempat terkait dengan
rencana kerja dan: -musim tanam , -akses ke
[i _ quarry & angkutan bahan.

Pada Pre Construction Meeting setiap komponen pelaksana kegiatan mempunyai


peran sesuai dengan posisi masing masing. Komponen pemerintah diwakili oleh unsur
atasan langsung, pengawas dan pelaksana. Pada Tabel 2.6 dijelaskan peran dari
komponen pemerintah dalam PCM artinya adalah peran dalam menjelaskan masalah
penting dalam pelaksanaan pekerjaan.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN -8


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Tabel 2.6 Masalah yang dijelaskan olen setiap Posisi Pemerintah dalam PCM

Nol Do Posisi
; Atasan 2.5,
2 eo. _Masalah yang dijelaskan
- dilakukan | 1E
langsung © Sebagai moderator dan nara sumber.
Pinpro _a Prinsip umum pelaksanaan proyek.
Pinpro/Pinbagpro Kebijakan teknis tentang Review Design. (tanggung

6
Pengawas jawab Pinbagpro terhadap Review Design; prosedur
survey; penyelesaian dan pedoman pelaksanaan
pekerjaan).
Periode dan Prosedur Review Design (Metodofogi
surveil; pembuatan gambar kefja; proses
administrasi, proses Addendum (atau Memorandum)
Kontrak).
o Prosedur dan jadual kerja tenaga konsultan supervisi
(mobilisasi dan demobilisasi).
TOR (personel, tugas dan tanggung jawab konsultan
supervisi.
Tugas kensultan dalam membuat laporan supervisi
kemajuan pelaksanaan fisik dan pengarsipan
penyerahannya (seperti: Monthly Executive
Summary; Monthly Progress; Quarterly; Quality
Control; Technical Report {Review Design/Technical
Justification); Technical Paper, Draft Final ; Final
Report),
Penilatan performance terhadap konsultan atau
kontraktor
Melakukan uji petik secara periodik..
Penyiapan As built drawing sesuai standar.
Penyiapan data original desain (per segmen)
mencakup seperti: -Tipe dan lebar perkerasan; Besar
lendutan; CBR; IRI, RCI.
akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak
konsultan.

Pinpro/Pinbagpro © Sebagai Pemimpin Rapat (Chairman)


Fisik (unsur
Pemerintah oO Struktur organisasi pelaksanaan konstruksi
kontraktor maupun yang disarankan oleh konsuitan
supervisi.
Tugas kontraktor (Survei dan membuat garnbar
kerja; Rencana pengadaan personel, peralatan dan
bahan; Construction Schedule — Financial Progress
Schedule — S Curve; Rencana penyelesaian Vector
Diagram setelah Review Design).
Mobilisasi (awal dan akhir) dan masa konstruksi
termasuk sanksi dan denda keterlambatan
Mekanisme kerja ketiga unsur proyek (Pinbagpro,
Kontraktor dan Pengawas) (seperti: contractor's
request sebelum memulai pekerjaan dan sebelum
penerimaan pekerjaan, metode pelaksanaan yang
diajukan kontraktor ssaat pelelangan.).
Penyelenggaraan SC-Meeting (ferkait dengan
keterflambatan pelaksanaan__pekerjaan, _ketidak

BAB Ii KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN -9


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

—) Ma8alah yang dijelaskan -dilaklikan = |


sesuaian antara realisasi pelaksanaan dan rencana
pelaksanaan pekerjaan).
o Proses pelaksanaan PHO (antara lain: penjelasan
| | kepada masyarakat untuk menghindari adanya
tagihan utang yang belum dibayar oleh kontraktor
kepada masyarakat -1 bulan sebelum proyek
berakhir) , FHO dan serah terima lapangan.
o Proses pembayaran (pengusulan dan pembayaran
| bulanan, pungutan retribusi maupun asuransi.) |
o Prosedur pembongkaran dan penyerahan barang
bekas, misalnya bangunan atas jembatan.
© Standar Laporan Harian dan Mingguan.
o Proses quality control (sondir pada awal sebelumn
1 diulainya pekerjaan pondasi jembatan,.bahan jalan
dan bahan jembatan, fasilitas laboratorium yang
harus disediakan kontraktor),
© Tidak adanya biaya tambahan test bahan untuk
Quality Control (biaya fest sudah termasuk dalam
harga satuan penawaran masing-masing pekerjaan).
o Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemerintah
Daerah terkait antara rencana kerja antara lain
dengan: akses ke lokasi quarry, pembebasan lahan,
listrik, telpon, PDAM..
Masalah umum (seperti: Pemerintah dibebaskan dari
tuntutan Pihak Ketiga terhadap kelafaian kontraktor
dalam pelaksanaan pekeraan; barang yang menjadi
muifik Pemerintah)
| | o Mata pembayaran yang spesifik (seperti: Beton,
| Pemeliharaan Rutin, Agregat untuk bahu jalan,
Pelaksanaan pekerjfaan pemeliharaan rutin,
| | Pelaksanaan pekefjaan pada masa pemeliharaan
(warranty period), Penyiapan badan jalan).
Tim Mutual Check selama periode kontrak

Pada Tabel 2.7 dijelaskan mengenai posisi dan masalah menjadi bagian dari
kontraktor dan konsultan.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-16


Pelatinan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Tabel 2.7 Posisi dan Masalah Yang Harus Dijelaskan Oleh Kontraktor dan konsultan
NOs:
NaF Posist
1 Kontraktor Rencana Keria pada eal mobilise! yang meta:
° Mobilisasi peralatan dan personel
0 Survei lapangan (Drainase; Perkerasan Jalan;
Struktur)
Oo Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor (setelah
survei lapangan selesai), meliputi :Perkerasan jalan;
Bahu jalan
oO Pemeliharaan rutin (setelah SPMK terbitkan).
Rencana Kerja dan Review Design :
° Pembuatan gambar kerja (didasarkan atas survey
standard ),
° metode (cara) pelaksanaan konstruksi
o struktur organisasi ( personel, tugas dan
tanggungjawab)
mobilisasi personel
bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta
calon sub kontraktomya.
Peralatan (Jumlah. jenis dan mobilisasi)
Pengadaan Bahan Jalan dan Jembatan( jin, bahan
konstruksi -Aspal, -Agregat, -Tanah timbunan-,
Lokasi dan Jumlah deposit quarry, Kualitas bahan
jalan/struktur, dan cara pengujiannya).
Rencana kerja berdasarkan S— Curve

2 'Konsultan Mencatat dan membuat Berita Acara kesepakatan


daiam PCM sebagai dokumen proyek
Mempersiapkan formulir dan laporan (Executive
Summary; Survei untuk Review Design; Kerangka
gambar kerja (Routine Maintenance dan
Reinstatement & Betterment / Periodic Maintenance;
Perhitungan Volume {Back Up Data) dan Monthly
Certificate; Quality Central; Contractor's Request)
Struktur organisasi konsultan dan tugas personel
konsultan
Mobilisasi personel
Rencana kerja Review Design (Waktu dan Personel
terfibat untuk surveil lapangan, Ruang Jingkup dan
Kelengkapan, Alfernatif penanganan, Rencana dan
gambar kerja)
Foto dokmentasi (lokasi, waktu, frekuensi)
_

2.2 Persiapan Fisik Lapangan

2.2.1 Project Quality Plans

Project Quality Plans (PQP) disusun pada saat Pre Construction Meeting,
menjelaskan mengenai: -informasi dan organisasi proyek (konsultan dan kontraktor),

BAB II KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN W-14


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

jadwal pelaksanaan. POP merupakan alat kontrol bagi Engineer, Engineers


Representative maupun Kontraktor dalam melakukan pengendalian proses pelaksanaan
proyek. Rencana ini mencakup jadual pelaksanaan dan prosedurnya setiap jenis
pekerjaan seperti standar, prosedur, daftar inspeksi dan persyaratan uji serta instruksi
kerja. Kegiatan yang mininal tercakup dalam instruksi kerja adalah:
7 Urutan kegiatan pelaksanaan
» Prosedur kerja untuk mengawall kegiatan
s Pemantauan proses kegiatan
. Perawatan / pemeliharaan produk-produk pekerjaan
" Jaminan bahwa output suatu proses akan sesuai dengan spesifikasi

2.2.2 Mobilisasi

a. Mobilisasi
Kegiatan
Mobilisasi metiputi kegiatan persiapan dan mendatangkan:
* fasilitas lapangan (base camp) (misalnya: kantor untuk proyek, konsultan,
kontraktor; tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang, dan construction
plant)
= peralatan berat dan kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
* peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku, mutu bahan olahan
dan mutu pekerjaan jadi.
* personel-personel kontraktor dan konsultan.

Jangka waktu
Jangka waktu waktu mobilisasi ditentukan dalam Spesifikasi Umum, umumnya waktu
yang disediakan dibatasi 60 hari terhitung sejak COW, dan seluruh peralatan
laboratorium harus sudah terpasang 45 hari terhitung sejak COW.

c. Alat Berat dan Peralatan Laboratorium


Komposisi Peralatan
Pinpro/Pinbagpro harus memeriksa kecukupan den komposisi armada (fleet) alat-alat
berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; seperti: kapasitas, jenis dan
jumiahnya sesuai kebutuhan,serta kondisi setempat.

lin Pemasukan
«Ijin pemasukan alat berat dan peralatan laboratorium ke lokasi proyek dikeluarkan
oleh Pinpro/Pinbagpro

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN fl- 42


ag
Petatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

« Apabila alat berat dan peralatan laboratorium belum diproduksi atau harus import
dari luar negeri, rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro perlu diajukan oleh kontraktor
sebelum memproses sesuai presedur dan ketentuan yang berlaku.

Kondisi Akses Jalan


Akses (jalan, jembatan, dermaga) untuk mendatangkan alat berat ke lokasi pekerjaan
harus diteliti terlebih dahulu oleh kontraktor guna memperhitungkan kemampuan
akses tersebut. Jika temyata tidak mampu, kontraktor melalui koordinasi dengan
pihak berwenang, perlu melakukan perbaikan atau perkuatan konstruksi, biaya yang
dibutuhkan harus sudah diperhitungkan kontraktor pada saat mengajukan penawaran.

Yin menggunakan jalan /jembatan


ljin dibutuhkan antara fain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak
Mel

diinginkan, seperti kerusakan jalan atau ambruknya jembatan karena angkutan alat
berat yang lewat melebihi batas muatan. Ijin penggunaan ditujukan kepada Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Hin operasi peralatan / kendaraan


ljin diperoleh dari pihak kepolisian sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

. Quarry
Pemeriksaan
Jika di sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, perlu dipilih
lokasi dari deposit quarry di tempat lain. Material harus memenuhi persyaratan mutu
bahan baku, dan untuk menjamin mutu kensultan harus melakukan pengujian mutu
bahan baku di laboratorium, serta perkiraan volume deposit quarry yang tersedia.
Kontraktor wajib membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut.

iin menggunakan Quarry


Permohonan ijin menggunakan quarry (borrow area) diajukan kepada Pemerintah
setempat oleh kontraktor, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku setempat.

. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan pihak kontraktor dari luar proyek misalnya aspal,
semen, besi beton, harus memperoleh persetujuan Pinpro/Pinbagpro. Persetujuan
penggunaan didasarkan atas hasil pengujian di laboratorium terhadap bahan tersebut
diiakukan oleh Kensultan atas perintah Pinpro/Pinbagpro.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN it- 43


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

f. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan bertahap sesuai kebutuhan, untuk ftenaga_ inti
kontraktor, Pinpro/Pinbagpro perlu mengacu pada daftar yang diajukan kontraktor
pada saat memasukkan penawaran.

2.2.3 Review Design

Review Design merupakan upaya untuk menyesuaikan produk original design (jalan
dan ataupun jembatan) akibat pelaksanaan konstruksi tidak dimulai tepat waktu sesuai
rencana. Prinsip dasar perencanaan teknis jalan (dan jembatan} adalah menyediakan
prasarana jalan yang dapat dilalui arus lalu lintas sesuai umur rencana, pada suatu
tingkat pelayanan dan MST (Muatan Sumbu Terberat) tertentu.

Prinsip dasar sebagai acuan penyiapan original design sebagai berikut :


Urur rencana jalan (awal dan akhir); Kapasitas jalan (lebar jalur, jurlah tajur, jebar
bahu jalan, lebar median jika ada); berdasarkan Level of Service minimal yang
ditentukan; Kelas jembatan (kelas A, B, C); Struktur perkerasan jalan sesusi MST
yang dipilih (8 ton atau 10 ton); Dokumen Tender / Kontrak yang mencantumkan
volume pekerjaan berdasarkan pay item masing-masing pekerjaan.

Potensi timbulnya masalah sebagai akibat dari tertundanya pelaksanaan konstruksi


membutuhkan koreksi antara lain karena |

i) Kondisi perkerasan eksisting sudah mulai rusak tidak sama dengan kondisi
perkerasan awal sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan struktur
perkerasan dalam original design.
ii) Perubahan kondisi berakibat adanya pekerjaan tambahan (patching, levelling,
atau kaji ulang desain lapis perkerasan).
TH) Kondisi bangunan pelengkap jalan sudah tidak sesuai (lebih rusak, lebih buruk)

Perubahan tersebut perlu direspons dengan melakukan review design agar umur
rencana tetap tercapai sesuai rancangan awal. Rancangan ini berakibat bil of quantity
berubah dibanding dengan original design. Review Design dilakukan melalui prosedur
administratif dan prosedur teknis. Prosedur administratif dilaksanakan sesuai ketentuan
umum, sedang prosedur teknis meliputi kegiatan: -pengumpulan data original desain:
Survei lapangan (dalam koridor waktu mobilisasi).

BAB il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN W- 14


Pelatihan Jabatan Kerja Kapala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Pengumpulan data dari original design

Pada prinsipnya pengumpulan data dapat diambil dari dokumen kontrak keordinasi
dengan unsur Perencana. Data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Data Teknis : LHR, CBR dan lendutan dari original design, existing pavement dan
rencana struktur pavement (Jenis, tebal dan lokasi per lapis
perkerasan), typical cross section (lebar, jenis, tebal perkerasan, CBR).

Data Biaya : biaya kontrak, kuantitas dan harga satuan menurut pay item.

Survei lapangan.

Data dikumpulkan paca masa mobilisasi, informasi yang dibutuhkan dilakukan


dengan menggunakan standard inventory RDS (Road Design Standard) Guide Lines
yang disederhanakan dan survei rancangan, profil jalan, jembatan, drainage. (lihat
lampiran). Pengumpulan data meliputi: geometrik jalan lengkap termasuk srana drainasi,
struktur perkerasan jalan termasuk kerusakan dan jenisnya seperti lendutan dan
kekasaran permukaan, dan perubahan jenis dan volume pekerjaan. Setiap komponen
data harus dilengkapi dengan data perhitungan volume (form DL.31-M). Evaluasi
Perubahan Volume Pekerjaan terjadi dari pekerjaan major menjadi minor atau sebatiknya.

Hasil perhitungan Review Design

Secara ringkas hasil yang diperoleh dari Review Design adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8. Ringkasan Kegiatan Review Design

| Program RDS ® Traffic Analysis ~ RDS ESA (Road Design Standard


~ Equivalnt Single Axle Load)
« Sorting Data- RDS SORT
« Graffic Unique Section
| «= Pavement Dimension

Grafik Tebal Perkerasan » Menurut Original Design


« Menurut Review Design
| ® Alternatif Pelaksanaan

| Tipikal Potongan Melintang |= Per segmen yang berbeda struktur maupun tebal
perkerasannya

Fetes Volume dan = Tabel volume dan biaya per item pekerjaan.
| Biaya
— eh SSS —— at

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN 45


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2.3, Proses Pembayaran

2.3.1 Uang Muka (Advance Payment )

Besarnya Uang Muka (Advance Payment) yang dibayarkan kepada kontraktor


biasanya sebesar 20% dari nilai kontrak. Uang muka tersebut baru dapat dibayarkan
apabila :

« Kontraktor telah menyerahkan jaminan uang muka (Bank Garansi), nilainya


minimal sama dengan jumlah uang muka yang diterbitkan oleh Bank Pemerintah
atau Lembaga Keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
" Kontraktor mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis
kepada Pinpro/Pinbagpro dilengkapi rencana penggunaannya.

Pembayaran kembali uang muka (Advance Payment Repayment) diperhitungkan


secara berangsur sesuai tahap pembayaran prestasi pekerjaan. Pembayaran dilakukan
dengan pemotongan sebesar 20% dan 25 % masing masing untuk jenis kontrak dengan
dana APBN (setelah pekerjaan 100%) dan dana Pinjaman Luar Negeri (setelah pekerjaan
mencapai 80%).

2.3.2 Buku Harian dan Laporan

Dalam proses pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan,


dibuat Buku Harian, Laporan (Mingguan, Bulanan, Triwulanan dan Akhir). Sehingga
seluruh peristiwa dan kejadian penting yang terjadi di lapangan tercatat dan dijadikan
sebagai masukan bagi pengendali dalam pengambilan keputusan dan tindak turun
tangan.

a. Buku Harian
Kontraktor wajib membuat dan menyimpan buku harian. Materi yang perlu dicatat
dalam buku harian adalah: bahan (kualitas dan kuantitas); tenaga kerja (penempatan
dan jenis ketrampiian), peralatan (jenis dan kuantitas), kemajuan pekerjaan (jenis dan
uraian), kondisi cuaca. Pertu pula dicatat perubahan gambar kerja dan kelambatan
yang terjadi. Buku Harian dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh petugas lapangan dari Engineer's
Representative, dan diketahui oleh petugas lapangan dari Engineer (yang mewakili
Pinpro/Pinbagpra). Laporan didistribusikan kepada Pinbagpro, Pinpro, Engineer's
Representative (konsultan), dan kontraktor.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-16


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Perngawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

b. Laporan Mingguan
Laporan merupakan resume dari seluruh materi Laporan Harian selama 1 minggu,
disiapkan oleh kontraktor dan dibuat dalam rangkap 4, dengan penanggung jawab
dan pola distribusi laporan sama seperti Buku Harian.

c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan rangkuman dari Laporan Mingguan selama 1 bulan,
disiapkan oleh kontraktor, penanggung jawab dan distribusinya sama dengan Buku
Harian. Isinya merupakan masukan bagi konsultan dalam menyiapkan laporannya
(Laporan Bulanan Konsultan Supervisi). Laporan memuat laperan kegiatan fisik
(monthly certificate, realisasi progres S-curve), dan laporan pengawasan teknis
(qualiti assurance dan quality control).

d. Laporan Triwulan
Laporan Triwulanan dibuat oleh konsultan pengawas terhadap pelaksanaan
pekerjaan fisik yang dilakukan oleh kontraktor. Laporan memuat progres termasuk
berbagai kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan, menyangkut
aspek teknis maupun administratif. Laporan ini menjadi masukan manajemen bagi
Pinpro/ Pinbagpro untuk mengambil langkah-langkah preventif bagi kemungkinan
kegagalan pelaksanaan proyek baik dari sisi teknis maupun administratif.

e, Laporan Akhir
Laporan Akhir disiapkan baik oleh kontraktor maupun konsultan pengawas, adalah
laporan lengkap yang menggambarkan resume seluruh rangkaian pelaksanaan
proyek. Laporan menyajikan kronologis (lengkap) pelaksanaan proyek, program masa
pemeliharaan (Warranty Period) seperti program pemeliharaan dan identifikasi lokasi
rawan longsor, dan Dokumen Serah Terima Sementara (termasuk berita acara serah
terima). Laporan proses pelaksanaan proyek juga memuat status review design dan
change order serta addendum kontrak yang dibuat selama masa pelaksanaan proyek.

Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan /aporan akhir proyek, yaitu
dibuat sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara kontraktor
dan konsultan atau dibuat bersama oleh kontraktor dan konsultan
(ditandatangani oleh kontraktor dan konsultan). Cara yang kedua relatif lebih
sulit melaksanakannya akibat perbedaan sudut pandang antara kontraktor dan
konsultan, namun isi laporan akhir akan lebih lengkap dan akurat analisisnya.

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN Il- 17


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2.3.3 Show Cause Meeting

Show Cause Meeting (SCM) dilaksanakan oleh Tim Rapat Pembuktian, bila terjadi
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dibagi
dalam berbagai tingkatan, setiap tingkatan keterlambatan memberikan konsekwensi pada
tingkat mana SCM harus diselenggarakan. Ketegori keterlambatan dan kaitannya dengan
SCM diterangkan sebagai berikut:
Tabel 8.9. Tahapan Show Cause Meeting
Tingkat Keterlambatan Tahapan Show Cause Meeting|
10% - 15% Tingkat Proyek
> 15% - 25% Tingkat Propinsi
> 25% Tingkat Eselon |

Rapat dihadiri oleh kontraktor, pemilik pekerjaan (Pinbagpro, Pinpro, Atasan


Langsung Pinpro, Eselon tl, Eselon 1} dan konsultan. Kontraktor harus dapat
membuktikan kemampuan dalam menyelesaikan proyek dengan mempertimbangkan segi
manajemen, peralatan dan keuangan.
Penilaian dan Evaluasi keterlambatan oleh Tim Rapat Pembuktian dilakukan melalui
Uji Coba Kemampuan (Test Case) terhadap kontraktor. Kemajuan progres fisik yang
dapat dilakukan kontraktor dibandingkan dengan kesepakatan kemampuan pencapaian
fisik pada periode tertentu. Tingkat pencapaian ditetap pada pertemuan SCM. Jika pada
masa uji coba kontraktor gagal mencapai target fisik yang disepakati, Proyek
menyerahkan urusan ini kepada institusi yang lebih tinggi, yaitu SCM tingkat propinsi.
Apabila tetap menemui kegagalan, penyelesaiannya diteruskan ke institusi lebih tinggi
dengan menyeelenggarakan SCM tingkat Eselon |.

Bila melalui penyelesaian pada SCM tingkat Eselon | kontraktor juga gagal mencapai
progres fisik, harus diambil langkah pengamanan dan penyelamatan proyek. Dua
alternatif yang dapat dipilih yaitu :

| Tim Rapat Pembuktian mengusulkan Three Parties Agrement dengan melibatkan


kontraktor lain untuk meneruskan sisa pelaksanaan pekerjaan yang belum
dikerjakan oleh kontraktor yang gagal tersebut, atau
il Tim Rapat Pembuktian mengusulkan pemutusan kontrak..

Alternatif yang dipilih merupakan wewenang Pejabat Eselon I.

BAB il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN N- 18


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Gontoh selanjutnya mengenai perkembangan kriteria penilaian terhadap kondisf


keterlambatan proyek (1992, 1998 Dep. PU) dalam proses pengendalian pelaksanaan
proyek jalan. Dalam contoh ini ada 3 kriteria progres realisasi fisik yang dikenal yaitu :
wajar, terlambat dan kritis yang digunakan untuk menilai kemajuan pelaksanaan :

Tabel 2.10. Kriteria Penilaian Terhadap Kondisi Keterlambatan Proyek

KRITERIA PENILAIAN
TERHADAP KONDISI KETERLAMBATAN PROYEK

Periode Rencana Kriteria Keterlambatan Keterangan


Fisik Wajar Terlambat Kritis

I 0 - 70% 0- 10% >10% - 25% > 25% Apabila sampai dengan


Show Cause Meeting
i > 70% - < 100% 0-10% >10% - 15% > 15% Tingkat Eselon I
kontraktor gagal, maka
Ii 100% - . - dapat diusulkan :
- Three Parties agreement
Tingkat Penyelenggaran Tingkat Tingkat” Tingkat - Pemutusan kontrak
Show Cause Meeting Proyek Propinsi Eselon {

Perubahan batas kKewenangan penyelenggaraan SCM menggambaran keterlibatan lebih


dini dari tingkat lebih tinggi (Propinsi dan Eselon |) dalam pengendalian proyek guna
menghindari keterlambatan pelaksanaan proyek. Meskipun demikian perangkat
penyélenggaranya perlu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan manajemen
proyek, serta perlu perlindungan hukum dan tanggung jawab hukum bagi para pihak
terkait. Kebijakan SCM perlu didukung dengan Keputusan Eselon | {(Pemilik Proyek).

Acara dalam Show Cause Meeting

i. Meneliti permasalahan yang menyebabkan proyek terlambat,


ii, Membahas upaya dan kesepakatan mengejar keterlambatan, kontraktor harus
membuat pernyataan kesanggupannya, dan
ii, Membuat Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) untuk jenis pekerjaan dan
prestasi yang harus dicapai, ditengkapi dengan jadual pelaksanaan dan program
kerja.

Uji Coba Kemampuan (Test Case)

Uji Coba Kemampuan kontraktor dipantau oleh Pinpro/Pinbagpro. Pinpro/Pinbagpro

berhak mengeluarkan surat peringatan apabila kontraktor ada tendensi menunjukkan


hasil yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan

BAB I! KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN It- 19


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

evaluasi terhadap semua pencapaian selama Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan
dapat dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi. Apabila kontraktor tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai Dokumen Kontrak, maka dapat dilakukan Three Parties Agrement, atau
Pemutusan kontrak.
Tabel 2.71. Contoh Komposisi Tim SCM

Komposlsi Tingkat Penyelenggaraan SCM


Tingkat Proyek Tingkat Propinsi Tingkat Esefon /
Ketua/Anggota Pinpro / Pibagpro Unsur Atasan Pejabat Eselon |
Langsung Pinpro (Staf Ahli Menteri)

Wakil Unsur Pusat (untuk | Pejabat Eselon Il


Ketua/Anggota proyek-proyek
APBN)
Sekretaris/Anggota | Asisten Proyek / Unsur Perencanaan | Pejabat Eselon II
Asisten Bagian (P3JJ)
proyek -
Anggota Staf Teknik dari Pinpro /Pinbagpro Pejabat Eselon II!
Proyek /Bagian Asisten Teknik terkait
proyek Proyek/Bagian
Staf Teknik dari Proyek
unsur Atasan
| Langsung Pinpro

Ruang Lingkup Tugas dan Tanggung Jawab Tim SCM

Menetapkan items, jadual dan volume dalam Uji Coba Kemampuan, guna menilai
kelayakan kontraktor dalam melanjutkan pekerjaan.
Melakukan penilaian dan pembuktian kesanggupanan pihak kontraktor atas
kesempatan yang diberikan guna mengatasi keterlambatan dan permasalahan
pelaksanaan kontrak.
Tim SCM mengusulkan kepada pejabat lebih tinggi tentang tindak lanjut atas hasil
evaluasi dari petaksanaan Uji Coba kemampuan oleh kontraktor.

Tanggung jawab pelaporan dilakukan secara berjenjang dengan melaporkan secara


tertulis hasil pelaksanaannya, seperti pada diagram pada Gambar 2.2 :

Tinekat Tingkat Tingkat


Provek Propinsi Eselon

Diagram Tanggung Jawab Tim SCM

BAB li KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN - 20


F Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

| Revised Schedule - 8 Curve

SCM berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Original Financial


Progress Schedule — S Curve perlu direvisi. Garmbar 2.3 di bawah menunjukkan contoh
grafik Revised Schedule sebagai akibat dari perpanjangan waktu _ kontrak.

Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu


| 3bulan I
100 — = ‘
80 a PLT ATT
S 60 '
) e
Ay 6 “i La
20 ras *C
0 ect rt
to 2 3 4 S$ 6 7 8&8 9 WU 12
Bulan
[—@— Original a Actual —a— Revised |
S|

Dalam contoh, Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi


keterlambatan yang cukup berat. SCM terlambat, namun hasil SCM
merekomendasikan perpanjangan waktu 3 bulan. Pada bulan ke 6, schedule
bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen schedule rencana pada
bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 berturut-turut
sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.

2.3.4 Pembayaran Pestasi Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada umumnya


dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) Sistem sertifikat bulanan (monthly certificate), dan
(b) Sistem termijn. Kedua sistem tersebut dapat dipilih sesuai dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam dokumen kontrak.

Pembayaran dengan sistem Monthly Certificate (MC)

Pada setiap tanggal 25, kontraktor membuat sertifikat bulanan diajukan kepada
Pinpro/Pinbagpro. Dalam waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mendapat, dalam arti disetujui,

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-21


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

diperbaiki, atau ditolak. Apabila telah disetujui, Pinpro / Pinbagpro harus mengajukan SPP
(Surat Permintaan Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan
agar dapat disetujui sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.

McC mencakup rincian :


& = Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen dengan komutatif
jumlah biaya per Divisi Pekerfaan pada bufan yang bersangkutan.
Gross Monthly Certificate, ( biaya total works complete + biaya maferial on site)
\ Biaya-biaya deductions (pengurangan) terdiri dari : (Retention Money , Advance
Payment Repayment (terhitung sejak MC No. 3))
NM Previous Monthly Certificate
N Net Monthly Certificate (= Gross MC - Total Deductions)
Value Added Tax (Net MC; Advance Payment -jika belum dibayarkan)
NS Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (= Net MC - Value Added Taxes)
& = Komposisi pembayaran : (Foreign Cast Component; Local Cost Componeni)

Pembayaran dengan sistem Termyn

Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan yang
telah dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak, kontraktor diperbolehkan mengajukan
tagihan pembayaran secara tertulis kepada Pinpre/Pinbagpro disertai dengan lampiran
daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta harga satuan dan
jumlahnya. Atas permintaan Pinpro/Pinbagpro, konsultan melaksanakan penelitian dan
pengecekan lapangan atas kebenaran laporan hasil pekerjaan yang diajukan oleh
kontraktor. Hasilnya dituangkan ke dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara
Pembayaran ditandatangani oleh kontraktor, konsultan dan Pinpro/ Pibagpro. Selambat-
lambatnya 10 hari terhitung sejak pengajuan tagihan oleh kontraktor, Pinpro/Pinbagpro
harus sudah mengajukan SPP kepada instansi yang berwenang.

2.4 Pekerjaan Tambah / Kurang

2.4.1 Pekerjaaz Tambah Kurang

Pekerjaan tambah atau kurang adalah suatu perubahan volume pekerjaan terjadi
sebagai akioat kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan secara keseluruhan. Pengertian pekerjaan tambah / kurang dibedakan dalam 2
Jenis yaitu :

BAB i KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-22


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

*" Kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu yang sudah ada
harga satuannya di dalam kontrak.
" Variation Order atau Change Order yang belum ada kesepakatan harga
satuannya di dalam kontrak.

Sesuai dokumen kontrak, Pinpro/Pinbagpro mempunyai kewenangan untuk


melaksanakan perubahan pekerjaan di lapangan antara lain :

* Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak.


* Menghapus atau mengadakan jenis pekerjaan baru.
» WMengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
* Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian pekerjaan.
" Melaksanakan pekerjaan tambah yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.

Perubahan bisa diusulkan baik oleh Pinpro/Pinbagpro maupun Kontrakter dan


ditindaklanjuti dengan negosiasi atas dasar kewajaran harga. Untuk menghindari
terjadinya dispute di kemudian hari, segala perubahan (pekerjaan tambah / kurang) agar:
= Dibuat tertulis dan ditandatangani oleh Pinpro/Pinbagpro, Konsultan Supervisi dan
Kontrakter.
* Segala perubahan harus dituangkan di dalam Addendum Kontrak.
2.4.2 Perpanjangan Waktu Plaksanaan

a. Perpanjangan waktu kontrak

Perpanjangan waktu diberlakukan apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat


hal-hal yang dinilai layak dijadikan penyebab perlunya perpanjangan waktu pelaksanaan.
Pada kasus tersebut, tugas Pinpro/Pinbagpro untuk mempelajar! permasalahannya dan
memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan. Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan tidak boleh menunggu
sampai PHO (Provisional Hand Over).

Adapun yang dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk pengusulan
perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :

* Pekerjaan tambah.
* Perubahan design
* Bencana alam yang dinyatakan oleh Gubernur.

BAB il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-23


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

* Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/Pinbagpro (misalnya


pengiriman bangunan atas jembatan, pembebasan tanah dan sebagainya).
* Masalah yang timbul di luar kKewenangan kontraktor.
= Force majeur ( antara lain : huru-hara, perang, bencana alam)

Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca (hujan) hanya dapat dibenarkan


apabila didukung dengan data curah hujan (sangat besar) pada saat pelaksanaan
kontrak.

b. Prosedur permintaan perpanjangan waktu kontrak


Perpanjangan waktu diusulkan secara tertulis ditujukan Kepada Pinpro/Pinbagpro
dengan menjelaskan alasan-alasannya dan disertai data pendukung. Usulan tersebut
diteliti dan dievaluasi oleh Pinpro/Pinbagpro. Hasi! evaluasi (berupa persetujuan atau
penolakan}) segera disampaikan kepada kontraktor secara tertulis. Bila
Pinpro/Pinbagpro dapat menyetujui usulan yang diajukan, maka proses adendum
kontrak harus segera dilakukan. Proses adendum kontrak karena perpanjangan waktu
tersebut harus diikuti dengan perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan
pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan)

c. Revisi jadual pelaksanaan


Sebagai konsekwensi dari persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan, Financial
Progress Schedule - S Curve juga perlu direvisi. Revisi jadual pelaksanaan disiapkan
tidak lebih dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu diterbitkan.
Revisi S Curve harus dibuat sejajar dengan original S Curve (sesuai kontrak), dimulai
dari titik rencana pencapaian perpanjangan progress awal akibat dari persetujuan
perpanjangan waktu. Posisi titik rencana progress ini lebih tinggi dari actual progress
kontraktor, dengan demikian kontraktor harus melakukan upaya khusus untuk
mencapai progress yang dikehendaki dalam revisi jadual pelaksanaan.

2.4.3 Denda (Liquidated Damage)

Denda adalah bentuk sanksi yang dikenakan kepada Pihak Kontraktor karena
keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekeriaan. Ketentuan besarya denda
tergantung pada klausul yang tercantum di dalam Syarat-syarat Kontrak. Sejak waktu
pelaksanaan kontrak dilampaui, denda sudah harus diperhitungkan dan dibayar ke Kas
Negara pada setiap terjadi transaksi pembayaran.

BAB {I KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-24


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
Pinpro/Pinbagpro akan mematong langsung dari tiap tagihan pembayaran yang diajukan
aleh kontraktor. Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar
Negeri maka kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran denda melalui Kas
Negara sebelum aplikasi tagihan pembayaran dari kontraktor diajukan kepada Badan
pemberi Pinjaman.

2.4.4 Eskalasi / De-Eskalasi Harga

Rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga adalah sebagai berikut :

| E=Qx
Upo x (K-1)
K=O+1x (Ln/Lo) + m x (Mn/Mo) + fx (Fn/Fo) + e x (En/Eo) + tx (Tw/To) + ...
dimana,

= Nilai eskalasi harga atau de-eskalasi harga (price adjustment}


= Kuantitas pekerjaan pada item pekerjaan yang mendapatkan eskalasi
= Harga Satuan Kontrak Asal (Original Unit Price Contract)
= Faktor Eskalasi Harga
= Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed factor
untuk biaya kantor; misalnya : O = 10%, 15% atau 20% tergantung
pertimbangan yang diambil pada waktu menyusun dokumen lelang).

e, dan t : komponen cost factor masing-masing untuk labour (I), material


(m), fuel (f}, equipment (e) dan transportation (t), nilainya ditetapkan oleh
Employer untuk masing-masing item pekerjaan, dicantumkan di dalam
Syarat-syarat Kontrak. Sebagai cross check, perlu diketahui bahwa O + | +
m+f+e+t= 1,00 (jika tidak ada kompenen cost factor selain |, m, f, e,
dan t}

Catatan Contoh yang pernah ada, O = 15%, t = tidak diperhitungkan, sehingga


l+m+f+e= 100% -15% = 85%.

Lo, Mo, Fo, Eo, To: angka index dasar (zero index) untuk Labour, Material, Fuel,

Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari sebelum pembukaan


penawaran (bid opening), diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh

Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang

dapat diperoleh)

BAB I| KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-25


Pelatihan Jabatan Keja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Ln, Mn, Fn, En, Tn: angka index harga untuk Labour, Material, Fuel, Equipment
dan Transport yang beriaku pada suatu bulan selama construction period,
data pendukung diterbitkan oleh Bira Pusat Statistik (Pusat atau Daerah)
pada bulan yang bersangkutan. Jika data yang tersedia di Biro Pusat
Statistik tidak lengkap perlu dibuat interpolasi dengan memperhitungkan
trend perkembangan angka index yang bersangkutan.

Jika didalam dokumen kontrak terdapat klausul mengenai eskalasi (de-eskalasi),


maka Engineer, Engineer's Representative atau kontraktor perlu memberikan perhatian
terhadap masalah berikut ini:

— Pembayaran kontrak akibat eskalasi harga hanya dapat dilakukan untuk item
pekerjaan yang dicantumkan di dalam syarat khusus kontrak.
— Perhitungan kuantitas item pekerjaan yang dibayar dengan eskalasi :
Kuantitas yang dibayar eskalasinya diperoleh dari selisih kumutlatif kuantitas
tahun ke (i) yang dipilih dengan kumulatif kuantitas tahun ke (i-1) yang dipilih.
Jika kemajuan pelaksanaan terlambat, maka kumulatif kuantitas yang dipilih
adalah kumulatif kuantitas rencana.
Jika kemajuan pelaksanaan ahead schedule, maka kumulatif kuantitas yang
dipitih adalah kumulatif kuantitas actual.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempercepat pembayaran eskalasi :


Perhitungan faktor eskalasi per bulan dibuat dengan menggunakan trend line
perubahan Ln, Mn, Fn, En, Tn (regressi finear), diperhitungkan berdasarkan
data yang tersedia di Biro Pusat Statistik.
Hasil perhitungan tersebut diajukan kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan persetujuan.
Berdasarkan persetujuan tersebut, tiap bulan dapat dibayarkan 70% dari
perhitungan di atas.
Setelah angka index diterbitkan oleh Bira Pusat Statistik, perhitungan secara
bertahap dapat disesuaikan dan pembayaran dapat dilakukan secara final
setelah dipersiapkan Addendum Kontrak yang diperukan.

- Jika nilai Kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah saja, maka
angka index untuk Lo. Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fr, En, Tn dapat didasarkan
atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik. Jika nilai kontrak
disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah Currency + Foreign

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN 1-26


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Currency, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fn, En, Tn
juga dapat didasarkan atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro Pusat
Statistik, namun untuk porsi Harga Satuan Foreign Currency terlebih dahulu
diekivalenkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada saat 30 hari sebelum bid
opening. Dengan demikian akan diperoleh Harga Satuan dalam Rupiah yang
terdiri dari ex Rupiah Currency dan ex Foreign Currency yang dirupiahkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga bagian mata
uang asing menjadi sebagai berikut :

E = (UPn - UPo x Eo)/Et


UPn = UPo x Eox K

Wap E = (UPo x Eo x K/Et) - (UPo x Bo/Et)


= UPo x (K-1}
x Eo/ Et

dimana,

Upo =Nilai Harga Satuan Kontrak Semula


UPn = Nilaf Harga Satuan Kontrak Tereskalasi
Eo = Kurs pada saat 30 hari sebelum pembukaan penawaran
Et = Kurs pada saat bulan perhitungan éskalasi untuk mata uang asing.

2.5 Penyelesaian Perselisihan Kontrak

Jika ternyata kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi


tanggung jawabnya, pengamanan dan penyelamatan proyek diambil oleh
Pinpro/Pinbagpro guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Beberapa cara yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :

. Penghentian kontrak (Determination)


. Pemutusan kontrak (Termination)
= Three Parties Agreement (Kesepakatan Tiga Pihak)
7 Penundaan Pekerjaan (Suspension)
a Arbitrase
« Rescheduling
" Force Mayour
" Claim

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-27


ie |
—-)

Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Penghentian Kontrak (Determination)


Penghentian kontrak adalah pengakhiran kontrak lebih awal dari jadwal yang telah
ditetapkan atas prakarsa pemilik karena telah terjadi hal-hal di luar Kemampuan kedua
belah pihak misalnya : terjadi peperangan; pemberontakan atau perang saudara;
keributan, kekacauan, huru-hara yang menimpa wilayah proyek dan sekitarnya, dan
atau bencana alam.
Sebagai konsekwensi penghentian kontrak, Employer berkewajiban membayar
kepda kontraktor biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor sesuai dengan
dokumen kontrak.

Pemutusan Kontrak (Termination)


Pemutusan kontrak adalah pengakhiran kontrak lebih awal dari jadwal yang telah
ditetapkan atas prakarsa pemilik karena kelalaian kontraktor. Pemutusan kontrak ini
memberikan sanksi kepada kontraktor yang bersangkutan, biasanya mencakup hal-
hal sebagai berikut :
i. Jaminan pelaksanaan dicairkan, disetor ke Kas Negara
ii. Sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus, disetor ke Kas Negara.
fii. Kepada kontraktor yang diputus kontraknya dikenakan sanksi tambahan
berupa pengenaan daftar hitam (tidak diundang lelang, tidak ditunjuk sebagai
pemenang lelang, tidak diberi pekerjaan dengan pemilian jangsung) untuk
jangka waktu tertentu, untuk propinsi tertentu, untuk beberapa propinsi tertentu
atau bahkan untuk skala wilayah nasional.
Pengenaan denda yang diatur sebagai berikut:
-i) Apabila kontrak diputus sebelum construction period berakhir maka kontraktor
tidak dikenakan denda apapun;
-i!) apabila kontrak diputus setelah construction period berakhir namun belum
mencapai waktu untuk denda maksimum, maka denda hanya dikenakan
sampai waktu pemutusan kantrak:
-ii) apabila kontrak diputus setelah masa pengenaan denda maksimum maka
kepada kontraktor dikenakan denda maksimum.

Kesepakatan Tiga Pihak (Three Parties Agreement)


Kesepakatan Tiga Pihak adalah penyelesaian kontrak dengan melibatkan
kentraktor lain sebagai penerus pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan sebagai
berikut :
i. Kontraktor pertama masih tetap harus bertanggung jawab atas seluruh

ee pekerjaan sesuaiee dengan ketentuan koritrak. a oe


BAB W KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN
N28
Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

ii. Kontraktor pengganti melaksanakan sisa pekerjaan yang belum diselesaikan


oleh kontrakter pertama. Penunjukan kontraktor pengganti ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang berdasarkan usul yang = diajukan oleh
Pinpro/Pinbagpro setetah mempertimbangkan kemampuannya.

Permasalahan yang biasanya muncul adalah adanya perbedaan Harga Satuan


milik kontraktor fama dengan kontraktor pengganti. Selisih harga tersebut menjadi
tanggungan kontraktor pertama, dan sebelumnya harus dibuat kesepakatan tentang
hal ini antara kontraktor pertama dan kontraktoe pengganti. Pelaksanaan pembayaran
prestasi kerja langsung diberikan kepada kontraktor pengganti yang diatur di dalam
Addendum Kontrak yang ditandatangani oleh tiga pihak (Pinpro/Pinbagpro, Kontraktor
Pertama dan Kontraktor Pengganti).
dad
Aes

Penundaan Pekerjaan (Suspension)

Berdasarkan pertimbangan khusus, Pinpro/Pinbagpro dapat menggunakan


kewenangannya memerintahkan kontraktor untuk menunda pelaksanaan pekerjaan
atau bagian pekerjaan yang ditlakukannya. Engineer's Representative dalam hal ini
harus membantu Pinpro/Pinbagpro dengan memberikan pedoman dan perintah
kepada kontraktor dalam melindungi / menjaga pekerjaan selama masa penundaan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor selama masa penundaan menjadi
fanggung jawab Engineer, kecuali dalam penundaan tersebut :

» Dinyatakan lain dalam dokmen kontrak.


* Penundaan terpaksa harus dilakukan akibat cuaca buruk yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan kualitas pekerjaan
*" Kesalahan kontraktor.

Untuk mendapatkan pengernbalian pembayaran selama masa penundaan,


konraktor harus memberitahukan hal ini secara tertulis kepada Engineer's
Representative paling lambat 28 hari setelah perintah Engineer's Representative
dikeluarkan, dan Engineer berkewajiban menyelesaikan pembayarannya sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan oleh Engineer's Representative.

Arbitrase

Arbitrase dilakukan jika terjadi perselisihan atauperbedaan pendapat yang tidak


bisa diselesaikan oleh Engineer (mewakili Employer) dan Kontraktor. Arbitrase
dilakukan berdasarkan "Arbitration Rules of the United Nations Commission on

BAB {| KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-29


Pelatihan Jabatan Kerja Kepata Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

International Trade Law" yang untuk pekerjaan proyek-proyek jalan/jembatan di


indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :
« Arbitrase harus dilaksanakan di Jakarta.
= Bahasa yang dipakai adalah Bahasa indonesia atau Bahasa Inggris.
# Bila dua orang penengah (arbitrator) gagal mencapai persetujuan, maka
seorang wasit yang ditunjuk dari Badan Arbitrase Indonesia atau pengadilan
Negeri.
* Keputusan yang diambil oleh Arbitrator akan mengikat kedua belah pihak.
* Selama masa perundingan arbitrase berlangsung, kontraktor berkewajiban
melanjutkan pekerjaan. -

2.6 Serah Terima

2.6.1 Provisional Hand Over (PHQ)

Pada akhir period kanstruksi harus dilakukan Serah Terima Sementara Pekerjaan
(Provisional Hand Over -PHO). Penyelenggarakan PHO dinyatakan dalam Syarat-syarat
Kontrak (Conditions of Contract}, narnun secara rinci proses PHO diatur melalui petunjuk
praktis pengendalian proyek diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. Penyelenggaraan
dilakukan oleh Panitia PHO yang dibentuk oleh Instansi terkait.

Ruang lingkup tugas Panitia PHO adalah sebagai berikut :


— Meneliti dan membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan Pekerjaan.
~ Membentuk tim guna melakukan penelitian yaitu: Tim Visual, Tim Teknis/Quality
Control dan Tim Administrasi.
~ Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
Menetapkan tanggal FHO sesuai dengan persyaratan yang telah digariskan di dalam
Dokumen Kontrak.

Proses Serah Terima Sementara Pekerjaan dilakukan melalui beberapa pertemuan,


membahas rincian kegiatan dan solusi yang disetujui. Pada pertemuan ini dijelaskan
Nama Proyek; Lokasi Proyek; Panjang efektif dan fungsional proyek; dan Total biaya
proyek

Tahapan dan bahasan setiap pertemuan PHO adalah:

(i) Agenda First Meeting

Pada pertemuan ini didahas mengenai masalah terkait dengan:

* Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan;

BAB If KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-30


Pelatinan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Pembahasan alasan diadakan adendum, prosedur penyiapan adendum,


justifikasi teknis dan negosiasi per pay item, berita acara adendum kontrak
melalui panitia peneliti kontrak, persetujuan adendum kontrak (NoL dari
lending agency} dan revisi DIP serta Po.
* Kemajuan pekerjaan dilengkapi dengan data pendukung:
Lingkup proyek paling dominan disertai volume dan biaya, -komulatif final
quantity yang sudah dapat diproses MC-nya, atau yang belum dapat diproses
MC-nya diperbandingkan dengan total kuantitas yang ada di dalam kontrak; -
Identifikasi jenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah diperintahkan
kepada konraktor namun belum ditaksanakan; -Identifikasi work item yang
belum ditangani;.-ldentifikasi sisa dana yang mungkin dapat digunakan untuk
work item lain yang diperiukan.
* Pembahasan mengenai metoda pemeriksaan yang dilakukan.
Kesepakatan prosedur PHO yang akan dilaksanakan; kesepakatan sementara
mengenai pelaksanaan proses PHO berdasarkan laporan dari Pinbagpro serta
berkas laporan dari konsultan.
* Pembentukan tim dan persiapan pelaksanaan
Penentuan anggota tim (tim Visual, tim Teknis-Quality Control, dan tim
Administrasi).

Tugas dari masing masing tim menyiapkan:


* Tim Visual
Perlengkapan dokumentasi (foto tustel).
Penyiapan formulir untuk: fist of defect and deficiencies, list of deviatioan and
omissions (unauthorized change in work); list of errors and ommission in
drawing
v Tim Teknis / Quality Control
Penyiapan list of quality contro! sesuai spesifikasi untuk pengecekan terhadap
back up data yang disusun oleh proyek / konsultan.
Pengecekan terhadap core drill yang dilakukan oleh kontraktor dan diawasi
oleh anggota Tim panitia PHO.
Pengecekan terhadap back up data untuk mengetahui item pekerjaan yang
belum memeénuhi spesifikasi, baik cara mengambil sample (frekuensi dan
cara) maupun quality-nya.
Pengecekan terhadap quality report yang dibuat oleh konsultan supervisi.
® Tim Administrasi

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN te)


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jot MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Penyiapan Dokumen (Lelang; Kontrak; Amandemen —perpanjangan waktu,


biaya tambah-kurang); dokumen perpajakan; Pengaturan sharing sumber
pembiayaan; Berita Acara Dokumen Adendum / Amandemen oleh Panitia
Peneliti Pelaksanaan kontrak; Surat Keputusan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak yang dibentuk oleh Pinpro / Pinbagpro; NOL (No Objection letter) dari
Lending Agency; Dokumen Technical Justification.
Membuat Rencana Kerja Tim (skedul kegiatan, penetapan rapat lanjutan dan
PHO)

(ii) Agenda Second Meeting

Pada pertemuan ini dibahas mengenai masalah terkait dengan:


a. Proses laporan kemajuan
Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor dan konsultan;
kegiatan yang masih perlu dilaksanakan oleh kontraktor dan konsultan;
proses pembiayaan dan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya; item
pekerjaan dalam lingkup kontrak tapi belum dilaksanakan oleh kontraktor
{pembiayaan masih menjadi tanggung jawab kontraktor dalam batasan
kuantitas yang disebut dalam kontrak).
Kegiatan item pekerjaan yang quantity-nya sangat diperiukan namun tidak
mencvkupi atau belum termasuk dalam lingkup kontrak. Contoh tindakan yang
dapat segera diambil tindakan adalah:
i. Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak masih dimungkinkan untuk
mengurangi item pekerjaan lain yang kurang diperlukan, dapat dibuat
amandemen kontrak dengan Berita Acara yang ditandatangant oleh
Panitia PHO;
ii. Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak sudah tidak dimungkinkan lagi
mengurang! item pekerjaan yang lain maka Panitia PHO dapat
memberikan saran kepada Pinbagpro untuk:
ii. Mengusutkan kekurangan pembiayaan tersebut sebagai bahan usulan
DIP yang akan datang atau revisi DIP dalam tahun anggaran yang
sedang berjalan jika memungkinkan
iv. Merupakan bagian final report dari konsultan supervisi yang
bersangkutan

b. Evaluasi kegiatan dan dokumen:


Dokumen:

BAB Ii KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENCALIAN Il - 32


Pelatinan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2 progres fisik setiap item pekerjaan dikontrol terhadap volume kontrak.


= Back up data untuk perhitungan kuantitas dan MC.
Sertifikat dan Laporan
' Certificate (Monthly, Price Escalation)
' Method of measurement for payment of major item.
2 Report (Monthly, Quarterly, Final) lengkap dengan Foto (sebelum,
selama dan sesudah proyek), dan As built drawing.
Administrasi
. Penyelesaian utang kontraktor kepada sub kontraktor (penyelesaian
pelunasan minimal sebulan sebelum pengumunan PHO oleh Pinbagpro).
a Masalah retribusi kepada Pemerintah Daerah setempat.
. Identifikasi peringatan Pinbagpro dan konsultan yang belum ditanggapi
oleh kontraktor.
: Sisa DIP yang mungkin masih ada, agar bisa segera diadakan revisi
untuk dapat dimanfaatkan oleh proyek lain yang memerlukannya
a Asuransi Tenaga Kerja
Alat berat.
Identifikasi alat berat yang mendapat keringanan bea masuk, agar dibuatkan
Berita Acara Penerimaan oleh Pinbagpro memuat : Jenis alat, tanggal kedatangan
di proyek, dan tanggal kontrak pembelian alat berat

c. Penetapan Grace period


= Lama periode (maksimum 30 hari, mengacu pada penempatan konsultan
berakhir 1 (satu) bulan setelah tanggal PHO definitif).
® Ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh panitia PHO yang disetujui oleh
semua unsur terkait, termasuk kontraktor dan konsultan
: Bila hasil evaluasi Panitiaa PHO menyatakan kontraktor belum
melaksanakan 100% quantity sesesuai Dokumen Kontrak, tanggal PHO
ditetapkan berdasarkan evaluasi dan analisa terhadap sisa_ item
pekerjaan yang belum dilaksanakan dan kemampuan_ Kontraktor
bersangkutan.

d. Bila penundaan tanggal PHO melebihi tanggal akhir konstruksi, kontraktor dapat
dikenakan denda sebagaimana tercantum dalam Genera! Condition of Contract.

Catatan:
Setelah grace period berakhir agenda yang dilakukan adalah:

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-33


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

« Membuat Berita Acara Hasif Penelitihan untuk penyerahan pekeaan.


« Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
" Menetapkan tanggal FHO sesuai dengan Dokumen Kontrak.

Pada Gambar 2.4. dan Gambar 2.5. berturut-turut disajikan Flow Chart Proses Kegiatan
Utama PHO dan Diagram Pelaksanaan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) :

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN It- 34


Pelatihnan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER

Kontraktor Panitia PHO PanitiaPHO


—r) —s mengajukan —-» menyelenggarakan nengadakan
penpohonan PHO First Meeting —»| pemeriksaan ulang
| pada akhir grace
I period
Jangineer melakukan Membentuk3 Tim: ‘
pemeriksaan aval thd Visual, Admmnistrasi,
pemchonan PHO) dan Quantity
= Memibuat Berita
NO { ; Acara PHO
ae Melakukan
~ Memenuhi ~~ petreriksaan : Visual, |
“ syarat PHO? Administrasi, dan
i Quantity Field Supervision
rs Team memeriksa
OK = ¥ rincian akbir
— Membuat laporan hasil perhitungan seluruh
Ee BEES: pemeriksaan : Visual, pekerjaan yang
Eatatseaus Administrasi, dan dibuat oleh Panitia
prediksi tal PHO T _ FED.

¥ Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenpearakan
PHO Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
’ pethitungan seluruh
Pamberitahuan tertulis | pekerjaan yang telah
kepada kontraktor selesai dikerjakan
tentang
pembentukan —
Panitia PHO ope

No! {
fs
Penilaian
e atas hasil >
s \_ perbaikan ?
»
VY wf

BAB Ii KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN 1-35


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

2.6.2 Final Hand Over (FHO)

Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak/oelum dianggap selesai mengerjakan
pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan. Dengan
dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka kewajiban kontraktor
telah selesai.

Penyelenggaraan FHO berpedoman pada Condition of Contract (Syarat-syarat


Kontrak) dan pedoman lain yang terkait, dilaksanakan oleh Panitia FHO yang dibentuk
oleh instansi yang berwenang. Adapun ruang fingkup kegiatan Panitia FHO adalah
sebagai berikut :

*" Melakukan penelitian terhadap realisasi pemeliharaan selama “warranty period”


atas hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan oleh kontraktor.
= Menetapkan tanggal definitif FHO.
* Membuat Berita Acara hasil penelitian penyerahan pekerjaan.

Untuk memberikan gambaran umum penyelenggaraan FHO berikut adalah rangkaian


proses FHO yang harus dilakukan oleh para pihak terkait :

a) Surat permohonan dari kontraktor


Kontraktor harus sudah mengajukan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan
kepada Pemimpin Bagian Proyek / Pemimpin Proyek paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan. Dalam surat permohonan
dimaksud harus disebutkan bahwa pemeliharaan telah dilaksanakan sesuai dengan
Dokumen Konirak dan menyebutkan wakil-wakil kontraktor yang ditunjuk untuk
mewakili kontraktor dalam proses Serah Terima Akhir Pekerjaan.

b) Rekomendasi dari Engineer


Berdasarkan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan, Engineer mengadakan
penilaian sementara terhacdap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan
oleh kontraktor. Kemudian Engineer menyampaikan rekomendasi kepada Employer,
bahwa kontraktor sudah / belum melaksanakan pekerjaan tersebut. Di dalam
rekomendasi tersebut dilampirkan Hasil dan Daftar Perbaikan Cacat dan Kekurangan
yang telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja pemeliharaan yang telah disetujui.

c) Pemberitahuan Pinbagpro / Pinpro kepada Ketua Panitia FHO

BAB Il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-37


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Apabila kontraktor telah selesai atau telah melaksanakan pekerjaan pemeliharaan


dengan baik menurut Engineer, kemudian Engineer (dalam hal ini Pemimpin Bagian
Proyek / Pemimpin Proyek) memberitahukan hal tersebut kepada Ketua Panitia FHO
dan meminta kepada Panitia FHO untuk mefakukan kunjungan ke lapangan. Panitia
FHO harus sudah mulai melaksanakan pemeriksaan ke lapangan paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum masa pemeliharaan berakhir.

Plaksanaan Serah Terima Akhir Pekerjaan

Pelaksanaan serah terima umumnya dilaksanakan melalui dua kali rapat dan
kunjungan ke Japangan dan diakhiri dengan membuat berita acara.

Pada Rapat Pertama dibahas mengenai kronologis pelaksanaan proyek, apabila ada
adendum kontrak perlu dijelaskan alasan diadakannya kegiatan tersebut. Prosedur yang
perlu dilakukan untuk penyiapan adendum kontrak adalah:
® Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang belum ada
dalam kontrak
* Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang dibentuk oleh
Pinbagpro.
«= Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letler) dari Instansi yang
benvenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek yang sumber dananya
berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
* Revisi DIP (Daftar tsian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
" Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor selama
masa pemeliharaan.

Didalam rapat Ketua Panitia FHO perlu menjelaskan dan mencari kesepakatan
tentang: -prosedur FHO yang akan dilaksanakan; -awal dari proses FHO didasarkan
laporan dari Pinbagpro serta berkas laporan dari konsultan; dan -jadual pelaksanaan
FHO.

Melanjutkan kegiatan rapat pertama selanjutnya diadakan kunjungan lapangan, untuk


menilai rencana kerja dan daftar cacat (kerusakan} berdassarkan atas laporan
Pinpro/Pinbagpro. Panttia FHO bersama kontraktor dan unsur-unsur proyek melakukan
penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh kontrakor
selama masa pemeliharaan (warranty period)

BAB il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDAI iAN il - 38


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Pada tahap selanjuinya (Rapat kedua) dilakukan identifikasi kegiatan yang belum
dilaksanakan oleh kontraktor pada masa pemeliharaan. Juga dilakukan evaluasi terhadap
hasil kunjungan lapangan, hingga Panitia FHO dapat menyimpulkan tindakan kontraktor
dalam menyelesaikan semua “defects and deficiencies” — cacat dan kerusakan. Apabila
semua telah selesai maka:
* Panitia FHO membuat Berita Acara penyelesaian dan pemeliharaan atas hasil
pekerjaan konstruksi (yang telah di PHO-kan) pada masa pemeliharaan
{warranty period) dengan baik sesual dengan Dokumen Kontrak.
* Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHOQ).
« Menetapkan tanggal FHO.
«" Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan kepada Pinbagpro / Pinpro.

— Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan

Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, Pinbagpro / Pinpro membuat Berita Acara
Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan kontraktor.
Pada halaman selanjutnya digambarkan diagram pelaksanaan Serah Terima Akhir
Pekerjaan.

BAB il KEGIATAN YANG MEMERLUKAN PENGENDALIAN I-39


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

BAB lil
PRINSIP PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari 3 (tiga)
sasaran utama manajemen prayek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu.
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang
telah ditetapkan di dalam Ocokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu
pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2
(dua) hal yaitu :
— Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb.)
— Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb

Uji mutu kualitas hasil pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dalam Dokumen Kontrak.
Pengertian pengendalian hasil pekerjaan adalah mutu jenis pekerjaan menurut pay item
dalam’ Dokumen Kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor. Terdapat 3 (tiga) jenis
pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
» Pengendalian mutu bahan baku (seperti: tanah, pasir, batu, aspal, semen)
* Pengendalian mutu bahan olahan (misalnya : agregat sub base, agregat base,
adukan AC, adukan beton semen, adukan beton K-350)}.
* Pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya : subgrade, lapis pondasi bawah,
lapis pondasi atas, lapis permukaan jalan, tiang pancang beton terpasang,
structural concrete K-350).

Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 (lima) data yang harus dicatat:
1. Nama pemeriksaan, misalnya kepadatan lapangan.
2. Metoda pemeriksaan, misalnya sand cone method / AASHTO T-191.
3. Frekwensi pemeriksaan, misalnya 1 titik tiap 200 m.
4. Spesifikasi/persyaratan mutu, misainya kepadatan lapangan = 100%.
5 Toleransi hasil, misalnya 0%.

Pengendalian mutu harus dilakukan terhadap pelaksanaan dari seluruh pay item,
secara bertahap dilakukan mulai dari komponen bahan baku, bahan clahan, dan hasil
pekerjaan. Kualitas harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.

BAB III PRINSIP PENGENDALIAN MUTU w= 4


Pelatihan Jabatan Kerja Kepala Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Contoh: pengendalian mutu untuk pay item “Structural Concrete K-350". Seluruh
komponen (cement, water, fine aggregate, coarse aggregate, dan reinforcing
steel deformed U-42) dilakukan pengendalian mutu sejak dari bahan baku
(agregat) hingga jadi bahan olahan.(concrete). Keempat komponen yaitu
cement, water, fine aggregate, coarse aggregate kemudian diproses di dalam
concrete plant/mixer sebelum dicor di atas bekisting yang pembesiannya
sudah ditata sesuai gambar rencana, selanjutnya dicek metoda yang berfaku
guna mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan beton K-350.

Konsistensi proses pengendalian mutu oleh Quality Control Engineer (konsultan


supervisi) untuk pay item yang potensial menjadi penyebab kegagalan proyek, akan
member jaminan pencapaian mutu sesuai persyaratan di dalam kontrak.

BAB ill PRINSIP PENGENDALIAN MUTU W-2


Pelatihan Jabatan Kerja Kepaia Pengawas Pek Jalan dan Jbt MEMERIKSA KESIAPAN KONTRAKTOR

Gambar 3.1
DIAGRAM PRINSIP PENGENDALIAN MUTU
(TERHADAP SUATU PAY ITEM)

Poenelihan Jenis-jenis
Bakan Baku sesuai dengan

Linglup pengendalian
- Lingkup Dimensi
- Lingkup kualitas

_-~ Pengendalian A mail - Jenis porerikezan


ee mutu bahan Pe - Metods pemeriksaan
“te
a a
we
a Ea ae - Spesifikasi many
| Ya + Toleransi

telah siap

- Lingkup Dimenst
y + Lingkup kuatitas
ts

Pid “s - Jenis pereriksann


/ Pengendalian “S om ‘an:
<p me ae
Ss eZ - Spesifikasi muty
HON - Toleransi
we !
TAHAP ML" gis

Pekerjaan jadi
(pelaksanaan pay iter
sesuai kontrak)

BAB lil PRINSIP PENGENDALIAN MUTU


DIAGRAM PELAKSANAAN SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN (PHO)

RAPAT RAPAT KUNIUNGAN LAPA- RAPAT BERITA ACARA


PERTAMA KEDUA NGAN KEDUA KETIGA SERAH TERIMA
KUNJUNGAN LAPANGAN | GRACE
PERTAMA PERIOD

LL." TEE: YY lll


* Membentuk * Memeriksa hasil |* Menyimpuikan * Kontraktor * Memeriksa hesil |* Menyimpulkan Hasil |* Pinbagpro membuat
kelompok pekerjaan secara hasil pemeriksaan mefakukan perbaikan = yang Pemeriksaan Kunjungan Berita <Acara Serah
pemeriksaan visual perbaikan hasil telah dilakukan Lapangan Kedus Terima Pekerjaan
* Menentukan * Memeriksa hasil |* Menentukan Grace pekerjaan yang oleh Kontraktor * Menyatakan bahwa paling Jambat 3 hari
fencana — kerja pekerjaan secara Period dan dinilai cacat dan pekerjan fisik selesai 100° getelah mendapat
pemeriksagn teknis / quality Menentukan waktu kerusakan- dan jadual / tanggal waktu pemberitahuan dari
control kanjungan kenusakan lainaya. selesai tidak terlampaui Panitia PHO
lapangan kedua
* Memeriksa * Kontraktor * Menyimpulkan Fersonel,
administrasi melengkapi berkas Peralatas, dan Rencana
adm iniatrasi Kerja Kontraktor dalam
Masa Pemelibaraan
* Menyimpulkan Masa
Pemejiharaan
* Membuat status
pembavaran

* PANITLA PHO BERITA ACARA


PANITLA PHO MEMBUAT BERITA ACARA MEMBUAT BERITA PHO. DITANDA-
KUNJLINGAN LAPANGAN PERTAMA ACARA KUNJUNGAN TANGAN] OLEH
LAPANGAN KEDUA PINBAGPRO
* SURAT PEMBERI- DAN EGNTRAK-
TAHUAN DARI TOR.
PANITLA PHO BHW
PEK. DAPAT DI-
SERAHTERIMAKAN
DIAGRAM PELAKSANAAN SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN

PERMOHONAN REKOMENDASI PEMBERITAHUAN RAPAT KUNJUNGAN RAPAT BERITA ACARA


FHO DARI DARI PINBAGPRO PERTAMA LAPANGAN REDUA SERAH TERIMA
ENGINEER KEPADA AKHIR
PANITIA FHO PEKERJAAN

¥
* Konteaktor * Engineer Jika rekomendasi * Pinbagpro * Panitia FHO * Membahas dan Berdasarkan
mengajukan melakukan penilaian disetujui oleh menyampaikan bersama-sama dengan mengevaluasi hasil pemberitahuan dari
permohonan FHO seientara atas Employer, maka kronologi kontraktor dan unsur-| | kuinjungan Japangan Panitia FHO bahwa
kepada Pinbagpro/ permohonan FHO Pinbagpro memberi pelaksanaan proyek unsur proyek kontraktor telah
Pinpro dengan alasan dari kontraktor. tahu Panitia FHO menyangkut aspek melakukan kunjungan| | * Jika menurat hasi! menyelesaikan
telah menyelesaikan untuk teknis maupun lapangan untuk evaluasi tersebut selurah pekerjaan-nys
pemeliharaan. * Jika hasil penilaian menindaklanjuti administratif. mencatat defects and Panitia FHO dalam proses FHO,
menunjukkan bahwa | | rekomendasi tersebut deficiencies yang Mmenyatakan bahwa Pinbagpro
* Waktu pengajuan | | hasil kerja kontraktor dengan melakukan * Ketua Panitia FHO dilaporkan telah dalam masa menerbitkan Berita
permohonan FHO layak diterima, maka | | kuojungan lapangan menyampaikan hal- diperbaiki maupun pemeliharaan Acara Serah Terima
paling lambat 21 hari Engineer dan pemerikeaan hal yang harus yang terjadi dan kontrakior telah Akhir Pekerjaan,
sebelum berakhimya mengirimkan lapangen paling disepakati dalam belum dilaporkan menyelesaikan ditandatangani oleh
musa pemeliharaan rekormendasi FHO lambat 14 hari proses FHO antara sebagai bahan selurub permasalahan Pinbagpro dan
kepada Employer, sebelum masa lain prosedur, jadual penilaian. defects and Kontraktor. Dengan
dilampiri Hasi! dan pemeliharaan dan penentuan deficiencies maka demikian seluruh
Daftar Cacat dan berakhir. tanggal FHO Panitia FHO kewajiban kontraktor
Kerusakan yang telah membuat Berita berakhir.
diperbaiki. Acara tentang ha) ini
dan memberitahukan
hal ini kepada
Pinbagpro

= Panitia FHO membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan


Lapangan
5

Anda mungkin juga menyukai