Oleh:
RAHMAT HIDAYAT
1815025091
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
RAHMAT HIDAYAT
1815025091
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Rahmat Hidayat
1815025091
Telah dibahas dalam Rapat Dosen Pembimbing pada [tgl, bln, tahun] dan
dinyatakan memenuhi syarat sebagai Skripsi, dengan Dosen Pembimbing:
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan
proposal skripsi dengan judul ‘‘Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Keluarga
Miskin Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Didesa Kota Bangun Ulu”. Proposal ini disusun sebagai salah satu tahapan dalam
menyelesaikan skripsi pada Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama proses penyusunan
proposal skripsi, kepada:
1. Orang tua dan Saudara-saudara saya atas do’a, bimbingan serta kasih sayangnya.
2. Bapak Ir. Muhammad Dahlan Balfas, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Mulawarman.
3. Ibu Indah Fitri Astuti, S.Kom., M.Cs. selaku Ketua Program Studi Informatika.
Dan
selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan masukkan terhadap
penelitian ini.
4. Bapak Medi Taruk, S.Kom, M.Cs selaku Pembimbing II atas masukkan terhadap
penelitian ini
5. Segenap Dosen Program Studi Informatika, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang terus memberikan dukungan semangat demi
terselesainya tugas ini.
Saya menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat memperbaiki demi kesempurnaan
sangat diharapkan.
Samarinda, Agustus 2021
Rahmat Hidayat
1815025091
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terkait Metode SMART...........................................................................8
Tabel 2.2 Simbol-Simbol Data Flow Diagram..........................................................................23
Tabel 2.3 Simbol-Simbol Entity Relationship
Diagram............................................................24
Tabel 2.4 Pengujian Black Box..................................................................................................35
Tabel 2.5 Jadwal Penelitian.......................................................................................................39
DAFTAR GAMBAR
halaman
halaman
Lampiran 1............................................................................................................................45
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama yang masih banyak ditemui di
lingkungan masyarakat, khususnya di Negara Indonesia dan beberapa negara
berkembang lainnya. Kemiskinan merupakan masalah yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan sama lain yaitu tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, dan kondisi lingkungan (Faizal et al.,
2017).
Data kemiskinan yang didapat selama ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
kebijakan pemerintah terhadap masalah kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar
waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk
memperbaiki kondisi mereka melalui sebuah program penanganan kemiskinan(R.,
2019).
Selain itu juga terdapat kasus di salah satu Kecamatan, dimana rumah tangga A
dan B terlihat bahwa B jauh lebih mampu dibandingkan A (terdapat indikator yang
paling berbeda jauh adalah kepemilikan lahan, mobil dan motor), tetapi hasil Proxy
Means Test (PMT) menunjukkan bahwa B lebih miskin dari A dengan alasan bahwa
jumlah anggota rumah tangga B jauh lebih banyak dibanding A sehingga income per
kapita A menjadi lebih tinggi (Badan Pusat Statistik, n.d.).
Hal tersebut yang sering menjadi kekacauan dalam penentuan kemiskinan serta
seringnya kesalahan pada saat pendataan keluarga miskin akibat kesalahan pada proses
pendataan, kesalahan dalam proses perhitungan dan akibat terjadinya kecurangan pada
saat pendataan menjadi salah satu kendala dalam proses penentuan keluarga miskin.
Penentuan rumah tangga miskin secara subyektif berdasarkan pendapat tokoh
masyarakat setempat juga menjadi masalah, karena dapat mengakibatkan bantuan tidak
tepat sasaran. Diperlukan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) agar bisa mendapatkan
keputusan dengan cepat, tepat, dan mudah.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu web yang dapat mengolah data
menjadi sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat menentukan Keluarga Miskin
dalam masyarakat yang mencakup rumah tangga sangat miskin, miskin, hampir miskin,
rentan miskin di Kecamatan Kota Bangun Ulu.
TINJAUAN PUSTAKA
6
Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Untuk
Keluarga Miskin Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique yang
telah dilakukan penelitian oleh (Yulianti & Farina, 2020) Metode yang digunakan
adalah Sistem Pendukung Keputusan atau Decission Support Sistem (DSS) Hasil yang
diperoleh untuk penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Nagari Tigo Jangko,
dari simulasi yang dilakukan dengan 105 data keluarga yang telah diinput-kan, maka
didapatkan hasil 18 keluarga yang layak untuk mendapatkan bantuan dengan persentase
17,1%.
Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima BSPS Desa Ciawang
Menggunakan Metode SMART yang telah dilakukan penelitian oleh (Raisa et al., 2019)
Metode yang digunakan adalah SMART (Simple Multi Attribut Rating Technique)
Dalam SMART pemberian nilai bobot dari tiap alternative terhadap attribute yang ada
dilakukan secara langsung dengan menggunakan skala 1-100. Hasil yang diperoleh
analisis sistem pendukung keputusan penerima BSPS Menggunakan Metode Smart dari
sample 30 Pemohon yang diseleksi terdapat 16 orang yang layak menerima Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya, dan 14 orang yang tidak layak menerima Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya.
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Bantuan Program Sembako
Menggunakan Metode Smart (Simple Multi Attribute Rating Technique) (Studi Kasus :
Dinas Sosial Kota Binjai yang telah dilakukan penelitian oleh (Rahayu et al., 2021)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Simple Attribute Rating
Technique (SMART). Hasil yang diperoleh dari perangkingan dengan nilai tertinggi
yaitu Zuraida (A5) dengan nilai 0,8 dan persentase nilai akhir 16,41% yang sangat
layak menerima bantuan non tunai.
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode SMART (Simple Multi-
Attribute Rating Technique) Untuk Menentukan Status Masyarakat Tidak Mampu Pada
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang yang telah dilakukan penelitan oleh (Sistem et
al., 2020) Metode yang digunakan adalah Observasi, Dan Studi Pustaka. Hasil proses
pengambilan keputusan untuk menentukan status masyakarat tidak mampu pada
Kecamatan Curug sudah menggunakan Ms. Office Excel, namun masih ada aspek yang
belum maksimal, yaitu kecepatan. Kecepatan dalam hal ini adalah saat meng-input data
kriteria warga.
7
Penerapan Metode SMART dalam Seleksi Penerima Bantuan Sosial Warga
Masyarakat Terdampak COVID-19 yang telah dilakukan penelitian (Hutagalung et al.,
2021) Metode yang digunakan adalah Simple Multi-Attribute Rating Technique
(SMART) memanfaatkan proses pengukuran multi-kriteria yang menghasilkan
pemeringkatan terhadap pengukuran terbaik sesuai dengan nilai saran yang diberikan.
Hasil yang diperoleh Kel. Suherianto, nilainya 0.675 sehingga memperoleh bukan nilai
akhir tertinggi namun masih berada di range nilai kandidat, sehingga berhak
memperoleh bantuan sosial Kel. Sarinem, nilainya 0.175 bukan nilai tertinggi sehingga
tidak dipilih sebagai penerima bantuan sosial. Kel. Ny. Tobing br Tambunan, nilainya
0.85 sehingga memperoleh nilai akhir tertinggi, sehingga berhak memperoleh bantuan
sosial.
2.1 Kemiskinan
12
sekedar kondisi ketidakmampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhankebutuhan
pokok, akan tetapi juga kondisi ketidakberdayaan sebagai akibat rendahnya kualitas
kesehatan dan pendidikan, rendahnya perlakuan hukum, kerentanan terhadap tindak
kejahatan (kriminal), resiko mendapatkan perlakuan negatif secara politik, dan
terutama ketidakberdayaan dalam meningkatkan kualitas kesejahteraannya sendiri.
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana pendapatan seseorang atau
sekelompok orang berada di bawah garis kemiskinan sehingga kurang mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan standar untuk pangan, sandang, kesehatan, perumahan,
dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Garis
kemiskinan diartikan sebagai pengeluaran rata-rata atau konsumsi rata-rata untuk
kebutuhan pokok berkaitan dengan pemenuhan standar kesejahteraan. Bentuk
kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau
mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi karena
adanya pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau ke seluruh
lapisan masyarakat sehingga menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan atau
ketimpangan standar kesejahteraan. Daerah daerah yang belum terjangkau oleh
program-program pembangunan seperti ini umumnya dikenal dengan istilah daerah
tertinggal.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat
adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal dari
budaya atau adat istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup
dengan tata cara moderen. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas, pemboros
atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung pada pihak lain.
4. Kemiskinan Struktural
13
Kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena
rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu
tatanan sosial budaya ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya
pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki
unsur diskriminatif Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang
paling banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial terutama di kalangan
negaranegara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF, dan Bank
Pembangunan Asia. Bentuk kemiskinan struktural juga dianggap paling banyak
menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah disebutkan sebelumnya
(Jarnasy, 2018: 8-9). Setelah dikenal bentuk kemiskinan, dikenal pula dengan jenis
kemiskinan berdasarkan sifatnya. Adapun jenis kemiskinan berdasarkan sifatnya
adalah:
1. Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang terbentuk sebagai akibat adanya
kelangkaan sumber daya alam dan minimnya atau ketiadaan pra sarana umum (jalan
raya, listrik, dan air bersih), dan keadaan tanah yang kurang subur. Daerah-daerah
dengan karakteristik tersebut pada umumnya adalah daerah yang belum terjangkau
oleh kebijakan pembangunan sehingga menjadi daerah tertinggal.
2. Kemiskinan Buatan
Kemiskinan buatan adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh sistem
moderenisasi atau pembangunan yang menyebabkan masyarakat tidak memiliki
banyak kesempatan untuk menguasai sumber daya, sarana, dan fasilitas ekonomi
secara merata. Kemiskinan seperti ini adalah dampak negatif dari pelaksanaan
konsep pembangunan (developmentalism) yang umumnya dijalankan di negara-
negara sedang berkembang. Sasaran untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi
tinggi mengakibatkan tidak meratanya pembagian hasil-hasil pembangunan di mana
sektor industri misalnya lebih menikmati tingkat keuntungan dibandingkan mereka
yang bekerja di sektor pertanian Kedua jenis kemiskinan di atas seringkali masih
dikaitkan dengan konsep pembangunan yang sejak lama telah dijalankan di negara-
negara sedang berkembang pada dekade 1970an dan 1980an (Jarnasy, 2018: 8).
Persoalan kemiskinan dan pembahasan mengenai penyebab kemiskinan hingga saat
ini masih menjadi perdebatan baik di lingkungan akademik maupun pada tingkat
14
penyusun kebijakan pembangunan (Suryawati, 2018: 123). Salah satu perdebatan
tersebut adalah menetapkan definisi terhadap seseorang atau sekelompok orang yang
disebut miskin. Pada umumnya, identifikasi kemiskinan hanya dilakukan pada
indikator-indikator yang relatif terukur seperti pendapatan per kapita dan
pengeluaran/konsumsi rata-rata. Ciri-ciri kemiskinan yang hingga saat ini masih
dipakai untuk menentukan kondisi miskin adalah:
1. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja, dan
ketrampilan yang memadai.
2. Tingkat pendidikan yang relatif rendah.
3. Bekerja dalam lingkup kecil dan modal kecil atau disebut juga bekerja di
lingkungan sektor informal sehingga mereka ini terkadang disebut juga setengah
menganggur.
4. Berada di kawasan pedesaan atau di kawasan yang jauh dari pusat-
pusatpertumbuhan regional atau berada pada kawasan tertentu di perkotaan.
5. Memiliki kesempatan yang relatif rendah dalam memperoleh bahan kebutuhan
pokok yang mencukupi termasuk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pendidikan sesuai dengan standar kesejahteraan pada umumnya.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa ciri-ciri kemiskinan di atas tidak
memiliki sifat mutlak (absolut) untuk dijadikan kebenaran universal terutama dalam
menerangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan ataupun
terbentuknya kemiskinan. Sifat-sifat kemiskinan di atas hanya merupakan temuan
lapangan yang paling banyak diidentifikasikan atau diukur.
15
pendukung keputusan adalah membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas
masalah semiterstrukur, memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan
bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer, peningkatan
produktivitas, berdaya saing Saefudin & Wahyuningsih (2019).
17
2.4 Pengertian SMART
Model fungsi utility linear yang digunakan oleh SMART adalah sebagai berikut:
k
Maximize=∑ nwjuij .................................................................................(2.1)
j=1
∀ i=1,2 ,. . k
Keterangan:
18
Perhitungan pada metode SMART sangat sederhana sehingga tidak
memerlukan perhitungan matematis yang rumit yang memerlukan pemahaman
matematika yang kuat. Penggunaan metode yang kompleks akan membuat user
sulit memahami bagaimana metode bekerja.
3. Transparan
Proses menganalisa alternatif dan kriteria dalam SMART dapat dilihat oleh
user sehingga user dapat memahami bagaimana alternatif itu dipilih. Menurut situs
infoharvest.com Answers to Frequently Asked Questions about decision analysis,
Alasan – alasan bagaimana alternatif itu dipilih dapat dilihat dari prosedur –
prosedur yang dilakukan dalam SMART mulai dari penentuan kriteria,
pembobotan, dan pemberian nilai pada setiap alternatif.
4. Multikriteria
Metode SMART mendukung pengambilan keputusan dengan kriteria yang
banyak. Pengambilan keputusan dengan kriteria yang banyak akan menyulitkan
user dalam menentukan keputusan yang tepat.
5. Fleksibel pembobotan
Pembobotan yang dipakai di dalam metode SMART ada 3 jenis yaitu
pembobotan secara langsung ( direct weighting ), pembobotan swing ( swing
weighting ) dan pembobotan centroid ( centroid weighting ). Pembobotan secara
langsung lebih fleksibel karena user dapat mengubah – ubah bobot kriteria sesuai
dengan tingkat kepentingan kriteria yang diinginkan
19
3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif yang akan di evaluasi Pada tahap ini
akan dilakukan proses pengumpulan data.
4. Mengidentifikasi batasan kriteria yang relevan untuk penilaian alternatif
Perlu untuk membatasi nilai. Ini dapat dicapai dengan menghilangkan tujuan yang
kurang penting.
5. Melakukan peringkat terhadap kedudukan kepentingan kriteria. Hal ini perlu
dilakukan untuk dapat memberikan bobot pada setiap kriteria. Karena bobot yang
diberikan pada kriteria akan bergantung pada perangkingan kriteria.
6. Memberi bobot pada setiap kriteria. Pemberian bobot diberikan dengan nilai
yang dapat ditentukan oleh user sendiri. Dalam hal ini akan dilakukan pembobotan
yaitu berdasarkan kriteria yang dianggap paling penting dan berdasarkan kriteria
yang dianggap paling tidak penting.
7. Menghitung normalisasi bobot kriteriaBobot yang diperoleh akan dinormalkan
dimana bobot setiap kriteria yang diperoleh akan dibagikan dengan hasil jumlah
setiap bobot kriteria
wj
nwj= k
....................................................................................................(2.2)
∑ ¿ 1 wn
n
Keterangan:
nwj = normalisasi bobot kriteria ke-j.
wj=¿bobot kriteria yang akan dihitung.
k =¿ jumlah kriteria.
wn = bobot kriteria ke-n.
8. Mengembangkan single-attribute utilities tahap ini adalah memberikan suatu
nilai pada semua kriteria untuk setiap alternatif . Dalam bidang ini seorang ahli
memperkirakan nilai alternatif dalam skala 0 – 100. Dimana 0 sebagai nilai minimum
dan 100 sebagai nilai maksimum.
u ij = 100 ¿ ¿....................................................................................(2.3)
u ij ¿ nilai utility alternatif i pada kriteria j.
cmax=¿ nilai sub kriteria maksimal.
cmin=¿nilai sub kriteria minimal.
cout i=¿ nilai kriteria ke-i.
20
9. Menghitung penilaian/utilitas terhadap setiap alternatif Perhitungan dilakukan
menggunakan SMART.
10. Memutuskan Nilai utilitas dari setiap alternatif akan diperoleh dari langkah 9.
Jika suatu alternatif tunggal yang akan dipilih, maka pilih alternatif dengan nilai
utilitas tertinggi.
PHP adalah bahasa service side scripting yang menyatu dengan HTML untuk
membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server side scripting
maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian
hasilnya dikirimkan ke web browser dalam format HTML. Dengan demikian kode
program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat oleh user sehingga keamanan
halaman web lebih terjamin. PHP dirancang untuk membentuk halaman web
dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web.
PHP termasuk dalam Open Source Product, sehingga source code PHP dapat
diubah dan didistribusikan secara bebas. PHP juga dapat berjalan pada berbagai
web server seperti ISS (Internet Information Server), PWS (Personal Web Server ),
Apache, Xitami. PHP juga mampu lintas platform, artinya PHP dapat berjalan di
banyak sistem operasi yang beredar saat ini, diantaranya Sistem Operasi Microsoft
Windows (semua versi), Linux, Mac OS, Solaris. PHP dapat dibangun sebagai
modul pada web server Apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI
(Common Gateway Interface). PHP dapat mengirim HTTP header, dapat mengatur
cookies, mengatur outhentication dan redirect users.
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh PHP adalah kemampuannya untuk
melakukan koneksi ke berbagai macam software sistem manajemen basis/Database
Management System (DBMS), sehingga dapat menciptakan suatu halaman web
yang dinamis. PHP mempunyai koneksitas yang baik dengan beberapa DBMS
antara lain Oracle, Sybase, mSql, MySQL, Microsoft SQL Server, Solid,
PostgreSQL, Adabas, FilePro, Velocis, dBase, Unix dbm, dan tak terkecuali semua
database ber-interface ODBC (Arief, 2019).
21
2.8 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan
banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database
sebagai sumber dan pengolahan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena
MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya
sehingga mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk
kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala menengah-kecil. MySQL juga
bersifat open source dan free pada berbagai platform (kecuali pada windows yang
bersifat shareware). MySQL didistribusikan dengan lisensi open source GPL
(General Public License) mulai versi 3.23, pada bulan Juni 2000.
MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa
pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap
sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL lebih
sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web, umumnya
pengembangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman script PHP
(Arief,2019).
Data flow diagram adalah suatu grafik yang menjelaskan sebuah sistem
22
dengan menggunakan bentuk-bentuk dan simbol-simbol untuk menggambarkan
aliran data dari proses-proses yang saling berhubungan. Data flow diagram ini
adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari
pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, data flow diagram
adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi
sistem. Data flow diagram ini merupakan alat perancangan sistem yang
berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan
oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program (Han, 2019)
Simbol-simbol DFD dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.
23
4. Aliran data; merupakan data yang dikirim antar proses, dari
penyimpanan ke proses atau dari proses ke masukan
(input) atau keluaran (output).
No Simbol Keterangan
24
BAB III METODOLOGI PENELITI
METODOLOGI PENELITIAN
Observasi/
Studi Literatur
Wawancara
Data Penelitian
Kriteria Alternatif
Bobot
Pengolahan data dengan
Metode SMART Model Proses
(Sekuensial Linear)
Nilai - Analasis
Utilitas
- Desain
- Kode
-Test
Dokumentasi Komputasi
Aplikasi
Skripsi Dokumentasi Teknis
Perangkat Lunak
25
Berikut adalah tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan:
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari sumber dari buku, handbook, skripsi,
makalah, serta dari internet tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
analisis Metode SMART
2. Observasi/Wawancara
Observasi atau wawancara dilakukan dengan Kepala Kantor Desa dan Masyarakat
Desa Kota Bangun Ulu..
3. Data Penelitian
Setelah melakukan studi literatur serta observasi/wawancara diperolehlah data
penelitian yang selanjutnya akan diolah.
4. Pengolahan data dengan metode SMART
Metode SMART digunakan untuk kriteria yang bersifat kuantitatif (bisa dihitung
dengan pasti). Tahapan proses metode SMART sendiri adalah Kriteria,kemudian
diberi bobot, menghasilkan utilitas yang dibantu dengan alternatif, diproses
dengan metode SMART.
5. Implementasi
Setelah data diolah menggunakan metode SMART, selanjutnya akan di
implementasikan kedalam proses komputasi serta dokumentasi.Dalam tahap
implementasi terdapat dua tahap yaitu proses komputasi (aplikasi) serta tahap
dokumentasi.
6. Dokumentasi
Dokumentasi dituangkan dalam bentuk skripsi yang berisi keseluruhan proses
dari rangkaian sistem secara umum.
7. Komputasi
Tahap komputasi dikembangkan melalui pengembangan perangkat lunak, dengan
menggunakan metode Sekuensial Linier atau Waterfall, yang komponen utamanya
terdiri dari Analysis, Design, Code, Test, untuk selanjutnya di implementasikan
menjadi sebuah web.
8. Aplikasi/Perangkat Lunak
Aplikasi/Perangkat lunak merupakan implementasi dari proses komputasi
menggunakan model proses sekuensial Linier atau Waterfall.
26
9. Dokumen Teknis
Dokumen teknis berisi tentang data rinci dari aplikasi/perangkat lunak tersebut.
a. Pengamatan (Observation)
b. Wawancara (Interview)
Perancangan Data
Analis
Analis
Design
Coding
Testing
Maintenance
1. Sistem Engineering
2. Analys
Untuk proses ditahap ini dilakukan analisis kebutuhan dari software yang akan
dirancang dan dibuat, meliputi analisis fungsi/proses yang dibutuhkan, analisis
output, analisis input, dan analisis kebutuhan.
3. Design
29
Menginjak pada tahapan design, akan dilakukan perancangan software yang
bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya di kerjakan oleh
software dan bagaimana tampilannya, meliputi rancangan output, rancangan input,
rancangan struktur data yang digunakan, rancangan struktur software dan
rancangan algoritma software. Tahapan ini akan membantu dalam
menspesifikasikan kebutuhan dan arsitektur software secara keseluruhan sehingga
akan semakin memudahkan penulis dalam melakukan penelitian
4. Coding
Pada tahap ini, dilakukan proses coding atau pembuatan software. Pembuatan
software dipecah menjadi beberapa modul yang nantinya akan digabungkan dalam
tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan untuk mengetahui
apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum. Dalam proses
pembuatan coding sangat diperlukan kecermatan, dan ketelitian karena bila ada
satu saja huruf atau karakter coding yang salah bisa berakibat fatal, yang
menyebabkan sistem akan menjadi error dan tidak dapat digunakan.
5. Testing
Setelah selesai membuat coding tahap selanjutnya adalah testing. Dalam proses ini
dilakukan pengabungan modul-modul yang telah di buat dan dilakukan pengujian
atau testing. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang
dibuat telah sesuai dengan desainnya dan apakah masih terdapat kesalahan atau
tidak.
6. Maintenance
30
tiap waktu seiring dengan perkembangan ilmu teknologi.
31
Login Beranda Pengertian SMART
Bobot Kriteria
Kriteria
Normalisasi Bobot
32
3.5 Perancangan Tampilan
Perancangan pengguna Pada spesifikasi proses ini akan dijelaskan tentang urutan
dari Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Masyarakat Miskin. Dengan
Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) di Desa Kota Bangun Ulu,
proses tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
SILAHKAN MASUK - X
Username
Password
Masuk
SMART Login
Beranda
SPK Metode SMART
Alternatif .
Pada hakekatnya Simple Attribute Rating Smart (SMART)
Kriteria Merupakan suatu model pengambil keputusan
yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal
SubKriteria yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model
Pengambil keputusan dengan SMART pada dasarnya...
Nilai Alternatif
Perhitungan
SMART Login
Beranda Alternatif
Kriteria
SubKriteria
Nilai Alternatif
Perhitungan
SMART Login
Beranda Kriteria
Kriteria
SubKriteria
Nilai Alternatif
Perhitungan
34
SMART Login
Beranda SubKriteria
Kriteria
SubKriteria
Nilai Alternatif
Perhitungan
SMART Login
Kriteria
SubKriteria
Nilai Alternatif
Perhitungan
35
SMART Login
Alternatif
Kriteria
SubKriteria
Nilai Alternatif
Perhitungan
36
2. Mengisikan SILAHKAN MASUK - X Sistem
username dan menerima akses
admin
password lalu login dan masuk
klik tombol ..... ke menu utama
“Masuk” Masuk
dihapus, lalu
klik tombol
“Hapus”
6. Mencari data SMART Login Sistem akan
Beranda Alternatif
alternatif Alternatif Pencarian. . . Refresh Tambah Cetak manampilkan
Nama Kepala
dengan Kriteria No No. Kartu keluraga
Keluarga
Aksi data yang dicari
SubKriteria
1 18011216210910001 Muhammad Bagus
mengetikkan Nilai Alternatif
2 18011216210910002 Fahrianur
Perhitungan
18011216210910003 Rahmat Hidayat
nama atau 3
37
kode alternatif
pada cari data
7. Input data SMART Login Sistem tidak
Beranda Kriteria
kriteria tidak Alternatif Pencarian. . . Refresh Tambah Cetak akan menyimpan
Kriteria
lengkap ( ada Kode Nama Kriteria Atribut Bobot data kriteria jika
SubKriteria
1 Jumlah Penghasilan 1 100
kolom yang Nilai Alternatif
2 Status Pekerjaan 2 80
ada kolom yang
Perhitungan
Jumlah Kendaraan 3 90
tidak terisi ), 3
tidak terisi dan
lalu klik menampilkan
tombol pesan “field
“Simpan “ bertanda * tidak
boleh kosong!”
8. Input data SMART Login Sistem akan
Beranda Kriteria
kriteria Alternatif Pencarian. . . Refresh Tambah Cetak menyimpan data
Kriteria
lengkap, lalu Kode Nama Kriteria Atribut Bobot kriteria dan
SubKriteria
1 Jumlah Penghasilan 1 100
klik tombol Nilai Alternatif
2 Status Pekerjaan 2 80
tampil pada
Perhitungan
Jumlah Kendaraan 3 90
“Simpan” 3
gridview
9. Input data Sistem akan
SMART Login
Subkriteria Beranda
menyimpan data
Nilai SubKriteria
38
11 Pada menu Sistem akan
. Perhitungan SMART Login
menampilkan
akan dilakukan Beranda Hasil Perhitungan
Nama halaman cetak
Alternatif Normalisasi Kriteria
No Nama Bobot Normal
cetak hasil Kriteria
1 Jumlah Penghasilan 100 0.1866
laporan hasil
SubKriteria
akhir Nilai Alternatif Data Alternatif
akhir
Perhitungan Kode Nama Penghasilan Pekerjaan Kendaraan BangunanAir Bersih
C01 Rahmat >=4 Juta PNS 4 Mess Air Keran
Hidayat
Terbobot
Rank Kode Nama Total Hasil
Perhitungan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari sampai bulan maret tahun
2022 Adapun tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Kantor Desa Kota Bangun
Ulu. Berbagai aktivitas dan kegiatan dalam penelitian ini dapat terjadwal dan selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka perlu disusun dalam suatu jadwal
penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 2.6.
DAFTAR PUSTAKA
40
https://www.bps.go.id/publication/2021/02/26/938316574c78772f27e9b477/statis
tik-indonesia-2021.html
41
Kabupaten (Studi Kasus Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Sebelum Dan
Sesudah Pemekaran di Kabupaten Nagekeo Propinsi NTT Tahun 2005-2009).
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
42
7. Pangestu, L. S., Ardian, Y., & Kuswinardi, W. (2019). Sistem
Keputusan Penerima Bantuan Rumah Tak Layak Huni ( RTLH ) Di Kota Binjai
Dengan Metode Simplemultiple Attribute Rating Technique ( SMART ) ( STUDI
KASUS : DINAS SOSIAL BINJAI ). 3, 1–9.
9.
AKSES:
R., T. W. (2009). Kemiskinan Dan Bagaimana Memeranginya.
43
https://doi.org/10.31942/akses.v4i7.514
44
Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Penerima Bantuan Sosial Covid-19
Pada Kecamatan Stabat Menggunakan Metode SMART ( Studi Kasus : Dinas
Sosial Kabupaten Langkat ).
45
15. Utomo, et al. (2019). KeputusanSistem
46
18. Hanum, N. (2018). Analisis Kemiskinan dan
19.
1–9.
Terhadap, B., Di, K., & Ilmiah, J. (2016). TIMUR.
47
21. Febriana, E. (2010). Strategi Untuk Peningkatan
SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique). (n.d.). Retrieved August 11,
2021, from http://yojiuye.blogspot.com/2015/02/cara-perhitungan-metode-smart-
simple.html
23. Elisa, U., Yana, Y., & Noor, R. (2012). Salah satu
48
jadwal secara online adalah PHP ( PHP Hypertext Preprocessor ), dimana PHP
merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk
memproses data dinamis . . jQu. Jurnal Infotel, 4(November), 40–51.
Fakultas, E., & Unsrat, T. (2016). Sistem Informasi Perpustakaan Online Berbasis
Web. E-Journal Teknik Elektro Dan Komputer, 5(2), 29–36.
25.
Perpustakaan
Tibanndaru :
Berbasis
Jurnal
Php
Ilmu
Safitri, R. (2018). Simple Crud Buku Tamu
Dan Mysql :Langkah-Langkah
Perpustakaan Dan Informasi,
Pembuatan.
2(2), 40.
https://doi.org/10.30742/tb.v2i2.553
49
26. Sofwan, A. (2011). Belajar Mysql dengan
Industri, J. T., Teknik, F., Maret, U. S., Ir, J., & No, S. (2014). Jurnal Sistem
Informasi ( Journal of Information Systems ). 2 / 10 ( 2014 ), 94-107 DOI :
http://dx.doi.org/10.21609/jsi.v10i2.392. 10, 94–107.
50
29. Herlambang, B. A., & Setyawati, V. A. V. (2015).
Perancangan Data Flow Diagram Sistem Pakar Penentuan Kebutuhan Gizi Bagi
Individu Normal Berbasis Web. Jurnal Informatika UPGRIS, 1, 78–85.
30.
Diagram ( ERD ).
Diagram, S. E. (n.d.). Entity-Relationship
51
32. Larasati, D. (2017). IMPLEMENTASI METODE
34. Pangan
Guntur, M., & Yanto, R. (2019). Penerapan
52
35. Rasyid, M., Martaleli Bettiza S.Si, M. S., &
Lampiran
Lampiran 1
Dokumentasi Foto
53
Gambar 1. Wawancara dengan ibu leni andriani
54
Gambar 3. Wawancara dengan ibu fatimah
Lampiran 1 (Lanjutan)
Dokumentasi Foto
55
Gambar 5. Wawancara dengan ibu Siti Maryam
56
Gambar 7. Wawancara dengan ibu nur lina
57
Gambar 9. Wawancara dengan ibu erna
58