MODUL 1
PEMBELAJARAN SECARA TATAP MUKA
Pengajar :
MATERI 1
BAB 1. RANGKAIAN ARUS SEARAH
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat menggunakan voltmeter dan amperemeter untuk menentukan nilai tegangan dan arus
listrik searah dengan tepat setelah melakukan kegiatan literasi dan tanya jawab.
2. Peserta didik dapat Menjelaskan hubungan kuat arus dan tegangan listrik berdasarkan hukum ohm
setelah melakukan kegiatan literasi dan tanya jawab
3. Peserta didik dapat Menentukan besar hambatan listrik dan jenisnya setelah melakukan kegiatan literasi
dan tanya jawab
Arus Searah adalah arus yang mengalir dalam satu arah, yakni kutub positif ke kutub negatif sumber
tegangan.
Pada rangkaian arus searah (DC) melibatkan arus dan tegangan searah yang tidak berubah terhadap waktu.
Sumber Listrik DC yaitu batu baterai (elemen kering), aki (elemen basah), bias sel, solar sel, dan adaptor
Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan sebuah resistor (hambatan).
Cara membaca hasil ukur arus listrik berdasarkan gambar tersebut adalah:
Diketahui: Skala yang ditunjuk jarum = 19
Skala maksimum = 50
Batas ukur yang dipakai = 5 A
Untuk membaca hasil pengukuran pada voltmeter, perhitungannya seperti pada amperemeter.
Arus listrik mengalir dari potensial tinggi menuju potensial rendah. Arus listrik hanya dapat mengalir pada
rangkaian tertutup. Arah arus listrik berlawanan dengan arah gerak elektron. Kuat arus listrik pada kawat
didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang rnelewati kawat per satuan waktu. Apabila definisi tersebut
dituliskan dalam sebuah persamaan sebagai berikut.
3
2. HUKUM OHM
Bunyi Hukum Ohm: “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan hambatan penghantar”. Dalam Hukum Ohm pada listrik searah terdapat tiga besaran
listrik yang saling terkait yaitu Hambatan, Tegangan dan Kuat Arus. Dengan Hukum Ohm kita dapat menulis
hubungan matematis antara kuat arus listrik, tegangan listrik dan hambatan listrik sebagai berikut:
3. HAMBATAN LISTRIK
Hambatan listrik atau sering disebut juga RESISTOR, merupakan sebuah benda yang menghasilkan
RESISTANSI atau NILAI HAMBATAN. Resistor berfungsi sebagai pengatur kuat arus, pengatur tegangan atau
pembagi potensial listrik. Resistor dilambangkan dengan simbol R. resistor terbuat dari bahan yang berfungsi
untuk menghambat pergerakan aliran arus listrik. Gerak aliran arus listrik dalam resistor dihambat oleh gerakan
elektron bebas dari jenis bahan penyusun resistor. Gerakan electron dalam jenis bahan penghantar dapat
dihambat oleh tabrakan antar atom yang satu dengan atom yang lainnya. Oleh karena itu, setiap penghantar yang
dialiri arus listrik pasti memiliki hambatan.
a. Resistansi
Berdasarkan hukum ohm didapatkan pemahaman bahwa resistansi suatu penghantar berpengaruh terhadap kuat
arus yang mengalir pada penghantar tersebut. oleh karena itu besar kecil kuat arus yang mengalir pada
penghantar dapat diatur menggunakan resistansi. Resistansi sebuah penghantar (missal kawat) dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
4
b. Resistivitas
Resistivitas adalah resistansi suatu penghantar yang memiliki panjang satu satuan panjang dan luas safu satuan
luas. Resistivitas menyatakan karakteristik bahan sehingga setiap penghantar yang berbeda jenis memiliki
perbedaan resistivitas (missal resistivitas tembaga berbeda dengan resistivitas aluminium). Dalam satuan
internasional, satuan resistivitas adalah ohm meter (Ωm). Resistansi suatu penghantar jika dipengaruhi oleh suhu
dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
c. Resistor
Hambatan dapat berada di mana saja, seperti di dalam sumber tegangan, kawat penghantar, lampu, maupun
peralatan listrik. Namun, ada benda elektronik yang bertugas khusus sebagai hambatan. Kita sering menyebut
benda ini dengan istilah resistor. Ditinjau dari resistansinya, ada dua jenis resistor yaitu resistor tetap dan
resistor variabel. Jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap dinamakan resistor tetap, sedangkan jenis
resistor yang nilai resistansi dapat berubah dan diatur sesuai keinginan dinamakan resistor variabel.
CONTOH SOAL
1. Sebuah kawat terbuat dari nikelin yang memiliki panjang 2,19 m. Resistivitas nikelin sebesar 4,7 × 10-7 Ωm.
Jika kawat dihubungkan dengan tegangan 3 V, dan hambatan kawat nikelin sebesar 1,5 Ω. Tentukan:
a. Arus yang mengalir pada kawat
b. Luas penampang kawat
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Diketahui; skala yang ditunjuk = 60
Skala maksimum = 100
Batas ukur = 200 mA (mili ampere)
Jadi, besar kuat arus listrik berdasarkan hasil pengukuran tersebut adalah 0,12 A
3. Jika pada rangkaian seperti pada gambar, hasil ukur tegangan didapatkan 3 V dan nilai R pada rangkaian
adalah sebesar 1 Ω, berapa arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: V=3V
R=1Ω
Dengan menggunakan hukum ohm; I = V/R = 3V/1Ω = 3 A
Jadi besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian adalah 3 Ampere.
6
TUGAS MATERI 1
(Pengukuran Arus dan Tegangan, Hukum Ohm, dan Hambatan Listrik)
4. Tentukan nilai Resistor, jika diketahui hasil ukur tegangan dan arus seperti pada gambar !
5. Sebuah amperemeter memiliki arus skala penuh 0,1 mA (kuat arus maksimum yang dapat diukur) dan
hambatan kumparan 50 Ω. Amperemeter akan digunakan mengukur kuat arus sampai 50 mA.
Tentukan nilai Hambatan shunt yang dibutuhkan !
6. Hitung hambatan listrik beberapa konduktor yang mempunyai panjang 1 meter dan luas penampang
1 x 10-5 m2. Hambatan jenis konduktor dinyatakan pada tabel di bawah.
Bahan Hambatan Jenis Bahan Hambatan Jenis
(200) (200)
Perak 1,5 × 10-8 Karbon 3,5 × 10-5
Tembaga 1,7 × 10-8 Germanium 0,5
Emas 2,4 × 10-8 Silikon 680
Aluminium 2,8 × 10-8 Kaca 1010 -1014
Besi 10 × 10-8