Anda di halaman 1dari 8

ISSN PRINT : 2714-9781

ISSN ONLINE : 2715-2677

PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAKAN PENGHINAAN CITRA TUBUH


(BODY SHAMING)

Mana Kebenaran Ndruru1), Ismail2), Suriani3)


1,2,3)
Fakultas Hukum Universitas Asahan, Jln. Jenderal Ahmad yani, Kisaran
Kisaran Sumatera Utara
e-mail: 1)manakebenaranndruru1995@gmail.com, 2)ismail_izu@yahoo.com,
3)
surianisiagian02@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan teknologi pada saat sekarang ini yang sangat pesat menyebabkan kejahatan baru
bermunculan misalnya kejahatan penghinaan citra tubuh (body shaming) yang dilakukan melalui
media sosial seperti facebook, twitter, instagram, whatsapp dan lain sebagainya. Pengaturan tindak
pidana penghinaan citra tubuh (body shaming) saat ini menggunakan Pasal 27 ayat (3)Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik(UU ITE) dengan merujuk Dalam Pasal 315 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana(KUHP). Artinya apabila perbuatan penghinaan body shaming tersebut
dilakukan dengan menggunakan sarana media sosial maka pelakunya dijerat pasal 27 ayat (3) UU ITE,
dan apabila perbuatan penghinaan body shaming tersebut dilakukan secara langsung dihadapan orang
itu maka pelakunya dijerat Pasal 315 KUHP dengan status penghinaan ringan, dan kejahatan
penghinaan body shaming ini bersifat delik aduan.

Kata Kunci: pengaturan hukum, tindak pidana, penghinaan citra tubuh

ABSTRACT

Technological defelopments at this time are very fast causing new crimes to appear such as crimes of
bodily insults commited through social media as facebook, twitter, instagram, whatsaap and so forth.
The regulation of the crime of insulting body image is currently using article 27 paragraph 3 of
information law and electronic (UU ITE) transactions by referring to article 315 of the criminal law
(KUHP).It means that if the body image insulting act is carried out using social media means the
culprit is charged under article 27 paragraph 3 UU ITE, and if the body image insulting act is carried
out directly in front of that person then the culprit is charged with article 315 KUHP with mild insult
status, and insulting crime this body image is offensive to complaint.

Key words: legal arrangements, criminal law, insulting body image.

1. PENDAHULUAN terus berkembang jika tidak segera ditangani


secara cepat. Perkembangan Teknologi
Body Shaming adalah tindakan Informasi sekarang telah membawa pengaruh
mempermalukan tubuh atau fisik. Sedangkan perubahan yang sangat besar terhadap
dalam pengertian luasnya bahwa Body kehidupan sosial budaya manusia dan dapat di
Shaming merupakan tindakan mengejek atau lihat dari perkembangan masyarakat. Saat ini,
mengina dengan dengan mengomentari fisik teknologi telah menjadi sebuah kekuatan yang
(bentuk tubuh maupun ukuran tubuh) dan dapat membelenggu perilaku dan gaya hidup
penampilan seseorang. Jenis kejahatan ini manusia. ( Budi Suhariyanto, 2012:3).
merupakan bentuk kejahatan baru yang Laman SAFEnet (Southeast Asia
semakin hari semakin berkembang ditengah Freedom of Expression Network) adalah salah
masyarakat dan dikhawatirkan akan semakin satu lembaga jaringan penggerak kebebasan

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 288
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

berekspresi online se-Asia tenggara yang tugas penelitian ini adalah sumber bahan hukum
utamanya adalah mendorong dan menjaga primer, sekunder dan tersier.
kemerdekaan berekspresi, khususnya di media a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan
online. Menyebutkan bahwa sampai 31 oktober hukum yang mengikat danautoritatif yang
2018 terdapat sekitar 381 korban yang dijerat berasal dari pemerintah sebagai pemegang
dengan Undang-Undang ITE khusunya otoritas seperti peraturan perundang-
Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 28 ayat (2) dengan undangan.
persentase 90 persen dijerat dengan tuduhan b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu sumber
pencemaran nama baik, sisanya dengan hukum sebagai pendukung yang berkaitan
tuduhan ujaran kebencian (hatespeech). dengan bahan hukum primer, seperti
Berkaitan dengan tindakan penghinaan Body rancangan undang- undang, hasil-hasil
Shaming ada 966 kasus penghinaan citra tubuh penelitian, jurnal, buku, website, internet,
(body shaming) yang ditangani polisi dari koran dan majalah.
seluruh Indonesia sepanjang 2018, sebanyak c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan
347 kasus di antaranya selesai, baik melalui hukum yang memberikan petunjuk maupun
penegakkan hukum maupun pendekatan penjelasan terhadap bahan hukum primer
mediasi antara korban dan pelaku. dan bahan hukum sekunder misalnya
Perbuatan body shaming merupakan Kamus ensiklopedia, KBBI, indeks
bagian dari tindak pidana yang dapat kumulatif dan sebagainya.
dipertanggungjawabkan secara hukum karena
tujuan adanya hukum yaitu untuk mencapai 3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
suatu keadilan dan kepastilan hukum dalam Dalam penelitian ini telah
masyarakat. Meskipun awalnya body shaming mengutarakan metode dan pendekatan yang
ini dianggap hanya sebatas candaan namun digunakan yaitu metode penelitian normatif
karna semakin hari banyak korban akibat dengan menggunakan pendekatan perundang-
perbuatan tersebut dan sangat meresahkan undangan. Perundangan-undangan dalam hal
masyarakat maka pemerintah sangat peka ini meliputi baik yang berupa regulasi maupun
terhadap persoalan ini sehingga akhirnya keputusan atau kebijakan yang diambil oleh
pemerintah mengkaji dan menetapkan delik pemerintah. Oleh karena itu, untuk
bagi para pelaku kejahatan body shaming memecahkan suatu isu hukum, penulis harus
tersebut sebagai solusi dalam mencegah dan sekian menelusuri banyak produk peraturan
mengurangi potensi kejahatan semacam ini perundang-undangan.
dikemudian hari. Analisis Bahan Hukum Berdasarkan
isu hukum yang dibahas oleh penulis tentang
penghinaan citra tubuh (body shaming) maka
2. METODE PENELITIAN tentu yang harus dilakukan pertama sekali
yaitu dengan menganalisis bahan hukum
1. Metode primer berupa peraturan perundang-undangan
Berdasarkan judul skripsi, rumusan seperti, UUD 1945, KUHP dan UU ITE yang
masalah dan tujuan penelitian yang diteliti oleh berkaitan dengan topik permasalahan,
Penulis maka metode yang digunakan oleh kemudian berikutnya yang harus dianalis yaitu
penulis adalah metode penelitian normatif bahan hukum sekunder dan bahan hukum
dengan menggunakan pendekatan perundang- tersier yang dimaksudkan sebagai pendukung
undangan (statute approach). Yang artinya penyempurnaan seperti buku-buku hukum,
suatu penelitian yang dilakukan dengan jurnal hukum, internet, kamus hukum,
menganalisis dan menelusuri bahan ensiklopedia dan sebagainya. Kemudian
kepustakaan. (Peter Mahmud Marzuki, diolah secara kualitatif sehingga menghasilkan
2005:133). data yang bersifat deskriptif.

2. Sumber Bahan Hukum


Dalam penelitian hukum normatif ini,
sumber bahan yang digunakan dalam

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 289
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

3. HASIL DAN PEMBAHASAN c. Berujung pada depresi (lead to depression)


4.1. Pengaturan Tindak Pidana Penghinaan Penampilan fisik menjadi satu hal
Citra Tubuh (Body Shaming) Menurut yang sangat sensitif bagi semua orang. Mereka
Hukum Pidana Indonesia mudah tersinggung ketika mulai
Pada umumnya, tindakan penghinaan membicarakan kekurangan fisik, baik dari
terhadap citra tubuh seseorang sepertinya bagian tubuh hingga wajahnya. Orang yang
sudah tidak dianggap sebelah mata. Jika merasa tersindir terkadang memilih untuk diam
kebiasaan tersebut tidak dicegah secara cepat dan tidak banyak bicara. Keadaan ini justru
dan tegas artinya tidak menutup kemungkinan perlu dikhawatirkan karena kemungkinan
tindakan semacam ini akan menimpa orang- terjadinya depresi ketika mereka sedang
orang disekitar anda. Oleh karena itu, penting sendiri, menjadi lebih besar. Akibatnya, kasus
untuk mengetahui bahwa ada beberapa dampak bunuh diri yang pernah menimpa Harriet bisa
buruk yang dirasakan oleh mereka yang sangat mungkin terjadi (Jurnal Sakinah
mengalami tindakan penghinaan citra tubuh 2018:62).
(body shaming) yaitu sebagai berikut: Mengingat tindakan penghinaan
terhadap citra tubuh ini sering terjadi di media
a. Menurunkan rasa percaya diri (lack of self sosial dan telah menjadi sorotan dari berbagai
confidence) elemen masyarakat maka ada banyak desakan-
Setiap orang memiliki bentuk tubuh desakan dari berbagai pihak terkhusus
yang beragam, baik mereka yang bertubuh pemerhati hak asasi manusia mendesak kepada
gemuk, kurus, obesitas, tuna netra, disabilitas pemerintah agar melindungi warga negaranya
dan lain sebagainya. Sayangnya, terkadang dari ancaman tindakan body shaming agar
bagi mereka yang merasa memiliki tubuh tidak ada pihak-pihak yang sesuka hatinya
sempurna justru menyudutkan temannya dan melakukan penghinaan terhadap citra tubuh
menyindirnya dengan sebuah ejekan. Keadaan seseorang. Adapun pandangan hukum tentang
ini bisa mebuat rasa percaya dirinya kian penghinaan citra tubuh (body shaming) di
menurun dan membuatnya enggan bertemu tinjau dari beberapa aturan antara lain:
dengan orang. Padahal, dukungan moral dari 1. Pengaturan Pidana Penghinaan Citra Tubuh
keluarga maupun teman adalah kunci terbaik (Body Shaming) Ditinjau dari KUHP
untuk meningkatkan rasa percaya diri Penghinaan sudah lama menjadi
seseorang, agar mereka setara dengan yang bagian dari hukum pidana, karena pada
lain. dasarnya Indonesia mewarisi system hukum
yang berlaku pada masa Hindia Belanda.
b. Berupaya untuk menjadi ideal (strive to be Hukum Penghinaan di Indonesia pada
ideal) dasarnya diatur dalam hukum pidana diatur
Dalam kenyataannya, mereka yang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
sering mendapatkan hinaan citra tubuh mulai KUHP) dan beberapa Undang-Undang lain
cemas dan merasa tidak aman terhadap yang juga memuat ketentuan beberapa
kenyataan itu, sehingga mereka menempuh pasalnya. Ada beberapa pasal yang mengatur
jalan pintas untuk bisa keluar dari zona ketidak tentang penghinaan secara umum dalam
nyamanan itu dengan melakukan suatu KUHP sebagai berikut:
tindakan yang sangat fatal dengan tujuan untuk Pasal 310 Ayat (1) : “Barangsiapa sengaja
melakukan penyesuaian bentuk tubuhnya menyerang kehormatan atau nama
dengan lingkungannya. Salah satu cara yang baik seseorang dengan menuduhkan
mereka lakukan misalnya diet makan yang sesuatu hal, yang maksudnya terang
berlebihan (ekstrim) agar berat badannya cepat supaya hal itu diketahui umum,
turun atau meminum obat secara berlebihan diancam karena pencemaran dengan
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap pidana penjara paling lama Sembilan
dirinya sendiri. Akibatnya , mereka jatuh sakit bulan atau pidana denda paling
sehingga keadaan ini berdampak pada faktor banyak empat ribu lima ratus
kesehatan mereka dan bisa-bisa berujung pada rupiah”.
kematian. Pasal 315 : “Tiap-tiap penghinaan dengan
sengaja yang tidak bersifat

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 290
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

pencemaran atau pencemaran tertulis bermata dua, karena selain memberikan


yang dilakukan terhadap seseorang, kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
baik di muka umum dengan lisan kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus
atau tulisan, maupun di muka orang menjadi sarana efektif perbuatan melawan
itu sendiri dengan lisan atau hukum. (Widya Pramono, 1998:191). Undang-
perbuatan, atau dengan surat yang Undang Nomor 11
dikirimkan atau diterimakan Tahun 2008 tentang Informasi dan
kepadanya, diancam karena Transaksi Elektronik (UU ITE) merupakan
penghinaan ringan”. Tindak pidana undang-undang yang ditunggu
tersebut di atas diancam dengan implementasinya baik oleh dunia teknologi
pidana penjara paling lama 4 (empat) informasi, masyarakat umum, maupun
bulan 2 (dua) minggu atau denda pemerintah. Beberapa alternatif model
paling banyak empat ribu lima ratus pengaturan dalam UU ITE yaitu model
rupiah. (R. Soesilo, 1995:228). pengaturan yang berpijak pada pemilahan
Berkaitan dengan kejahatan tindak materi hukum secara ketat sehingga regulasi
pidana penghinaan citra tubuh (body shaming) yang dibuat bersifat sangat sempit dan spesifik
maka untuk menjerat pelakunya digunakan pada sektor tertentu saja serta model
Pasal 315 apabila perbuatan penghinaan body pengaturan yang bersifat komprhensif dalam
shaming tersebut dilakukan secara langsung arti materi muatan yang diatur mencakup hal
atau dihadapan orang itu sendiri. Pasal ini juga yang lebih luas disesuaikan dengan kebutuhan
dikategorikan sebagai kejahatan penghinaan yang saat ini terjadi sehingga dalam regulasi
ringan dan bersifat delik aduan. Meskipun tersebut akan tercakup aspek hukum perdata
Pasal ini tidak menyebut secara spesifik materil, hukum acara perdata dan pidana,
mengenai body shaming namun dapat dilihat hukum pembuktian, dan hukum pidana. (Abdul
dari unsur-unsur deliknya. Dalam Pasal 315 Wahid dan Muhammad Latib, 2005:86).
KUHP terdiri dari beberapa unsur yaitu unsur Pengaturan hukum tindak pidana
objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif penghinaan citra tubuh didalam Undang-
terdiri dari beberapa bagian yaitu setiap Undang Informasi dan Transaksi elektronik
penghinaan yang tidak bersifat pencemaran diatur dalam Pasal 27 ayat (3) dan ketentuan
lisan atau pencemaran secara tertulis, adanya Pidananya diatur didalam Pasal 45 ayat (3) UU
perbuatan yang dilakukan terhadap seseorang ITE terbaru.
dimuka umum dengan cara lisan maupun Pasal 27 ayat (3): “Setiap orang dengan
tulisan, dan atau dimuka orang itu sendiri sengaja dan tanpa hak
dengan lisan atau pun perbuatan. Sedangkan mendistribusikan dan/atau
unsur subjektifnya terdiri dari beberapa bagian mentransmisikan dan/atau membuat
yaitu adanya unsur kesengajaan yang dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dilakukan oleh pelaku. Jika di lihat dari unsur- dan/atau Dokumen Elektronik yang
unsur yang terdapat dalam Pasal 315 ini maka memiliki muatan penghinaan dan/atau
perbuatan tindak pidana penghinaan citra pencemaran nama baik.”.
tubuh (body shaming) memenuhi unsur delik Pasal 45 ayat (3): “Setiap orang yang
yang terdapat didalam pasal ini. memenuhi unsur sebagaimana
2. Pengaturan Penghinaan Citra Tubuh (Body dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3)
Shaming) Ditinjau Dari Undang-Undang dipidana dengan pidana penjara paling
Informasi Dan Transaksi Elektronik lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
Teknologi informasi dan komunikasi paling banyak Rp.750.000.000.00
telah mengubah perilaku dan pola hidup (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)”.
masyarakat secara global. Perkembangan Dalam Pasal ini mengandung beberapa
teknologi informasi telah pula menyebabkan unsur-unsur yaitu adanya unsur kesalahan,
dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan adanya unsur melawan hukum dan adanya
menyebabkan perubahan sosial, budaya, unsur kelakuan. Jika dikaitkan dengan tindak
ekonomi dan pola penegakan hukum yang pidana penghinaan citra tubuh (body shaming)
secara signifikan berlangsung demikian cepat. maka bentuk kejahatan ini sudah memenuhi
Teknologi informasi saat ini menjadi pedang unsur delik dalam menjerat pelaku. Namun,

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 291
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

dalam implementasinya Pasal ini juga tetap ketentuan Pasal 27 ayat (3) yang merujuk pada
merujuk pada Pasal 315 KUHP yang ketentuan Pasal 315 KUHP sebagai tindakan
dikategorikan sebagai penghinaan ringan yang penghinaan ringan dengan ketentuan pidana
bersifat delik aduan. Contoh penghinaan body dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang
shaming yang dapat diketahui sehari-hari Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas
sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
“kok iteman sih lllu sis…” Unsur-unsur tindak pidana ITE dalam Pasal 27
“itu alis apa jalan tol sih sis? Hihihi.” ayat (3) yaitu:
“ih gemukan yah, pipinya chubby gitu tambah a. Kesalahan : dengan sengaja
perutnya gede banget” b. Melawan hukum : tanpa hak
“noh bibir lebar banget sih..” c. Perbuatan : mendistribusikan dan/atau
Contoh-contoh penghinaan body mentransmisikan
shaming seperti ini saja yang biasa kita ketahui d. Objek : informasi
sehari-hari dapat dijerat dengan menggunakan e. Tujuan : untuk menyerang kehormatan dan
pasal 27 ayat (3) apabila perbuatan itu nama baik seseorang berupa menghina baik
dilakukan dengan menggunakan sarana media secara fisik maupun secara non fisik.
dan apabila dilakukan secara langsung atau Contoh Kasus Penghinaan Citra Tubuh
dimuka orang itu sendiri maka dapat dijerat (Body Shaming) Dan Penyelesaiannya Secara
dengan Pasal 315 KUHP. Hukum dapat diuraikan dibawah ini sebagai
berikut:
4.2. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Rabu, 2 Januari 2019 pemain sinetron
Pelaku Penghinaan Citra Tubuh (Body anjasmara menggungah foto di akun Instagram
Shaming) tentang dirinya yang melaporkan akun
Instagram @corissa.putrie ke Polres Metro
Pertanggungjawaban pidana Jakarta Selatan karena komentarnya di salah
merupakan suatu bentuk untuk menemukan satu foto unggahan Dian Nitami, istrinya.
apakah seorang tersangka atau terdakwa Dalam foto Dian Nitami tersebut, akun yang
dipertanggungjawabkan atas suatu tindak bernama @corissa.putrie berkomentar: “itu
pidana yang telah terjadi. Dengan kata lain idung ny jelek… bgt.. melar bgt.. jempol kaki.
pertanggungjawaban pidana adalah suatu Jg bisa masuk.. waduh.. operasii lha.. katanya
bentuk yang menentukan apakah seseorang artis.. masa duit buat perbaiki hidung gag ada..
tersebut di bebaskan atau dipidana. (Roeslan waduh..”
Saleh, 1982:58). Sebelum melaporkan ke polisi,
Pertanggungjawaban pidana pada Anjasmara sempat mengancam akun tersebut
dasarnya dapat dipertanggungjawabkan kepada untuk meminta maaf melalui koran kompas.
diri seseorang pelaku tindak pidana harus Kasus ini berawal dari unggahan foto Dian
memenuhi 4 (empat) persyaratan sebagai Nitami pada Desember 2018 silam. Dian
berikut: mengunggah potret dirinya yang sedang
1. Ada suatu tindakan (comission atau memegang payung disertai dengan captions
omission) oleh pelaku bahasa inggris lewat akun pribadinya
2. Yang memenuhi rumusan- rumusan delik @bu_deedee. Lalu, akun @corissa putrie
dalam undang- undang terang-terangan menyinggung bahwa hidung
3. Dan tindakan itu bersifat “melawan hukum” Dian Nitami bisa dimasuki jempol kaki seperti
serta Pelakunya harus dapat pada komentarnya di atas.
dipertanggungjawabkan. (Barda Nawawi, Lalu, selang beberapa hari setelah
2002:73). kasus ini muncul, Anjasmara suami dari Dian
Bentuk pertanggungjawaban pidana Nitami tidak terima dengan perlakuan seperti
terhadap pelaku tindak pidana penghinaan itu kepada istrinya. Oleh karena pelakunya tak
khusunya penghinaan ringan berupa kunjung minta maaf secara terbuka maka artis
penghinaan citra tubuh (body shaming) di senior tersebut melaporkan akun instagram
media sosial berdasarkan asas lex specialis tersebut ke Satreskrim Polres Metro Jakarta
derogat legi generari mengacu kepada Selatan. Kemudian Polisi sudah menerima

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 292
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

laporan dan akan menindaklanjutin kasus a. Informasi elektronik dan/atau dokumen


tersebut. Tak lama kemudian pelaku berhasil di elektronik
tangkap dan di interogasi di kantor Polres b. Hasil cetak informasi elektronik dan/atau
Metro Jaya. Dan pada akhirnya pelaku atas dokumen elektronik.
nama corissa putrie telah meminta maaf secara Dalam pasal 5 ayat (2) UU ITE di atur
terbuka kepada Dian Nitami dan kepada bahwa informasi elektronik dan dokumen
seluruh masyarakat Indonesia dan mengakui elektronik dan/atau hasil cetaknya
kesalahannya dan tidak mengulangi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
perbuatannya itu lagi. Pada saat itu juga merupakan perluasan dari alat bukti yang sah
Anjasmara dan Istrinya memaafkan pelaku dan sesuai dengan hukum acara yang berlaku di
langsung mencabut laporannya sehingga kasus Indonesia. Dari ketentuan Pasal 5 ayat (2) ini
ini tidak dilanjutkan lagi keranah hukum dan diketahui bahwa alat bukti informasi elktronik
telah berakhir dengan perdamaian atau dan dokumen eletronik bukanlah alat bukti
mediasi. yang lain dan terpisah dengan alat-alat bukti
Kasus pelaporan karena body shaming dalam pasal 184 KUHAP akan tetapi UU ITE
maupun perundungan di media sosial juga tidak menjelaskan perluasan dari alat bukti
pernah dilakukan oleh Ussy Sulistiawaty pada yang mana diantara 5 (lima) alat bukti dalam
bulan Desember 2018 lalu. Saat itu Ussy Pasal 184 tersebut. (Danrivanto Budhijanto,
geram karena beberapa pemilik akun telah 2017:74).
menghina ke dua putrinya. Sebelumnya Daus Meskipun demikian, imformasi
Mini, Ashanty, dan nikita mirzani juga pernah elektronik dan dokumen elektronik seperti
mengalami tindakan penghinaan body shaming didefinisikan dalam Pasal 1angka 1 dan angka
dan pernah mengancam melaporkan orang- 4 UU ITE, mempunyai sifat yang sama dengan
orang yang melakukan cyber bullying. Akan alat bukti surat. Sifat yang sama tersebut
tetapi, semua kasus di atas penyelesaiannya terletak pada tulisan dan/atau gambar yang
berakhir dengan perdamaian karena pelakunya dapat dilihat dan di baca serta mengandung
telah meminta maaf kepada korban, sehingga makna tertentu, maka, kalimat informasi
proses hukum tidak dilanjutkan lagi. elektronik dan/atau dokumen elektronik
Dapat disimpulkan bahwa kejahatan dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud
body shaming kebanyakan penyelesaiannya dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan perluasan
secara mediasi atau perdamaian ketimbang dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum
penyelesaiannya dengan putusan pengadilan, acara yang berlaku di Indonesia, harus di
dikarenakan kejahatan body shaming ini dapat artikan sebagai alat bukti surat.
dikategorikan sebagai penghinaan ringan yang Menurut Riduan Syahrani (Riduan
sifatnya delik aduan. Akan tetapi, tindak Syahrani, 2000:42), yang dimaksud dengan
pidana penghinaan citra tubuh (body shaming) pembuktian adalah penyajian alat-alat bukti
ini juga dapat di proses secara hukum yang sah menurut hukum kepada hakim yang
sepanjang pihak pelapor tidak mencabut memeriksa suatu yang memeriksa suatu
laporannya dikepolisian. Penetapan seseorang perkara guna memberikan kepastian tentang
sebagai tersangka dapat ditentukan sepanjang kebenaran peristiwa yang dikemukakan.
alat-alat bukti dalam pemeriksaan telah Keberadaan alat bukti sangat penting terutama
terpenuhi. Alat- alat bukti yang dibutuhkan untuk menunjukan adanya peristiwa hukum
dalam menyelesaikan kejahatan penghinaan yang terjadi. Perlu diketahui bahwa adanya dua
citra tubuh (body shaming) dapat dilihat dari alat bukti yang sah belum cukup bagi hakim
peraturan perundang-undangan yang berlaku di untuk menjatuhkan pidana kepada seseorang.
Indonesia. Tetapi dari alat-alat bukti yang sah itu hakim
Berkaitan dengan kasus-kasus juga perlu memperoleh keyakinan, bahwa
kejahatan di media sosial atau elektronik, UU suatu tindak pidana benar-benar telah terjadi.
ITE mengatur tentang alat bukti selain yang Adanya alat bukti yang sah sangat penting bagi
di atur dalam Pasal 184 KUHAP. Pasal 5 hakim untuk meyakinkan dirinya membuat
ayat (1) UU ITE menegaskan bahwa yang putusan atas suatu perkara. Oleh karena itu,
termasuk alat bukti adalah: dapat disimpulkan bahwa dari seluruh

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 293
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

kejahatan yang dilakukan di dunia maya yaitu, adanya perbuatan dan kesalahan yang
dapat dibuktikan melalui: dilakukan, adanya tindakan melawan
a. Alat bukti berupa informasi yang hukum, adanya objek dan tujuan yang
diucapkan, dikirim, diterima, atau di simpan hendak dicapai.
secara elektronik dengan alat optik atau Apabila unsur-unsur ini terpenuhi
yang serupa dengan itu; dan maka pelaku dapat dikenakan sanksi pidana
b. Dokumen, yakni setiap rekaman data atau sesuai Pasal penghinaan yang tercantum dalam
informasi yang dilihat, dibaca, dan/atau di KUHP maupun yang tercantum dalam UU
dengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau ITE.
dengan bantuan suatu sarana teknologi, baik
yang tertuang di atas kertas, benda fisik 5.2. Saran
apapun selain kertas, maupun yang Berdasarkan pembahasan yang telah
terekam secara elektronik yang berupa diuraikan di atas, maka penulis memberikan
tulisan, suara, gambar,foto, dan lain beberapa saran sebagai berikut:
sebagainya. 1. Dengan semakin meningkatnya kejahatan
Oleh karena itu, kejahatan penghinaan tindak pidana penghinaan body shaming ini
citra tubuh (body shaming) dapat dibuktikan di media social maupun didalam
secara pembuktian elektronik seperti yang masyarakat maka seharusnya pemerintah
sudah dijelaskan di atas dengan merujuk pada bersama dewan perwakilan rakyat merevisi
sistem pembuktian yang tercantum dalam kembali Undang-Undang Informasi dan
Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Transaksi Elektronik dengan memuat satu
pasal yang mengatur secara khusus tentang
tindak pidana kejahatan body shaming
5. KESIMPULAN DAN SARAN supaya dalam penanganannya bisa lebih
efisien dan tidak menimbulkan multi tafsir.
5.1. Kesimpulan 2. Untuk mencapai rasa keadilan dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan masyarakat sebaiknya pemerintah atau
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya penegak hukum harus berlaku adil dalam
terhadap masalah pokok tersebut dapat di menjatuhkan hukuman terhadap pelaku
tarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: penghinaan body shaming. Sebaiknya
1. Body shaming merupakan tindakan pemerintah segera merevisi Pasal 45 ayat
mengejek atau menghina dengan (3) UU ITE tentang ketentuan pidana
mengomentari fisik (bentuk maupun dengan menyesuaikan pidana yang setimpal
ukuran tubuh) dan penampilan seseorang. dengan perbuatan yang dilakukan oleh
Pelaku kejahatan tindak pidana body pelaku.
shaming akan dijerat Pasal 315 KUHP 3. Sebaiknya pemerintah dan lembaga terkait
tentang pasal penghinaan ringan apabila perlu menyederhanakan undang-undang
kejahatan itu dilakukan secara langsung yang digunakan dalam menangani kasus
atau dimuka orang itu sendiri dengan kejahatan penghinaan body shaming ini
ancaman pidana ringan yaitu pidana agar tidak terjadi perbandingan atau
kurungan atau pidana bebas. Namun, simpang siur dalam penerapannya.
apabila kejahatan body shaming tersebut
dilakukan dengan menggunakan sarana
media sosial seperti facebook, twitter, DAFTAR PUSTAKA
instagram atau whatsapp maka pelakunya
dapat dijerat dengan Pasal 27 ayat (3) Suhariyanto Budi, Tindak Pidana Teknologi
Undang- Undang Informasi dan Transaksi Informasi (Cybercrime) Urgensi
Elektronik dengan ancaman pidana 4 tahun Pengaturan dan Celah Hukumnya,
penjara dan denda sebanyak 750 juta (Jakarta:PT RajaGrafindo
rupiah. Persada,2012).
2. Pertanggungjawaban pidana terhadap Marzuki Peter Mahmud, Penelitian Hukum,
pelaku penghinaan citra tubuh (body (Jakarta:Prenada Media Group, 2005).
shaming), dapat dilihat dari beberapa unsur

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 294
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

Jurnal Emik, Body Shaming, Citra Tubuh, Saleh Roeslan, Pikiran-Pikiran Tentang
Dampak dan Cara Mengatasinya, Pertanggungjawaban Pidana,
(Univesitas Hasanuddin, 2018). (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1982).
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Arief Barda Nawawi, Kapita Selekta Hukum
Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Bandung:Citra Aditya Bakti,
Pidana. 2002).
Pramono Widya, Kejahatan Dibidang Budhijanto Danrivanto, Hukum
Komputer, (Jakarta:Pustaka Sinar Telekomunikasi, Penyiaran dan
Harapan,1998). Teknologi Informasi, (Bandung: PT
Abdul Wahid dan Muhammad Latib, Rafika Aditama, 2013).
Kejahatan Maya Antara (Cybercrime), Syahrani Riduan, Buku Materi Dasar Hukum
(Bandung:PT Rafika Aditama, 2005). Acara Perdata, (Bandung : Citra Aditya Bakti,
2000).

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 295

Anda mungkin juga menyukai