Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pada penyelenggaraan pendidikan pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas), guru bimbingan dan konseling atau konselor berperan membantu tercapainya
perkembangan peserta didik atau konseli dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
Pada jenjang ini, guru bimbingan dan konseling atau konselor menjalankan segala fungsi
bimbingan dan konseling yaitu fungsi pemahaman, fasilitasi, penyesuaian, penyaluran,
adaptasi pencegahan, perbaikan, advokasi, pengembangan, dan pemeliharaan.
Walau guru bimbingan dan konseling atau konselor memiliki peranan sebagai
pemegang kunci dalam sistem berjalannya program bimbingan dan onseling di Madrasah,
akan tetapi dukungan kepala sekolah sangat penting disini, karena beliau merupakan
penanggung jawab pendidikan di Madrasah, kepala sekolah bertanggung jawab atas
terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling yang di jalankan di Madrasah. Dan
guru bimbingan dan konseling atau konselor tidak bisa kerja sendiri, ia harus
berkolabirasi dengan pemangku kepentingan lainnya di Madrasah seperti guru mapel,
wali kelas, komite sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak yang relean lainnya.
Di tengah pandemi saat ini, layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pati memiliki banyak tantangan
yang di hadapi baik secara internal maupun eksternal. Dalam sisi internal, problematika
yang dihadapi cukup kompleks, salah satu diantaranya adalah adaptasi siswa dalam
belajar, dimana sebelumnya peserta didik menjalani aktivitas belajar di Madrasah akan
tetapi ditengah pandemi siswa menjalani proses pembelajaran dirumah, dalam proses
adaptasi tersebut siswa mengalami banyak hambatan baik dari kurang pahamnya materi,
mulai merasa bosan, signal yang kadang kurang mendukung membuat pembelajaran
terhambat.
Dari sisi eksternal, mengingat rentang usia peserta didik dalam masa transisi yang
dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi di zaman global saat
ini. Di tengah masa pandemi saat ini kita semua dituntut untuk lebih melek teknologi.
Peserta didik yang sudah terbiasa dengan gadget memberikan dampak negatif bagi
perkembangan pribadi-sosial peserta didik. Contohnya adalah peserta didik yang sudah
kecanduan bermain game online, hingga hungan interaksi sosial peserta didik berkurang.
Namun demikian, saya yakini bahwa seiap peserta didik memiliki kecenderungan
untuk mengontrol diri dan mau memperbaiki diri menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Dari berbagai problematika yang ada, masih terdapat harapan yang besar bagi peserta
didik untuk mencapai segala perkembangannya serta mewujudkan keunggulan-
keunggulan yang dimiliki peserta didik. Para peserta didik memiliki beragam potensi
yang perlu dikembangkan bakat minatnya. Insyaa Allah guru bimbingan dan konseling
maupun konselor akan membantu mewujudkan peserta didik dalam mencapai
perkembangannya serta bakat minatnya, dengan dibantu jajaran komite Madrasah, begitu
pula denan sarana prasana yang dimiliki Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati, yang memiliki
kecukupan fasilitas untuk menopang segala kegiatan pengembangan bakat minat peserta
didik melalui kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki madrasah serta beberapa problematika
yang di hadapi oleh siswa, layanan bimbingan dan konseling yang di adakan di Madrasah
Aiyah Negeri 1 Pati berkomitmen akan membantu problem belajar mengajar, bakat minat
peserta didik, termasuk memfasilitasi pencapaian yang optimal. Rancangan program yang
secara rinci dalam dokumen ini merupakan bukti dari komitmen untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling yang profesional bagi peserta didik di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Pati.
B. Dasar Hukum
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling
atau konselor hendaknya mempelajari, memahami, dan menerapkan landasan kinerja
profesi berupa perundangan yang berlaku. Landasan perundang-undangan yang dimaksud
antara lain sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
71, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Program Pendidikan Profesi Guru prajabatan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
TahuN 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160
tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
tahun 2014 tentang Kegiatan pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian
Nasional, dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan
pada SMP/MTs atas yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53
tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah,
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57
tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian
Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat
dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
tahun 2015.
C. Visi Misi
1. Visi Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati
a. Visi Madrasah
Terwujudnya Madrasah yang religius,berprestasi dan berwawasan
lingkungan.
b. Misi Madrasah
-Mendidik peserta didik yang kuat dalam akidah Islam dan berakhlak
mulia
-Menjadikan peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas, baik
dalam akademik maupun non-akademik.
-Menjadikan peserta didik untuk menguasai IPTEK
D. Kebutuhan Peserta Didik dan Kebutuhan BK
Sudah bukan lagi menjadi sebuah rahasia, bahwa di tengah pandemi ini peserta
memiliki problematika yang berbeda dari problematika tahun-tahun sebelumnya, berikut
ini merupakan daftar tabel kebutuhan peserta didik berdasarkan asesmen yang sudah di
lakukan sebelumnya.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Tugas Perkembangan Peserta Didik
Bimbingan dan konseling dalam suatu pendidikan memiliki tugas yang sangat
penting dalam membantu peserta didik atau konseli dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Tugas perkembangan peserta didik atau konseli diantaranya
adalah,
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
2. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan minat mausia,
3. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan ekonomi,
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat,
5. Memantapkan nilai nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas,
6. Mencapai pola hubungan yang bik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita,
7. Mmpersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang
sehat,
8. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis,
9. Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecendurungan perilaku
ekonomis,
10. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya dan
11. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup
berkeluaga.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Pemahaman, yaitu Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati
berfungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati
berfungsi membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari
berbagai pemasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu Bimbingan dan Konseling di Madarasah Aliyah Negeri 1 Pati
berfungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu Bimbingan dan Konseling di Madarasah
Aliyah 1 Pati berfungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-
kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang mau dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu Bimbingan dan Konseling di Madarasah Aliyah Negeri 1 Pati
berfungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
C. Komponen Bimbingan dan Konseling
Program Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati memiliki
empat komponen pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Dasar
2. Pelayanan Responsif
3. Pelayanan Perencanaan Individual
4. Dukungan Sistem
a. Pelayanan dasar meliputi :
Pelayanan orientasi merupakan sebuah layanan yang membantu peserta
didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah atau
madrasahdan obyek-obyek yang harus di pelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang
baru.