Messages
Alur halaman
Kursus Yang Saya Ikuti
GANJIL 2020/2021
Pancasila 2 SKS
Kelas 12 - Pancasila 2 sks
16. Ujian Akhir Semester (UAS)
Quiz navigation
Question 1This page
Finish review
State Finished
Question 1
Complete
Flag question
Question text
1.) Karena Pembukaan Pembukaan UUD NKRI 1945 mengandung pokok- pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia.
Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia karena bersumber dari pandangan hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila.
Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang
tubuh melalui pasal-pasal UUD NKRI 1945:
POKOK PIKIRAN PERTAMA :
Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan asas persatuan.
POKOK PIKIRAN KEDUA
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
POKOK PIKIRAN KETIGA
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan.
POKOK PIKIRAN KEEMPAT
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebgaiMukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga
berkedudukansebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya
berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah
Pancasila tidak tergantung pada batangtubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan
dan fungsisebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya
sebagai dasarkelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal
17 Agustus 1945.
Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yangkuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara RepublikIndonesia.
2.) Sebelum kita mengetahui bagaimana cara generasi milenial dalam memahami dan
mengamalkan Pancasila, kita haru tau bahwa Generasi Milenial atau bisa disebut juga
generasi Y, Gen Y, atau Generasi Lunggas yang hadir setelah Generasi X. Tidak ada
patokan yang pasti tentang kapan mulai atau berakhirnya generasi ini muncul. Tetapi
peneliti menetapkan diantara akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an adalah dimana anak-
anak generasi milenial ini lahir.
Generasi milenial sendiri memiliki karakteristik yang unik. Mereka bisa berkembang pesat
dengan kreativitas mereka dengan catatan bahwa mereka tidak dibatasi untuk berkreasi.
Generasi Milenial juga sangat kental dengan pesat nya teknologi di zaman modern. Mereka
hampir tidak bisa untuk lepas dari gadget/perangkat elektronik mereka untuk melakukan
sosialisasi menggunakan social media.
Persoalan yang dihadapi oleh dewasa ini adalah mempersiapkan atau membekali Generasi
Milenial untuk menjadi penerus bangsa Indonesia yang baik dan patuh terhadap nilai-nilai
Pancasila. Namun, banyak sekali rintangan atau hambatan yang harus dihadapi untuk
mencapai semua itu.
Di Indonesia populasi generasi milenial mencapai 90 juta jiwa. Itu menandakan kelompok
milenial mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan
Indonesia. Ditambah dengan jumlah aktivitas warga negara di dunia maya didominasi oleh
anak muda milenial. Generasi milenial menjadi penyokong utama peredaran informasi di
dunia virtual.
Di saat yang bersamaan, aktivitas ancaman terhadap bangsa juga meningkat. Mulai dari
radikalisme yang menjadi ideologi kaum tertentu, politik yang menjadi senjata untuk
memperebutkan kekuasaan dalam pemerintahan, agama menjadi tameng politik,
kesenjangan per-ekonomian, serta pengaruh budaya asing yang men-cederai budaya lokal
kita.
Revolusi Indistri 4.0 sendiri menjadikan arus informasi berjalan dengan sangat cepat dan
dapat menyebarkan berita dengan tingkat keakuratan yang tidak pasti, sehingga bisa saja
menjadi sebuah hoaks/berita kebohongan yang jika tidak pandai untuk memilih mana yang
benar mana yang salah, maka bisa menjadi sebuah provokasi untuk kericuhan.
Penanaman nilai Pancasila sangatlah penting untuk menjadi fondasi awal ideologi untuk
setiap individu karena sifat nya yang universal. Terutama untuk Generasi Milenial yang akan
menjadi tulang punggung penerus bangsa Indonesia ini.
Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai Ketuhanan. Indonesia adalah negara yang menganut
agama yang berbeda-beda. Ada yang Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan yang lain nya.
Karena itu dengan tidak menghina atau menggunakan agama untuk kepentingan pribadi
dapat menghadirkan kedamaian antar umat berbeda agama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai kemanusiaan. Dengan menghargai dan tidak
merendahkan serta memahami orang lain bisa menjadikan masyarakat yang penuh adab
dan tentram. Tidak menyebarkan berita kebohongan atau Hoaks juga mencerminkan
perilaku adab yang baik.
Persatuan Indonesia. Nilai persatuan. Di era dimana informasi bergerak cepat, generasi
milenial tetap harus menjaga nilai persatuan bangsa kita ini. berperilaku yang baik di media
sosial, menghormati perbedaan, dan juga menjunjung tinggi kesolidaritasan perlu menjadi
point penting untuk diperhatikan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Nilai kebijakan dalam bermusyawarah. Sering terjadi permusyawaratan secara online pada
generasi ini. Sikap yang harus diambil adalah bisa menerima segala keputusan musyawarah
dengan lapang dada ketika pendapat atau usulan nya tidak diterima. Dan juga ketika ada
berdebatan secara online, lebih baik diselsaikan dengan cara musyawarah.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai keadilan. Setiap orang mempunyai hak
untuk menjalankan kewajiban serta mendapatkan hak nya untuk bersosialisasi dengan
orang lain mau itu secara langsung bertatap muka atau lewat media sosial, namun semua
itu harus dengan menghormati hak asasi manusia (HAM) orang lain demi keadilan sosial.
Oleh sebab itu, semua permasalahan nasional yang melanda negara Indonesia yang kita
cintai ini dapat diselesaikan dengan kembali lagi dengan mengamalkan nilai-nilai yang
terdapat pada Pancasila. Pancasila sebagai ideologi dan juga jati diri negara Indonesia
Koperasi sebagai soko guru ekonomi indonesia merupakan badan usaha nonprofit
yang berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
BUMN atau BUMD sebagai badan usaha yang berwenang mengelola sector-sektor
ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Badan Usaha Swasta sebagai badan usaha profit millik perseroan atau kelompok
yangmengelola sector ekonomi yang belum mampu ditangani oleh koperasi dan atau
BUMN/BUMD.
Atas dasar argumen di atas semua masyarakat dapat berpartisipasi secara rasional,
proporsional dan realistis dalam membangun tatanan sosial budaya. Akhirnya dalam rangka
mewujudkan tatanan kehidupan yang demokratis, aman, tentram, damai, adil, dan makmur
menuntut partisipasi dari seluruh komponen bangsa yang dilaksanakan atas nilai-nilai
kebenaran
E. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ipteks :
perkembangan ipteks harus memperhatikan aspek nilai. Sebagai bangsa yang telah
memiliki pandangan hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan ipteks
didasarkan atas paradigma Pancasila. Oleh karena itu, pengembangan ipteks harus
didasarkan pada nilai-nilai moral yang tekandung dalam sila-sila Pancasila.
Pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengkomplementasikan ipteks dalam
perimbangan rasional, irasional, antara akal, rasa, dan kehendak.
Kedua, sila Kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
mengembangkan ipteks harus mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab
Ketiga, sila Persatuan Indonesia mengkomplementasikan sifat universal dan
internasionalisme (kemanusiaan) dalam kaitan dengan sila-sila yang lain.
Keempat, sila Kerakyatan yang dipempin oleh hikmat kebijaksanaan dalm
permusyawaratan/perwakilan merupak landasan bahwa pengembangan ipteks harus
dilakukan secara demokratis.
Kelima, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi landasan bahwa
pengembangan ipteks harus dapat mendatangkan keadilan bagi kehidupan manusia
Dari pemikiran tersebut, maka pengembangan ipteks yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas kehidupan manusia.
Krisis politik
Krisis sosial
Krisis hukum
Krisis kepercayaan dan
Krisis ekonomi
Bangsa Indonesia pada saat ini justru sedang mengalami ketidakharmonisan , tanpa
orientasi sehingga sangat mudah mengarah kepada jurang disintergasi. Bila dinilai
kembali kepada kondisi sebelum reformasi maka tampak kekuasaan yang pada waktu
dahulu, bersifat otoriter, sekarang harus bersifat demokratis, pemerintahan yang
terpusat harus menjadi desentralisasi. Pemerintahan yang bersifat tertutup dan penuh
larangan serta pengawasan seharusnya menjadi lebih terbuka dan transparan, serta
kebebasan.
Kebebasan yang bertanggung jawab dan secara tegas melalui konsep-konsep yang
terarah dapat membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Rasionalitas dan
objektivitas telah tersisihkan sehingga muncul egoisme, perseorangan maupun
kelompok tanpa mengindahkan etika, moral, norma, dan hukum yang ada.
Dampak Positif
Munculnya suasana baru yang bisa kita saksikan di antaranya terdapat kebebasan
pers, kebebasan akademis, kebebasan berorganisasi, dan lain-lain yang selama ini
belum pernah ada, termasuk kebeasan pemikiran dlam memperjuangkan pembebasan
tahanan politik maupun narapidana politik. Hal ini bisa dinilai sebagai lambang dari
suatu era kebeasa berpolitik di Indonesia.
Timbulnya kesadaran baru bahwa masyarakat bisa bertindak dan berbuat sesuatu
serta melakukan perubahan-perubahan diantaranya pendobrakan atas rasa ketakutan
politik, pendobrakan terhadap proses pembodohan yang telah berlangsung hampir
lebih adri tiga puluh tahun.
6.) apakah Pancasila merupakan ideologi yang tepat untuk Indonesia? Untuk mengetahui
apakah Pancasila sudah ideal untuk kita gunakan, kita melihatnya dari tiga dimensi yang
dimiliki oleh ideologi tersebut, yaitu dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas.
Namun, seperti sebuah peribahasa, "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”.
Pandangan mengenai ideologi negara yang satu belum tentu diterima oleh negara yang lain.
Setiap negara memerlukan ideologi yang berbeda-beda sebagai wadah, dasar, dan
landasan untuk pembangunan di wilayah masing-masing. Banyak negara-negara maju di
dunia yang sudah mencapai kejayaan yang cemerlang dikarenakan mereka telah
menggunakan ideologi yang tepat untuk bangsa mereka sehingga tidak begitu sulit bagi
masyarakatnya agar berprilaku sesuai dengan landasan ideologi yang mereka gunakan.
Lalu, apakah Pancasila merupakan ideologi yang tepat untuk Indonesia? Untuk mengetahui
apakah Pancasila sudah ideal untuk kita gunakan, kita melihatnya dari tiga dimensi yang
dimiliki oleh ideologi tersebut, yaitu dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas.
Dimensi Realitas menyatakan bahwa sebuah ideologi merupakan interprestasi dari keadaan
riil bangsanya sendiri. Ideologi Pancasila telah memenuhi dimensi realitasnya karena
Pancasila telah menggambarkan keadaan sesuangguhnya dari masyarakat Indonesia.
Dengan kata lain, Pancasila juga dapat dikatakan sebagai cermin dari kepribadian bangsa
Indonesia karena telah memberikan ciri yang khas bagi bangsa Indonesia untuk dapat
dibedakan dengan negara lain. Terdapat kemungkinan bahwa masing-masing sila di dalam
Pancasila terlepas dari sila yang lain, akan tetapi, kelima sila tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sifat dari Pancasila yang mencirikan bangsa
Indonesia, yaitu terdiri atas berbagai suku, agama, pulau-pulau namun tetap merupakan
satu kesatuan Indonesia.
Dari ketiga dimensi tersebut, maka sudah tentu Pancasila adalah ideologi terbaik bagi kita
sebagai warga negara Indonesia. Renungan Ir Soekarno tentang Pancasila di depan pohon
sukun di Ende, Flores telah membuktikan kepada kita bahwa sejarah tak hanya berawal dari
Pulau Jawa. Pancasila telah menyatukan Indonesia. Dan di usianya kini yang sudah berusia
69 tahun, Pancasila tetap setia menemani kita, tanpa tergoyahkan oleh ideologi-ideologi lain
yang ingin meruntuhkan kekuatannya
Pancasila memang sempat menuai perdebatan. Pada saat itu, terdapat masyarakat yang
menginginkan Islam menjadi dasar negara karena melihat mayoritas penduduk Indonesia
adalah pemeluk agama Islam. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia juga
menginginkan negara yang integralistik. Dan tentu saja, perdebatan tersebut akhirnya
dimenangkan oleh pihak yang menginginkan negara yang integralistik. Hal ini juga
membuktikan kepada kita bahwa nilai-nilai Pancasila tidak akan goyah hanya karena
kepentingan golongan tertentu, karena Pancasila bersifat universal dan merangkul semua
golongan. Tentu dengan sifatnya tersebut, Pancasila sangat cocok untuk digunakan di
Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya. Sehingga
nantinya akan terwujud keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
8.) Berikut berbagai respon dari kalangan masyarakat terhadap Pancasila sebagai asas
tunggal :
Awal lahirnya wacana asas tunggal Pancasila, bermula dari bentrok fisik antara
massa pendukung PPP dengan Golkar di Lapangan Banteng Jakarta,” tulis Fikrul Hanif
Sufyan dalam Sang Penjaga Tauhid: Studi Protes Tirani Kekuasaan 1982-1985 (2014).
Asas tunggal Pancasila adalah cara Orde Baru mencegah konflik ideologi. Pada 1983,
dalam beberapa acara berbeda--dalam acara halal bihalal dengan Perwira ABRI 17 Juli
1983, rapat pusat Pepabri 26 Juli 1983, serta kunjungan KNPI 20 September 1983--
Soeharto "menegaskan pentingnya setiap kekuatan sosial politik menerima azas tunggal
Pancasila.” Untuk menenangkan kaum Islam-politik, Soeharto menegaskan Pancasila
sebagai asas organisasi kemasyarakatan tak akan mengurangi arti dan peran agama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menteri Koordinator Politik Keamanan (Menko Polkam) Surono juga ikut serta
mensosialisasikan Pancasila asas tunggal. Menteri Agama Munawir Sjadzali juga tak
lupa mensosialisasikannya dalam rapat kerja Majelis Ulama Indonesia (MUI), 5 Maret
1984. Menurutnya, tak ada alasan umat Islam menolak asas tunggal. "Dari segi aqidah,
Pancasila itu bukan jajarannya karena ia adalah asas hidup bersama dengan saudara-
saudara kita yang beragama lain seperti dulu Nabi SAW dulu melahirkan kesepakatan
yang hampir sama esensinya dengan yang kita kenal sebagai dokumen Madinah itu,”
kata Munawir Sjadzali dalam sambutannya kepada para ulama terkait sosialisasinya.
Golkar melalui fungsionarisnya Yakob Tobing menegaskan bahwa asas tunggal
sangat penting mencegah radikalisme antar pendukung parpol. Nahdlatul Ulama (NU)
dalam Munas NU 1983 secara aklamasi menerima Pancasila sebagai asas tunggal.
Sebelumnya, KH As'ad Syamsul Arifin bahkan sudah memberi jaminan ketika bertemu
Presiden Soeharto para kiai akan menerimanya. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
yang merupakan satu-satunya partai Islam setelah fusi partai 1973, bahkan menerima
asas tunggal itu. PPP mengaku sudah tidak mengedepankan identitasnya sebagai partai
Islam dan menjadikan diri partai terbuka. Menurut Fikrul Hanif Sufyan, NU dan PPP
menerima tanpa beban asas tunggal ini. Namun,
Itulah tadi berbagai respon dari kalangan masyarakat dan elite politik mengenai Pancasila
sebagai asas tunggal.
9.) Membumikan pancasila ditengah pandemi harus kita gelorakan. Bagaimana cara nya?
Caranya yaitu dengan cara Kita harus optimistis mampu melalui pandemi ini. Pandemi ini
semakin menuntut kita bahwa gotong royong menjadi kekuatan utama agar kita bahu-
membahu sebagai bangsa. Kita tidak boleh tenggelam dalam perbedaan yang dapat
menciptakan perpecahan.
Nilai nilai Pancasila merupakan sebuah aplikasi yang harus kita terapkan dimasa pandemi
ini.
Salah satu nya dengan cara menerapkan mata pelajaran pendidikan Pancasila di sekolah
maupun perguruan tinggi walaupun dimasa pandemi tidak ada alasan untuk itu.
Pendidikan Pancasila menjadi faktor penentu dalam membumikan Pancasila karena
menyentuh langsung generasi muda sejak usia dini hingga dewasa. Kalangan generasi
muda disasar mengingat kerentanan mereka dalam menerima informasi dan upaya
mencegah agar jangan sampai mereka tergoda oleh ideologi lain yang ingin menggantikan
Pancasila. Menyikapi hal ini, BPIP tengah menyusun materi pembinaan ideologi Pancasila
yang melibatkan berbagai lapisan warga masyarakat.
Selain upaya pembinaan ideologi Pancasila melalui pendidikan formal, dikemukakan pula
upaya-upaya lain dalam mengharus utamakan nilai-nilai Pancasila melalui jalur non-formal,
misalnya dengan mendorong inisiatif publik dan kelompok-kelompok seperti pegiat kampung
sesuai protokol kesehatan COVID-19 untuk membuat lingkungan warga yang menjunjung
tinggi dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian.
Apakah kita tahu mengapa burung Garuda dijadikan sebagai lambang negara
Indonesia? Pasti banyak orang yang berpikir, memang sudah dari sana nya. Tetapi tidak
tau alasan nya.
Apakah kita tau berapa jumlah bulu pada sayap burung Garuda, jumlah bulu pada ekor
garuda, dan berapa jumlah bulu pada leher Garuda? Dan apa makna dari jumlah bulu
bulu tersebut? Tentunya jika kita tidak mempelajari Materi Ini pada Pelajaran Pancasila,
maka kita tidak akan bisa menjawab nya, dan memaknai lambang negara Indonesia ini.
Tentunya ini menjadi suatu kerugian besar dan malu nya kita sebagai warga negara
Indonesia yang tidak mengerti hal kecil ini.
Finish review