AMIRAIHAN HENDRASETIANTO
Amiraihan Hendrasetianto
NIM F34130120
ABSTRAK
AMIRAIHAN HENDRASETIANTO. Analisis Quality Function Deployment
(QFD) Untuk Menerapkan Lean Manufacturing Pada Produk Frozen Food PT XY.
Dibimbing oleh MACHFUD.
ABSTRACT
AMIRAIHAN HENDRASETIANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Disetujui oleh
Prof. Dr Ir Machfud, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa wa’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Studi penelitian
ini telah dilakukan sejak Juli 2017 dalam rangka memenuhi Tugas Akhir Program
Studi Teknologi Industri Pertanian. Tema yang dipilih ialah analisis mutu produk
frozen food menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan doa
dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas budi baik pihak-pihak yang
senantiasa membimbing, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsinya. Amin yaa rabbal alamin. Perkenankanlah
penulis untuk mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepada orang tua (Amitas Hariseno dan Lies Hendrawati) yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil.
2. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Machfud MS selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama
perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin dan Ibu Dr. Elisa Anggraeni, S.TP, M.Sc.
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa kritik dan
saran perbaikan terhadap skripsi ini.
4. Bapak Yunus Triongo, Bapak Ridwan, Ibu Indra, Bapak Kabul, Bapak
Dodi, Mas ulil, dan rekan-rekan PT XY yang sudah memberikan ilmu dan
bantuan tentang FMGC.
5. Keluarga Fuerza Unica Bogor yang selalu menjadi keluarga cabang setelah
dari Albayan.
6. Teman-teman Tincredibles (TIN 50) yang selalu memberikan bantuan
apapun terkait akademik dan non-akademik.
7. Kepada Fathiaduri Shazana dan Admira Anindita sebagai teman-teman satu
bimbingan dari Prof. Machfud.
8. Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri yang sudah memberikan saya
pelajaran tentang organisasi dan manajemen kepemimpinan.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Amiraihan Hendrasetiatno
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Mutu 3
Waste 4
Quality Function Deployment (QFD) 4
METODE 7
Kerangka pemikiran 7
Tahapan Penelitian 8
Pengumpulan Data 23
Pengolahan Data 22
HASIL DAN PEMBAHASAN 22
Penentuan Produk dan Kompetitor 22
Voice of Customer 23
Analisis Tingkat Kepentingan Konsumen 24
Analisis Tingkat Kepuasan Produk X dan Kompetitor 22
Penentuan Rasio Perbaikan 23
Perumusan Parameter Teknis 23
Analisis Korelasi Antara Keinginan Konsumen dan Parameter Teknis 24
Analisis Korelasi Antara Parameter Teknis 22
Analisis dan Interpretasi Matriks House of Quality 23
Analisis Waste Menggunakan 5W-1H dan 5 Why 24
SIMPULAN DAN SARAN 34
Simpulan 34
Saran 34
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 41
RIWAYAT HIDUP 55
DAFTAR TABEL
1 7 macam waste 4
2 Lambang nilai hubungan antara kepentingan konsumen dan parameter
teknis 10
3 Lambang nilai hubungan antar parameter teknis 11
4 Metode yang digunakan pada setiap tahap penelitian 14
5 Model perlakuan untuk tingkat kepentingan produk 16
6 Model perlakuan untuk tingkat kepuasan produk 16
7 Tingkat kepentingan konsumen produk nugget merek X 17
8 Tingkat kepuasan Konsumen Nugget Merek X, Y, dan Z 17
9 Proses produksi PT XY untuk nugget X 18
10 Korelasi antara kepentingan konsumen dengan parameter teknis 21
11 Hubungan keterkaitan antar proses produksi pada nugget merek X 22
12 Identifikasi faktor penting tiap proses produksi 27
13 Klasifikasi waste pada proses nugget X 29
14 Saran perbaikan waste proses frying 31
15 Saran perbaikan waste proses mixing 36
16 Saran perbaikan waste proses batching 37
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Pada saat ini permintaan akan kebutuhan pangan sangatlah tinggi karena
seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Hal ini memunculkan
industri yang menghasilkan produk pangan untuk memenuhi permintaan. Jumlah
industri yang menghasilkan produk pangan pun juga bertambah seiring dengan
perkembangan yang terjadi, dampaknya terjadi persaingan antar produsen makanan
untuk mendapatkan konsumen. Peningkatan mutu atau kualitas produk,
meningkatnya layanan atau jasa yang ditawarkan, serta proses dan hasil yang lebih
efektif merupakan usaha yang dilakukan pada kompetisi industri yang semata-mata
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada dasarnya sebuah industri
harus menciptakan produk dari proses yang efektif dan efisien. Proses yang efektif
dan efisien akan menghasilkan suatu produk lebih cepat dan harga yang lebih
murah, selain itu produsen juga dapat memperoleh keuntungan yang sesuai
direncanakan.
Beberapa industri mempunyai suatu permasalahan terkait output yang tidak
dikehendaki dan tidak bernilai yaitu waste. Waste merupakan ciri-ciri proses yang
tidak berjalan secara efektif dan efisien. Proses produksi yang sudah dirancang
dengan baik tetap akan terjadi kemungkinan ketidak sesuaian, hal ini akan
mengakibatkan munculnya produk yang tidak sesuai mutu standar dan waste
(Muhandri dan Kadarisman 2008). Produk yang cacat karena proses produksi harus
bisa didaur ulang atau rework untuk mengurangi tingkat kerugian yang dialami.
Reworking dilakukan dengan asumsi untuk menghilangkan defect dengan harapan
product imperfect (defect) tersebut dapat dijual dengan harga yang sama dengan
produk nondefect (Sari dan Kurniati 2011). Nasution (2005) mengatakan adanya
hubungan yang erat antara mutu produk, kepuasan konsumen, dan keuntungan
perusahan. Mutu produk yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan dan
dapat meningkatkan harga penjualan yang artinya meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Berbagai produk mempunyai standar mutu yang sudah disesuaikan dengan
kebutuhan produsen maupun konsumen. Untuk menjamin mutu yang sudah
dibakukan perlu dilakukan manajemen mutu agar produk tetap terjaga konsistensi
produknya dan konsumen mendapatkan produk yang sesuai. Menurut ISO 22000
dalam Surono et al. (2016) menyatakan bahwa organisasi atau industri harus
mampu memberikan bukti bahwa metode pemantauan, pengukuran tertentu, dan
peralatan yang digunakan harus dapat dijamin kelayakannya untuk memastikan
kinerja prosedur pemantauan dan pengukuran sebagai alat atau uji standarisasi
mutu. Pada intinya sebagai pihak yang memproduksi harus mampu melakukan
kegiatan manajemen mutu untuk memastikan instrumen yang digunakan
memastikan kualitas maupun keamanan mutu produk harus terkalibrasi (Surono et
al. 2016).
Dalam menghasilkan produk sesuai standar mutu untuk konsumen industri
harus mampu menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar. Menurut
Assauri (2008) suatu produk didasarkan oleh ukuran dan karakteristik dari produk
yang diproduksi sesuai dengan keinginan konsumen. Corsby mengatakan dalam
2
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang lingkup dan batasan dari penelitian ini adalah analisis waste untuk
menerapkan kondisi lean manufacturing dilokasi proses produksi. Analisis QFD
diterapkan pada salah satu produk yang dihasilkan oleh PT XY.
TINJAUAN PUSTAKA
Mutu
Mutu atau kualitas adalah ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa sesuai
dengan standar tertentu (Marimin 2004). Mutu merupakan gabungan dari beberapa
elemen meliputi sifat pemasaran, keteknikan, pembuatan serta perawatan dari
produk sehingga membuat produk tersebut dapat memenuhi harapan konsumen
potensialnya (Feigenbaum 1986). Apabila diuraikan secara rinci, mutu memiliki
dua perspektif. Perspektif produsen dan perspektif konsumen, dimana apabila
kedua hal itu digabungkan akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal
sebagai kesesuaian untuk digunakan konsumen.
Konsep mutu menurut David Garvin (1987) yang dikutip dalam Muhandri
dan Kadarisman (2005) terdapat 8 dimensi mutu dari produk yaitu:
• Performance (kinerja), yaitu merupakan tingkat kemampuan karakteristik
utama produk dan jasa. Karakteristik ini merupakan hal yang paling utama
untuk diperhatikan oleh produsen, karena karakteristik sangat menentukan
diterima atau tidaknya suatu produk atau jasa oleh konsumen.
• Feature (ciri khas), yaitu ciri-ciri "fisik" dari produk yang dihasilkan oleh
suatu organisasi atau perusahaan. Feature merupakan karakteristik kedua
yang menjadi ciri khas dan keunggulan dari produk yang ditawarkan oleh
produsen. Persaingan antar produk biasanya lebih ditentukan oleh ciri
khasnya.
• Reliability (keterandalan), yaitu tingkat kemungkinan bagi suatu produk
untuk bertahan dalam jangka waktu tertentu di bawah kondisi tertentu atau
dengan kata lain, Reability adalah konsistensi kinerja produk pada periode
waktu tertentu. Semakin lama produk dapat digunakan tanpa ada perubahan
fungsi, maka produk tersebut akan semakin disukai oleh konsumen.
• Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
• Conformance (kesesuaian), yaitu derajat dimana suatu karakteristik dari
suatu produk, baik dari sudut fisik maupun cara kerjanya, sesuai dengan
standar/spesifikasi yang sudah ada atau ditetapkan.
• Serviceability (perbaikan), yaitu tingkat kemudahan suatu produk untuk
diperbaiki atau kemudahan memperoleh produk tersebut.
• Aesthetics, yaitu estetika sifat-sifat sensori (diukur dengan panca indera).
• Perceived quality, yaitu penilaian subjektif dari kualitas sebagai hasil dari
image, iklan atau merk lain dari produk.
4
Waste
Waste merupakan suatu aktivitas yang tidak bernilai atau non-value added.
Bila di identifikasi dalam aliran proses yang terjadi akan banyak jenis waste yang
ditemukan. Dalam perindustrian keuntungan dapat diperloah dengan
mengeliminasi waste (Rahmawan et al. 2014). Taiichi Ohno adalah seorang
konseptor Toyota Production System dan konsultannya Shigeo Shingo memberikan
sebuah saran pada saat itu bahwa mengurangi biaya produksi dapat dilakukan
dengan mendefinisikan waste, berikut adalah macam-macam waste yang di
identifikasi oleh Shigeo Shingo pada Tabel 1.
Tabel 1 7 macam waste (Shingo 1998)
QFD adalah terjemahan dari satu set prioritas kebutuhan pelanggan secara
subyektif ke dalam satu set tingkat sistem selama proses konseptual sistem desain
(Rahmawan et al. 2014). QFD dibuat pertama kali pada tahun 1972 oleh
Mitshubishi Shipyard di Kobe, Jepang yang kemudian dikembangkan oleh Toyota
dan para pendukungnya dan digunakan oleh banyak perusahaan di Jepang dan di
Amerika (Eldin 2002). Quality Function Deployment (QFD) merupakan satu-
satunya sistem mutu komprehensif yang bertujuan secara spesifik, yaitu
memaksimalkan kepuasan konsumen dengan mencari kebutuhan konsumen, baik
5
yang jelas maupun yang tidak terucap oleh konsumen. Kebutuhan konsumen
tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam tindakan dan rancangan dalam
perusahaan (Mazur 2003). QFD mencakup juga monitor dan pengendalian yang
tepat dari proses operational menuju sasaran (Marimin 2004).
Menurut Wijaya (2011) QFD membawa sejumlah manfaat bagi organisasi
yang berupaya meningkatkan persaingan mereka secara terus menerus
memperbaiki kualitas dan produktivitas. Manfaat dari QFD antara lain:
1. Fokus pada pelanggan
QFD memerlukan pengumpulan masukan dan umpan balik dari pelanggan.
Informasi kemudian diterjemahkan ke dalam sekumpulan persyaratan
pelanggan yang spesifik. QFD menghasilkan suatu rancangan produk dan
jasa baru yang akan memuaskan kebutuhan pelanggan.
2. Efisiensi waktu
Waktu yang dihasilkan akan lebih singkat dari waktu sebelumnya untuk
proses produksi secara keseluruhan, sehingga sisa waktunya dapat digunkan
untuk kebutuhan teknis lainnya.
3. Team oriented
Dalam membuat analisis QFD semua keputusan diperlukan keterlibatan
semua orang yang berdasarkan konsensus. Teknik yang digunkaan untuk
pengambilan kepututusan ini dengan cara brainstorming.
METODE
Kerangka pemikiran
Mutu produk tidak bisa dilepas dari kegiatan teknis produksi. Kegiatan teknis
produksi mempunyai peran penting dalam menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar mutu. Pada kegiatan teknis produksi terdapat suatau parameter-
paremeter teknis yang berpengaruh kuat terhadap mutu produk yang dihasilkan.
Seperti waktu penggorengan akan berpengaruh terhadap warna dan aroma dari
produk. Oleh karena itu pentingnya kegiatan teknis produksi dalam mempengaruhi
atribut mutu produk.
Selama proses produksi berlangsung waste dapat dihasilkan karena proses
yang tidak efektif dan efisien. Waste yang dihasilkan harus dikelola dengan baik
untuk meminimalisir kerugian suatu industri. Waste yang terjadi selama proses
produksi merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang tidak bernilai. Menurut
Wood (2004) waste merupakan kontradiksi dari suatu value atau nilai, dimana
waste merupakan aktivitas yang menggunakan seluruh sumber daya yang ada tapi
tidak menghasilkan nilai apapun. Oleh karena itu waste harus dapat dicegah untuk
menjaga performa dari suatu industri.
Produk yang tidak memenuhi suatu spesifikasi mutu termasuk kedalam waste
karena tidak mempunyai nilai, selain itu diperlukan proses lainnya yang bertujuan
untuk mengelola produk yang disebut waste. Produk yang tidak memenuhi syarat
mutu tersebut disebabakan oleh berbagai hal selama proses berlangsung, oleh
karena itu waste harus dapat dikelola dan diminalisir untuk mempertahankan mutu
produk tersebut. Diagram alir kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 3.
Tahapan Penelitian
Kepuasan Konsumen
dan Efisiensi
survei dan survei kepada konsumen. Output dari tahapan ini adalah mendapatkan
voice of customer atau suara harapan konsumen.
Pada tahapan pra-survei dilakukan dengan mengirimkan kuesioner online
kepada konsumen produk X diwilayah Bogor dengan total responden sebanyak 50
orang. Tujuan utama dari pra-survei ini agar konsumen dapat menilai atribut mutu
produk dari PT XY dan memberikan input berupa harapan dari produk itu sendiri.
Terdapat beberapa tujuan lain dari dari pra-survei. Salah satunya adalah untuk
melihat profil konsumen produk dari PT XY itu sendiri, hal ini dapat membantu PT
XY memberikan gambaran tentang konsumennya.
Pada tahapan survei dilakukan dengan cara mengevaluasi nugget PT XY dan
dua produk kompetitor. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan uji hedonik
untuk bisa membantu konsumen mengevaluasi atribut mutu produk secara langsung,
karena pada tahapan ini konsumen akan membandingkan produk yang dikonsumsi
saat ini dan produk yang pernah dikonsumsi sebelumnya. Total responden dari
tahapan survei ini adalah 90 orang dengan tiap produk dinilai oleh 60 orang. Tujuan
dari tahapan pra survei ini adalah untuk mengukur seberapa penting dari atribut
mutu nugget yang dimiliki oleh PT XY dan seberapa puas konsumen dari PT XY
puas akan produknya.
2. Kotak “How” dibuat dengan membuat karakteristik proses atau proses yang
berlangsung pada perusahaan. Matriks hubungan (Interaksi) berisi
mengenai tingkat hubungan antara keinginan pelangan dengan ketentuan
teknis. Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah. Setiap
aspek dari konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya
terhadap kualitas produk.
3. Evaluasi pelanggan pada kotak pengkajian kompetitif pelanggan berfungsi
untuk membandingkan pendapat pelanggan tentang kualitas produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan produk pesaing. Nilai yang digunakan
antara 1 sampai 5, kemudian dibuat rasio antara target dengan kualitas setiap
kategori.
4. Kotak “How Much” merupakan tahapan untuk membandingkan kinerja
perusahaan dengan pesaing. Nilai yang digunakan untuk kinerja terbaik nilai
5 dan yang terburuk nilai 1. Untuk tingkat kepentingan dihitung dari nilai
tingkat hubungan yang dijumlahkan tiap tahapan proses sedangkan nilai
relatif dihitung dari tingkat kepentingan tiap tahap proses dibagi seluruh
nilai kepntingan.
5. Menentukan trade roof atau keterkaitan antara karakteristik proses yang
satu dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan hubungan
kuat positif (++) apabila salah satu karakteristik proses naik maka akan
berdampak kuat pada kenaikan proses yang berkaitan tersebut. Hubungan
kuat (+) pengaruhnya akan sama dengan hubungan kuat positif hanya saja
dampak yang dihasilkan tidak sekuat hubungan kuat positif. Hubungan
negatif (-) apabila hubungan berjalan tidak searah. Hal ini terjadi apabila
suatu karakteristik mengalami penurunan tapi karakteristik lainnya akan
mengalami kenaikan. Hubungan kuat negatif (--) apabila dampak yang
dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
lainnya yang menjadi pertimbangan adalah harga yang dijual sama untuk konsumen,
yaitu berkisar pada Rp 35.000 sampai dengan Rp 40.0000. Faktor rasa dan netto
juga menjadi pertimbangan karena memiliki rasa yang sama yaitu rasa daging ayam
orisinal dan netto produk sebesar 500 gram. Faktor-faktor tersebut yang menjadi
pertimbangan manajemen PT XY untuk memilih produk Y dan Z sebagai
kompetitor produk X.
Voice of Customer
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepuasan yang dapat dilihat nilainya dari
Tabel 8, produk X mempunyai nilai tingkat kepuasan yang masih rendah
dibandingkan oleh nugget merek Z, akan tetapi masih dapat bersaing dengan produk
Y dalam kepuasan konsumen secara keseluruhan. Hal ini ditunjukan dengan nilai
produk X untuk atribut rasa yang hanya bernilai 3.53, sedangkan Y bernilai 3.67,
dan produk Z bernilai 4.43. Produk X unggul untuk atribut bahan kemasan
dibandingkan dengan kedua produk lainnya. Berdasarkan hasil analisis ini PT XY
harus melakukan proses perbaikan yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Hal ini dikarenakan kepuasan dari konsumen masih kurang untuk atribut mutu dari
nugget X secara keseluruhan.
Bahan baku
Battering
Penimbangan per batch
Battering
Dry dan liquid Frozen block cutting
material
Frying
Emulsifikasi Potongan
daging beku Steaming
premix Freezing
Grinding
Filling
Mixing
Packaging
meatmix
Packing
Coating
Finished
good
Gambar 6 Diagram alir proses produksi nugget X
21
Dalam penyusunan matriks QFD, dibuat juga analisis korelasi antara tiap
parameter teknis dari proses produksi nugget merek X. Analisis antara parameter
teknis bertujuan untuk mengetahui seberapa pengaruh antara proses produksi yang
saling berhubungan. Analisis ini akan menjadi atap rumah dalam penyusunan QFD,
biasa disebut trade off. Hasil analisis akan berguna untuk mengetahui tindakan yang
bisa dilakukan untuk mengoptimalkan proses produksi dalam menghasilkan atribut
mutu yang sesuai. Hubungan antar keterkaitan antara parameter teknis dapa dilihat
pada Tabel 11. Penyusunan korelasi antara proses produksi pada PT XY untuk
memproduksi nugget X dilakukan bersama manajemen PT XY departemen
produksi dan QC. Dua departemen tersebut yang memang melaksanakan dan
mengawasi secara langsung kegiatan produksi pada PT XY.
Tabel 11 Hubungan keterkaitan antar proses produksi pada nugget merek X
nilainya diatas rata-rata atau mempunyai pengaruh kuat terhadap atribut mutu yang
ada.
Pada proses batching faktor pentingnya adalah formulasi dan supplier.
Supplier harus mengirim bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat, selain
itu bahan baku yang dikirm harus dalam kondisi baik dan layak digunakan. Proses
inspeksi bahan baku akan dipastikan oleh departemen QC. Faktor penting pada saat
mixing adalah waktu dan suhu pengadukan serta kondisi mesin yang digunakan.
Untuk menjaga suhu pengadukan tetap stabil proses mixing akan di injeksikan oleh
nitrogen cair selama proses berlangsung. Faktor penting pada saat proses cooking
adalah suhu dan waktu pemasakan. Suhu dan waktu pemasakan akan sangat
mempengaruhi dari fisik nugget itu sendiri. Terlalu cepat akan membuat nugget
tidak matang, sedangkan terlalu penggorengan akan menyebabkan nugget gosong.
26
Proses produksi
Faktor penting
proses produksi
Peluang jenis
waste
karena tidak sesuai spesifikasi mutu produk. Contoh lainnya adalah kondisi
conveyor yang tidak optimal akan menyebabkan masalah seperti down time untuk
proses frying. Kejadian down time saat proses frying berjalan akan menyebabkan
produk defect, karena nugget digoreng dengan waktu yang lebih lama dari
seharusnya. Kejadian down time saat diluar proses akan menyebabkan waste
kategori delay. Hal ini karena pekerja tidak melakukan kegiatan yang bernilai
tambah pada saat proses produksinya seharusnya berlangsung. Peluang jenis waste
ini akan membantu tahapan identifikasi waste yang dilakukan dengan cara
obseravsi pada proses produksi yang mempunyai nilai tigkat kepentingan teknisnya
diatas rata-rata.
Untuk membantu identifikasi waste yang ada pada proses produksi nugget
X, proses identifikasi waste menggunakan 7 waste yang diterapkan oleh Toyota
production system. Liker (2004) menjelaskan tujuh waste diantaranya adalah
motion, delay, overproduction, inappropriate production, defect, transportation,
dan inventory. Analisis waste dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan proses
produksi utamanya masing-masing, sehingga analisis waste dilakukan pada proses
batching, mixing, dan cooking. Pada Tabel 13 terdapat kegiatan waste yang
ditemukan ketika observasi proses produksi nugget X yang dilakukan selama dua
minggu.
Tabel 13 Klasifikasi waste pada proses nugget X
Cooking
Pada bagian cooking terdapat tiga tahapan produksi dan yang paling penting
berdasarkan nilai tingkat kepentingan teknisnya dimulai dari frying, steaming, dan
freezing. Untuk mengetahui adanya kegiatan waste perlu diperhatikan peluang
timbulnya waste dari proses frying itu sendiri. Peluang terjadinya waste dapat
dilihat pada Gambar 9.
Nilai FFA
Frying minyak Defect
goreng
Suhu dan
waktu
penggorengan
Mixing
Bagian mixing terdiri dari frozen block cutting, grinding, emulsifikasi, dan
mixing. Emulsifikasi dan mixing merupakan kegiatan paling berpengaruh kuat
dengan atribut mutu nugget X. Untuk mengetahui adanya kegiatan waste perlu
diperhatikan peluang timbulnya waste dari proses frying itu sendiri. Peluang
terjadinya waste dapat dilihat pada Gambar 11.
Thawing
Delay
Suhu dan
waktu proses
Defect
Kondisi mesin
Overprocessing
Mixing
Ukuran
pemotong
Motion
Unloading
Transportation
Injeksi
nitrogen
dibuka, operator akan mengeluarkan premix secara manual. Tahapan ini yang
merupakan peluang terjadinya waste seperti tumpahnya premix dari bowl cutter.
Salah satu faktor penting proses produksi dari grinding yaitu ukuran pisau
pemotong. Pisau pemotong yang digunakan harus sesuai dengan ukurannya, apabila
hal in tidak diperhatikan atau terjadi kesalahan dalam penggunaan ukuran pisau
akan menghasilkan daging olahan yang tidak sesuai standar dan akan menyebabkan
waste, daging olahan tersebut akan menjadi waste kategori defect.
Pada bagian mixing terdapat beberapa aktifitas yang dinilai waste. Terdapat
kegiatan delay pada proses frozen block cutting. Operator yang meninggalkan
mesin dalam keadaan menyala seharusnya mematikan mesin terlebih dahulu
sebelum mengantarkan muatan potongan daging beku ke bagian grinding. Dengan
metode 5 Why dapat disimpulkan bahwa potongan daging beku harus segera
diproses menuju grinder untuk digiling, sebaiknya mesin harus dimatikan terlebih
dahulu sebelum meninggalkan bagian frozen block cutting. Analisis akar
permasalahan dapat dilihat pada Gambar 12.
Batching
Tahapan batching merupakan proses penimbangan bahan baku sesuai
perbatch produk yang akan diproduksi. Berdasarkan matriks korelasi antar proses
produksi tahapan batching merupakan tahapan yang paling berpengaruh dengan
tahapan setelahnya seperti mixing, forming, dan cooking. Faktor penting pada
tahapan batching diantaranya adalah persiapan penimbangan, supplier, dan
formulasi. Analisis peluang terjadinya waste pada tahapan batching dapat dilihat
pada Gambar 15.
Transportation
Formulasi
Delay
Overprocessing
Batching Persiapan
bahan baku
Defect
Supplier
Inventory
Gambar 15 Peluang terjadinya waste proses baching
Pada tahapan batching terdapat peluang terjadinya waste berdasrkan faktor
pentingnya, diantaranya adalah formulasi, persiapan bahan baku, dan supplier.
Faktor supplier sangat berpengaruh terhadap dimulai dari proses produksi sampai
dengan produk jadi. Bahan baku yang dikrimkan harus sesuai dengan bill of
material dari produk X dan sudah melalui inpeksi departemen QC untuk bisa
digunakan sebagai formulasi produk. Bahan baku yang tidak sesuai akan
menghasilkan cacat produk, dan bahan baku yang tidak sesuai dengan jumlah bill
of material menyebabkan excess stock dan menghasilkan waste kategori inventory.
Pada bagian batching terdapat kegiatan waste kategori oveprocessing.
Keranjang formulasi tanpa menggunakan roda menyebabkan pekerja melakukan
geraka yang tidak efisien, dampaknya adalah pekerja yang membawa troli harus
menambah tenaga untuk medorong atau menariknya. Dengan menggunakan roda
akan membantu kelancaran aliran proses, sehingga pekerja yang bertugas
membawa keranjang tidak memerlukan tenaga yang berlebih. Analisis akar
permasalahan waste dapat dilihat pada Gambar 16 dan saran perbaikan untuk bagian
batching dapat dilihat pada Tabel 16.
37
Waste akan mengganggu jalannya proses produksi, dan waste yang dihasilkan
dari suatu proses memberikan pengaruh secara langsung kepada proses lainnya.
Seperti delay pada bagian frying yang dihasilkan karena proses cleaning yang tidak
bersih berdampak kepada tidak berfungsinya mesin forming dan menghambat
jalannya proses produksi. Hal itu akan menambah waste diproses produksi lainnya.
Hal penting lainnya adalah melakukan pekerjaan yang sesuai dengan SOP yang
sudah ditetapkan. Proses cleaning yang dilakukan tidak sesuai menyebabkan suatu
masalah bukan hanya tentang kebersihan, tapi juga mesin forming menjadi korslet
karena kabel yang terkena air saat proses cleaning berlangsung.
Tahapan batching, emulsifikasi, mixing, frying, dan freezing merupakan
proses produksi yang sangat berpengaruh kuat dengan keseluruhan dari atribut mutu
nugget X, maka perlu dilakukan saran perbaikan terkait analisis waste yang telah
ditemukan. Dengan melakukan saran perbaikan untuk mengurangi jumlah waste
juga merupakan salah satu cara PT XY upaya perbaikan dengan target yang telah
ditetapkan.
38
Simpulan
Saran
Apabila belum memenuhi harapan anda, atribut apa yang perlu ditambahkan (max.
3) …
Berdasarkan 9 atribut mutu diatas sebutkan atribut yang masih belum memuaskan
anda (max. 3) ....
44
Nama :
Posisi :
Instruksi :
Berilah tanda cross check untuk setiap nomor menurut tingkat kebutuhan
dan keinginan Anda terhadap produk, hanya satu jawaban untuk setiap nomor.
Tolong Anda jawab pertanyaan di bawah ini satu per satu secara berurutan.
Selesaikan satu jawaban dan pastikan semua jawaban terisi sebelum Anda beralih
ke pertanyaan selanjutnya. Berikut penjelasan untuk menjawab kuisioner ini:
Sangat Penting (5) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor
pertimbangan paling utama/paling penting anda
dalam membeli produk nugget atau jika hal tsb
terpenuhi Anda akan merasa sangat senang atau
sangat menyukai produk tersebut.
Penting (4) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor
pertimbangan penting bagi anda dalam membeli
produk nugget atau jika hal tsb terpenuhi anda akan
merasa senang atau menyukai produk tersebut.
Biasa saja (3) : Jika hal tsb mungkin menjadi salah satu faktor
pertimbangan bagi Anda dlm membeli produk
nugget. atau jika hal tsb terpenuhi maka anda agak
senang atau agak menyukai produk tersebut,
namun jika hal tsb tidak terpenuhi maka tidak
menjadi masalah.
Tidak penting (2) : Jika hal tsb tidak menjadi faktor pertimbangan
bagi Anda dlm membeli produk nugget, dan hal tsb
tidak berpengaruh terhadap kesukaan anda
terhadap produk tersebut
Sangat tidak penting (1) : Jika hal tsb sama sekali tidak menjadi faktor
pertimbangan bagi Anda dlm membeli produk
nugget, dan hal tsb sama sekali tidak berpengaruh
terhadap kesukaan anda terhadap produk tersebut.
Nama :
Tanggal :
Jenis contoh : Nugget ayam
Instruksi :
1. Berilah tanda cross check untuk setiap nomor menurut tingkat kepuasan
Anda terhadap produk, hanya satu jawaban untuk setiap nomor. Tolong
Anda jawab pertanyaan di bawah ini satu per satu secara berurutan.
Selesaikan satu jawaban dan pastikan semua jawaban terisi sebelum Anda
beralih ke pertanyaan selanjutnya. Berikut penjelasan untuk menjawab
kuisioner ini:
Sangat Puas (5) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan Anda sangat menyukai
produk tersebut sehingga membuat Anda menjadi
sangat tertarik untuk membeli produk tersebut.
Puas (4) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan Anda menyukai produk tersebut
sehingga membuat Anda menjadi tertarik untuk
membeli produk tersebut
Biasa saja (3) : Jika hal tsb tidak mempengaruhi penlilaian
(suka/tidak suka) dan ketertarikan Anda untuk
membeli produk tersebut
Tidak puas (2) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan Anda tidak menyukai produk
tersebut sehingga membuat Anda tidak tertarik
untuk membeli produk tersebut
Sangat tidak puas (1) : Jika hal tsb merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan Anda sangat tidak menyukai
produk tersebut sehingga membuat Anda sangat
tidak tertarik untuk membeli produk tersebut
2. Tabel pertama adalah produk yang sekarang anda konsumsi, dan tabel
kedua adalah produk yang pernah anda konsumsi sebelumnya.
Produk :
Atribut Mutu Skala Kepuasan Atribut Mutu
1 2 3 4 5
Aroma daging ayam berbumbu
Rasa daging ayam berbumbu pada
nugget
Tekstur yang kenyal, lembut, dan
juicy
Warna kuning hingga oranye
(permukaan) dan putih (dalam)
Bentuk nugget setelah digoreng
Ukuran, warna, dan informasi
sebagai Desain kemasan
46
Produk :
Atribut Mutu Skala Kepuasan Atribut Mutu
1 2 3 4 5
Aroma daging ayam berbumbu
Rasa daging ayam berbumbu pada
nugget
Tekstur yang kenyal, lembut, dan
juicy
Warna kuning hingga oranye
(permukaan) dan putih (dalam)
Bentuk nugget setelah digoreng
Ukuran, warna, dan informasi
sebagai Desain kemasan
Bahan kemasan sebagai wadah
untuk mengemas dan melindungi
Informasi produk*
*Informasi produk seperti nama produk & produsen, alamat produksi, kontak yang
bisa dihubungi, logo halal, komposisi, kandungan gizi, cara penggunaan, tanggal
kadaluarsa, kontra indikasi, dan nomor produksi.
47
52 4 4 4 5 4 5 4 4
53 4 5 4 4 3 4 4 5
54 4 5 3 4 3 4 4 4
55 4 5 5 4 5 5 5 5
56 5 5 5 4 3 3 4 4
57 4 5 5 3 1 4 4 5
58 4 5 5 4 5 4 5 5
59 4 5 5 5 4 4 4 4
60 4 5 5 3 4 4 5 4
Total 236 266 256 233 223 230 237 247
Rata-rata 3.93 4.43 4.27 3.88 3.72 3.83 3.95 4.12
49
53 2 3 3 5 5 4 5 4
54 3 4 3 4 4 3 4 4
55 3 3 3 3 2 3 4 5
56 4 4 5 5 4 5 5 4
57 4 4 4 4 4 4 4 5
58 5 4 4 5 5 4 4 5
59 5 4 4 4 3 3 3 4
60 3 4 4 4 4 4 4 4
Total 202 201 218 237 232 242 229 247
Rata-rata 3.37 3.35 3.63 3.95 3.87 4.03 3.82 4.12
51
53 4 5 4 4 3 4 3 4
54 4 4 4 4 3 4 4 5
55 3 3 3 4 4 4 4 4
56 4 4 4 2 2 3 4 3
57 2 3 3 4 2 2 4 4
58 3 4 4 3 4 4 4 4
59 4 4 3 4 3 4 4 4
60 5 4 5 4 4 4 4 4
Total 209 220 219 197 209 221 233 239
Rata-rata 3.48 3.67 3.65 3.28 3.48 3.68 3.88 3.98
53
53 3 3 2 3 4 4 4 4
54 5 5 5 5 5 3 5 3
55 4 4 4 3 3 4 4 4
56 3 5 4 4 3 3 4 4
57 5 3 3 3 3 4 4 4
58 5 5 5 4 4 3 4 4
59 5 5 4 4 3 4 3 4
60 5 4 4 4 4 4 4 4
Total 3.97 4.43 4.15 4.07 3.92 3.88 3.97 4.27
Rata-rata 238 266 249 244 235 233 238 256
55
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 29 Oktober 1995 dari ayah Amitas
Hariseno dan ibu Lies Hendrawati. Penulis adalah putra ketiga dari tiga bersaudara.
Penulis lulus dari Sekolah Dasar (SD) YPWKS 4 Krakatau Steel Cilegon, Banten
(200-2007). Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama IT Raudhatul Jannah
Cilegon, Banten (2007-2010). Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas
(SMA) pada tahun 2010. Tahun 2013 penulis lulus dari SMAPU Albayan Sukabumi
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)
melalui jalur Ujian Talenta Masuk (UTM) IPB dan diterima di Departemen
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama perkuliahan di IPB penulis pernah mengikuti Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Flag Football pada tahun 2013-2014. Pada tahun yang sama
penulis juga pernah menjadi panitia divisi acara Agroindustrial Fair 2014. Setelah
masuk departemen TIN penulis tergabung dalam badan pengurus Himpunan
Mahasiswa Teknologi Industri (Himalogin) tahun 2014- 2016. Pada tahun pertama
penulis menjabat sebagai staf Departemen Akademik dan Prestasi. Pada tahun
kedua penulis menjadi ketua Himalogin. Pada tahun 2016, penulis mengikuti
praktik lapang selama dua bulan pada departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC) di PT Kraft Ultrajaya Indonesia. Pada tahun 2017, penulis
menjadi asisten praktikum mata kuliah Peralatan Industri.
Pada tahun 2017 penulis melakukan tugas akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian dari program S1 jurusan Teknologi Industri Pertanian
IPB dengan judul “Analisis Quality Function Deployment Untuk Menerapkan Lean
Manufacturing Pada Produk Frozen Food PT XY” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir
Machfud, MS.