Anda di halaman 1dari 26

BAB I

INTRODUCTION

1.1. L’arrière Plan

Menurut Sumardjo dan Saini (1988:3), sastra adalah ungkapan pribadi

manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat

keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan

pesona dengan alat bahasa.

Melalui karya sastra, seorang pengarang menyampaikan

pandangannya tentang kehidupan yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu,

mengapresiasi karya sastra artinya berusaha menemukan nilai-nilai

kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Banyak nilai-nilai kehidupan

yang bisa ditemukan dalam karya sastra tersebut. Sastra sebagai produk

manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Sastra

sebagai hasil pengolaha jiwa pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses

perenungan yang panjang mengenai hakikat hidup dan kehidupan. Sastra

ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dalam

imajinasi yang dalam tentang kehidupan.

Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra

dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada

hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan

utama bahasa.
Karakteristik karya sastra itu bersifat imajinatif, kreatif, dan fiktif.

Melalui ciri khas tersebut, menjadikan karya sastra mampu membangkitkan

perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran dalam diri seseorang: rasa senang,

sedih, marah, benci, rindu, dendam, dan sebagainya. Semua jenis perasaan

dan pikiran tersebut tercipta bukan hanya karena adanya persamaan atau

pertautan nasib atau pengalaman, melainkan juga oleh pengaruh teknik

penciptaan dan pencitraan karya satra oleh pengarangnya, misalnya dalam

teknik bercerita, dalam pilihan bunyi bahasa, pilihan kata dan kalimat, pilihan

ungkapan, penampilan tokoh-tokoh, jalan cerita, latar kejadian, tema atau inti

cerita, dan unsur-unsur instrinsik yang lain yang terdapat dalam sebuah

karya sastra.

Salah satu hasil karya sastra adalah Novel. Sebuah novel merupakan

sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah

totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan

satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Jika novel

dikatakan sebagai totalitas, unsur kata, bahasa, merupakan salah satu bagian

dari totalitas itu, salah satu pembangun cerita itu, salah satu subsistem

organisme itu. Kata inilah yang menyebabkan novel, juga sastra pada

umumnya, menjadi berwujud. (Nurgiantoro, 2002 : 22).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis novel La Dame aux

Camélias. La Dame aux Camélias adalah sebuah novel karya dari seorang

sastrawan Prancis bernama Alexander Dumas Jr. yang bercerita tentang kisah
cinta antara Marguerite Gautier dan Armand Duval. Marguerite Gautier

adalah seorang wanita simpanan yang sangat menyukai bunga camellia.

Dalam novel ini, Alexander Dumas Jr. memberi gambaran bahwa cinta bisa

membuat kita merasa bahagia dan juga sedih, bahkan bisa membuat kita

merasa hancur. Melalui belitan konflik yang menguras emosi, kisah cinta

Marguerite dan Armand membawa kita merenungkan ketulusan cinta

ditengah godaan gelimang harta dan kenikmatan duniawi.

Aliran romantisme adalah sebuah aliran yang menekankan kepada

ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan pemikiran pengarang sehingga

pembaca tersentuh emosinya setelah membaca ungkapan perasaannya dan

mengutamakan pemikiran serta tindakan spontanitas. Untuk mewujudkan

pemikirannya, biasanya pengarang menggunakan bentuk pengungkapan yang

seindah-indahnya dan sesempurna-sempurnanya. Aliran romantisme biasanya

dikaitkan dengan masalah cinta karena masalah cinta memang

membangkitkan emosi.

Intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan

perasaan manusia sebagai unsur yang paling dominan. Dan karena cinta

adalah bagian dari perasaan yang paling menarik, maka lambat laun istilah ini

mengalami penyempitan makna. Sastra romantis pun diartikan sebagai genre

sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh kata-kata

yang memabukkan perasaan.


Salah satu novel yang memiliki genre romantis adalah La Dame aux

Camélias. Ada yang menarik pada novel ini. Biasanya novel-novel roman,

banyak sekali menggambarkan adegan intim, maksud intim disini bukan

adegan ranjang, tetapi lebih pada sentuhan fisik yang hanya dilakukan pada

orang-orang yang sangat dekat hubungannya. Tetapi di novel ini sangat

jarang. Bahkan meskipun tokoh Marguerite adalah wanita simpanan.

Sepenuhnya dedikasi cerita lebih pada penggambaran suasana batin para

tokoh.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori romantisme dari

Theodore Gericault yang merupakan tokoh dari Perancis yang pertama kali

menancapkan panji-panji romantisme dengan karyanya yang berjudul “The

Raft of the Medusa”. Di samping itu, Theodore Gericault mengungkapkan

ciri-ciri romantik, yaitu Kembali ke alam, Kemurungan, Primitivisme,

Sentimentalisme, Individualisme, Eksotisme. Melalui ciri-ciri tersebut

diharapkan dapat mengemukakan romantisme dalam novel La Dame aux

Camélias.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti

ingin lebih jauh mengungkap nilai-nilai Romantisme dalam novel “La Dame

aux Camélias”.
1.2. Recherche Problématique

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah romantisme yang terdapat

dalam novel La Dame aux Camélias?

1.3. Les Objectifs de Recherche

Sesuai rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan romantisme yang terdapat dalam novel La Dame aux

Camélias.

1.4. Les Advantages de Recherche

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Avantage Théorique

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang nilai-

nilai romantisme yang terkandung dalam novel La Dame aux Camélias.

Dan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dalam bidang

sastra terutama tentang aliran sastra.

2. Avantage Pratique

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu dasar atau

pedoman bahan pembelajaran sastra, khususnya tentang novel.


1.5. Définition Opérationelle

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah

dalam judul penelitian.sesuai dengan judul penelitian yaitu “La Dame aux

Camélias”. Maka definisi operasional yang perlu dijelaskan yaitu:

1) Romantisme

Romantisme merupakan aliran yang menggunakan prinsip bahwa

karya sastra merupakan cerminan kehidupan realistik yang

menggambarkan kehidupan manusia yang berliku-liku dengan

menggunakan bahasa yang indah sehingga dapat menyentuh emosi

pembaca. Keindahan menjadi fokus utama dalam romantisme. Aliran

romantisme lebih mementingkan curahan perasaan yang indah dan

menggetarkan jiwa (Endraswara, 2013 : 33).

2) Roman

Novel adalah karangan bentuk prosa yang panjang dan mendetail apa

yang ditulis didalamnya, baik itu jumlah halamannya maupun

peristiwa-peristiwa yang diungkapkannya dan biasanya di tokoh yang

di ceritakannya mulai dari kecil hingga dewasa serta tokoh-tokoh

menyadari perubahan nasib. Novel lebih luas ruang lingkupnya dan

dapat mengungkapkan seluruh episode perjalanan hidup tokoh

ceritanya. Bahkan dapat pula menyinggung masalah yang kaitannya

sudah agak renggang. Artinya masalah-masalah yang sesunguhnya


tidak begitu integral dengan masalah pokok cerita itu sendiri

(Suharianto, 1982 : 40).


BAB II

FONDEMENT THÉORIQUE

2.1 Définition d’un Roman

Istilah novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali novella, dalam

bahasa Jerman novelle berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian

diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Burhan Nurgiyantoro

(1994: 9) berpendapat bahwa istilah novella dan novelle mengandung

pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet (Inggris: novellette),

yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu panjang, namun juga

tidak terlalu pendek. Kata ini kemudian diadaptasikan dalam bahasa Inggris

menjadi istilah novel. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa

novel merupakan jenis cerita fiksi (fiction) yang muncul belakangan

dibandingkan dengan cerita pendek (short story) dan roman (Herman. J.

Waluyo, 2002: 36).

Dalam The American College Dictionary, novel diartikan sebagai

suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para

tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu

alur atau keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel mempunyai ciri

bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan


lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi (Tarigan, 1991: 164-

165).

Berdasarkan pengertian novel di atas, dapat di simpulkan bahwa

novel adalah suatu karya sastra fiksi yang tidak terlalu panjang dan tidak

terlalu pendek yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dan di dalamnya mengandung unsur pembangun seperti unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik.

2.2 Romantisme

Romantisme berasal dari bahasa Perancis, yaitu roman (cerita) dan

memang dalam gaya romantisme juga mencerminkan adanya pengaruh sastra

roman Perancis. Terutama dalam melukiskan cerita-cerita tragedi yang

dahsyat dan kejadian dramatis yang mencekam. Aliran ini muncul pada abad

ke-18, namun pengaruhnya masih dapat dirasakan dalam dunia postmodern

kini. Romantisme merupakan aliran yang menggunakan prinsip bahwa karya

sastra merupakan cerminan kehidupan realistik yang menggambarkan

kehidupan manusia yang berliku-liku dengan menggunakan bahasa yang

indah sehingga dapat menyentuh emosi pembaca. Keindahan menjadi fokus

utama dalam romantisme (Endaswara, 2003 : 33).

Menurut Jassin (1985:25) romantisme adalah aliran kesenian yang

mengutamakan perasaan. Aliran romantisme awalnya berkembang di Eropa

sebagai reaksi terhadap rasionalisme. Aliran rasionalisme menganggap


bahwa segala rahasia alam bisa diselidiki dan diterangkan dengan

kemampuan otak manusia. Romantisme sebaliknya mengakui bahwa otak

manusia mempunyai kelemahan. Oleh karena itu, manusia harus lebih

banyak memakai intuisi dan perasaan untuk meraba-raba rahasia alam yang

tak terduga dengan alat-alat pengetahuan.

Kaum yang menganut aliran romantisme selalu memandang masa lalu

atau masa yang akan datang lebih indah dari masa kini. Pandangan inilah

yang akhirnya melahirkan pendapat bahwa tujuan seni bukanlah untuk

memecahkan soal-soal yang rumit. Tujuan seni adalah mengajak pembaca,

audiens, dan masyarakat agat dapat tertawa atau menangis sehingga mereka

dapat menyatakan hidup ini berguna. Oleh karena itu, dalam romantisme

peran individu sangat menonjol sebab yang diutamakan adalah bentuk-

bentuk baru dengan isi kebenaran yang diyakini berasal dari Tuhan.

Dalam hal ini, aliran romantik memang menomor satukan rasa atau

jiwa yang dalam dan menomor duakan rasio. Aliran ini pun menyerukan

untuk mementingkan kebebasan dalam berkarya puisi atau prosa bersayap

rasa yang di dalamnya ada mimpi dan imajinasi, baik keindahan maupun

kesedihan.

Menurut Zainuddin Fanine (2001: 49) romantisme adalah satu aliran

yang mendasarkan ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan. Untuk

mengungkapakan hal tersebut, seorang pengarang berusaha menggambarkan

realita kehidupan dalam bentuk yang seindah-indahnya. Tujuan utama aliran


ini adalah agar pembaca mampu tersentuh dan terbuai emosinya, sehingga

setiap gejolak yang ada atau konflik yang ditonjolkan, biasanya disusun

secara dramastis dan setuntas-tuntasnya. Jika kebahagiaan dan keindahan

yang disampaikan, kebahagiaan dan keindahan itu terlukis secara sempurna

sekali. Jika kesedihan yang akan ditampilkan, sastrawan aliran ini membuat

air mata pembaca terkuras. Karena itu, aliran romantik sering dikaitkan

dengan sifat sentimentil. Dengan kata lain, aliran ini selalu mengutamakan

perasaan, dimana seorang sastrawan harus lebih banyak menggunakan

intuisi. (Mursal Esten, 1990: 39).

Aliran ini muncul di Prancis sebelum abad ke-19, atau setelah

revolusi Prancis. Para sastrawan yang beraliran ini selalu memperhatikan

aspek keindahan, cenderung mengadakan pembaharuan dan kebebasan dalam

berpikir dan gaya bahasa yang diungkapkan. Mereka berpendapat, pada

umumnya karya sastra bukan mimemis dari kehidupan, tetapi ia merupakan

kreativitas manusia. Karya sastra tidak diciptakan oleh akal, melainkan hasil

eksplorasi imajinasi. Dalam pandangan mereka, imajinasi dapat melahirkan

bahasa, dan bahasa merupakan sarana penyampaian rasa sastra dan pikiran

(Shalahuddin al-Nadwi,1997: 119).

Di Perancis, pelopor aliran ini yaitu, Jean Jacques Rousseau (1712-

1778). Jean Jacques Rousseau disebut sebagai bapak gerakan Romantisme.

Hal ini dibuktikan dengan besarnya pengaruh dari karya-karyanya terhadap

karya-karya sastrawan Eropa. Salah satu karyanya yang memiliki pengaruh


besar yaitu roman Julie ou Nouvelle Heloise yang mengusung tema

percintaan. Jean Jacques Rousseau dikenal sebagai golongan romantik, yaitu

kecenderungan mendahulukan emosi daripada pemikiran atau kegunaan.

Golongan ini dengan slogannya kembali ke alam, lebih menyukai suasana

desa yang asri dan indah daripada suasana kota yang bising dan

menjemukkan. Tokoh romantisme lainnya yaitu Lamartine (1790-1869),

Alfred de Musset (1810-1857), Victor Hugo (1819- 1885) dan lain-lain.

2.2.1 Les Caractéristiques du Romantisme

Theodore Gericault (1971-1824) merupakan tokoh yang

menancapkan panji-panji romantisme pada karyanya yang berjudul

“The Raft of the Medusa”. Di samping itu, Teodore Gericault

mengungkapkan ciri-ciri romantik, sebagai berikut:

a. kembali ke alam

Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filsuf Perancis,

menyerukan kepada manusia agar mengakrabi dan berpulang ke

alam. Menurutnya, segala sesuatu yang dekat dengan alam yang

murni dengan sendirinya baik dan indah. Segala sesuatu yang

dekat dengan alam yaitu apa yang ada disekeliling kita: apa yang

kita liihat, kita dengar dan kita rasakan. Kaum Romantik

berpegang pada semboyan mereka yaitu alam adalah sesuatu

yang mendukung dan menentukan perasaan (suasana) hati


manusia. Alam yang digambarkan adalah kesunyian desa

dimalam hari, desiran kincir angin, alam sunyi hutan, pesona

hutan, dan lain-lain.

b. Kemurungan

Beberapa penyair menekankan kepada kemurungan yang

dalam dan suram. Sedang penyair lainnya menyukai kesedihan,

ketenangan serta merenung ditempat-tempat terpencil. Tema-

tema pada kemurungan (melankolis) dapat dikatakan berkisar

seputar kemurungan akibat kebencian, cinta yang tidak bahagia,

penderitaan hidup, dan hal-hal yang menyeramkan.

c. Primitivisme

Primitivisme adalah kecenderungan akan hal-hal yang alamiah

atau natural, yaitu yang bebas dari penalaran, aturan-aturan,

konvensi-konvensi masyarakat berbudaya yang kompleks. Dalam

kesusastraan serta seni-seni lainnya, kaum primitivis percaya

kepada spontanitas, ekspresi emosi secara bebas serta intuisi.

d. Sentimentalisme

Istilah sentimentalisme mengacu kepada pengungkapan emosi

yang dilakukan secara berlebihan atau tidak pada tempatnya.

Dalam karya sastra, emosi itu berupa kesukaan akan kelembutan,

birahi, kegandrungan akan sifat alamiah manusia yang semuanya

lebih bersifat patetis daripada etis. Namun, pengungkapan


perasaan ini tidak akan bersifat sentimental sejauh masyarakat

pembacanya masih menganggap wajar, normal, dan seimbang.

e. Individualisme

Penyair Romantik tidak hanya cenderung melarikan diri ke

dalam perasaan serta dunia mimpi mereka sendiri tetapi juga

mencari pengalaman emosional dalam dunia eksternal berupa

hal-hal yang jauh, baik dalam hal waktu maupun tempat.

Biasanya tokoh merasakan keajaiban jarak, tenggelam dalam

keinginan-keinginan, emosi sangat dipengaruhi oleh imbauan

sugesti dan misteri. Hal-hal yang supernatural, yang aneh dan

sangat indah tertarik pada misteri yang ada dalam keindahan.

f. Eksotisme

Dalam Kamus Istilah Sastra, eksotisme adalah keasingan,

keunikan, ketidakbiasaan yang mengandung daya tarik khas.

Dalam sastra, eksotisme ini bersangkut-paut dengan sifat dan ciri

latar, tokoh, dan peristiwa yang terasa asing dan unik.

2.2.2 Aspects du Romantisme

Ciri utama romantisme yaitu berusaha keras untuk mengatasi

keterpisahan antara subjek, diri dengan dunia, kesadaran dengan

ketaksadaran. Tanpa berpretensi pada kemutlakan definisi, tulisan ini

memahami romantisme sebagai kesatuan dan ketegangan antara dunia

ideal yang menuntut dengan dunia nyata yang penuh dengan


perpisahan, kekacauan, dan keanekaragaman dalam hubungan antar

unsur yang membangunnya (Faruk, 1995: 144).

Sejajar dengan definisi Wellek diatas, penganut romantisme

melihat dunia dari perspektif dunia ideal, sehingga mereka terus

menerus berjuang untuk membangun kesatuan atau harmoni. Namun

dilain pihak, sejajar dengan definisi romantisme tidak dapat

mengingkari keberadaannya dalam dunia nyata, sehingga mereka juga

menyukai petualangan dan keanekaragaman. Dunia ideal dipahami

sebagai awal dari dunia nyata, sumber pertama dari eksistensi dan

maknanya. Dunia nyata adalah dunia pengalaman dalam ruang dan

waktu yang secara langsung dapat dipahami oleh manusia. Dunia

ideal adalah satu kesatuan yang menembus segalanya, kesatuan yang

mengekspresikan dirinya dalam multiplisitas alam, yang

mengekspresikan dirinya dalam segala benda-benda sebagai roh

(Faruk,1995:144).

Berkaitan dengan pembahasan aspek romantisisme yang

dikaji, yaitu meliputi aspek percintaan dan aspek ekspresi. Adapun

penjelasan masing-masing aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aspek percintaan

Didalam sebuah cinta berusaha mengekspresikan dan

mengkomunikasikan dirinya dan menghidupan suasana didalam

percintaan. Adapun aktivitas dari cinta adalah bentuk biasa. Oleh


karena itu, dalam menganalisis unsur romantisme aspek

percintaan dapat di cari melalui tokoh dan penokohan. Secara

lugas cinta adalah sebuah rasa sangat kasih sayang atau sangat

tertarik hatinya antara laki-laki dan perempuan menaruh kasih

sayang, selalu teringat dan terpikir dalam hati, susah hati, risau,

kemesraan, sedih dan perasaan-perasaan lainnya.

Aspek romantisisme percintaan dalam novel merupakan

perpaduan atau kesatuan dunia nyata dan dunia ideal yang kadang

realisasinya memuaskan bahkan sebaliknya. Aspek romantisisme

percintaan dalam novel merupakan perpaduan atau kesatuan

antara kehidupan dunia nyata dan dunia ideal tolak ukur analisis

dalam pembahasan ini adalah perihal berkasih-kasihan antara

pelaku utama dan pelaku lawan jenisnya, seperti cinta, kemesraan,

perasaan sedih dan perasaan lain sebagainya.

2. Aspek ekspresi

Suatu aspek romantisisme sebuah novel dapat di analisis

melalui unit-unit ekspresi. Pada zaman romantisme diabad XVII

dan awal XIX, misalnya, emosi, hasrat cinta yang tidak terkendali,

karena romantisme sebagai seperangkat alat-alat ekspresi dan

seperangkat isi-isinya (Faruk, 1995: 173). Adapun beberapa unit

ekspresi romantisme yaitu berupa oposisi antara perasan dengan

pikiran, laki-laki dengan wanita, benci dengan rindu, suka dengan


duka, miskin dengan kaya, manis dengan pahit, datang dengan

pergi, kesunyian dengan keramaian. Selain itu, unit- unit yang

menyiratkan pasangan-pasangan oposisional seperti gambaran

bermesraan dalam cium-ciuman yang menghanyutkan, cinta tak

tersampaikan, nasib dan takdir, impian yang menjadi kenyataan,

anugerah pertemuan cinta yang hilang, kesetiaan insan, impian

yang tercapai, cinta sejati dan lain sebagainya.

Jadi, analisis ekspresi romantisisme dalam pembahasan ini

adalah unit-unit ekspresi yang terdapat dalam sebuah novel yaitu

melalui pelukisan tokoh dan penokohan serta latar (setting) dalam

sebuah novel.

2.3 Recherches Antérieures

Penelitian terdahulu menjelaskan tentang beberapa penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya namun memiliki keterkaitan dengan

penelitian yang hendak dilakukan. Hal tersebut berfungsi sebagai acuan atau

dasar untuk penelitian yang hendak dilakukan dan juga untuk menjelaskan

perbedaan antara hasil penelitian. Berikut beberapa penelitian yang memiliki

keterkalitan yaitu:

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara

Muhammad Nur Ichsan (2016) mahasiswa dari Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya dengan judul “Armand Duval’s Conflict in Alexandre

Dumas Jr’s The Lady of the Camellias”. Pada penelitian ini, membahas
tentang konflik pada tokoh Armand Duval’s yang dilihat dari konflik

eksternal dan cara Armand Duval’s menyelesaikan konflik tersebut. Pada

penelitian ini menggunakan teori dari New Criticism yang fokus pada konflik

tokoh Armand Duval's.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh saudari Tami

Nur Cahyani (2013) mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan judulnya “Sincerity and Love in Alexandre Dumas Jr’s , the Lady of

the Camellias (1902) Novel: A Psychoanalytic Approach”. Pada penelitian ini,

memfokuskan pada karakter Marguerite dengan menggunakan pendekatan

psikoanalisis. Selain itu, saudari Tami juga membahas tentang ketulusan dan

cinta dari tokoh Marguerite berdasarkan prinsip-prinsip dari Freud.

Kedua penelitian diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang

penulis teliti. Persamaan itu terletak pada objek penelitian yang diteliti yaitu

novel La Dame aux Camélias (The Lady of the Camellias). Sedangkan

perbedaannya terdapat pada pembahasan. Penulis membahas tentang

romantisme sedangkan saudara Muhammad membahas tentang konflik yang

terjadi pada tokoh Armand Duval’s. Sedangkan saudari Tami memfokuskan

pada karakter Marguerite Gautier.

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Mochamad

Yusuf Rifai (2010) mahasiswa dari IKIP PGRI Semarang dengan judulnya

“Romantisme dalam Novel Bintang Tertusuk Cinta Karya Reni Hapsari”.

Pada penelitian ini saudara Mochamad Yusuf Rifai menggunakan teori berupa
unsur-unsur novel meliputi tokoh, penokohan, latar/setting, dan juga

menggunakan teori romantisme.

Penelitian yang kelima adalah penelitian yang dilakukan oleh saudari

Endah Fitrianingsih (2016) mahasiswa dari Universitas Lampung dengan

judulnya “Romantisme pada Novel Soekarno Kuantar ke Gerbang Karya

Ramadhan K.H dan Rancangan dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Pada

penelitian ini saudari Endah Fitrianingsih menggunakan teori romantisme

pada novel tersebut dan rancangan dalam pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian terakhir adalah penelitian dari saudara Ali Rahman (2018)

mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara dengan judulnya “Struktur dan

Aspek Romantisme dalam Syair Tajul Muluk”. Pada penelitian ini saudara Ali

Rahman menggunakan teori romantisme dan juga teori struktur batin yang

meliputi tema, nada/suasana perasaan, dan amanat.

ketiga penelitian diatas memiliki perbedaan dengan penelitian yang

penulis teliti. Perbedaan itu terletak pada objek penelitian yang diteliti.

Sedangkan persamaannya terdapat pada pembahasan. Sama-sama membahas

tentang romantisme dalam suatu karya sastra.


BAB III

MÉTHODE DE RECHERCHE

Pada bab ini terdapat beberapa langkah untuk menganalisis romantisme dalam

novel ”la Dame aux Camélias” karya Alexander Dumas Jr. beberapa langkah

tersebut meliputi jenis penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berikut beberapa langkah dalam

penelitian ini, yaitu:

3.1 Type de Recherche

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif. (Sugiyono, 2002: 35) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Sedangkan penelitian deskriptif

adalah metode yang bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1998: 63).

Jadi, Jenis penelitian yang digunakan dalam menganalisis romantisme

dalam novel ”la Dame aux Camélias” karya Alexander Dumas Jr. yaitu

penelitian deskriptif kualitatif. Dimana jenis penelitian ini merupakan metode

untuk menganalisis suatu masalah yang tidak terlalu luas serta untuk

menganalisis kondisi objek yang alamiah.


3.2 Objet de Recherche

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan cara

membaca novel ”la Dame aux Camélias” dan kemudian berfokus pada

kalimat-kalimat yang mengandung unsur romantis dalam novel tersebut.

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2009: 306), peneliti kualitatif sebagai human

instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, mencari referensi sumber

data , melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan atas penelitian tersebut.

3.3 Donnés et Sources des Données

Data pada penelitian ini adalah ungkapan-ungkapan atau kalimat

yang mengandung unsur romantisme dalam novel ”la Dame aux Camélias”

karya Alexander Dumas Jr. dimana novel tersebut telah dibeli melalui situs

penjualan online. Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas serta

mempertimbangkan ciri-ciri dan aspek romantisme yang akan digunakan

untuk menganalisis romantisme pada novel tersebut.

Sumber data pada penelitian ini diambil dari novel ”la Dame aux

Camélias” karya Alexander Dumas Jr. Untuk melengkapi informasi

mengenai data, penulis menambahkan beberapa referensi berupa buku,

jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan romantisme.


3.4 Technique de Collecte des Données

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan studi pustaka. Menurut

Sugiyono (2017: 240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Pengumpulan data dengan cara dokumen

yaitu, mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan kajian

romantisme untuk menganalisis teks pada novel ”la Dame aux Camélias”

karya Alexander Dumas Jr. dan berbagai referensi jurnal dari situs internet.

Menurut Sarwono (2006), studi pustaka mempelajari berbagai buku

referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, berguna untuk

mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti dengan

melakukan pengumpulan data dengan studi pustaka, penulis melakukan

pemahaman-pemahaman terhadap referensi yang dikumpulkan secara

cermat dan teliti agar memudahkan proses penelitian terhadap kajian

romantisme.

Jadi, dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai teknik

pengumpulan data, penulis menyimpulkan beberapa teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini, yaitu:


1. Mencari referensi dari berbagai dokumen baik dari skripsi, tesis, dan

beberapa buku referensi mengenai kajian romantisme, serta beberapa

kumpulan jurnal dari situs internet.

2. Setelah mencari sumber data, selanjutnya dilakukan teknik membaca

dari referensi yang sudah ditemukan baik dari skripsi, tesis, dan

beberapa buku referensi mengenai kajian romantisme, serta beberapa

kumpulan jurnal dari situs internet.

3. Setelah membaca referensi yang telah dikumpulkan, selanjutnya

dilakukan proses mencatat. Dalam hal ini, yang dicatat merupakan hal-

hal penting untuk keperluan menganalisis kajian romantisme pada

novel ”la Dame aux Camélias” karya Alexander Dumas Jr.

4. Setelah mencatat hal-hal penting dari proses membaca, selanjutnya

memahami berbagai referensi yang didapatkan untuk lebih menambah

pengetahuan guna memperkuat analisis dalam penelitian ini.

3.5 Technique d’Analyse des Données

Teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kajian romantisme pada novel

”la Dame aux Camélias” karya Alexander Dumas Jr.

Untuk mencapai tujuan diatas, penulis menggunakan teori dari

Theodore Gericault yang mengungkapkan ciri-ciri romantik, yaitu Kembali

ke alam, Kemurungan, Primitivisme, Sentimentalisme, Individualisme,

Eksotisme. Selain itu, ada juga aspek-aspek romantisme yang dipaparkan


oleh Faruk, (1995). Melalui ciri-ciri dan aspek tersebut penulis dapat dengan

mudah mengemukakan romantisme dalam novel La Dame aux Camélias.


BIBLIOGRAPHIE

Source du Livre:

Dumas, Jr, Alexandre. 2012. The Lady Of The Camellias.


Terjemahan Rika Iffati: Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. 1998. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra; Perkenalan Awal


Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung :


Alvabeta, CV.

Sehandi, Yohanes. 2014. Mengenal 25 Teori Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemology, Model,


Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Faruk. 1995. Perlawanan Tak Kunjung Usai. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hadimadja Aoh K. 1972. Aliran-aliran Klasik, Romantik, dan Realisme dalam


Kesusastraan: Dasar-dasar Perkembangan. Djakarta: Pustaka Jaya.

Source Internet:

Wibowo,Tri. Bs. Alexandre Dumas Junior. Melalui

https://www.kompasiana.com/embahnyutz1/world-writers-43-alexander-
dumas-junior (19/05/18)

Zuhri, Syaripudin. The Lady Of The Camellias, Cinta Buta Membawa Derita. Melalui

https://www.kompasiana.com/virays/the-lady-of-the-camellias (19/05/18)

Anda mungkin juga menyukai