Anda di halaman 1dari 35

Oleh:

Cece Sutia
Disajikan dalam PJJ Tikomdik
Dinas Pendidikan Jawa Barat
27 Maret 2020
Kompetensi Dasar
3.9 Mengelompokkan hewan ke dalam filum berdasarkan lapisan tubuh,
rongga tubuh, simetri tubuh, dan reproduksi
4.10 Menyajikan laporan perbandingan kompleksitas lapisan penyusun
tubuh hewan (diploblastik dan triploblastik), simetri tubuh, rongga
tubuh, dan reproduksinya

Materi Penting:
1. Ciri Khas Filum
2. Dasar Pengelompokkan Kelas
3. Reproduksi Hewan
Simetri Tubuh
Lapisan Tubuh
A. Ciri-Ciri Umum Hewan (Animalia)

❑ Hewan adalah organisme eukariota karena memiliki inti sel sejati.


❑ Hewan merupakan organisme multiseluler yang dapat dilihat dengan
mata telanjang.
❑ Hewan termasuk organisme heterotrof karena memakan organisme lain
sebagai makanannya.
❑ Hewan menelan makanan dan mencernanya dengan alat-alat
pencernaan yang ada di dalam tubuhnya.
❑ Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel dan klorofil.
❑ Sebagian besar hewan memiliki sistem saraf dan indra untuk
mengoordinasikan gerak tubuh dan menanggapi rangsangan dari luar
secara cepat.
❑ Umumnya, hewan bereproduksi secara seksual dan sebagian kecil
hewan bereproduksi secara aseksual, misalnya dengan membentuk
tunas atau melalui fragmentasi.

Ciri hewan yang paling umum dikenal adalah


memiliki kemampuan untuk bergerak berpindah tempat.
B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Hewan Invertebrata

❑ Para ahli percaya bahwa jumlah hewan invertebrata adalah sekitar


97% dari semua hewan yang ada. Meskipun begitu, diduga baru sekitar
10% saja yang sudah teridentifikasi.

❑ Invertebrata dibagi menjadi delapan filum, yaitu Porifera, Cnidaria,


Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan
Echinodermata. (P C P N A M A E )
❑ Satu filum lagi yaitu Chordata (memiliki tali saraf di punggung/ Chorda
Dorsalis)
1. Filum Porifera

❑ Istilah Porifera berasal dari bahasa Latin, yaitu porus = lubang kecil
dan ferre = membawa, sehingga disebut hewan berpori. Hal itu
disebabkan pada tubuh Porifera terdapat banyak pori.
❑ Diploblastik
❑ Porifera merupakan hewan yang paling sederhana karena belum
memiliki organ-organ khusus seperti hewan pada umumnya.
❑Pencernaan intraseluler
❑Saraf Diffus
❑ Reproduksi : vegetatif (kuncup/tunas) generatif (pembentukan
gemmulae)
Struktur Tubuh Porifera

Arkeosit, berfungsi
melaksanakan reproduksi sel
Skleroblast, berfungsi untuk
membentuk spikula.
Koanosit, pencernaan
intraseluler
Amoebosit, berfungsi untuk
mengambil dan mengedarkan
sari makanan
Klasifikasi Porifera dan Peran

1. Berdasarkan tipe rangka/spikula yang dimilikinya, anggota Porifera


dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea (dari kalsium karbonat
contoh Scypha), Hexactinellida (dari silikat/kersik contoh Euplectella), dan
Demospongia (dari spongin contoh Euspongia)
2. Peran: bahan penggosok
2. Filum Cnidaria

1.Bentuk seperti tabung dan diam (polip)


dan seperti mangkok/ bergerak (medusa)
2.Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel
untuk menangkap mangsa dan bergerak.
Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau
sel penyengat (nematosis)
3.Punya rongga gastrovaskuler untuk
pencernaan
4.Sistem pernapasan dengan cara difusi
(seluruh permukaan tubuh), kecuali
Anthozoa dan Sifonoglia
5.Sistem saraf difus (baur)
6.Mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan), vegetatif pada fase polip dan
generatif pada fase medusa
Berdasarkan bentuk dasar tubuhnya, filum Cnidaria dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa.

Kelas Hydrozoa
❑ Ciri khas kelas ini memiliki bentuk polip yang lebih
dominan dibandingkan bentuk medusanya.
❑ Contoh ubur-ubur tentara portugis (Physalia physalis)

Kelas Scyphozoa
❑ Ciri utama kelas ini adalah bentuk tubuh medusa
lebih dominan daripada bentuk polipnya dan
memiliki lapisan mesoglea yang tebal.
❑ Contohnya ubur-ubur kuping (Aurelia)

Kelas Anthozoa
❑ Semua anggota kelas Anthozoa tidak memiliki
bentuk medusa
❑ Cnidaria dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.
❑ Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan
tunas atau kuncup, misalnya pada Hydra.

Peran: hábitat ikan, sumber


makanan
2. Filum Platyhelminthes

❑ Nama Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu platus =


pipih dan helmint = cacing. Platyhelminthes merupakan kelompok
cacing yang paling sederhana.
❑ Cacing pipih memiliki ciri tubuh berbentuk pipih, memanjang, tidak
bersegmen, bersimetri bilateral, dan tidak memiliki leher.
❑ Alat ekskresi cacing pipih disebut protonefridia yang berakhir
dengan sekumpulan sel yang disebut sel api.
❑ Sistem pencernaan
hewan ini berupa sistem
gastrovaskuler (belum
sempurna/ ada mulut tidak
ada anus)
❑ Diploblastik
❑ Hidup bebas atau parasit

❑ Sistem sarafnya masih sederhana dan disebut sistem saraf tangga


tali.
❑ Cara berkembang biak cacing pipih dapat berlangsung secara
aseksual melalui fragmentasi atau secara generatif melalui
pertemuan sperma dan sel telur.
Berdasarkan tingkat parasit/ struktur hidup, cacing pipih (Platyhelminthes)
dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda.

Kelas Turbellaria

❑ Kelas ini beranggotakan spesies cacing pipih yang


memiliki silia pada sel-sel epidermisnya.
❑ Contoh Dugesia (planaria)

Kelas Trematoda
❑ Ciri khas Trematoda adalah memiliki dua alat
isap (sucker) yang dilengkapi dengan gigi kitin,
satu terletak di sekitar mulut dan satu lagi
terletak di permukaan ventral tubuhnya.
❑ Contoh cacing hati (Fasciola hepatica).
Kelas Cestoda
❑ Disebut juga cacing pita karena bentuk
tubuhnya yang pipih dan panjang seperti pita.
❑Contoh Taenia saginata (di sapi) dan Taenia
solium (di babi)
Siklus Hidup Fasciola hepatica
Siklus Hidup Taenia sp
4. Filum Nemathelminthes (Nematoda)

❑ Istilah Nemathelminthes berasal dari bahasa


Yunani, yaitu nematos yang berarti benang
dan helmint yang berarti cacing.

❑ Cacing kelompok ini memiliki tubuh


berbentuk gilik memanjang sehingga disebut
juga cacing gilik.

❑ Tubuhnya tidak bersegmen, bersimetri


bilateral, triploblastik dengan rongga tubuh
semu (pseudoselomata).

❑ Tubuh yang gilik itu dilapisi oleh kutikula yang


tipis dan elastis.

❑ Fertilisasi internal
❑ Pencernaan sempurna
Contoh Nemathelminthes
Siklus Ascaris sp (cacing perut)
5. Filum Annelida

❑ Istilah Annelida berasal dari kata


annulus yang berarti cincin kecil
dan oidos yang berarti bentuk.
❑ Tubuh Annelida bersimetri
bilateral, panjang, dan
bersegmen-segmen.
❑ Segmen-segmen tersebut
bersifat metameri, artinya setiap
segmen memiliki kesamaan
struktur, baik bentuk maupun
organ-organ dalamnya, dengan
segmen yang lain.
❑ Berdasarkan banyak sedikitnya seta pada tubuhnya,
anggota Annelida dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea.
5. Filum Annelida

❑ Peredaran darah tertutup dan


ada Hemoglobin
❑ Pencernaan lengkap
❑ Eksresi: nefridium

❑ Hermaprodit
6. Filum Mollusca

❑ Kata Mollusca berasal dari bahasa Latin molluscus, yang berarti lunak.
❑ Sesuai dengan namanya, filum Mollusca merupakan kelompok hewan
bertubuh lunak, bersimetri bilateral, dan tidak bersegmen.
❑ Hampir semua Mollusca memiliki cangkang yang terbuat dari zat kapur
(kalsium karbonat) untuk melindungi tubuhnya yang lunak.
❑ Hampir semua anggota Mollusca memiliki lidah parut (radula) di dalam
mulutnya.
❑ Sebagian besar anggota Mollusca, hidup di laut, tetapi ada yang hidup
di air tawar dan di darat.
❑ Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang (ktenidia) yang
terletak di rongga mantel, sedangkan yang hidup di darat bernapas
dengan paru-paru sederhana.
❑ Untuk bergerak, sebagian besar Mollusca memiliki kaki otot dengan
bentuk yang berbeda-beda untuk tiap jenisnya.
❑ Untuk berkembang biak, Mollusca memiliki jenis kelamin yang terpisah,
tetapi ada pula yang hermafrodit.
❑ Anggota filum Mollusca dibagi menjadi lima kelas berdasarkan simetri
tubuh, sifat-sifat kaki, cangkang (eksoskeleton), dan insangnya.
❑ Kelima kelas itu adalah Amphineura, Scaphopoda, Cephalopoda,
Bivalvia, dan Gastropoda.

❑ Bivalvia (2 cangkok) contoh kerang; Gastropoda (kaki di perut)


contoh siput; Cephalopoda (kaki di kepala) contoh cumi.

Chiton contoh Dentalium contoh Gurita contoh


Amphineura Scaphopoda Cephalopoda

Pinctada contoh Achatina contoh


Bivalvia Gastropoda
7. Filum Arthropoda

❑ Hewan-hewan yang termasuk dalam filum Arthropoda memiliki ciri


utama kaki yang beruas-ruas atau berbuku-buku (arthros = ruas/buku;
podos = kaki).
❑ Tubuh Arthropoda bersimetri bilateral dan umumnya dapat dibedakan
menjadi kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen).
❑ Berdasarkan bagian-bagian tubuh serta jumlah kakinya, Arthropoda
dibagi menjadi empat kelas, yaitu Arachnida (laba-laba), Crustacea
(udang-udangan), Insecta (serangga), dan Myriapoda (kaki seribu).

Beberapa contoh hewan anggota filum Arthropoda


Klasifikasi Arthropoda
Berdasarkan jumlah kakinya ada lima kelas yaitu:
8. Filum Echinodermata

❑ Nama filum ini berasal dari kata


echinos yang berarti berduri dan derma
yang berarti kulit sehingga Echinodermata
disebut juga hewan berkulit duri.
❑ Kelompok hewan ini memiliki
eksoskeleton dari zat kapur dengan
tonjolan berupa duri-duri yang keras.
❑ Ciri khas filum ini adalah adanya
sistem saluran air semacam pompa
hidrolik yang disebut sistem ambulakral.
❑ Respirasi dan Ekskresi: Papula
❑ Anggota Echinodermata
dikelompokkan menjadi lima kelas,
yaitu Asteroidea, Ophiuroidea,
Crinoidea, Echinoidea, dan
Holothuroidea.
Kunci Dikotomi Echinodermata
9. Filum Chordata

❑ Chordata merupakan filum yang paling maju.


❑ Ciri utama filum ini adalah adanya korda dorsalis atau notokord
❑ Pada saat dewasa, korda dorsalis tidak dimiliki lagi dan digantikan
oleh vertebrae (tulang belakang). Untuk selanjutnya, hewan-hewan
yang memiliki vertebrae dinamakan Vertebrata (hewan bertulang
belakang). → tidak semua ada vertebrae
Klasifikasi Sub Filum Vertebrata

1. Super Kelas Pisces terdiri atas :


a. Kelas Agnatha
b. Kelas Placodermi
c. Kelas Chondrichthyes
d. Kelas Osteichthyes
2. Super Kelas Tetrapoda terdiri atas :
a. Kelas Amphibia
b. Kelas Reptilia
c. Kelas Aves
d. Kelas Mammalia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai