Anda di halaman 1dari 14

PROFIL INDIKATOR MUTU PPI

KEPATUHAN CUCI TANGAN


1. Nama Indikator Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersiha
n tangan dengan metode enam langkah dan lima momen.
2. Program Keselamatan Pasien
3. Dimensi Mutu Kenyamanan, keselamatan
4. Tujuan Tergambarnya kepatuhan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan hand
hygiene
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan pro
sedur cuci tangnan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima
momen. Lima momen yang di maksud adalah :
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
7. Kriteria Inklusi Semua nakes yang melakukan pelayanan klinik kepada pasien
8. Kriteria Eksklusi Nakes yang melakukan tindakan diluar 5 momen
9. Tipe Indikator Proses
10. Jenis Indikator Presentase
11. Numerator Momen cuci tangan yang dilakukan (E)
12. Denumerator Jumlah opportonity ( D )
13. Formula Momen cuci tangan yang dilakukan
--------------------------------------------- x 100 % = …..%
Σ Opportonity
14. Standar 100 %
15. Sumber Data Lembar register kepatuahn hand hygine PPI
16. Wilayah pengamatan Semua Instalasi
17. Metode Pengumpulan Data Observasi
18. Pengumpulan Data IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Dat Hanya bias observasi langsung dengan purfosive sampling ketika ada
a kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metod
e lima momen.
20. Periode Waktu Laporan 1 Bulan
21. Rencana Analisis Setelah data dikumpulkan selama 3 bulan, akan dilakukan analisa dat
a terhadap kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan hand hygi
ene terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
22. Data disebarluaskab pada st Data berupa grafik akan dipasang dipapan pengumuman unit terkait.
af
23. Nama Alat / system Audit Form pengumpul data kepatuhan hand hygiene petugas kesehatan
24. Alasan pemilihan indikator Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam m
encegah infeksi nasokomial. Tangan adalah instrument yang digunak
an untuk menyentuh pasien , memegang alat, perabot rumah sakit da
n juga untuk keperluan pribadi deperti makan. Ignaz Semmelweis ad
alah orang pertama yang menunjukan pentingnya penularan infeksi
melaui tangan . Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienn
a pada tahun 1840 –an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata
dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu ditunjang dengan penelit
ian , cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan inf
eksi.

2. KAMUS INDIKATOR: PLEBITIS

1. Nama Indikator Angka Kejadian infeksi Jarum infuse (Plebitis)


2. Program Keselamatan pasien
3. Dimensi Mutu Keselamatan
4. Tujuan 1. Mendapatkan data dasar endemic,angka kejadian phlebitis
2. Menurunkan angka kejadian phlebitis
5. Kepustakaan / panduan/ 3. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 4. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi operasional Plebitis adalah infeksi di daerah lokal tusukan / incerta IV kateter
dengan tanda sebagai berikut : merah, bengkak, terasa seperti terb
akar dan sakit bila ditekan
7. Kriteria Inklusi Semua pasien yang terpasang IVL di Instalasi rawat inap
8. Kriteria Eksklusi Pasien dengan phelebitis sebelum pemasangan IVL
9. Tipe Indikator Outcome
10. Jenis Indikator Presentase
11. Numerator Jumlah kejadian phlebitis pada pasien di Instalasi Rawat Inap yan
g terpasang IVL dalam 1 bulan
12. Denumerator Jumlah hari pasang IVL dalam satu bulan di Instalasi Rawat Inap
13. Formula Numerator
--------------------- x 1000 = ……. ‰
Denumerator
14. Standar 5‰
15. Sumber Data Hasil surveilans infeksi rumah sakit
16. Wilayah pengamatan Instalasi Rawat Inap
17. Metode Pengumpulan Data Prospektif
18. Pengumpulan Data IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Data Harian
20. Periode Waktu Laporan 1 Bulan
21. Rencana Analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan akan dilakukan anali
sa data terhadap angka phlebitis. Untuk bulan berikutnya analisa a
kan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penuru
nan angka capaian.
22. Data disebarluaskan pada staf Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman instalasi
rawat inap dan tempat lain yang telah ditentukan.
23. Nama Alat / system Audit Form pengumpul data Plebitis.
24. Alasan pemilihan indikator Pengendalian Infeksi Nasokomial di Rumah sakit merupakan sala
h satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit, salah satu bentuk k
ejadian infeksi nasokomial adalah insiden phlebitis.

3. KAMUS INDIKATOR : VAP


1. Nama Indikator Ventilator Associated Pneumonia
2. Program Indikator Mutu PPI Rumah Sakit Umum Kota Banjar
3. Dimensi Mutu
4. Tujuan Terwujudnya penyelengaraan system pelayanan kepeerawatan
berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit sehingga terwujunya patient
safety
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi Operasional Ventilator – Associated Pneumonia (VAP) : adlah infeksi saluran
nafas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaiain ve
ntilasi mekanik > 48 jam dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-t
anda infeksi saluran nafas
Kriteria
7. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
Demam ( ≥ 38˚C) tanpa ditemui penyebab lainnya
Leukopenia ( ˂ 4.000 WBC/mm³). Atau leukositosis ( ≥
12.000 SDP/mm³).
Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut :
Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat
sputum
Peningkatan Fraksi inspirasi Oksigen ≥ 0,2 dari FiO2
sebelumnya.
Peningkatan PEEP setiap hari sebesar ≥ 3 cm H2O dari
PEEP sebelumnya selama 2 hari berturut-turut.
8. Kriteria Eksklusi Pasien dengan Pneumonia sebelum pemasangan ventilasi
mekanik
9. Tipe Indikator Outcome
10. Jenis Indikator Per mil
11. Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi Ventilator Associated Pneumonia
(VAP)
12. Denumerator Jumlah hari terpasang ventilator pada pasien tidak mengalami
pneumonia sebelumnya.
13. Formula Numerator
--------------------- x 1000 = ……. ‰
Denumerator
14. Standar 5‰
15. Sumber Data Pasien Rawat Inap 2 x 24 jam yang dipasang ventilator
mengalami pneumonia
16. Wilayah pengamatan ICU, IGD,Perinatalogi.
17. Metode Pengumpulan Data Retrosfektif
18. Pengumpulan Data IPCN dan IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Data 1 Bulan
20. Periode Waktu Laporan 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan, 1 tahun
21. Rencana Analisis Grafik batang dan garis
22. Data disebarluaskan pada staf Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman
analisa VAP setiap 3 bulan ke unit kerja dan direksi, Kemenkes.
23. Nama Alat / system Audit Formulir Audit VAP
24. Alasan memilih indikator 1. Standar Akreditasi Nasional dan Internasional
2. Menjadi pusat rujukan pendidikan dan pelayanan
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan Patient Safety
4. KAMUS INDIKATOR : ISK
1. Nama Indikator Infeksi Saluran Kemih
2. Program
3. Dimensi Mutu
4. Tujuan Terwujudnya penyelengaraan system pelayanan kepeerawatan
berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi Operasional Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan jenis infeksi yang terjadi
pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan kandung
kemih ) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-
organ pendukung saluran kemih ( ginjal, ureter, kandung kemih,
uretra dan jaringan sekitar retroperitonial atau rongga perinefrik)
karena penggunaan kateter urine ˃ 48 jam
Kriteria
7. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
Demam ( ≥ 38⁰C )
Disuria
Nyeri supra pubik
Tanda dan gejala ISK anak ≤ 1 tahun :
Demam ˃ 38⁰C rektal
Hypotermi ˂ 37⁰C rektal
Apnea
Bradikardia
Letargi
Muntah-muntah
Tes Diagnostik
Tes carik celup (dipstik) positif untuk lekosit esterase dan atau
nitrit,
Piuri ( terdapat kurang lebih 10 lekosit per ml atau terdapat 3
lekosit per LPB ( mikroskop kekuatan tinggi / 1000 x), dari urin
tanpa dilakukan sentrifugasi).
Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urin yang tidak
disentrifugasi
Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi
Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk ISK.
8. Kriteria Eksklusi Pasien dengan ISK sebelum pemasangan kateter urin menetap
9. Tipe Indikator Proses
10. Jenis Indikator Permil (‰)
11. Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urin
12. Denumerator Jumlah hari terpasang kateter urin
13. Formula Numerator
--------------------- x 1000 = ……. ‰
Denumerator
14. Standar 5‰
15. Sumber Data 1. Formulir Surveilan
2. Pasien yang dirawat inap terkena infeksi ISK dalam jangka waktu
2 x 24 jam
16. Wilayah pengamatan
17. Metode Pengumpulan Data Retrospektif
18. Pengumpulan Data IPCN dan IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Data 1 Bulan
20. Periode Waktu Laporan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan , 1 tahun
21. Rencana Analisis Control Chart, grafik atau batang
22. Data disebarluaskan pada staf Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman
analisa ISK setiap 3 bulan ke unit kerja dan direksi ,
23. Nama Alat / system Audit Formulir Surveilans Harian , Bulanan
24. Alasan memilih indikator 1. Standar Akreditasi Nasional dan Internasional
2. Menjadi pusat rujukan pendidikan dan pelayanan
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan Patient Safety

5. KAMUS INDIKATOR : HAP


1. Nama Indikator Hospital Acquired Pneumonia
2. Program
3. Dimensi Mutu
4. Tujuan Terwujudnya penyelengaraan system pelayanan kepeerawatan
berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi Operasional Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi akut pada
parenkim paru setelah pasien dirawat di rumah sakit ˃ 48 jam
tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi
saluran nafas bawah
7. Kriteria Inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
Demam ( ≥ 38 ⁰ C) tanpa ditemui penyebab lainnya.
Leukopenia ( ˂ 4.000 WBC / mm³).
Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut :
Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat
sputum.
Peningkatan Fraksi inspirasi Oksigen ≥ 0,2 dari FiO2
sebelumnya.
8. Kriteria Eksklusi Pasien yang sudah pneumonia dari rumah atau luar rumah sakit.
9. Tipe Indikator Outcome
10. Jenis Indikator Permil (‰)
11. Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi saluran nafaas
12. Denumerator Jumlah hari tirah baring
13. Formula Numerator
--------------------- x 1000 = ……. ‰
Denumerator
14. Standar 5‰
15. Sumber Data Formulir surveilans harian, bulanan
16. Wilayah pengamatan
17. Metode Pengumpulan Data Retrospektif
18. Pengumpulan Data IPCN dan IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Data Per bulan
20. Periode Waktu Laporan Per bulan, per 3 bulan, per 6 tahun, satu tahun
21. Rencana Analisis Grafik batang dan garis
22. Data disebarluaskan pada staf Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman
analisa HAP setiap 3 bulan ke unit kerja dan Direksi, Kemkes.
23. Nama Alat / system Audit Formulir Surveilans Harian dan Formulir kejadian HAP
24. Alasan memilih indikator Standar akreditasi nasional dan internasional
Menjadi pusat rujukan pendidikan dan pelayanan
Indikator penilaian Direktur Utama
Meningkatkan pasien safety

6. KAMUS INDIKATOR : PAJANAN TERTUSUK JARUM


NO STANDAR INDIKATOR
1 Nama Indikator Kejadian Pajanan Tertusuk Jarum Suntik
2 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3 Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4 Tujuan Mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam mengidentifikasi
insiden tertusuk jarum serta kualitas manajeman dalam perlindungan
petugas
5 Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6 Definisi Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cedera yang tidak diinginkan
yang beresiko terjadi pada seluruh staf yang erada di Rumah Sakit
Umum Kota Banjar baik staf medis, penunjang maupun non medis.
Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan penanganan
pajanan di tempat kerja oleh Risk Management
Kriteria
7 Kriteria inklusi Semua tenaga kesehatan
8 Kriteria Ekslusi -
9 Tipe Indikator Proses
10 Jenis Indikator Frekuensi
11 Numerator Jumlah seluruh kejadian tertusuk jarum
12 Denomerator Jumlah tindakan resiko tertusuj jarum
13 Formula Numerator
--------------------- x 1000 = ……. ‰
Denumerator
14 Standar 85%
15 Sumber Data Survey unit/Instalasi di Rumah Sakit Umum Kota Banjar
16 Wilayah Pengamatan Unit/Instalasi di Rumah Sakit Umum Kota Banjar
17 Metoda Pengumpulan Data Prosprektif
18 Pengumpul Data IPCLN
19 Frekuensi Pengumpul Data Harian
20 Periode Waktu Laporan 1 Bulanan
21 Rencana Analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, akan dilakukan analisa
data terhadap kejadian tertusuk jarum di masing-masing unit. Untuk
bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.
22 Data Disebarluaskan pada Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman unit terkait
23 Nama Alat/ Sistem Audit Form pengumpul data kejadian tertusuk jarum
24 Alasan Pemilihan Indikator Manajemen resiko perlu dilaksanakan untuk mencegah terjadinya
insiden yang terus menerus. Pencegahan ini dapat terlaksana jika
data insiden dapat teridentifikasi secara rutin oleh PPI

7. KAMUS INDIKATOR : KEPATUHAN APD


NO STANDAR INDIKATOR
1 Nama Indikator Kepatuhan Peggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Program Keselamatan Pasien
3 Dimensi Mutu Manfaat
4 Tujuan Untuk melindungi tubuh tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung
dari penularan penyakit di RS
5 Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6 Definisi - Kepatuhan petugas dalam menggunakan APD yang sesuai dengan
indikasi
- APD adalah alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh
tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di
RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots
dan gaun
- Kriteria
7 Kriteria inklusi Semua petugas rumah sakit yang kontak dengan pasien
8 Kriteria Ekslusi -
9 Tipe Indikator Outcome
10 Jenis Indikator Persentase
11 Numerator Kriteria yang dilaksanakan oleh petugas
12 Denomerator Jumlah seluruh kriteria / poin yang dinilai
13 Formula Kriteria yang dilaksanakan oleh petugas : jumlah seluruh kriteria
atau poin yang dinilai x 100% = -----%
14 Standar 85%
15 Sumber Data Survey IPCN
16 Wilayah Pengamatan Semua instalasi
17 Metoda Pengumpulan Data Restrospektif
18 Pengumpul Data IPCN
19 Frekuensi Pengumpul Data Bulanan
20 Periode Waktu Laporan 1 Bulanan
21 Rencana Analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, akan dilakukan analisa
data terhadap kepatuham penggunaan APD. Untuk bulan berikutnya
analisa akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau
penurunan angka capaian.
22 Data Disebarluaskan pada Data berupa grafik akan dipasang di papan pengumuman unit terkait
23 Nama Alat/ Sistem Audit Form pengumpul data kepatuhan APD
24 Alasan Pemilihan Indikator Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang ditujukan untuk
perlindungan atau mengisolasi tenaga kesehatan dari bahaya akibat
kerja
8. KAMUS INDIKATOR : IDO
N STANDAR INDIKATOR
O
1. Nama Indikator Infeksi Daerah Operasi

2. Kode Indikator PPI


3. Jenis Indikator Indikator Mutu Nasional
Indikator Mutu Prioritas RS
Indikator Mutu Perioritas Unit
Indikator Mutu Pelayanan yang dikontrakan
Evaluasi kepatuhan DPJP terhadap PPK
Data untuk OPPE-PPA
4. Tujuan Terwujudnya kematangan proses bisnis dan organisasi komite
PPIRS secara merata di seluruh unit kerja / depertemen
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Sumber data Rekam Medik
Catatan Data
Laporan kepuasan pasien
Sistem pelaporan (jelaskan)
Lainnya, sebutkan Surveilans
7. Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang terjadi pada daerah
insisi, daerah operasi dalam waktu 30 hari tanpa implan dan 90
hari dengan implan pasca bedah
8. Numerator Jumlah kasus operasi dalam satu bulan

Denumerator Jumlah seluruh pasien operasi


Dimensi Kelayakan
Ketersediaan
Kesinambungan
Ketepatan waktu
Keselamatan
Kehormatan dan harga diri
Mamfaat
Efisiensi
lainnya
Kriteria
9. Kriteria Inklusi 1. Infeksi luka operasi superficial/ surgical site infection
superficial site (SSI) adalah infeksi luka operasi yang terjadi 30
hari setelah operasi dan hanya mengenai kulit dan jaringan
subkutan dengan gejala: aliran nanah purulen dari tempat insisi
berikut yaitu: bengkak, kemerahan, nyeri, panas
2. Infeksi luka operasi dalam (profunda) / surgical site infection
(SSI) Deep incisional adalah infksi yang terjadi 30 hari
sampai 90 hari pasca tindakan operasi dengan kriteria terdapat
salah satu keadaan sebagai berikut: terdapat drainase purulen
dari tempat insisi dalam,yang di ambil dengan cara aseptic.
Insisin superficial yang disengaja dibuka oleh dokter dan
memberikan hasil kultur dan terdapat setidaknya satu gejala
atau tanda seperti bengkak, kemerahan, nyeri, demam dengan
suhu 380C. dokter yang merawat menyatakaninfeksi
3. Infeksi luka operasi organ/rongga adalah infeksi yang terjadi 30
hari pasca tindakan operasi meyangkut bagian tubuh kecuali
insisi kulit, fasia, lapisan otot yang dibuka ayau dimanipulasi
selama tindakan operasi dan terdapat drainase purulen yang
berasal dari drain yang ditempatkan pada organ/rongga terkait,
biakan positif dari spesimen berupa cairan yang keluar dari
luka atau jaringan organ/ rongga terkait, abses atau tanda
infeksi yang melibatkan organ/rongga yang dibuktikan dengan
pemeriksaan langsung, prosedur infasif, pemeriksaan histologi
atau pemeriksaan radiologi dan dokter yang menangani
menyatakan IDO.
4. Jenis Operasi
a. Bersih
Dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra bedah tidak
terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius,
traktus urinarius, traktur bilier. Operasi berencana dengan
penutupan kulit primer tanpa pemakaian drain tertutup
b. Bersih tercemar
Luka operasi yang membuka traktus digestivus, traktus bilier,
traktus urinarius, traktus respiratorius sampai dengan orofaring
atau traktur reproduksi kecuali ovarium.

Kriteria Eksklusi Pasien yang dioperasi di luar rumah sakit Semen Padang
Hospital
10. Tipe indikator Struktur
Proses
Outcome
Proses dan outcome
11. Metode pengumpulan data Retrospektif
12. Populasi Semua pasien yang dilakukan tindakan medik operasi di Semen
Padang Hospital

13. Sampel Semua pasien yang dilakukan tindakan medik operasi di Semen
Padang Hospital
14. Pengumpul data Pengumopul data mutu komite PPIRS
15. PIC data Penanggung jawab data mutu komite PPIRS
16. Periode Waktu Pelaporan Bulanan
Triwulan
Semester
Tahunan
17. Tempat pengumpulan data
18. Formula pengukuran
19. Target
20. Periode analisa data
21. Analisa data
22. Desiminasi data ke staf
23. Formulir pengumpulan data
24. Formula Jumlah kasus operasi dalam satu bulan : Jumlah seluruh pasien
operasi x 100 %
25. Standar 2%
26. Sumber Data Formulir Surveilans
Pasien Rawat Inap 2 x 24 jam yang dilakukan operasi
27. Wilayah pengamatan Pasien yang di rawat dan Poliklinik
28. Metode Pengumpulan Data Retrospektif
29. Pengumpulan Data IPCN dan IPCLN
30. Frekwensi Pengumpul Data Per bulan
31. Periode Waktu Laporan Per bulan, per 3 bulan, per 6 bulan, 1 tahun
21. Rencana Analisis Grafik batang dan garis
22. Data disebarluaskan pada staf Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman
analisa IAD setiap 3 bulan ke unit kerja, direksi , Kemkes
23. Nama Alat / system Audit Formulir surveilans harian dan bulanan
24. Alasan memilih indikator 1. Standar Akreditasi nasional dan internasional
2. Indikator penilaian Direktur Utama
3. Meningkatkan pasien safety

9. KAMUS INDIKATOR : IADP

N STANDAR INDIKATOR
O
1. Nama Indikator Infeksi Aliran Darah Primer
2. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Dimensi Mutu Patient Safety
4. Tujuan Terwujudnya penyelengaraan system pelayanan kepeerawatan
berbasis mutu dan keselamatan pasien dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
5. Kepustakaan / panduan/ 1. Kementrian kesehatan RI pedoman surveilans infeksi 2012
referensi indikator 2. PMK No.27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Definisi Operasional Infeksi Aliran Darah terkait pemasangan kateter intravaskuler
adalah infeksi aliran darah terkait pemasangan central venous
cateter (CVC) , peripheral cateter, cateter hemodialisa , arterial
line, peripheral inserted central cateter (PICC), Intraaortic balloon
pump dengan konfirmasi laboratorium
Kriteria
7. Kriteria Inklusi Kriteria salah satu sebagai berikut :
Ditemukan patogen dari biakan spesimen darah dari kateter
intravaskuler dan dari darah perifer tidak berkaitan dengan
infeksi ditempat lain.
Pasien dengan minimal satu gejala atau tanda sebagai berikut
: demam > 38 ⁰ C menggigil atau hipotensi tanpa penyebab
lainnya dan diperoleh hasil laboratorium hasil yang positif
yang tidak berhubungan dengan infeksi ditempat lain.
Dugaan infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter
intravaskuler pada anak berusian < 1 tahun : memiliki
minimal satu dari tanda-tanda berikut :
1. Demam
2. Hipotermi
3. Tidak ditemukan sumber infeksi selain pemasangan
kateter vaskular
4. Terdapat bakteri patogen dalam biakan kuman
8. Kriteria Eksklusi Pasien dengan IAD sebelum pemasangnan CVL di Rumah Sakit
Umum Kota Banjar
9. Tipe Indikator Outcome
10. Jenis Indikator Per mil
11. Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah
12. Denumerator Jumlah hari terpasang kateter central line
13. Formula Jumlah pasien yang terinfeksi aliran darah (IAD) : Jumlah hari
terpasang kateter central line x 1000
14. Standar 5‰
15. Sumber Data Formulir Surveilan
Jumlah pasien yang dirawat dengan pemasangan CVL atau CVC
16. Wilayah pengamatan
17. Metode Pengumpulan Data Retrospektif
18. Pengumpulan Data IPCN dan IPCLN
19. Frekwensi Pengumpul Data Perbulan
20. Periode Waktu Laporan Perbulan
21. Rencana Analisis Setelah data dikumpulkan selama 3 bulan, akan dilakukan analisa
data terhadap kenaikan atau penurunan angka capaian.
22. Data disebarluaskan pada staf 1. Hasil analisis dalam bentuk informasi dan run chart, di
sampaikan dari KMMR ke unit kerja terkait tiga bula
ditempelkan di papan informasi
2. Hasil analisis dalm bentuk laporan bulanan (feedback) dari
komite PPIke unit kerja
3. Melalui rapat dengan anggota komite dan IPCLN
23. Nama Alat / system Audit Formulir Surveilans harian dan Formulir kejadian IAD
24. Alasan memilih indikator 1. Standar akreditasi nasional dan internasional
2. Menjadi pusat rujukan pendidikan dan pelayanan
3. Indikator penilaian Direktur Utama
4. Meningkatkan Patient Safety
25 Formulir pengumpulan data IPCN dan IPCLN

Anda mungkin juga menyukai