Anda di halaman 1dari 7

TUGAS EKSPLORASI

DI SUSUN OLEH:

NAMA: ERY FERDYAN HAM AYOMI


NIM: 18 311 019

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
TAHUN 2020
Menurut Mc. Kinstry H.E :
Teknik Eksplorasi Tambang merupakan Suatu kegiatan yang meliputi keseluruhan urutan
pekerjaan mulai dari pencarian suatu prospek (reconnaissance) sampai evaluasi dari prospek
tersebut dan memperluas lokasi lain di sekitar daerah yang telah dilakukan kegiatan
penambangan.
Menurut Alan M. Bateman :
Teknik Eksplorasi Tambang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan akhirnya adalah
penemuan geologis berupa endapan mineral yang bernilai ekonomis.
Eksplorasi yang tidak memasukkan pekerjaan prospeksi dikemukakan oleh Peel dan W.C.
Petters:
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan bahan
galian tersebut ditemukan dan bertujuan untuk mengetahui ukuran, bentuk kedudukan, sifat dan
nilai dari ekonomi bahan galian tersebut.
Sketsa kegiatan penambangan ada pada gambar Sebagai berikut :

1.1. Berdasarkan posisi melakukan prospeksi baik pendahuluan maupun detil dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :

1. Air bone : terlebih dahulu dilakukan recoqnition flight, kemudian pengukuran dengan
magnometer, dengan radiometer atau dgn pengukuran dgn gelombang
elektromagnetis. Berdasarkan ketinggian terbang maka dibagi menjadi 2 yaitu :
Highlevel flight (liputan lebih luas) low level flight (liputannya sempit).

2. Carborne : Prinsipnya sama dgn diatas, dedektor yang digunakan bisa lebih berat/lebih
sensitif, dedektor dipasang pd kendaraan dan sejajar dgn gerak kendaraan.

3. Manual : Lebih sering digunakan, dilakukan dengan :

- Penyelidikan singkapan (Out Crop) : Dilakukan dgn cara mencari singkapan –


singkapan vein, badan bijih atau batuan. Pembawa bijih yang berada di lembah
sungai sampai pada bukit.

- Penjajakan float (tracing Float) : Potongan bijih dari penghancuran singkapan


akan tertransportasi ketempat yang lebih rendah, penyelidikan dilakukan dgn jalan
kaki dari hilir ke hulu, bentuk ukuran float dapat dalam memperkirakan jarak
tempuh float tersebut.

- Tracing dgn panning : Untuk ukuran yang halus dapat dilakukan dengan panning
(pendulangan).
- Pembuatan parit : Hanya bermanfaat pada tanah penutup yang relatif tipis (kurang
dari 2m) Dibuat tegak lurus dengan strike badan bijih.

- Pembuatan sumur uji (Test Pitting) : Bila pembuatan parit tidak sampai badan
bijih maka dibuat sumur uji, sumur uji ini dibuat searah dengan parit/tegak lurus
(strike badan bijih),

- Eksplorasi Pendahuluan hanya meliputi kegiatan evaluasi hasil prospeksi untuk


dapat memperkirakan nilai ekonomis dari Ekonomi bahan galian, eksplorasi detail
Menggunakan peta skala 1 : 1000 / 1 : 200 yang dapat digunakan untuk pemetaan
bawah permukaan

1. ATURAN BARU (UU No. 4 Tahun 2009)


UU No, 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya tidak secara
tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam UU
No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur bedasarkan pada kelompok usaha
pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu: Usaha Pertambangan dikelompokkan atas:
a. Pertambangan mineral;
b. Pertambangan batubara.
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas:
a. Pertambangan mineral radio aktif;
b. Pertambangan mineral logam;
c. Pertambangan mineral bukan logam;
d. Pertambangan batuan. Lebih lanjut, detail pengaturan tentang tata cara pengusahaan masing-
masing kelompok dimaksud, dilakukan dengan pengaturan sebagai berikut:  

2. PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN   


Pasal 50, khusus mengatur mengenai, pengusahaan mineral radioaktif; Pasal 51, 52, dan 53,
mengatur mengenai pengusahaan mineral logam; Pasal 54, 55, dan 56, mengatur mengenai
pengusahaan mineral bukan logam; Pasal 57, 58, 59, 60, 61, 62, dan 63, mengatur mengenai
pengusahaan batu bara. Pengelompokan bahan galian, juga dapat dilihat dari pengaturan tentang
izin pertambangan rakyat, sebagaimana diatur dalam Pasal,66, yaitu: kegiatan Pertambangan
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pertambangan mineral logam;
2. Pertambangan mineral bukan logam;
3. Pertambangan batuan; dan/atau
4. Pertambangan batu bara.

Penjabaran penggolongan bahan galian pasca UU No. 4 Tahun 2009 ada di PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG
PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
di Pasal 2 ayat 2: Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dikelompokkan ke
dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang:

1. Mineral radioaktif 
 meliputi: radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya;

2. Mineral logam
 meliputi: litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng,
timah, nikel, mangaan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit,
vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi,
galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium,
cesium, lanthanum, niobium,neodymium, hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium,
osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;

3. Mineral bukan logam


 meliputi: intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor,
belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit,
kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit,
tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;

4. Batuan
 meliputi: pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers
earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah
urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan,
gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai,
batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu),
bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping,
onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan
logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan

5. Batubara
 meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.

Bahan Bacaan/Referensi:  

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN POKOK


PERTAMBANGAN.

2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1980


TENTANG PENGGOLONGAN BAHAN-BAHAN GALIAN.

3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG


PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. 

4. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010


TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA.
Tahapan Pekerjaan Eksplorasi :
1. Tahap persiapan Meliputi :

a. Penentuan Tujuan yang perlu dicantumkan :

- Eksploprasi pendahuluan/detil,

- Ekonomi bahan galian atau endapan Bijih.

b. Meneliti literatur, meliputi :

- Pendataan citra yang tersedia, peta dasar, peta geologi, peta topografi, foto udara,

- Analisis regional dalam bentuk sejarah, strukturdan morfologi.

- laporan Penyelidikan terdahulu, teori dan metoda – metoda lapangan yang ada.

- Sosial budaya, hukum.

c. Pemilihan metode : metode langsung dan tidak langsung:

Metode langsung ;

- permukaan : pemetaan langsung, penyelidikan singkapan, penjajakan float,


pembuatan parit uji, pembuatan sumur uji,

- Bawah tanah : Pemboran inti, adith test


Metode tidak langsung :

- foto udara dan citra satelit.

- geofisika.

- Geokimia.

d. Peralatan : pemilihan alat tergantung pd metode yang digunakan.

e. Anggota tim: Geologis, eksploler.

f. Biaya.
g. Waktu (kapan, dimana, bagaiman dll)

h. perbekalan : Peta dasar, alat ukur , surveying, alat tulus.

i. Jalur eksplorasi.

j. Perijinan.
Adapun surat izin KP dirumuskan Sebagai berikut :

a. Surat Keputusan penugasan Pertambangan bentuk dari KP untuk Pemerintah.

b. Surat izin Pertambangan untuk rakyat bagi KP untuk KP rakyat.

c. Surat Keputusan Kuasa Pertambangan untuk KP kepada : Perusahaan negara, Perusda.

d. Badan koperasi, perusahaan swasta, perorangan.

e. Izin Pertambangan Daerah bagi KP untuk bahan galian Golongan C.

2. Tahap Kerja Lapangan : tahap pengukuran dan pengambilan data lapangan. meliputi :

a. Observasi lapangan : bertujuan untuk mendapatkan gambaran praktis mengenai kondisi


dan keadaan lapangan.

b. Pemetaan : Pemetaan tidak mutlak dilaksanakan tetapi disesuaikan dengan tujuan


kegiatan eksplorasi.

c. Pengambilan conto : conto disesuaikan dengan tujan eksplorasi.

d. pengambilan data geologi : didapatkan dari studi literatur.

3. Tahap Pengolahan Data : Data hasil pengukuran dapat segera dilakukan pengolahan di
lapangan atau langsung dikirim kekantor. Macam – macam laboratorium yang digunakan
adalah : laboratorium Krismin, petrologi, mekanika tanah, mekanika batuan, Pengolahan
bahan galian, Kimia, Batubara, X-ray fluorescence, X-ray diffraction. Studio yang
digunakan : Penginderaan jauh, pemetaan, geofisika.

4. Tahap Pelaporan : Pembuatan laporan setelah pengolahan data dan analisis selesai
dilaksanakan. tahap ini menurut surat keputusan Dirjen pertambangan umum no 667.
K/201/040000/1986 tgl 11 november 1986 tentantg tata cara pengajuan dan penilaian
permohonan KP/Perpanjangan KP :
a. Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar Tabel, Daftar gambar, Daftar Peta, Daftar Lampiran, Isi
laporan,
b. Bab I Pendahuluan (Maksud/tujuan penelitian, Anggota tim penyelidikan, jadwal
penyelidikan, penyelidikan yang pernah dilakukan sebelumnya),
c. Bab II Keadaan Umum Daerah Penyelidikan (Kesampaian dan sarana hubungan, masalah
lingkungan daerah penyelidikan (Penduduk, iklim, topografi, vegetasi), Geologi)
d. Bab III Kegiatan Penyelidikan : Cara Penyelidikan, Tahapan penyelidikan (Pemetaan,
Pemboran/sumur uji, parit uji, Pengambilan contoh, analisa contoh Bab IV. Hasil
Penyelidikan : Pengukuran, Pengeboran sederhana/sumur uji/parit uji, kadar kualitas dan
penyebaran, Daerah prospek.
e. Bab V. Kesimpulan dan saran : Keadaan geologi yang penting, Keadaan endapan Bahan
galian, Daerah yang memiliki prospek.

Sedangkan bentuk kerangka eksplorasi Yaitu :


Sama dengan diatas sampai Isi laporan :
1. Bab I. Pendahuluan ; Maksud/ tujuan penyelidikan,
2. Keadaan endapan dan lokasi daerah penyelidikan,
3. penyelidikan yang perbnah dilakukan sebelumnya (yang melaksanakan waktu dan cara
penyelidikan, Kesimpulan utama penyelidikan), Penyelidikan yang dilakukan kini, hal –
hal yang dilakukan dalam laporan.
4. Bab II Geografi dan Keadaan Geologi :
5. Geografi daerah penyelidikan (Lokasi dan kesampaian daerah, keadaan daerah
penyelidikan, morfologi daerah penyelidikan), Geologi daerah penyelidikan (Geologi
umum, geologi lokal, keadaan endapan).
6. Bab III Kegiatan Eksplorasi/ Penyelidikan : Metode Penyelidikan, Tahapan penyelidikan,
Uraikan Pekerjaa (Pengukuran, pemetaan,Pemboran,Parit uji/sumur uji, Pengambilan
contoh, analisa contoh.)
7. Bab IV . Hasil Penyelidikan : Hasil Bor, Hasil pengukuran, hasil sumur uji/parit uji,
kadar bahan galian dan penyebarannya, Perhitungan cadangan (dasar/cara perhitungan
klasifikasi cadangan, besarnya cadanhgan).
8. Bab. V. Kesimpulan dan Saran : Keadaan geologi yang penting, hasil penyelidikan,
Kemungkinan penambangan dan pengembangan.
Daftar bacaan / Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai