Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Masa Pemerintahan Perdana Menteri I.r. Djuanda


Di susun untuk memenuhi tugas

Matpel:Sejarah Indonesia

Guru pengajar:Sutejo S.pd

Oleh: Nazzar Arobbi

Kelas XII MIPA 3


SMAN 01 BATU
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah


dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam
penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin,
yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai
dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi saya ketika menghadapi
hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini.

Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
senantiasa saya harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
Daftar isi
Cover.............................................................................................1

Kata pengantar.............................................................................2

Daftar Isi........................................................................................3

Bab 1 pendahuluan.......................................................................4

A.Latar belakang.......................................................................4

B.Rumusan masalah................................................................4

C.Tujuan....................................................................................4

Bab 2 pembahasan.....................................................................5-10

A.Profil I.R Djuanda..................................................................5

B.Masa pemerintah I.R Djuanda.............................................6-8

C.Akhir kekuasaan pemerintahan Djuanda...........................9-10

Bab 3 penutup..............................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................11

B. Saran....................................................................................11

Daftar Pustaka.............................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 1955 – 1957, kondisi bangsa menuju perpecahan yang diakibatkan oleh
polarisasi yang dilakukan partai-partai dalam pembagian Jawa-Luar Jawa. Pada
saat itu terjadi sentimen-sentimen antar kesukuan dan kedaerahan yang semakin
jelas akibat dorongan perbedaan-perbedaan daerah yang diungkap pada Pemilu
1955. Kala itu suku Sunda menyatakan kejengkelannya kepada orang Jawa,
karena menguasai bidang pemerintahan. Sementara itu, masyarakat luar pulau
Jawa pun merasa pemerintah di Jakarta lalai dalam menjalankan tugasnya, karena
masyarakat luar Jawa mulai frustasi dengan nilai mata uang rupiah yang semakin
tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana masa pemerintahan i.r Djuanda

2. Siapakah i.r Djuanda

3. Bagaimana akhir masa pemerintahan perdana menteri pertama dan terakhir


Indonesia

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa pemerintahan i.r Djuanda

2. Untuk mengetahui profil i.r Djuanda

3.Bagaimana Indonesia bisa punya perdana menteri saat itu

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil I.r Djuanda

Ir. R. Djuanda Kartawidjaja atau biasa dikenal dengan Ir. Haji Juanda lahir di
Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911. Juanda merupakan anak pertama
pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada
Hollandsch Inlansdsch School (HIS).Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS
dan kemudian pindah ke sekolah untuk anak orang Eropa Europesche Lagere
School (ELS), tamat tahun 1924.Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah
menengah khusus orang Eropa yaitu Hogere Burger School (HBS) di Bandung, dan
lulus tahun 1929.

IR DJUANDA adalah perdana menteri terakhir dan terlama sepanjang sejarah RI.
Jabatan ini, meskipun kemudian sebutannya diubah, tetapi jabatanya diembannya
hingga akhir hayat. Dari para jurnalis, ia mendapat sebutan “Menteri Maraton”
karena merupakan anggota kabinet RI terlama kedua setelah dr. Jo Leimena.
Hanya dua orang ini yang hampir selalu muncul dalam belasan kabinet di masa
awal RI. Lebih hebat lagi karena Djuanda adalah profesional murni yang tidak
pernah menjadi anggota partai politik apa pun.

B. Masa Pemerintahan Perdana Menteri I.R Djuanda


Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan perlementer yaitu pada
masa uud proklamasi 1945( 14 November 1945 - 27 Desember 1949), masa
Konstitusi Ris parlementer semu/ setengah parlementer (27 Desember 1949 - 15
Agustus 1950) dan terakhir pada masa uuds 1950 semi presidensil/ menuju sistem
pemerintahan presidensil (15 Agustus 1950 - 5 Juli 1959) dengan kepala
pemerintahan perdana menteri dan kepala negara presiden.Indonesia juga
pernah menerapkan bentuk negara serikat pada masa konstitusi Ris, namun
kembali kesatuan ketika masa uuds 1950.

Setelah kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum serta
merta menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu
diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi. Kondisi politik
tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang
stabil. Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang notabene merupakan Pemilihan
Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali pergantian Kabinet. Ada
beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing kabinet tersebut memiliki
beberapa program yang menjadi prioritas utama.

Kabinet Djuanda sendiri dibentuk setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 turun (di
lain post akan kami sampaikan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo 2). Kabinet
yang berada di bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda ini dikenal dengan
nama Kabinet Karya. Pembentukan Kabinet Djuanda ini diniatkan sebagai salah
satu cara untuk mengatasi kondisi kacau balau yang sedang dihadapi oleh negara
Indonesia. Personal yang diambil untuk mengisi pos di dalam Kabinet Djuanda ini
pun juga disesuaikan dengan keahlian dari masing-masing personal pada
bidangnya.

Kabinet Djuanda terbilang memiliki program-program kerja yang sangat bagus


untuk kemajuan bernegara dan berkebangsaan. Namun pada saat itu ternyata
program yang baik saja belum cukup untuk mengatasi masalah yang sedang
terjadi. Ada banyak kekacauan yang timbul sehingga berbagai program kerja
kabinet Djuanda tidak bisa berjalan dengan maksimal. Kabinet Djuanda ini bisa
dibilang merupakan Kbinet yang paling lama memerintah meski di tengah
berbagai kemelut dan tekanan baik dari luar maupun dari dalam kabinet sendiri.
Kabinet Djuanda ini bisa bertahan lama karena Juanda sendiri sudah
berpengalaman karena ia pernah menjadi seorang menteri, selain itu Djuanda
juga merupakan sosok yang jujur dan memiliki banyak ide brilian untuk kemajuan
bangsa dan negara. Selain dari Djuanda sendiri, masing-masing personil di dalam
Kabinet juga merupakan orang-orang pilihan yang benar-benar memiliki keahlian
dibidangnya. Bebagai faktor pendukung inlah yang kemudian membuat Kabinet
Djuanda ini bisa bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan Kabinet yang lain.

Kabinet Djuanda memiliki banyak anggota didalamnya.Berikut Susunan kabinet


Djuanda:

Keberhasilan yang paling mencolok dari Masa pemerintahan Djuanda ini tentu
saja adalah berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI
Permesta. Pemberontakan itu berhasil diredam oleh TNI. Selain berhasil
menumpas pemberontakan, Kabinet Djuanda juga dinilai berhasil dengan
mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang mengatur batas wilayah kepulauan di
Indonesia. Deklarasi tersebut kemudian dikuatkan dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No. 4 prp. Tahun 1960 tentang
perairan Indonesia.
Keberhasilan yang sudah dicapai oleh Kabinet Djuanda bukannya tanpa kendala.
Ada beragam kendala yang menyebabken program kerja Kabinet Djuanda tidak
berjalan dengan maksimal. Kendala yang sering menjadi masalah adalah pada
pendanaan. Hal ini dikarenakan pos-pos pengeluaran yang sangat besar terutama
pada biaya untuk menumpas pemberontakan PPRI Permesta. Selain biaya sangat
besar untuk pemberontakan, pendapatan juga berkurang karena adanya barter
dan penyelundupan. Defisit negara yang besar sehingga menimbulkan inflasi juga
menjadi kendala dalam pendanaan. Terakhir adalah bahwa disiplin ekonomi pada
masyarakat masih sangat kurang.

Meski program kerja dari Kabinet Djuanda ini belum semuanya berhasil
dijalankan, namun ada banyak jasa kabinet Djuanda untuk bangsa dan negara.
Ada banyak yang sudah diselesaikan seperti UU Keadaan Bahaya menggantikan
SOB, UU wajib militer, Veteran Pejuang Republik Indonesia (VPRI), UU Perjanjian
Perdamaian dan Persetujuan Pampasan Perang dengan Jepang, UU Penanaman
Modal Asing, UU Pembatalan Hak Penambangan, UU Dewan Perancang Nasional,
UU Pembangunan Lima Tahun, UU Perkumpulan Koperasi, UU Bank Tani dan
Nelayan dan masih banyak lagi yang lainnya.

C. Akhir Kekuasaan Pemerintah Djuanda


Meski sudah mampu mencapai beberapa keberhasilan, namun pada
perjalanannya Pemerintahan Djuanda pada akhirnya berakhir juga. Sebenarnya
pada saat itu konflik di tingkat pimpinan pusat sudah bisa lepas dan terhindar dari
krisis yang mengarah kepada perpecahan bangsa. Namun ternyata selepas dari
konflik kepentingan di tingkat pusat, masalah yang tak kalah berat harus dihadapi
oleh Kabinet Djuanda, yaitu terjadinya pertentangan ideologi dan politik yang
terjadi di dalam konstituante. Dan tidak main-main, pertentangan dan konflik ini
semakin berbahay karena menjalar ke tingkat tataran masyarakat yang kemudian
menambah terjadinya ketegangan-ketegangan.

Kala itu wakil-wakil rakyat yang bersidang pada 10 November 1956 sampai
Januari 1959, mengalami masalah yang sangat besar terkait dengan hal yang
sangat prinsip yaitu ideologi negara. Konflik ini cukup menyita energi seluruh
elemen yang ada di Indonesia, mulai dari konstituante, pers dan juga masyarakat
secara luas. Bahkan pertentangan ini terjadi selama dua setengah tahun.
Kemudian Bung Karno muncul dengan membawa konsepnya yang kemudian
disusul dengan gagasan Demokrasi terpimpin. Namun kemudian masalah belum
bisa diselesaikan karena ada kebingungan dengan cara apa yang akan digunakan
untuk melaksanakan Demokrasi Terpimpin.

Singkat cerita, setelah mempelajari secara sungguh-sungguh dan mendalam, PM


Djuanda kemudian sampai pada kesimpulan bahwa Demokrasi Terpimpin harus
dilaksanakan dalam rangka untuk kembali pada UUD 1945. Ide ini kemudian
disetujui oleh Presiden dan kemudian diajukan kepada Dewan Menteri pada
tanggal 19 Februari 1959. Untuk merealisasikan gagasan yang telah disampaikan
tersebut, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5
Juli 1959. Dengan diumumkannya Dekrit Presiden, maka Indonesia kembali
kepada UUD 1945 sedangkan UUDS sudah tidak berlaku lagi.

Perubahan ini jelas sangat memberikan pengaruh yang signifikan dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Sistem yang selama ini menggunakan Parlementer,
diganti dengan sistem presidensil. Sehingga dengan otomatis ketika menggunakan
sistem presidensil, maka Presiden memiliki peran sebagai kepala Pemerintahan
dan sekaligus juga sebagai kepala negara. Dan tentunya keberadaan Perdana
Menteri sudah tidak diperlukan lagi. Maka selanjutnya Djuanda dan Kebinetnya
mengembalikan mandat kepada Presiden sehingga Kabinet Djuanda pun berakhir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kabinet Djuanda, disebut juga Kabinet Karya, memerintah pada periode 9 April
1957–10 Juli 1959.

Setelah kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum serta
merta menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini yang perlu
diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi. Kondisi politik
tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang
stabil. Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang notabene merupakan Pemilihan
Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali pergantian Kabinet. Ada
beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing kabinet tersebut memiliki
beberapa program yang menjadi prioritas utama

Program Kabinet Djuanda a.


Membentuk Dewan Nasional. b.
Normalisasi keadaan Republik Indonesia. c.
Melanjutkan pembatalan Konferensi Meja Bundar. d.
Memperjuangkan Irian Barat. e.
Mempercepat pembangunan.

B. Saran
Saya rasa makalah saya sudah baik namun banyak kekurangan ya mungkuin pak
guru berkenan memberikan saran

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

www.brainly.com

www.slideshare.com

Buku sejarah online

Anda mungkin juga menyukai