Anda di halaman 1dari 14

- SEJARAH -

KA B IN ET
D J UA ND A
KELOMPOK 7

01 Ifradil Syaifa 02 T. Farhan 03 Novy Mahate Sugito


Naufal

04 Shadrina Muharammah
T DJUANDA?
IT U K AB I NE
APA
rtu ga s p a d a 9 April 1957
e
d a a ta u K a binet Karya b n d a K a r ta wija y a da n
n h Ir. H. Djua
Kabinet Djua . D ip im pin o le
L eim an a, kabinet
li 1 9 5 9 n d r.
sampai 10 Ju H a rd i, I dh a m Chalid, da
, Mr.
tiga wakilnya Z a k e n Kabinet.
se b ag a i
ini dikenal
-
Deklarasi
Kabinet
Djuanda

-
1. Pembentukan kabinet djuanda
● Setelah kemerdekaan yang didapatkan pada 1945, keadaan Indonesia belum
serta merta menjadi baik dan stabil. Masih banyak kekurangan di sana-sini
yang perlu diperbaiki dan sangat mendesak untuk segera dicarikan solusi.
Kondisi politik tanah air masih sangat goyah dan belum menunjukkan tanda-
tanda ke arah yang stabil. Sebelum dilakukan Pemilu 1955 yang notabene
merupakan Pemilihan Umum pertama Indonesia, terjadi beberapa kali
pergantian Kabinet. Ada beberapa kabinet dan tentu saja masing-masing
kabinet tersebut memiliki beberapa program yang menjadi prioritas utama.

● Kabinet Djuanda sendiri dibentuk setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 turun


(di lain post akan kami sampaikan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo 2).
Kabinet yang berada di bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda ini dikenal
dengan nama Kabinet Karya. Pembentukan Kabinet Djuanda ini diniatkan
sebagai salah satu cara untuk mengatasi kondisi kacau balau yang sedang
dihadapi oleh negara Indonesia. Personal yang diambil untuk mengisi pos di
dalam Kabinet Djuanda ini pun juga disesuaikan dengan keahlian dari
masing-masing personal pada bidangnya.
● Kabinet Djuanda terbilang memiliki program-program kerja yang sangat
bagus untuk kemajuan bernegara dan berkebangsaan. Namun pada saat itu
ternyata program yang baik saja belum cukup untuk mengatasi masalah
yang sedang terjadi. Ada banyak kekacauan yang timbul sehingga berbagai
program kerja kabinet Djuanda tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Kabinet Djuanda ini bisa dibilang merupakan Kbinet yang paling lama
memerintah meski di tengah berbagai kemelut dan tekanan baik dari luar
maupun dari dalam kabinet sendiri.

● Kabinet Djuanda ini bisa bertahan lama karena Juanda sendiri sudah
berpengalaman karena ia pernah menjadi seorang menteri, selain itu
Djuanda juga merupakan sosok yang jujur dan memiliki banyak ide brilian
untuk kemajuan bangsa dan negara. Selain dari Djuanda sendiri, masing-
masing personil di dalam Kabinet juga merupakan orang-orang pilihan yang
benar-benar memiliki keahlian dibidangnya. Bebagai faktor pendukung inlah
yang kemudian membuat Kabinet Djuanda ini bisa bertahan lebih lama jika
dibandingkan dengan Kabinet yang lain.
2. Program Kerja Kabinet Djuanda
Sudah disinggung di atas bahwa program kerja Kabinet Djuanda bisa dikatakan
memiliki program kerja yang bagus untuk kemajuan dan untuk membangun
bangsa. Setelah dilantik pada 9 April 1957, Kabinet Djuanda yang juga disebut
Zaken Kabinet dengan dipimpinoleh Perdana Menteri Ir. Djuanda memiliki
tugas yang sangat berat. Pergolakan di berbagai daerah masih sering terjadi,
perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan
yang tak kalah penting lagi adalah menghadapi keadaan ekonomi yang saat itu
sangat tidak stabil disertai keuangan yang buruk.

Untuk mengatasi berbagai masalah nasional tersebut, Kebinet Kerja Djuanda


menyyusun program kerja yang tertuang dalam 5 pasal Panca Karya. Dari Panca
Karya inilah kemudian Kabinet Djuanda juga sering disebut sebagai Kabinet
Karya. Program kerja Kabinet Djuanda tersebut juga turut serta disusun oleh
Presiden Soekarno. Inilah Program Kerja Kabinet Djuanda yang tertuang dalam
Panca Karya :

a. Membentuk Dewan Nasional.


b. Normalisasi keadaan Republik.
c. Melancarkan pelaksanaan membatalkan KMB.
d. Perjuangan Irian Barat.
e. Mempergiat pembangunan.
3. Pelaksanaan Program Kerja Kabinet Djuanda
Segera setelah program kerja Kabinet Djuanda disusun, maka langkah pertama segera dilakukan. Dan yang
pertama dilakukan adalah dengan membentuk Dewan Nasional yang juga menandai awal mulainya
Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Setelah program pertama sudah dikerjakan, kemudian langsung
dilanjutkan dengan program kerja Kabinet Djuanda selanjutnya yaitu normalisasi pada keadaan Republik
Indonesia yang saat itu masih sangat tidak stabil. Normalisasi ini dilakukan dengan menyelesaikan antar
pusat maupun antar daerah.

Keadaan semakin bertambah kacau setelah adanya peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden
Soekarno. Selain peristiwa tersebut, juga marak berbagai gerakan-gerakan yang bersifat anarki. Ditambah
lagi berbagai demonstrasi yang terjadi hampir di seluruh penjuru Indonesia dan terjadi pengambil alihan
milik Belanda. Peristiwa-peristiwa anarki tersebut jelas sangat mengganggu perekonomian saat itu.
Belum lagi masalah Irian Barat yang kemudian dibawa ke PBB sebagai konsekuensi dari pelaksanaan
program kabinet Djuanda.

Untuk menjamin terlaksananya program pembebasan Irian Barat, kemudian pada 10 Februari 1958 sebuah
front yang kala itu dinamakn sebagai Front Pembebasan Irian Barat atau disingkat dengan FNPIB. Namun
sangat disayangkan, sampai berakhirnya era Kabinet Karya, perjuangan pembebasan Irian Barat tidak
terlaksana alias gagal. Kekacauan semakin bertambah parah ketika saat itu beberapa tokoh perwira
Angkatan Darat dan beberapa cendikiawan membentuk Gerakan Menyelamatkan Negara Republik
Indonesia dengan memberikan ultimatum kepada Kabinet Karya. Gerakan ini kemudian yang
menimbulkan berdirinya PPRI yang berada di Bukit Tinggi yang berada di bawah pimpinan Syafrudin
Prawiranegara yang bergabung dengan Permesta untuk melawan
4. Keberhasilan Dan Kendala Kabinet Djuanda
(Kabinet Karya)
Keberhasilan yang paling mencolok dari Kabinet Djuanda ini tentu saja adalah berhasil menumpas
pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI Permesta. Pemberontakan itu berhasil diredam oleh
TNI. Selain berhasil menumpas pemberontakan, Kabinet Djuanda juga dinilai berhasil dengan
mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang mengatur batas wilayah kepulauan di Indonesia.
Deklarasi tersebut kemudian dikuatkan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang Undang No. 4 prp. Tahun 1960 tentang perairan Indonesia.

Keberhasilan yang sudah dicapai oleh Kabinet Djuanda bukannya tanpa kendala. Ada beragam
kendala yang menyebabken program kerja Kabinet Djuanda tidak berjalan dengan maksimal.
Kendala yang sering menjadi masalah adalah pada pendanaan. Hal ini dikarenakan pos-pos
pengeluaran yang sangat besar terutama pada biaya untuk menumpas pemberontakan PPRI
Permesta. Selain biaya sangat besar untuk yang besar sehingga menimbulkan inflasi juga
menjadi kendala dalam pendanaan. Terakhir adalah bahwa disiplin ekonomi pada masyarakat
masih sangat kurang.

Meski program kerja dari Kabinet Djuanda ini belum semuanya berhasil dijalankan, namun ada
banyak jasa kabinet Djuanda untuk bangsa dan negara. Ada banyak yang sudah diselesaikan
seperti UU Keadaan Bahaya menggantikan SOB, UU wajib militer, Veteran Pejuang Republik
Indonesia (VPRI), UU Perjanjian Perdamaian dan Persetujuan Pampasan Perang dengan Jepang,
UU Penanaman Modal Asing, UU Pembatalan Hak Penambangan, UU Dewan Perancang Nasional,
UU Pembangunan Lima Tahun, UU Perkumpulan Koperasi, UU Bank Tani dan Nelayan dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Ven

pemberontakan, pendapatan juga berkurang karena adanya barter dan penyelundupan.


s u
5. Akhir Kekuasaan Kabinet Djuanda

Meski sudah mampu mencapai beberapa keberhasilan, namun pada perjalanannya Kabinet
Djuanda pada akhirnya berakhir juga. Sebenarnya pada saat itu konflik di tingkat
pimpinan pusat sudah bisa lepas dan terhindar dari krisis yang mengarah kepada
perpecahan bangsa. Namun ternyata selepas dari konflik kepentingan di tingkat pusat,
masalah yang tak kalah berat harus dihadapi oleh Kabinet Djuanda, yaitu terjadinya
pertentangan ideologi dan politik yang terjadi di dalam konstituante. Dan tidak main-
main, pertentangan dan konflik ini semakin berbahay karena menjalar ke tingkat
tataran masyarakat yang kemudian menambah terjadinya ketegangan-ketegangan.

Kala itu wakil-wakil rakyat yang bersidang pada 10 November 1956 sampai Januari 1959,
mengalami masalah yang sangat besar terkait dengan hal yang sangat prinsip yaitu
ideologi negara. Konflik ini cukup menyita energi seluruh elemen yang ada di
Indonesia, mulai dari konstituante, pers dan juga masyarakat secara luas. Bahkan
pertentangan ini terjadi selama dua setengah tahun. Kemudian Bung Karno muncul
dengan membawa konsepnya yang kemudian disusul dengan gagasan Demokrasi
terpimpin. Namun kemudian masalah belum bisa diselesaikan karena ada kebingungan
dengan cara apa yang akan digunakan untuk melaksanakan Demokrasi Terpimpin.
Ven
s u
Singkat cerita, setelah mempelajari secara sungguh-sungguh dan mendalam, PM
Djuanda kemudian sampai pada kesimpulan bahwa Demokrasi Terpimpin harus
dilaksanakan dalam rangka untuk kembali pada UUD 1945. Ide ini kemudian disetujui
oleh Presiden dan kemudian diajukan kepada Dewan Menteri pada tanggal 19
Februari 1959. Untuk merealisasikan gagasan yang telah disampaikan tersebut,
maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Dengan diumumkannya Dekrit Presiden, maka Indonesia kembali kepada UUD 1945
sedangkan UUDS sudah tidak berlaku lagi. Perubahan ini jelas sangat memberikan
pengaruh yang signifikan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Sistem yang
selama ini menggunakan Parlementer, diganti dengan sistem presidensil. Sehingga
dengan otomatis ketika menggunakan sistem presidensil, maka Presiden memiliki
peran sebagai kepala Pemerintahan dan sekaligus juga sebagai kepala negara. Dan
tentunya keberadaan Perdana Menteri sudah tidak diperlukan lagi. Maka selanjutnya
Djuanda dan Kebinetnya mengembalikan mandat kepada Presiden sehingga Kabinet
Djuanda pun berakhir.
6. Keanggotaan Kabinet Djuanda

1. Perdana Menteri : Djuanda Kartawidjaja


2. Wakil Perdana Menteri : Hardi, Idham Chalid, J. Leimena
3. Menteri Luar Negeri : Subandrio
4. Menteri Dalam Negeri : Sanusi Hardjadinata
5. Menteri Pertahanan : Djuanda
6. Menteri Kehakiman : GA Maengkom
7. Menteri Penerangan : Soedibjo
8. Menteri Keuangan : Sutikno Slamet
9. Menteri Pertanian : Sadjarwo
10. Menteri Perdagangan : Prof. Drs. Soenardjo
11. Menteri Perindustrian : FJ Inkiriwang
12. Menteri Perhubungan : Sukardan
13. Menteri Pelayaran : Mohammad Nazir
14. Menteri PU dan Tenaga : Pangeran Mohammad Nur
15. Menteri Perburuhan : Samjono
16. Menteri Sosial : J. Leimena
17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Prijono
18. Menteri Agama : Mohammad Iljas
19. Menteri Kesehatan : Azis Saleh
20. Menteri Agraria : R. Sunarjo
21. Menteri Pengerahan Tenaga Rakyat : A.M. Hanafi
22. Menteri Negara : FL Tobing, Chaerul Saleh, FL Tobing, Suprajogi, Wahid Wahab,
Ven

Mohammad Yamin
s u
Do u have
any
questions?
Mari ada untuk negara, karena kita wujud
kesuksesan nya.
TH ANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai