SEDIAAN PILULAE
A. Tinjauan Pustaka
Pil adalah bentuk sediaan padat berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat,
dan dimaksudkan untuk pemakaian secara oral (Anief, 2012). Pil adalah sediaan berbentuk bulat
atau bulat telur, dibuat menggunakan massa pil. Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau
lebih bahan obat dengan zat tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan bahan pembasah
yang cocok, diaduk dan ditekan hingga jadi massa yang mudah digulung. Pil yang diperoleh tidak
boleh berubah bentuk pada penyimpanan dan tidak terlalu kelas (Anonim, 1978).
• Pil : 60-300 mg
Dalam Farmakope Indonesia disebutkan kriteria sediaan pil yang baik, yaitu :
2. Syarat yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam farmakope dan yang dapat
dianggap berlaku untuk semua pil, yaitu pil setelah dimasukkan pada larutan HCl 0,04N pada 37 ̊C
dan dikocok akan hancur.
5. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada kompresi yaitu dalam air 36-38 derajat pil selama
15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.
(Elmitra, 2017).
Komposisi dari pil :
1. Zat aktif
2. Zat tambahan
a. Zat pengisi
Memperbesar volume pil (akar manis/radix liquiritae, bolus alba, atau bahan
lain yang cocok). Sebaiknya pengisi yang dipilih Radix Liquiritiae terutama pil- pil
yang jumlah zatnya sedikit. Jika ada Succus Liquiritiae sebagai zat pengikat, banyaknya
Radix Liquiritiae sekurang-kurangnya dua kali dari Succus Liquiritiae Radux Liquiritae
merupakan suatu zat pengisi yang baik sekali, lebih baik daripada serbuk tumbuh-
tumbuhan manapun, karena Radix Liquiritiae memberikan suatu massa pil yang kenyal,
yang jika dibuat dengan sejumlah zat pengikat yang tepat akan mudah pecah di
lambung.
b. Zat pengikat
Untuk melekatkan massa pil antara satu dengan yang lain (Sari akar manis, Gom
akasia, tragakan, campuran bahan tersebut, atau bahan lain yang cocok. Perlu diingat
zat pengikat adalah bahan-bahan yang bersifat lengket bila terkena air).
Biasanya dipakai Succus Liquiritiae dan jumlahnya pada umumnya 2 g untuk
60 pil. Jumlah ini selalu cukup untuk jumlah zat aktif yang sedikit, tetapi untuk jumlah
zat aktif yang besar, dibutuhkan jumlah Succus Liquiritiae yang lebig banyak
tergantung dari sifat obat yang dibuat massa pil. Pada pembuatan massa pil, kedalam
campuran obat Radix Liquiritiae dan Succus Liquiritiae harus ditambahkan suatu cairan
supaya dapat diperoleh suatu massa yang homogen yang dapat dikepal. Biasanya
dipakai air tetapi lebih tepat jika dipakai Aqua Glyserinata yaitu suatu campuran yang
sama banyak antara air dan gliserol. Pada waktu massa pil mongering, yang tertinggal
hanya gliserol sehingga didapat suatu pil kering.
c. Zat penabur
Digunakan untuk mencegah sediaan pil yang satu dengan lain tidak melekat
(Likopodium talk, atau bahan lain yang cocok).
d. Zat pembasah
Digunakan untuk membasahi massa agar dapat dibentuk (air, gliserol, sirup, madu,
campuran bahan tersebut atau bahan lain yang cocok).
e. Zat penyalut
• Untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari zat aktifnya
• Supaya pil pecah di lambung, karena zat aktif dapat mengiritasi lambung atau zat aktif
rusak oleh asam lambung
(Elmitra, 2017).
Keuntungan sediaan pil, diantaranya :
• Mudah ditelan.
• Bahan obat padat atau serbuk yang volminous dan bahan obat cair dalam juniah besar
(Ansel, 2008).
Pil memiliki beberapa syarat, yaitu :
• Pada penyimpanan bentuknya harus tetap, sediaan tidak begitu keras sehingga dapat hancur
dalam saluran pencernaan. Pil salut enterik disalut secara khusus, sehingga tidak hancur dalam
lambung, tetapi hancur dalam usus halus.
b. Tidak lebih dari 60 menit untuk pil bersalut gula dan bersalut selaput.
c. Pil bersalut enterik : 3 jam dalam larutan 0,06 N HCl dan tidak lebih dari 60 menit dalam
larutan pendapar pH 6,8
(Anonim, 1979).
C. Formula Standar
R/ Iod. Kalii 5
m.f.pil.no.L
Consp.lyc.da in lag
(Anonim, 1978).
C. Deskripsi Bahan
1. Kalii iodida
• Pemerian : hablur heksahedral; transparan atau tidak berwama atau agak buram dan
putih atau serbuk granul putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi
netral atau basa terhadap lakmus.
• Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih; mudah lanut
dalam gliserin; larut dalam etanol.
• Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
• Khasiat : antijamur (Anonim, 2014).
4. Aquaglycerinnata
• Pemerian : cairan jernih tidak berwarna.
• Kelarutan : hampir semua larut.
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
• Khasiat : bahan pembasah (Anonim, 1995).
5. Talcum
• Pemerian : serbuk hablur, sangat halus dan licin, mudah melekat pada kulit.
• Kelarutan : hampir tidak larut dalam segala jenis pelarut
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
• Khasiat : bahan penabur (Anonim, 1995).
D. Khasiat
Sebagai obat gondok.
E. Penimbangan dan Perhitungan Bahan
• Jumlah pil resep asli = 30
• Jumlah pil resep standar = 50
Alat :
1) Kalii iodida
2) Succus liquintae
3) Radix liquintae
4) Talcum
5) Aqua gliserinata
G. Langkah Kerja
lalu di gerus
Diaduk homogen
Ditetesi aqua gliserinata q.s.
Digiling massa pil dengan alat pillen plank hingga berupa batang, Panjang
batang disesuaikan dengan jumlah pil yang akan dibuat.
Dihitung jumlah pil, dimasukkan dalam wadah plastik, diberi etiket putih
H. Etiket
Apotek
Farmasetika
Sebelum/saat/sesudah makan