Anda di halaman 1dari 17

PAPER

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI


Dosen Pengampu Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum

Oleh :
Nama : Septian Refvinda Argiandini
NIM : K1217071
Kelas :A

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
Keterampilan Menulis Resensi

1. Pengertian Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
kompleks. Keterampilan menulis sangat penting bagi pengembangan diri siswa, baik untuk
melanjutkan studi ke lembaga pendidikan lebih tinggi ataupun untuk terjun kemasyarakat.
Cahyaningrum, dkk (2018) mengatakan bahwa keterampilan menulis sangat penting
diajarkan di berbagai jenjang pendidikan. Pada dunia pendidikan keterampilan menulis
merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya dan pengembangannya,
disamping membaca dan berhitung. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis
(Boals dalam Qismullah 2018) menyatakan bahwa menulis adalah proses pembuatan makna
dan serangkaian kegiatan pembuatan teks termasuk di dalamnya menghasilkan, mengatur,
dan mengembangkan ide dalam kalimat serta menyusun, membentuk, membaca ulang teks,
mengedit dan merevisi sebuah teks. Keterampilan menulis merupakan bentuk atau wujud
kemampuan atau keterampilan berbahasa yang paling akhirdikuasai pembelajar bahasa
setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah yaitu menulis resensi.
Endah, dkk (2012) mengemukakan bahwa keterampilan menulis dapat dikembangkan melalui
tahapan sederhana, yaitu dari mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Senada dengan
pendapat tersebut Kusmana (2014:15) juga menyatakan bahwa tahapan tersebut juga berlaku
pada saat menulis resensi. Melalui tahapan menulis resensi maka dengan sendirinya
seseorang juga sedang berlatih meningkatkan keterampilan menulisnya. Sebagaimana
dikatakan Ginting (2015) keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi
harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa lain yang mendukung untuk
menyampaikan gagasan dengan efektif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nugraha, dkk
(2018) Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang perlu diatih secara terus menerus.
Kemampuan menulis tersebut akan semakin berkembang apabila ditunjang dengan kegiatan
membaca dan kekayaan kosa kata yang dimilikinya. Namun sebelum melakukan kegiatan
menulis resensi untuk meingkatkan ketrampilan menulis melalui kegitana meresensi buku hal
pertama yang harus dilakukan yaitu mengetahui dasar-dasar ketrampilan menulis resensi.
2. Pengertian Resensi
Pengertian Resensi sindiri adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menilai baik
tidaknya sebuah buku. Resensi sering juga diistilahkan dengan timbang buku, tinjauan buku,
bedah buku, dan sebagainya (Dalman, 2014:125). Sebagaimana dikatakan Montazeran (2012)
tinjauan buku adalah semacam evaluasi dari sudut pandang kritis dimana peresensi
memikirkan secara mendalam dan rinci bagin-bagian dari buku yang diresensi tersebut
sehingga dapat menilai baik dan buruknya sebuah buku. Senada dengan pendapat di atas
Fardengki, dkk (2012) mengatakan bahwa resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan
terhadap kelebihan dan kelemahan suatu buku. Sehingga dapat diartikan bahwa resensi
adalah kegiatan yang membahas, mengulas dan menilai sebuah karya tulis tentang baik dan
buruk kualitas sebuah karya tulis tersebut. Teks resensi memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi, karena teks resensi adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis mendalam
terhadap satu hal dengan melibatkan berbagai hal sebagai pertimbangan sehingga
menghadirkan penilaian yang adil, objektif, dan rasional dari teks yang diresensi tersebut.
Kastiyawan, dkk (2007) juga menyatakan bahwa teks resensi adalah teks yang
berisi pemberian kritik, evaluasi, atau melakukan review terhadap karya cipta intelektual.
Peresensi dituntut objektivitas dalam memberikan penilaian atas karya sastra tersebut
sehingga tidak boleh bersifat subjektif, misalnya karena rasa suka atau tidak suka pada
pengarangnya. (Yulidar br. Pohan, 2014). Dalam membahasa dan mengulas suatu karya tulis,
penulis resensi akan mengungkapkan aspek-aspek keunggulan dan kelemahan dari karya tulis
tersebut secara keseluruhan dan objektif yang diperoleh dari buku yang diresensi dan
disampaikan kepada masyarakat. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada para
pembaca secra keseluruhan untuk menolak atau menerima kehadiran buku tersebut. Seorang
penulis resensi harus tetap berusaha untuk menimbulkan dan memberi kesan kepada pembaca
bahwa penilaiannya telah diberikan secara tepat dan dilakukan secara objektif. Dalam
menciptakan sebuah karya resensi buku yang objektif, seorang peresensi sharus pelajari dan
mengetahui dengan benar langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar
mendapatkan hasil resensi yang objektif dan pembaca dapat point-point yang tepat mengenai
kekurangan dan kelebihan sebuah karya tersebut.
3. Tujuan Resensi
Setiap karya yang diciptakan selalu memiliki tujuannya masing-masing, begitupun
dengan karya tulis resensi. Sebelum menulis resensi, hendaknya peresensi memahami terlebih
dahulu tujuan resensi. Secara umum tujuan meresensi sebuah buku yaitu untuk
menginformasikan isi buku tentang yang ditulis dan dibahas, kepada masyarakat luas dan
para pembaca pada khususnya. Jauhari (2010:30) mengatakan bahwa resensi bertujuan
menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat
sambutan dari masyarakat atau tidak. Sebagaimana Heyd (2017) mengatakan bahwa seorang
peresensi buku akan memberi tahu pembaca tentang buku itu, apa kelebihan dan
kelemahannya, apakah peresensi merekomendasikannya atau tidak, dan bagi siapa buku itu
berguna. Pada intinya penulis resensi akan member tahukan isi dari garis besar buku yang ia
resensi. Dalam hal ini seorang yang menulis resensi harus paham mengenai seluru isi karya
atau buku tersebut agar dapat disampaikan pada masyarakat, layak tidakya karya atau buku
ini dinikmati dan dibaca oleh masyarakat pada umumnya. Selain itu resensi juga
menyediakan dan menyajikan jawaban yang ditimbulkan oleh pembaca ketika melihat buku
yang baru diterbitkan.
Suwarni (2016) juga berpendapat saat meresensi, kita juga akan memberikan
komentar atau tanggapan, semacam penilaian terhadap kelebihan dan kekurangannya. Selain
itu Angin (2018) juga berpendapat bahwa resensi akan memperkenalkan kepada pembaca
karya pengarang baru dan selalu mengajak kita mengikuti perkembangan dari yang lebih
lama menuju yang baru. Penulis resensi juga memiliki tujuan untuk mengajak membaca
untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan problema yang muncul dalam sebuah
buku. Resensi juga dapat bertujuan untuk memperkenalkan suatu karya atau buku keluaran
terbaru kepada orang lain yang belum membaca atau belum menyaksikan sehingga setelah
membaca resensi orang tersebut tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya
atau buku yang diresensi. Secara sederhana teks resensi juga bertujuan menyajikan informasi
secara komprehensif tentang sebuah karya, serta mempengaruhi penikmat karya untuk
memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan fenomena dalam suatu karya; serta
memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah karya layak dinikmati atau tidak
4. Manfaat Menulis Resensi
Menulis resensi juga mendatangkan banyak manfaat bagi para pembaca maupun
untuk para penulis resensi. Manfaat-manfaat ini dapat dirasakan oleh para penulis resensi.
(Heyd, 2017) mengatakan bahwa menulis sebuah resensi dapat mempertajam kemampuan
menulis dan berpikir kritis seseorang. Oktaria (2017) menyatakan bahwa menulis adalah
keterampilan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. (Haryanto
dalam Dalman 2014) mengemukakan ada 4 manfaat membuat resensi buku, yaitu (1)
mengasah intelektual, (2) memahami secara mendalam isi buku yang diresensi, (3) mendapat
penghasilan jika resensi tersebut dimuat di media massa, dan (4) akan dikenal dan direkrut
untuk terus meresensi buku oleh penerbit buku jika telah produktif membuat resensi.
(Meyers, 1946) juga berpendapat bahwa manfaat menulis resensi buku dapat dirasakan oleh
penulis resensi yaitu seorang pengulas berpartisipasi dalam kehidupan sastra dan menungkan
ide-idenya sambil menulis bukunya sendiri. Tulisan resensi yang dihasilkan juga dapat
dimanfaatkan oleh penerbit media massa, sebuah resensi buku dimanfaatkan sebagai berita
khas yang memberikan informasi cukup cermat,teliti, dan menarik bagi pembaca.
Seperti sastra itu sendiri, kritik melibatkan ambisi, agresi, emosi, dan ego penulis,
pengulas, dan editor. Rondiyah, dkk (2017) berpendapat dengan menulis, seseorang mampu
mengungkapkan gagasan secara sistematis, jelas, logis, serta mampu berkomunikasi sesuai
dengan konteks. Selain itu, melalui kegiatan menulis, gagasan yang diungkapkan dapat
diketahui oleh banyak orang sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagaimna
yang di ungkapkan Nugraha, dkk (2018) yang mengatakan bahwa manfaat yang paling
dirasakan oleh peresensi adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuannya. Berdasarkan
pendapat tersebut dalam hal ini ketrampilan menulis seseorang juga akan semakin meningkat
dengan sering berlatih membaca dan menulis sebuah resensi. Sehingga menjadi penulis
resensi juga banyak menarik masyarakat untuk mencobanya, karena selain banyak manfaat
yang akan dirasakan oleh peara penulis resensi, karena hasil karya tulis resensi juga dapat
digunakan sebagai ladang pekerjaan. Menulis resensi atau menjadi seorang peresensi buku
memang tidak akan sia-sia, karna ilmu dan pengalaman yang ia dapat akan sangat membantu
untuk dirinya maupun untuk orang lain yang membaca karya resensi yang dihasilkan.
5. Resensi Berdasarkan Media atau Forumnya

Berdasarkan media atau forumnya, resesi dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok.
Dalman (2014: 130) membagi resensi buku menjadi dua yaitu resensi ilmiah dan resensi
ilmiah popular. Dari kedua resensi buku tersebut hal yang membedakannya adalah bahasa
dan tata cara penulisan yang digunakan. Musfah (2016:60) berpendapat dalam sebuah resensi
buku ilmiah menggunakan tata cara dan prosedur keilmuan tertentu, menggunakan rujukan
atau acuan, dan bahasa resmi dari buku serta pembahasan dipaparkan selengkap-lengkapnya.
Sementara itu, resensi buku ilmiah popular tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu.
Selain itu, isi resensi hanya sering memaparkan bagian-bagian yang menarik saja.
Penyajiannya pun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau bahasa baku (Kuncoro, 2009:
9-10). Penulisan resensi karya ilmiah, diperlukan adanya pengumpulan data, informasi, atau
pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan ilmiah yang kan
diresensi.Pengtahuan tambahan ini dapat mempermudah dalam kegiatan meniai atau bahkan
membandingkan karya ilmiah satu dengan karya ilmiah yang lainnya.
Selain meresensi karya ilmiah terdapat resensi ilmiah popular yang sering di tulis oleh
para peresensi. Resensi karya ilmiah populer ini banyk mengangkat atau memilih buku-buku
yang ringan dan cenderung banyak diminati oleh kalangan generasi muda. Wijana (2013)
menyatakan bahwa tulisan-tulisan (ilmiah) populer lazimnya menggunakan ragam bahasa
yang sifatnya sedikit santai. Resensi karya ilmiah populer lazimnya berisi atau membicaraan
tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal
kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan forummnya resensi
dapat dibedakan menjadi resensi ilmiah dan resensi ilmiah popular. Hal yang dapat
membedakan kedua resensi tersebut antara lain adalah bahasa dan tata cara penulisan yang
digunakan oleh para penulis. Dalam resensi ilmiah digunakan tata cara atau kaidah-kaidah
keilmuan tertentu, menggunakan rujukan atau acuan sebuah teori, dan menggunakan bahasa
resmi serta dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak
menggunakan rujukan atau acuan tertentu dalam menulisnya. Selain itu, dilihaat dari isi
resensi sering hanya memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajin resensi ilmiah
populerpun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau baku. Dalam penulisannya pun sangat
berbeda baik dari segi bahasa dan sudut pandang pembahasannya. Sehingga perbedaan yang
paling mencolok dari resensi buku berdasarkan forumnnya dapat dilihat dari segi penggunaan
bahasa.
6. Resensi Berdasarkan Isi Sajian

Selain dengan media forumnya resensi buku juga dapat dibedakan berdasarkan isi
sajian atau isi resensinya. Resensi buku berdasarkan isi sajiannya dapat digolongkan menjadi
tiga jenis yaitu resnsi informatif, resensi evaluative, dan resensi informatif-evaluatif.
(Suryono dalam Dalman, 2014) mengatakan bahwa sebauh resensi informative berisi
informasi tentang hal-hal dari suatu buku. Pada umumnya, isi resensi ini hanya ringkasan
mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan isi buku. Sejalan dengan
pendapat tersebut Thamsin (2017) menyatakan bahwa resensi evaliuatif lebih banyak
menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku.
Sebagaimana Pireddu (2013) juga menyatakan bahwa resensi buku pada dasarnya adalah
deskripsi yang melibatkan analisis kritis dan bertujuan mengevaluasi makna dan pentingnya
sebuah buku. Sariyem (2016) mengatakan menganalisi secara kritis adalah memahami secara
mendalam dan melakukan upaya-upaya analisis-evaluatif bacaan sebagai kebutuhan untuk
menguji, apakah informasi tersebut otentik atau tidak. Saddhono, dkk (2016) juga
menyatakan bahwa berfikir kritis ini dibutuhkan dalam era mea yang harus mampu berpikir
kritis dan mampu mamanfaatkan peluang yang ada
Sedangkan untuk resensi informative-evaluatif Kosasih (2012:10-11) berpendapat
bahwa resensi informative-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi, yaitu resensi
informatif dan evaluatif. Resensi informatif-evaluatif di samping menyajikan semacam
ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi
tentang isi buku. Senada dengan (Saryono dalam Dalman, 2014: 133-134) bahwa resensi
Informatif-Evaluati menyajikan ringkasan buku dan menyajikan penilaian peresensi tentang
isi buku tersebut. Dari paparan diatas dapat disimpulakn bahwa resensi buku dapat
digolongkan menjadi 3 yang mana ketiga jenis tersebut memiliki kajian masing-masing. Pada
jenis ke tiga yaitu informatif-evaluatif dianggap paling ideal, karena menggabungkan kedua
jenis resensi. Resensi informatif-evaluatif merupakan resensi yang paling banyak dipilih oleh
penulis maupun pembaca karena dianggakap paling idela dan mencakup kedua jenis resensi
lainnya. Dalam informatif-evaluatif disajikan ulasan novel dan kelebihan dan kelemahan
novel sehingga para pembaca resensi lebih tertaik membaca resensi dengan jenis informatif-
evaluatif karena isinya lebih lengkap.
7. Bahasa Resensi

Bahasa yang mudah dipahami dan cara penyampaian yang komukatif merupakan
pertimbangan yang perlu disampaikan kepeda pembaca resensi. Pemilihan karakter bahasa
berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan resensi. Misalnya, kalimat runtun, ejaannya
benar dan tidak berpanjang lebar atau bertele-tele (Wahyudi, 2013:13-14). Seoranng
penulisan resensi juga harus pandai memilah dan memilih kalimat yang efektif untuk
tulisannya. Yahya, dkk (2018) mengemukakan bahwa cirri dari kalimat efektif yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan dan kelogisan bahasa. Selain itu dalam sebuah resensi atau teks
ulasan juga ditandai dengan penggunaan kata-kata sifat, seperti menarik, layak, berhasil, atau
sebaliknya. Hal ini untuk memperjelas persetujuan atau penolakan terhadap buku tersebut.
Dalam menulis resensi bahasa yang digunakan harus dapat digunakan sebagai media
komunikasi tetang apa yang ditulis peresensi pada para pembaca. Karena fungsi utama bahasa
adalah sebagai media komunikasi (Thorima,2017).
Bahasa resensi banyak menggunakan kata yang menyatakan perincian aspek.
Memperkuat pendapat tersebut Adeninawaty (2018) juga menyatakkan bahwa hal tersebut
ditandai dengan penggunaan kata-kata, seperti berdasarkan, dari segi, pertama, kedua,dan
terakhir. Teks resensi juga memiliki kaidah-kaidah kebahasaannya sendiri yang dapat
membedakan denga teks yang lainnya. Dalam teks resensi banyak menggunakan konjungsi
penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu selain itu teks resensi juga banyak menggunakan
konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya. Konjungsi ini digunkan untuk
empermudah pembaca dan mempertegas bahasan yang disampaikan. Dalam karya tulis
resensi bahasa yang biasa digunakan biasanya singkat, padat, dan tegas, menarik, mudah
ditangkap, dan enak dibaca. Pemilihan karakter bahasa disesuaikan dengan sasaran pembaca
yang akan dituju. Dalam menulis resensi buku bahasa yang digunakan lebih cenderung
menggunakan bahasa sehari-hari agar mudah dipahami oleh pembaca. Dengan menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap maka akan lebih memudahkan para pembaca untuk memahami
atau menangkap informasi yang ada dalam resensi.
8. Bagian-Bagian Resensi
Resensi disusun atas bagian-bagian tertentu yang membanggun sebuah teks resensi.
Kokasih (2012:55-56) berpendapat mengenai bagian-bagian resensi buku menurutnya, bagian
yang paling umum ada dalam resensi buku adalah identitas buku. Pada bagian identitas buku
penulis resensi lazimnya mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit,
kota terbit, ukuran buku tebal atau lebarnya, dan jumlah halaman buku yang akan diresensi.
Sedangkan untuk harga buku penulis jarang mencantumkan karena dapat berbeda – beda,
bergantung pada toko yang menjualnya. Romli (2006:78) mengemukakan sebuah resensi
buku biasanya terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahluan, isi memberi kritik atau saran kepada
penulis dan penerbit, serta memberi pertimbangan dan penutup. Bagian pendahuluan rsesensi
buku berisi informasi objektif dan identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit, dan
tahun terbit, jumlah halaman, harga buku. Adapun bagian isi memmuat ulasan tentang tema
atau judul buku, paparan singkat isi buku, gaya penulisan buku, dan perbandingan buku
dengan buku lain. Sementara itu, bagian penutup berisi penilaian resensator tentang kualitas
isi buku secara keseluruhan, menilai kelebihan atau kekurangan buku, memberi kritik atau
saran kepada penulis dan penerbit, serta

Sementara itu, secara keseluruhan resensi buku terdiri atas beberapa bagian, yaitu (1)
judul resensi, (2) identitas buku yang diresensi, (3) ulasan, dan (4) nama peresensi. Pada
bagian ulasan, penulis resensi buku atau resensator perlu menyebutkan kelemahan dan
kelebihan buku yang ditinjau dari berbagai persepektif (Alwasilah, 2007:76). Hal ini
bertujuan agar resensi yang dihasilkan menjadi lebih objektif dan berimbang. Sehingga dapat
disimpulkan hal yang dapat dikritisi dalam buku yang diresensi adalah bobot isi dan materi
buku, serta teknik penyajian (sistematika dan bahasa) buku yang diresensi. Bagian terpenting
dalam resensi buku yaitu bagian ulasan yang memebahas tentang kelemahan dan keunggulan
buku. Empat pokok bagian tersebut harus ada pada hasil resensi. Bagian-bagian resensi ini
sangat dibutuhkan oleh pembaca untuk mengetahui seberapa penting buku tersebut untuk
dibaca. Sedangkan untuk para penulis resensi empat bagian pembangun resensi ini harus
diperhatikan dengan benar, karena hal ini harus ada dan bagian penting dalam sebuah resensi.
9. Unsur-unsur Resensi
Unsur-unsur yang membangun sebuah teks resensi dan harus ada dalam sebuah
resensi. (Daniel dalam Dalman 2014) berpendapat yang membangun unsur-unsur resensi
yaitu; (1) Judul Resensi, (2) Data Buku , (3) Membuat Pendahuluan, (4) Tubuh atau
Pernytaan Resensi Buku, (5) Penutup. Daniel menyatakan bahwa empat hal pokok inilah
yang menjadi unsur yang dapat membangun sebuah resens. Sebagimana Farida (2013) juga
mengemukakan struktur resensi yaitu; (1) Judul resensi, (2) Data karya yang diresensi, (3)
Pembukaan, (4) Tubuh atau isi pernyataan resensi, (5) Penutup. Pada bagian judul penulis
resensi harus membuat Judul yang mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu,
judul yang menarik juga akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi pembaca. Data karya
yang diresensi ini juga sangat penting dalam unsur-unsur resensi yang mencakup judul buku,
pengarang, penerbit, dan tahun terbit beserta cetakannya. Sedangkan untuk pembuka
peresensi menyajikan gambaran umum tentang buku yang diresensi. Memasuki pada bagian
inti atau bagian tubuh resensi baru jibarkan tanga kelebihan dan kelemahan buku yang
diresensi tersebut. pada bagian ini peresensi juga menilai apakah buku tersebut layak untuk
mendapat sambutan dari pembaca atau tidak. Pada bagaina inilah peresensi harus menilai
buku tersebut secara objektif dan akurat. Untuk bagian akhir atau penutup Pada bagian
penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut
kan ditujukan.
Ahmad, dkk (2017) juga menyebutkan struktur yang membangun sebuah teks ulasan
adalah orientasi, tafsiran isi, evaluasi dan rangkuman. Pada pemberian judul resensi
harusnya menarik, namun tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dan judul resensi harus
sesui dengan isi resensi. Bagian data buku atau identitas buku harus dicantumkan judul
buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan harga buku. Pada bagian
pendahuluan umumnya bersifat objektif mengulas identitas buku secara detail (Kusmana,
2014:6). Pada bagian pendahuluan peresensi mulai memperkenlakan pengarang buku dan
memaparkan kekhasan sosok pengarang. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulakn
bahwa unsu-unsur yang membangaun sebuah resensi berkaitan satu dengan yang lainya.
Mulai dari judul, identitas buku, isi resensi buku dan bagian penutup resensi buku.
Unsur0unsur terebut harus ada dan dicantumkan dalam resensi untuk menghasilkan resensi
yang ideal.
10. Tubuh Resensi
Pada bagaian tubuh resensi terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah tubuh
resensi. Pada bagian tubuh resensi (Romli dalam Widyowati 2011) mengemukakan bahwa
pada bagian ini memuat ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku, gaya
penulisan buku, dan perbandingan buku dengan buku lain. Sedangkan Dalma (2014)
menyatakan berpendapat lain yang menyebutkan bahwa bagian tubuh resensi terdapat,
sinopsis, ulasan singkat buku, keunggulan buku, kelemahan buku dan rumusan kerangka
buku. Pada bagian sinopisis menceritakan sebagian isi buku secara kronologis.untuk
memperkuat ulasan buku yang ditulis peresensi juga perlu mencantumkan beberapa kutipan
kalimat secukupnya. Kutipan ini selain untuk memperkuat hasil ulasan penulis juga digunkan
untuk memperjelas bagian mana yang dinggap kurang atau menarik dari sebuah buku yang
diresensi tersebut.
Namun berbeda dengan pendapat Kusmana (2014), yang menyatakan bahwa pada bagian
isi atau tubuh lebih mengupas gambaran umum tentang isi tersebut termasuk tema yang
dijadikan sebagai gagasan utama isi dari sebuah buku tersbut. Berdasarkan pemaparan
pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bagian tubuh resensi atau
biasa disebut sebagai isi resensi lebih mengarah pada pemaparan keunggulan dan kelemahan
buku tersebut. Pada bagian tubuh ini penulis resensi harus menyampaikan dengan objektif
dan jelas apa saja yang menjadi keunggulan buku yang yang dapat mempengaruhi pembaca
untuk membaca. Adapun kelemahan buku juga harus disampaikan secara jujur dan objektif
agar dapat menjadi pertimbangan pembaca dalam memilih buku yang akan dibaca. Sehingga
dibagian terakhir resensi buku terdapat penilaian terhadap kualitas buku serta rekomendasi
bagi pembaca terhadap buku yang diresensi. Beberapa hal tersebut adalah bagian-bagian
resensi buku yang biasanya ditemui di media massa

11. Prinsip-prinsp Dasar Resensi


Sebelum menulis sebuah resensi penulis resensi harus memahami terlebih dahulu
prinsip-prinsip dasar menulis resensi. James W (1998) menyatakan prinsip dasar resensi yaitu
membaca buku dan mencoba masuk ke dalam ide, gagasan atau tujuan penulis untuk
memahami apa yang dia coba capai, dengan akurat dalam ulasan yang akan ditulis. Senada
dengan Dalman (2014:120-125) yang berpendapat bahwa peresensi harus menyadari
sepenuhnya tujuan meresensi, serta harus memahami latar belakang pembacanya. Sebuah
karya tulis resensi tidak bisa ditulis secara sembarangan saja, melainkan harus menggunakan
prinsip penulisan resensi yang telah ada. Dengan berdasar atau mengacu pada prinsip-prinsip
dasar resensi seorang peresensi dapat menhasilkan sebuah resensi yang nilainya dapat
dipertanggungjawaabkan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Budi (2013:50-51) penulis resensi tentu perlu
mencermati prinsip-prinsip penulisan resensi serta ciri masing-masing media massa agar
resensinya itu dapat dimuat tanpa harus banyak perbaikan. Dalam menulis resensi prinsip-
prinsip dasar ini dapat mempermudah para penulis resesi. Dengan prinsip dasar resensi,
penulis resensi akan menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi tersebut, hal tersebut
sangat menetukan corak resensi. Dalam prinsip dasar resensi juga mengharuskan penulis
resensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya. Penulis Resensi
juga harus mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi, agar
resensi yang dibuat dapat dimuat di surat kabar atau majalah.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang penulis resensi harus
menyadari sepenuhnya tujuan meresensi, serta harus memahami latar belakang pembacanya.
Mengetahui latar belakang pembaca atau mengetahui siapa sasaran pembaca yang akan dituju
dianggap penting sebab selain bisa membantu penulis resensi mampu merancang poin-poin
yang mau dipaparkan ke dalam karya tulisnya.

12. Langkah-Langkah Menulis Resensi


Selain mengetahui prinsip-prinsip dasar menulis resensi, peresensi juga perlu
memahami terlebih dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyusun teks
resensi. Berkenaan dengan itu (Daniel dalam Dalman, 2014) memberikan lima langkah-
langkah membuat resensi. Pertama, penjajakan atau pengenalan terhadap buku mulai dari
tema buku, identitas penerbit, dan siapa pengarangnya. Kedua, membaca buku secara
komprehensif, cermat dan teliti. Ketiga, menandai bagian-bagian buku yang dianggap khusus
atau penting. Keempat, Membuat sinopsis atau intisari buku.Kelima, menentukan sikap dan
menilai organisasi penulisan isi, bahasa, dan aspek teknis. Dalam langkah ini perlu
diperhatikan bahwa resensi buku harus bermanfaat bagi pembaca. Wee dan Banister (2016)
mengatakan bahwa sebuah karya tinjauan dapat menguraikan keuntungan dan kerugian dari
metode yang digunakan dan implikasi temuan yang dibahas.
Selain itu Kuncoro (2009:12-15) juga menyampaikan ada lima langkah menulis
resensi. Pertama, memahami dan menangkap tujuan pengarang. Kedua, memiliki tujaun
dalam membuat resensi. Ketiga, harus mengetahui selera pembaca. Keempat, mempunyai
pengetahuan berbagai disisplin ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur. Kelima, menjadi
pengamat buku sekaligus kolektor buku. Pada tahap terakhir penukis resensi juga harus
mengoreksi dan mengevaluasi hasil tulisannya. Tulisan resensi yang kurang tepat atau bahkan
membingungkan para pembaca dapat segera diketahui dan diperbaiki. Hal tersebut penting
dilakukan karena resensi sangat mempengaruhi pembaca dalam menentukan pilihannya.
Dalam menulis resensi usahakan meresensi karya atau sebuah buku yang baru. Sehingga hal
tersebutdapat membuat penasaran para pembaca.
Pendapat lain diutarakan oleh Putra (2008:78) yang menyebutkan bahwa ada tahap
penulisan resensi buku. Tahap-tahap tersebut adalah (1) membaca keseluruhan isi buku untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang buku, (2) membaca bagian pengantar dan
pendahuluan untuk memperoleh gambaran kasar buku,(3) mencatat kelebihan dan
kekurangan buku, (4) mencermati kebenaran materi (5) mencermati hal-hal dalam buku. Dari
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hal terpenting dari penulisan resensi buku adalah
memiliki kecermatan, ketelitian dan mempunyai nilai manfaat bagi para pembaca. selain itu
penulis resensi juga memerlukan wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas serta mengetahui
bagaimana etika dan prinsip-prinsip dalam penulisan resensi buku. Beberapa hal tersebut
mampu melahirkan sebuah resensi buku yang baik dan bermutu.
REFERENSI

Adeninawaty, D. (2018). Penerapan model Pembelajaran Discovery Learninng strategi Tink


talk Write Dalam Meningkatkan Motivasi & Hasil Belajar Menulis Teks Ulasan
Kelas VIII SMP. Pengajarannya, Jurnal Kajian Bahasa & Sastra, 1 (2), 8–9.
https://doi.org/10.30872/Diglosia.V1I2.PP75-88

Alwasilah, A. C. (2007). Pokoknya Menulis. (Ramadhan, Ed.). Bandung: PT Kiblat Buku


Utama.

Angin, T. B. B. (2018). Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menulis


Resensi Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Sosopan. Jurnal Education and
Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan N, 4(2), 8–12.
http://dx.doi.org/10.14203/jmb.v19i2.510

Budi, T. (2013). Jurnal Pendidikan. Jakarta: Badan Pendidikan Kristen Penabur (BPK
Penabur).

Cahyaningrum, Fitria, Andayani, Kundharu Saddhono. (2018). Peningkatan Keterampilan


Menulis Argumentasi Melalui Model Think Pair Share Dan Media Audiovisual
Pada Siswa Kelas X-10 SMA Negeri Kebakkramat. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. 3 (1). 45. http://dx.doi.org/ 10.24832/jpnk.v3i1.605
E.Kosasih. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis (1st ed.). Bandung: YRAMA
WIDYA.

Fardengki. Emidar Emida. Ena Noveria. (2012). Korelasi Kemampuan Membaca


Pemahaman Dan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas IX SMP Negeri 3
Linggo sari Bagati, 1 (1), 639–645. https://doi.org/10.24036/1378-019883

H. Dalman. (2014). Ketrampilan Menulis (3rd ed.). Jakarta: PT RajaGrafindo.

Heyd, M. (2017). How to Write a Book Review – And Why You Should. Journal of Hospital
Librarianship, 17(4), 349–355. https://doi.org/10.1080/15323269.2017.1366783

Jauhari, H. (2010). Pedoman Menulis Karya Ilmiah (3rd ed.). Bandung: CV Pustaka Setia.

Kastiyawan, M. Agus, Hudiyono, Ahmad, Ahmad. (2017). Pengembangan Media Levidio


Storyboard Dalam Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Film/Drama Pada Siswa
Kelas XI SMK. Journals of culture , arts , literature, and linguistics. 3 (1). 21-22.
http://dx.doi.org/10.30872/calls.v3i1.774
Kuncoro, M. (2009). Mahir Menulis. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Kusmana, S. (2014). Kreativitas Menulis. Yogyakarata: Ombak (Anggota IKAPI).

Meyers, J. (1946). The Antioch Review. Reflections of a Book Reviewer, 70 (01), 58.
https://doi.org/10.7723/antiochreview.70.1.0057

Musfah, J. (2016). Tips Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Fajar Interpratama.

Nugraha ,Via, Indra Permana, Aditya Permana. (2018). Pembelajaran Menulis Resensi Novel
Pertemuan Dua Hati Dan Laskar Pelangi Menggunakan Tekni. Jurnal Ilmiah UPT
P2M STKIP Siliwangi. 5 (2). 55. https://doi.org/10.22460/p2m.v5i2p55-61.966

Endah, Nur, Sumarwati, Kundharu Saddhono. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa


Indonesia Siswa Sekolah Menengah Atas. Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia Dan
Pengajarannya, 1 (1), 40–53.

Oktaria, Dinari, Andayani, Kundharu Saddhono,. (2017) . Penguasaan Kalimat Efektif


Sebagai Kunci Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi. Metalingua. 15 (2).
166. http://dx.doi.org/10.26499/metalingua.v15i2.63

Pireddu, S. (2013). Reviewing Strategies in Evaluating Writing, 26 (3), 4–5.

Putra. 2008. Langkah-Langkah Meresensi Buku. Jakarta: Depdiknas

Romli, Asep Syamsul M. 2002. Panduan Menjadi Penulis: Kiat Menulis Artikel untuk Media
Massa. Bandung: Batic Press.

Rondiyah, Arifa Ainun , Nugraheni Eko Wardani, Kundharu Saddhono. (2017). Pembelajaran
Sastra Melalui Bahasa Dan Budaya Untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter
Kebangsaan Di Era Mea (Masayarakat Ekonomi Asean). Proceedings Education
and Language International Conference. 1 (1). 142.

Saddhono, Kundharu. (2016). The Argumentative Writing Skill with Multicultural


Awarenessin Indonesian Language for Foreign Learners. Ponte International
Scientific Researches Journal. 72 (4). 109. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/5fgeb
Sariyem. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis Dan Minat Baca Dengan Kemampuan Membaca
Kritis Siswa Kelas Tinggi Sd Negeri Di Kabupaten Bogor. Juranal Pendidikan Dasar.
7 (2). 329-230.

Suwarni, T. (2016). Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Menulis Teks


Ulasan Drama Siswa Kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran
2014/2015. Basastra, 5 (1), 2. https://doi.org/10.24114/bss.v5i1.3805

Torima. (2017). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menjawab Isi Dongeng Menggunakan
Bahasa Indonesia Yang Baik Melalui Bimbingan Dan Latihan. Widyagogik Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekola Dasar. 3 (1). 81. http://dx.doi.org/10.21107/
widyagogik.v3i1.2646

Thamsin, A. C. (2017). Pengaruh Model Problem Bassed Learning Berbantu Media Audio
Terhadap Keterampilan Menulis Teks Ulasan Film/ Drama Siswa Kelas XI SMA
Semen Padang. Markoh Jurnal Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, 6 (2), 4.
https://doi.org/ 10.24036/8670-019883

Wahyudi, A. (2013). Bahasa indonesia. Surabaya: Gonernment of Indonesia.

Wee, B. Van, & Banister, D. (2016). How to Write a Literature Review Paper ? Transport
Reviews, 0(0), 1–11. https://doi.org/10.1080/01441647.2015.1065456

Widyowati, E. (2011). Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Resensi Buku Dengan


Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa SMA, 1 (1), 10.

Wijana , I Dewa Putu. (2013). Pemakaian Bahasa Dalam Karya Ilmiah Populer. Jurnal
Arbitrer Universitas Andalas. 1 (1). 34. https://doi.org/10.25077/ar.1.1.19-36.2013

Yahya, Mokh, Andayani, Kundharu Saddhono. (2018). Studi Kesalahan Kalimat Dalam
Karangan Pelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA). Dialektika:
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5 (1). 6.
https://doi.org/10.15408/dialektika.v5i1.6295.

Yulidar br. Pohan, E. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Learning


Terhadap Kemampuan Menulis Resensi Cerpen Oleh Siswa Kelas XI SMA
Persiapan Stabat Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurnal Basastra, 3 (4), 6–7.
https://doi.org/10.24114/bss.v3i4.1459

Anda mungkin juga menyukai