Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Oleh : Drs. Julianus Ake, SKp, M.Kep


Hipertensi Primer/esensial :
Hipertensi ;  85 % - 95 %
Meningkatan tekanan darah di atas standar usia.  Sukar diketahui penyebabnya
Peningkatan secara menetap  Serangan perlahan-lahan  progresif.
Sistol  140 mm Hg.
Diastol  90 mmHg. Hipertensi Sekunder ;
Usia > 65 tahun  Sistol : > 160 mm Hg  5 % - 15 %
Diastol > 95 mm Hg.  dipengaruhi kondisi patologik
 denan pengobatan tekanan darah normal
Klasifikasi Hipertensi :
 Ringan ( Tk.I) : 140 – 150/90-99 Borderline hypertension :
 Sedang ( Tk.II) : 160 – 179/100-109  Labil
 Berat (Tk.III) : 180 – 209/110-119  Meningkat secara intermitten
 Sangat berat (Tk.IV) : > 210/120  Kadang-kadang normal.

Pengambilan tekanan darah : Maligna Hipertensi :


 Istirahat > 5 menit  Diastol > 140 mm hg
 Tidak mengkonsumsi zat stimulan (kopi, rokok) > 30 menit.  Papiledema
Benigna hipertensi : - Gender : > Pria, Wanita setelah menopause
 Hipertensi Primer : - Etnis  AS ; Kulit hitam.
- Genetik
- Obesitas 2. Dapat dimodifikasi :
- Stress lingkungan - Stress
- Menurunnya elasitas pembuluh daah - Obesitas
- Merokok - Pola diet
- Peminum alkohol. - Merokok
- Peminum alkohol
Hipertensi Sekunder :
- pil KB Phatofisiologi :
- Penyakit ginjal Hipertensi Primer  Penyebab multifaktorial  natrium, aldosteron,
- Penyakit endokrin norephineprin, lingkungan genetik.
- Kehamilan Meningkatnya resistensi pembuluh perifer sebagai akibat stimulasi
simpatis dan sekreni renin.
Faktor risiko :
1. tidak dapat dimodifikasi :
- Riwayat keluarga
- Usia- meningkat pada usia  50 tahun (50 – 60 %).
GFR Renin Angiotensinogen Manifestasi Klinik :
 Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi klinik pada tahap
Stimulasi awal.
Simpatis Angiotensin I
 Lebih lanjut  Keluhan nyeri kepala terutama bagian psipital
yang sering terjadi pada pagi hari.

Angiotensin II Nyeri kepala  Spasme/oklusi pembuluh darah serebral.


 Fatigue
 Pusing
Vasokonstriksi Sekresi Aldosteron  Palpitasi
 Mata berkunang-kunang
Resistensi perifer Retensi Na & Air  Epistaksis
 Gangguan retina
 Pembesaran jantung
Tekanan Darah  Perubahan neurologis  gg. Pembuluh darah serebral.
 Peningkatan berat badan.

Diagnostik test :
 Pemeriksaan fungsi ginjal
 Chest X-ray
 EKG Tujuan : Klien akan berpartisipasi dalam upaya menurunkan
 Darah  glukosa, cholesterol. tekanan darah/beban kerja jantung :
 Tekanan darah dalam batas terkontrol
Pengobatan :  Irama jantung stabil
 Program penurunan berat badan  HR dalam batas normal.
 Diet rendah garam (1-2.5 gr atau 4 – 5 gr/hari.
 Hindari Kopi, rokok dan alkohol  aktifitas simpatis Implementasi :

 Exercise aerobik.  Monitor tekanan darah

 Intervensi pharmacologi : R : Hipertensi berat  meningkatkan gangguan sirkulasi

Pengobatan anti hipertensi : serebral/stroke dan IHD.

- Diuretik  Kaji kualitas nadi perifer dan nadi sentral.


- Adrenergik inhibitor R : Menurunnya frekuensi nadi tungkai  vasokonsrriksi 
- Vasodilator meningkatkan SVR dan kongesti vena.
- ACE Inhibitor  Auskultasi HR dan bunyi nafas.
- Calcium antagonis. R : S4 menunjukan hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan
atrium).
ASUHAN KEPERAWATAN S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel.
1. NDx : Penurunan Cardiac Output R/T peningkatan after Cracle dan wheezing  kongesti pulmonal  CHF.
load/vasokonstriksi.  Observasi warna kulit, temperatur, dan ketegangan kulit.
R : Pucat, dingin, kulit lembab  vasokonstriksi perifer dan Implementasi :
CHF/penurunan cardiac output.  Tirah baring selama fase akut
 Catat adanya edema. R : Menurunnya stimulasi akan meningkatkan relaksasi.
R : Indikator gagal jantung, ginjal atau pembuluh darah.  Tehnik relaksasi/stress management.
 Ciptakan lingkunan tenang, istirahat, penurunan aktifitas, batasi R : Penurunan tekanan, akan meningkatkan sirkulasi.
jumlah pengunjung/jangan terlalu lama.  Hindari aktifitas yang dapat merangsang : mengedan saat
R : Penurunan stimulasi simpatis  meningkatkan relaksasi. defekasi, batuk lama, ketegangan.
 Analgetik/antiansietas  Diazepam. R :L Peningkatan vasokonstriksi  meningkatkan tekanan
R : Penurunan ketegangan  menghambat stimulasi simpatis. pembulih darah serebral  meningkatkan nyeri kepala.
 Bantu klien ambulasi
2. NDx : Nyeri akut R/T peningkatan tekanan pembuluh darah R : Postural hipotensi  pusing, mata berkuang-kunang,
serebral. sempoyongan.
Tujuan : Klien akan melaporkan nyeri terkontrol ;  Makan lunak dan hangat, oral care.
 Menyebutkan metoda yang tepat untuk menurunkan nyeri. R : Meningkatkan kenyaman.
 Mengikuti semua tindakan pengobatan
 Tenang 3. NDx : Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan R/T intake
 Tidur cukup makanan yang berlebihan/kebiasaan makan yang salah.

 Aktifitas meningkat/baik. Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan perubahan pola makan


sesuai program :
 Menurunkan berat badan 10 % - 20 % R : Konseling  bantu penentuan kebutuhan diet.
 Makan sesuai program diet
 Mengikuti program aktifitas. 4. NDx : Kurangnya pengetahuan R/T kurangnya informasi/salah.
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang proses

Implementasi : penyakit dan pengobatan :

 Kaji tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas.  Menyebutkan proses penyakit dengan tepat.

R : Obesitas  meniungkatkan tekana darah  meningkatkan  Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat.
cardiac output sehubungan dengan meningkatkannya massa  Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.
tubuh.
 Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, Implementasi :
garam dan gula.  Kaji tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien
R : Kesalahan pola makan  atherosclerosis dan obesitas  R : Pemahaman yang salah/denial  menghambat tingkat
hipertensi dan komplikasi. pemahaman klien
R: garam  retensi volume cairan  beban kerja ginjal  Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah dalam batas toleransi,
 Tek.darah jelasdkan BP dan pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah,
 Rencanakan bersama klien tentang program penurunan berat ginjal dan otak.
badan. R : dasar pemahaman tentang peningkatan tekanan darah.
R : Penurunan berat badan secara bertahap.  Hindari kata-kata “tekanan darah normal”, dan gunakan batasan
 Kolaborasi dengan petugas diet. “terkontrol dengan baik”.
R : pengobatan/penanganan hipertensi bersifat lama. Dengan istilah R : Indikator utama efektifitas diuretik.
“terkontrol “lebih memudahkan pemahaman.
 Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dihindari. 5. NDx : Koping individu tidak efektif R/T krisis situasi/sistem
R : Faktor-faktor ini akan dipahami sebagai pendukung terjadinya pendukung /persepsi tidak realistik.
hipertensi, gangguan kardiovaskular, penyakit ginjal. Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penggunaan metoda koping
 Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu merencanakan tang efektif. :
upaya menghentikan rokok.  Tenang
R : Nikotin Cathecolamin , HR, vasokonstriksi.  Komunikasi adekuat
 Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama dalam  Koping adaptif
program pengobatan.  Partisipasi aktif
R : Kerjasdama yangkurang, sebagai penyebab gaalnya pengobatan.  Tidur cukup.
 Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor tekanan darah.
R : Peningkatan pengetahuan  akan meningkatkan upaya Implementasi :
kesehatan.  Kaji efektifitas strategi koping yang digunakan klien
 Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan ; pengaruh R : Mekanisme adaptasi yang positif  mendukung klien dalam
dosis, aturan. mengatasi masalah.
R : informasi yang adekuat  akan meningkatkan kerjasdama  Kaji kemungkinan ganguan tidur, kelelahan, konsentrasi ,
dengan klien. gelisah, Toleransi nyeri.
 Timbang berat badan sesuai jadwal.
R : Hal di atas merupakan manifestasi koping yang negatif 
Indikator tekanan kemarahan.
 Bantu klien mengidentifikasi stressor yang spesifik dan strategi
koping yang digunakan.
R : Mengenal stressor adalah tahap pertama upaya merespon stressor
yang mengganggu.
 Libatkan klien merencanakan asuhan keperawatan dan dorong
berpartisipasi maksimal.
R : Memfokuskan perhatian klien secara realistik  membantu
pemahaman klien.

Anda mungkin juga menyukai