PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya.
Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga
karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api
atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )
The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data- data statistik
dariberbagai pusat luka bakar di seluruh AS mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%)
merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Smeltzer,
Suzanna, 2002, dalam buku NANDA NIC NOC Jilid 2 hal. 419)
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenajat, 2001
hal. 1).
Luka Bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah
RSUD Dr. Soetomo, 2001).
2.2 Klasifikasi
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam m emberikan terapi dan
perawatan, luka bakar diklasifikasi berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan
luka, yakni :
2.2.1 Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (Fost bite)
2.2.2 Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
American burn association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu :
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
a. Rule of nine
Kepala dan leher 9%
Dada depan dan belakang 18%
Abdomen depan dan belakang 18%
Tangan kanan dan kiri 18%
Paha kanan dan kiri 18%
Kaki kanan dan kiri 18%
Genital 1%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram
lund dan browder sebagai berikut
Usia (tahun)
lokasi
0-1 1-4 5-9 10-15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Punggung 13 13 13 13 13
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan atas ka 4 4 4 4 4
Lengan atas ki 4 4 4 4 4
Lengan bawah ki 3 3 3 3 3
6.1 Etiologi
Disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ketubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik
Berdasarkan perjalan penyakitnya luka bakar di bagi menjadi 3 fase, yaitu :
6.3.1 Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan inhalasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elelktrolit akibat cedera termis bersifat sistemik
6.3.2 Fase sub akut
Fase ini terjadi berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamsi,
sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energy
6.3.3 Fase lanjut
Fase ini terjadi setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya kulit pada luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
6.2 Manifestasi klinik
Disaster dan Emergency Kelompok 1 7
Makalah Askep Luka Bakar
Penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan penyebab, kedalamamn luka, dan keseriusan luka
6.4.1 Luka bakar derajat I : merah dan kering, mungkin terdapat bula, memucat
dengan tekanan, sedikit atau tidak ada edema, kesemutan, supersensitifitas, nyeri
yang hilang dengan pendingin
6.4.2 Luka bakar derajat II : luka yang nyeri, merah atau pucat, berbercak, bulla,
edema, cairan eksudat, folikel rambut intak, menurun kepucatan dengan tekanan,
sensitifitas terhadap udara dingin
6.4.3 Luka bakar derajat III : eskar putih pucat, merah cerry, coklat atau hitam, kulit
terbuka dengan lemak yang terlihat, edema tidak memucat dengan tekanan, tidak
nyeri, folikel rambut dan kelenjar keringat rusak
6.4.4 Lauka bakar derajat IV : eskar yang keras dan menyerupai kulit, tidak ada
sensasi, tulang terbakar
2.5 Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas yang dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka
bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera,
dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen
penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agenpenyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas
pada orang dewasa, kontak 1 detik dengan dengan air yang panas dari shower dengan suhu
68,90C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi
cedera derajat 3 (Full Thickness Injury). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang
suhunya sebesar 56,10C mengakibatkan cedera Full-Thickness yang serupa. Suhu yang
kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka
bakar.
KASUS TUTORIAL 1
Seorang laki- laki Tn. Y berusia 49 tahun datang ke unit gawat darurat RS diantar
keluarganya dengan keluhan luka bakar terkena air panas 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan
Tn.Y sadar dan masih berbicara dengan jelas, mengatakan sakit pada daerah yang
1. Identifikasi Masalah
1.1 Mengapa klien mengalami nyeri pada daerah luka bakar?
1.2 Mengapa pada daerah luka bakar Tn. Y terdapat eritema dan bula, serta
beberapa bula ada yang sudah pecah dan berair?
1.3 Mengapa tekanan darah Tn. Y 100/60 mmHg dan Nadi 98X/Menit?
1.4 Mengapa Pernapasan Tn. Y 28 X/Menit
1.5 Mengapa klien setelah 2 jam terjadinya luka bakar klien masih sadar dan
masih berbicara dengan jelas?
Jawaban :
1.1 Klien mengalami nyeri pada daerah luka bakar karena kerusakan kulit
mencapai dermis sehingga serabut saraf mengalami kerusakan dan ujung-ujung saraf
terpajan udara ketika bula sudah pecah sehingga Tn. Y merasakan nyeri.
1.2 Merupakan respon inflamasi yang ditimbulkan oleh/akibat dari rusaknya
lapisan kulit epidermis dan dermis serta integritas kapiler. Karena kerusakan tersebut
sehingga menimbulkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perpindahan cairan
dari truang intravascular keruang interstisial, namun perpindahan tersebut hanya
terbatas pada area yang terkena air panas.
1.3 Keadaan ini bias terjadi karena respon nyeri atau Luka bakar menyebabkan
kerusakan integritas kapiler perifer sehingga system saraf melepaskan katekolamin
untuk meningkatkan denyut nadi dan vasokontriksi, hal inilah yang menyebabkan
penurunan curah jantung.
1.4 Pada syok luka bakar, tubuh menjadi hipermetabolisme sehingga konsumsi
oksigen harus meningkat. Oleh sebab itu pernapasan cepat dan tidak teratur untuk
memperoleh oksigen yang lebih banyak untuk kebutuhan tubuh.
2. Pengkajian
2.1 Pengumpulan Data
a) Identitas klien
Nama : Tn. Y
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Kendari
b) Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk ke unit gawat darurat diantar keluarganya dengan
keluhan luka bakar akibat terkena air panas 2 jam SMRS. Pada saat
pengkajian Klien mengatakan sakit pada daerah yang mengalami luka bakar.
Feel
Gerakan nadi pada saat pengkajian 98X/Menit
Listen
f) Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
Palpadi : tidak ada nyeri tekan pada vena jugularis maupun kelenjar tiroid.
g) Dada
3. Analisa Data
Neurotransmiter nyeri
Cortex cerebri
Nyeri akut
4. Diagnosa Keperawatan
5. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC
Keperawatan
5 Resiko Infeksi b/d Infeksi tidak terjadi - Kaji tanda – tanda infeksi
Pertahanan primer Kriteria Hasil : - Meminimalkan penyebaran
tidak adekuat dan - Jumlah Leukosit DBN agens infeksius.
penekanan respon - Pasien terbebas dari tanda - Pantau penampilan Luka
inflamasi. dan gejala infeksi.Pasien. bakar dan area luka bakar.
- Memperlihatkan hygiene - Bersihkan area luka bakar
personal yang ade kuat setiap hari dan lepaskan
- Pembentukan jaringan jaringan nekrotik.
granulasi baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap
kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang melindungi tubuh dari infeksi,
mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
3.2 Saran
Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat luka bakar,
tindakan pada luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca dan
masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA