Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya.
Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga
karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api
atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )

Dengan memperhatikan prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan


penerapannyapada saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin
angka- angka tersebut diatas. Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan
terjadinya gangguan jalannafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi,
mempertahankan hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui
dan mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya
rabdomiolisis dan disritmia jantung.Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan /
mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas juga merupakan prinsip utama dari
penanganan trauma termal.( American College of Surgeon Committee on Trauma, 1997)

Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama


terhadapkemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi,
mencegahkehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai
organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi
citra tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapatdicegah.( Horne dan Swearingen, 2000 )

The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data- data statistik
dariberbagai pusat luka bakar di seluruh AS mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%)
merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak

Disaster dan Emergency Kelompok 1 1


Makalah Askep Luka Bakar
yang baru belajar berjalan, bermain- main dengan korek api pada usia anak sekolah, cedera
karena arus listrik pada remaja laki- laki, penggunaan obat bius, alkohol serta rokok pada
orang dewasa semuanya ini turut memberikan kontribusi pada angka statistik tersebut
(Brunner & Suddarth,2001)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan tentang
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Klien dengan kegawatdaruratan Luka Bakar”.
1.3 Tujuan
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 2


Makalah Askep Luka Bakar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Smeltzer,
Suzanna, 2002, dalam buku NANDA NIC NOC Jilid 2 hal. 419)
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenajat, 2001
hal. 1).
Luka Bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah
RSUD Dr. Soetomo, 2001).
2.2 Klasifikasi
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam m emberikan terapi dan
perawatan, luka bakar diklasifikasi berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan
luka, yakni :
2.2.1 Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (Fost bite)
2.2.2 Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I

 Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis


 Kulit kering, hiperemi berupa eritema
 Tidak di jumpai bulase
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari

Disaster dan Emergency Kelompok 1 3


Makalah Askep Luka Bakar
b. luka bakar derajat II

 Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi


inflamasi disertai proses eksudasi
 Di jumpai bulae
 Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal

Luka bakar derajat II ini di bedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

Derajat II dangkal ( superficial )

 Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis


 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh
 Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari

Derajat II dalam (deep)

 Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis


 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh
 Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa

c. luka bakar derajat III

 Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih


dalam
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan
 Tidak di jumpai bulae
 Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering
letaknya lebih rendah disbanding kulit ekitar

Disaster dan Emergency Kelompok 1 4


Makalah Askep Luka Bakar
 Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dremis yang di kenal
sebagai eskar
 Tidak di jumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi
spontan dari dasar luka

2.2.3 Berdasarkan tingkat keseriusan luka

American burn association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Luka bakar mayor


 Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih
dari 20% pada anak-anak
 Luka bakar fullthickness lebih dari 20%
 Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan
perineum
 Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa
memperhitungkan derajat dan luasnya luka
 Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi
b. Luka bakar moderat
 Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20%
pada anak-anak
 Luka bakar fullthickness kurang dari 10%
 Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki
dan perineum
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefenisikan oleh trofino (1991) dan giglak
(1992) adalah :
 Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10% pada anak-anak
 Luka bakar fullthickness kurang dari 2%
 Tidak terdapat luka bakar didaerah wajah, tangan, dan kaki

Disaster dan Emergency Kelompok 1 5


Makalah Askep Luka Bakar
 Luka tidak sirkumfer
 Tidak tedapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur

2.2.4 Ukuran luas luka bakar

Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :

a. Rule of nine
 Kepala dan leher 9%
 Dada depan dan belakang 18%
 Abdomen depan dan belakang 18%
 Tangan kanan dan kiri 18%
 Paha kanan dan kiri 18%
 Kaki kanan dan kiri 18%
 Genital 1%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram
lund dan browder sebagai berikut

Usia (tahun)
lokasi
0-1 1-4 5-9 10-15 Dewasa

Kepala 19 17 13 10 7

Leher 2 2 2 2 2

Dada & perut 13 13 13 13 13

Punggung 13 13 13 13 13

Pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Kelamin 1 1 1 1 1

Lengan atas ka 4 4 4 4 4

Lengan atas ki 4 4 4 4 4

Disaster dan Emergency Kelompok 1 6


Makalah Askep Luka Bakar
Lengan bawah ka 3 3 3 3 3

Lengan bawah ki 3 3 3 3 3

Tangan ka 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Tangan ki 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Paha ka 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5

Paha ki 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5

Tungkai bawah ka 5 5 5,5 6 7

Tungkai bawah ki 5 5 5,5 6 7

Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

6.1 Etiologi
Disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ketubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik
Berdasarkan perjalan penyakitnya luka bakar di bagi menjadi 3 fase, yaitu :
6.3.1 Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan inhalasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elelktrolit akibat cedera termis bersifat sistemik
6.3.2 Fase sub akut
Fase ini terjadi berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamsi,
sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energy
6.3.3 Fase lanjut
Fase ini terjadi setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya kulit pada luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
6.2 Manifestasi klinik
Disaster dan Emergency Kelompok 1 7
Makalah Askep Luka Bakar
Penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan penyebab, kedalamamn luka, dan keseriusan luka
6.4.1 Luka bakar derajat I : merah dan kering, mungkin terdapat bula, memucat
dengan tekanan, sedikit atau tidak ada edema, kesemutan, supersensitifitas, nyeri
yang hilang dengan pendingin
6.4.2 Luka bakar derajat II : luka yang nyeri, merah atau pucat, berbercak, bulla,
edema, cairan eksudat, folikel rambut intak, menurun kepucatan dengan tekanan,
sensitifitas terhadap udara dingin
6.4.3 Luka bakar derajat III : eskar putih pucat, merah cerry, coklat atau hitam, kulit
terbuka dengan lemak yang terlihat, edema tidak memucat dengan tekanan, tidak
nyeri, folikel rambut dan kelenjar keringat rusak
6.4.4 Lauka bakar derajat IV : eskar yang keras dan menyerupai kulit, tidak ada
sensasi, tulang terbakar

2.5 Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas yang dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka
bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera,
dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen
penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agenpenyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas
pada orang dewasa, kontak 1 detik dengan dengan air yang panas dari shower dengan suhu
68,90C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi
cedera derajat 3 (Full Thickness Injury). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang
suhunya sebesar 56,10C mengakibatkan cedera Full-Thickness yang serupa. Suhu yang
kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka
bakar.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 8


Makalah Askep Luka Bakar
Perawatan luka bakar harus harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka
bakar, kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka bakar, yaitu : fase
darurat/resusitasi, fase akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.

KASUS TUTORIAL 1

Seorang laki- laki Tn. Y berusia 49 tahun datang ke unit gawat darurat RS diantar
keluarganya dengan keluhan luka bakar terkena air panas 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan
Tn.Y sadar dan masih berbicara dengan jelas, mengatakan sakit pada daerah yang

Disaster dan Emergency Kelompok 1 9


Makalah Askep Luka Bakar
mengalami luka bakar, tampak meringis kesakitan. Pemeriksaan luka bakar pada Tn.Y
terdapat eritema dan bula ( beberapa bula sudah pecah dan berair ) , luka bakar pada
seluruh tangan kanan, pada tangan kiri 4 kali luas telapak tangan, di dada dan perut 10 kali
luas telapak tangan, di kaki kiri 6 kali luas telapak tangan, di kaki kanan 8 kali luas telapak
tangan. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital. Tekanan Darah 100/60 mmHg, Frekuensi
Denyut Nadi 98 x/menit, Pernapasan 28 x/menit, suhu 37,5 0C

1. Identifikasi Masalah
1.1 Mengapa klien mengalami nyeri pada daerah luka bakar?
1.2 Mengapa pada daerah luka bakar Tn. Y terdapat eritema dan bula, serta
beberapa bula ada yang sudah pecah dan berair?
1.3 Mengapa tekanan darah Tn. Y 100/60 mmHg dan Nadi 98X/Menit?
1.4 Mengapa Pernapasan Tn. Y 28 X/Menit
1.5 Mengapa klien setelah 2 jam terjadinya luka bakar klien masih sadar dan
masih berbicara dengan jelas?

Jawaban :
1.1 Klien mengalami nyeri pada daerah luka bakar karena kerusakan kulit
mencapai dermis sehingga serabut saraf mengalami kerusakan dan ujung-ujung saraf
terpajan udara ketika bula sudah pecah sehingga Tn. Y merasakan nyeri.
1.2 Merupakan respon inflamasi yang ditimbulkan oleh/akibat dari rusaknya
lapisan kulit epidermis dan dermis serta integritas kapiler. Karena kerusakan tersebut
sehingga menimbulkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perpindahan cairan
dari truang intravascular keruang interstisial, namun perpindahan tersebut hanya
terbatas pada area yang terkena air panas.
1.3 Keadaan ini bias terjadi karena respon nyeri atau Luka bakar menyebabkan
kerusakan integritas kapiler perifer sehingga system saraf melepaskan katekolamin
untuk meningkatkan denyut nadi dan vasokontriksi, hal inilah yang menyebabkan
penurunan curah jantung.
1.4 Pada syok luka bakar, tubuh menjadi hipermetabolisme sehingga konsumsi
oksigen harus meningkat. Oleh sebab itu pernapasan cepat dan tidak teratur untuk
memperoleh oksigen yang lebih banyak untuk kebutuhan tubuh.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 10


Makalah Askep Luka Bakar
1.5 Klien masih tersadar dan berbicara dengan jelas, karena luka bakar hanya
menimbulkan kerusakan pada lapisan kulit epidermis dan dermis.

2. Pengkajian
2.1 Pengumpulan Data
a) Identitas klien
Nama : Tn. Y
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Kendari
b) Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk ke unit gawat darurat diantar keluarganya dengan
keluhan luka bakar akibat terkena air panas 2 jam SMRS. Pada saat
pengkajian Klien mengatakan sakit pada daerah yang mengalami luka bakar.

: Klien mengtakan terkena air panas


: Seperti di iris-iris
Pada daerah yang terkena luka bakar ( pada tangan kanan,sebagian
tangan kiri, di dada dan perut, kaki kiri dan kaki kanan )
8 ( nyeri berat ).
: Klien merasakan nyeri terus – menerus
c) Riwayat penyakit yang lalu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama, tidak ada riwayat
penyakit hepatitis atau penyakit lainnya
d) Riwayat penyakit keluarga
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
e) Pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum : Lemah.
 Kesadaran : Kompos mentis.
 Tanda – tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt
S : 37,5 0C

Disaster dan Emergency Kelompok 1 11


Makalah Askep Luka Bakar
P : 28 x/mnt
2.2 Pengkajian primer ( ABCDE )
a) Airway
 Look
 Klien tidak mengalami adanya sumbatan/obstruksi jalan napas.
 Klien sadar dan masih berbicara dengan jelas.
 Nampak pergerakan dada dan perut cepat
 Tidak Nampak kebiruan pada area perifer dan pada kuku
(sianosis)
 Listen
 Tidak ada bunyi suara napas tambahan
 Tidak ada bunyi suara napas tambahan obstruksi parsial
 Feel
Patensi hidung simetris kiri dan kanan dimana Aliran udara yang
keluar pada hidung sama
b) Breathing
 Look
 Nampak klien bernapas dengan baik
 Pengembangan dada tidak terlalu kuat dan sedikit cepat
 Listen
Tidak ada vesikuler dan bunyi suara napas tambahan
 Feel
Pengembangan dada simetris kiri dan kanan
c) Circulation
 Look
 Tidak ada sianosis pada pada ekstremitas
 Tidak nampak keringat dingin pada tubuh klien

 Feel
 Gerakan nadi pada saat pengkajian 98X/Menit
 Listen

Disaster dan Emergency Kelompok 1 12


Makalah Askep Luka Bakar
 Bunyi aliran darah pada saat pengukuran tekanan darah
normal
d) Disability
 Look
Nampak klien sadar baik dengan GCS 15
e) Exposure
Nampak terdapat eritama dan bula pada ( sebagian bula sudah pecah
dan berair) yang terdapat pada seluruh telapak tangan, pada tangan kiri 4
kali luas telapak tangan, dada dan perut 10 kali telapak tangan, dan pada kaki
kiri 6 kali telapak tangan serta pada kaki 8 kali telapak tangan
2.3 Pemeriksaan fisik/sekunder (head to too)
a) Kepala
Inspeksi : simetris, distribusi rambut merata, beruban
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
b) Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan penglihatan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
c) Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
d) Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada pengeluaran serumen ataupun darah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
e) Mulut
Inspeksi : simetris kiri dan kanan,mukosa bibir pucat dan kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

f) Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
Palpadi : tidak ada nyeri tekan pada vena jugularis maupun kelenjar tiroid.
g) Dada

Disaster dan Emergency Kelompok 1 13


Makalah Askep Luka Bakar
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, ekspansi dada normal tapi lemah, Nampak
terdapat luka bakar dan terlihat eritema dan bula pada sekitaran luka dan
berair
Palpasi : ada nyeri tekan.
h) Abdomen
Inspeksi : simetris, nampak adanya luka bakar pada daerah abdomen serta
terdapat eritema dan bula sekitaran luka dan berair
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen terutama pada bagian
yang mengalami luka bakar
Auskultasi : bunyi peristaltik usus menurun
i) Ekstremitas
 Atas :
Inspeksi : Nampak luka bakar pada tangan kanan sebesar 9 %, pada
tangan kiri sebesar 4 %, dan Nampak klien susah untuk menggerakkan
tangannya
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada daerah yang mengalami luka bakar
 Bawah :
Inspeksi : nampak terdapat luka bakar pada kaki kiri sebesar 6 %, dan
kaki kanan sebesar 8 %, Nampak klien susah untuk menggerakkan
kakinya
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada yang mengalami luka bakar
 Genetalia
Inspeksi : Tidak Ada Kelainan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2.4 Klasifikasi Data


a) Data subyektif
 Klien mengatakan nyeri pada daerah yang mengalami luka bakar
akibat terkena air panas
b) Data obyektif

Disaster dan Emergency Kelompok 1 14


Makalah Askep Luka Bakar
 Keadaan umum lemah
 Klien Nampak meringis
 Skala nyeri 8 ( berat )
 Derajat luka bakar 37 %
 Nampak terdapat eritema dan bula pada daerah yang mengalami
luka bakar yang sebagian sudah pecah dan berair
 Nampak klien susah menggerakkan anggota geraknya terutama
pada daerah yang mengalami luka bakar.
 Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt
S : 37,5 0C
P : 28 x/mnt

3. Analisa Data

Data Penyebab Masalah

Data subyektif : Faktor predisposisi Nyeri akut

Disaster dan Emergency Kelompok 1 15


Makalah Askep Luka Bakar
 Klien mengatakan nyeri (luka bakar akibat air panas)
pada pada daerah yang
menagalami luka bakar Terpapar pada bagian kulit

Data obyektif : Merusak aliran pembuluh


 Ku. Lemah darah pada area yang terpapar
 Klien Nampak meringis
 Derajat luka bakar 37 % Kerusakan Ujung- ujung saraf
 Skala nyeri 8 ( nyeri berat ) pada kulit
 Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg Terjadi proses peradangan
N : 98 x/mnt pada kulit
S : 37,5 0C
P : 28 x/mnt Meransang system saraf pusat

Neurotransmiter nyeri

Cortex cerebri

Penurunan ambang nyeri

Nyeri akut

Data subyektif : Luka bakar Kerusakan Integritas


Klien mengatakan sakit pada Kulit
daerah yang mengalami luka Terpapar pada kulit klien
bakar
Data obyektif : Perubahan temperature kulit
 Ku. Lemah pada daerah yang terpapar
 Nampak telihat eiritema

Disaster dan Emergency Kelompok 1 16


Makalah Askep Luka Bakar
dan bula pada kulit yang Laserasi pada kulit
mengalami luka bakar dan
sebagian bula sudah picah Peradangan pada kulit
dan berair
Adanya perubahan bentuk
pada kulit yang terpapar
( eritema dan bula )

Kerusakan jaringan kulit pada


daerah yang terkena luka
bakar

Kerusakan Integritas Kulit

Data subyektif : Faktor predisposisi Intoleransi Aktivitas


Klien mengatakan sakit pada (luka bakar akibat air panas)
daerah yang mengalami luka
bakar Terpapar pada bagian kulit

Data obyektif : Merusak aliran pembuluh


 Ku.lemah darah pada area yang terpapar
 Nampak terlihat luka pada
bakar pada ekstremitas Kerusakan Ujung- ujung saraf
klien pada kulit
a. Ekstremitas atas
terdapat luka bakar Terjadi proses peradangan
pada tangan kanan dan pada kulit
kiri dengan derajat luka
bakar sebesar 13 % Meransang system saraf pusat
b. Ekstremitas bawah
terdapat luka bakar Neurotransmiter nyeri

Disaster dan Emergency Kelompok 1 17


Makalah Askep Luka Bakar
pada kaki kanan dan kiri
sebesar 14 % Cortex cerebri
 Luka bakar pada Dada dan
perut sebesar 10 kali Penurunan ambang nyeri
telapak tangan
 Tanda – tanda vital Terbatasnya gerak akibat nyeri
TD : 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt Intoleransi Aktivitas
S : 37,5 0C
P : 28 x/mnt

Data subyektif : Luka bakar Resiko Kekurangan


Klien mengatakan sakit pada Volume Cairan
daerah yang mengalami luka Jaringan kulit rusak (Epidermis
bakar dan Dermis)

Data obyektif : Kerusakan integritas kapiler


 Ku.lemah
 Nampak terlihat luka pada Meningkatnya permeabilitas
bakar pada ekstremitas kapiler
klien
a. Ekstremitas atas Perpindahan cairan dari
terdapat luka bakar intravascular ke intestisial
pada tangan kanan dan
kiri dengan derajat luka Kehilangan cairan
bakar sebesar 13 %
b. Ekstremitas bawah Resiko Kekurangan Volume
terdapat luka bakar Cairan
pada kaki kanan dan kiri
sebesar 14 %
 Luka bakar pada Dada dan

Disaster dan Emergency Kelompok 1 18


Makalah Askep Luka Bakar
perut sebesar 10 kali
telapak tangan
 Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt
S : 37,5 0C
P : 28 x/mnt

Data subyektif : Luka bakar Resiko Infeksi


Klien mengatakan sakit pada
daerah yang mengalami luka Jaringan kulit mengalami
bakar kerusakan

Data obyektif : Invasi kuman


 Ku.lemah
 Nampak terlihat luka pada peradangan pada kulit
bakar pada ekstremitas
klien Resiko Infeksi
a. Ekstremitas atas
terdapat luka bakar
pada tangan kanan dan
kiri dengan derajat luka
bakar sebesar 13 %
b. Ekstremitas bawah
terdapat luka bakar
pada kaki kanan dan kiri
sebesar 14 %
 Luka bakar pada Dada dan
perut sebesar 10 kali
telapak tangan
 Tanda – tanda vital

Disaster dan Emergency Kelompok 1 19


Makalah Askep Luka Bakar
TD : 100/60 mmHg
N : 98 x/mnt
S : 37,5 0C
P : 28 x/mnt

4. Diagnosa Keperawatan

4.1 Nyeri akut b/d kerusakan jaringan kulit


4.2 Kerusakan intergritas kulit b/d trauma, kerusakan permukaan kulit
4.3 Intoleransi aktivitas b/d penurunan kekuatan dan tahanan serta kelemahan
dan nyeri
4.4 Resiko kekurangan volume cairan b/d Kehilangan cairfan melalui rute
abnormal.
4.5 Resiko Infeksi b/d Pertahanan primer tidak adekuat dan penekanan respon
inflamasi.

5. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC
Keperawatan

1 Nyeri Akut Nyeri berkurang - Atur posisi tidur senyaman


berhubungan dengan Kriteria Hasil : mungkin
Kerusakan Jaringan - Pasien dapat - Bantu Pasien untuk
Kulit. memperlihatkan teknik berfokus pada aktivitas,
relaksasi secara individual bukan pada nyeri dan rasa
yang efektif untuk mencapai tidak nyaman dengan
kenyamanan. melakukan pengalihan
- Pasien tidak mengalami melalui televise, radio dan
gangguan dalam frekuensi interaksi dengan pengunjung.
pernapasan, frekuensi - Ajarkan Pasien tentang
jantung atau tekanan darah. Relaksasi untuk mengatasi
- Pasien tidak gelisah nyeri.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 20


Makalah Askep Luka Bakar
2 Kerusakan Integritas Kriteria Hasil : - Anjurkan Pasien untuk
Kulit berhubungan - Menunjukkan regenerasi memakai pakaian yang
dengan Trauma dan yang telah dicapai oleh sel longgar
kerusakan dan jaringan setelah - Hindari kerutan pada
permukaan kulit. penutupan yang diharapkan. tempat tidur.
- Mencapai penyembuhan - Kumpulkan dan analisa data
tepat waktu pada area luka pasien untuk
bakar. mempertahankan integritas
kulit dan membrane mukosa.
- Lakukan perawatan luka
atau perawatan kulit secara
rutin.
- Ubah dan atur posisi pasien
sesering mungkin.

3 Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas - Bantu pasien untuk


b/d penurunan Kriteria Hasil : mengidentifikasi pilihan
kekuatan dan - Pasien dapat aktivitas.
tahanan serta mengidentifikasi aktivitas - Fasilitasi latihan otot resistif
kelemahan dan nyeri atau situasi yang secara rutin untuk untuk
menimbulkan nyeri yang mempertahankan atau
dapat mengakibatkan meningkatkan kekuatan otot
intoleransi aktivitas. - Bantu dan arahkan pasien
- Pasien memperlihatkan untuk mengenali aktivitas
aktivitas sehargi – hari kehidupan sehari – hari yang
dengan beberapa bantuan. dapat dilakukan.

4 Resiko kekurangan Pemulihan cairan optimal dan - Beri banyak minum.


volume cairan b/d keseimbangan elektrolit. - Monitor haluaran urine.
Disaster dan Emergency Kelompok 1 21
Makalah Askep Luka Bakar
Kehilangan cairfan Kriteria Hasil : - Mengumpulkan dan
melalui rute - Pasien tidak menganalisa data pasien
abnormal. memperlihatkan adanya untuk mengatur
tanda – tanda dehidrasi. keseimbangan cairan.
- Haluaran urine dalam batas - Meningkatkan
normal. keseimbangan cairan dan
- Turgor Elastis pencegahan komplikasi
- Akral Hangat akibat kadar cairan yang
- Tidak ada rasa haus abnormal atau diluar
harapan.

5 Resiko Infeksi b/d Infeksi tidak terjadi - Kaji tanda – tanda infeksi
Pertahanan primer Kriteria Hasil : - Meminimalkan penyebaran
tidak adekuat dan - Jumlah Leukosit DBN agens infeksius.
penekanan respon - Pasien terbebas dari tanda - Pantau penampilan Luka
inflamasi. dan gejala infeksi.Pasien. bakar dan area luka bakar.
- Memperlihatkan hygiene - Bersihkan area luka bakar
personal yang ade kuat setiap hari dan lepaskan
- Pembentukan jaringan jaringan nekrotik.
granulasi baik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap
kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang melindungi tubuh dari infeksi,
mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai

Disaster dan Emergency Kelompok 1 22


Makalah Askep Luka Bakar
organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi
citra tubuh.
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat dicegah.

Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

3.2 Saran
Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat luka bakar,
tindakan pada luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca dan
masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather.2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 23


Makalah Askep Luka Bakar
Nurarif, Amin Huda dan Hardri Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC_NOC.Yogyakarta : Penerbit Media Action Publising.

Smeltzer & Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8 volume 3. Jakarta :


Penerbit Buku Kedoktean EGC.

Wilkinson, Judith M dan nancy R. Ahern.2011.Buku saku diagnosis keperawatan : Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, criteria hasil NOC.Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Disaster dan Emergency Kelompok 1 24


Makalah Askep Luka Bakar

Anda mungkin juga menyukai