A. PENGERTIAN
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung
terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai
tukak.(misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda denga tukak akut, karena
memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat
ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu
esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga jejunum. Walaupun
aktivitas pencernaan peptic oleh getah lambung merupakan factor etiologi yang
penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu factor dari banyak
factor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic.
C. PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin).
Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin,
atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang
rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap
asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan
makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus
peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring
mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.
Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong
adalah iritan yang signifikan.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
2. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi
dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan
sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3. Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi
gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan
mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus
ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam
hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena
mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan
usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan
luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan
pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian
kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.
Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini
adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh
sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah
suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi
epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena
satu dari dua factor ini : 1. hipersekresi asam pepsin
2. kelemahan barier mukosa lambung
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak
mukosa lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid
lain, alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang
dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah
lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90%
tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus
koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas.
Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui.
Pasien ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan
karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama
adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi
mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh
stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan
trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi
fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung,
setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus
meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.
Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah
mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia,
asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus
stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain
dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak.
Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya
lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat
kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau
beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa
penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang
mendahului.
Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks
local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan
makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali,
namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali
timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan
tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.
Pirosis(nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat
menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan
jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului
oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi
kandungan asam lambung.
Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan
gejala setelahnya.
E. EVALUASI DIAGNOSTIK
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau
distensi abdominal. Bising usus mungkin tidak ada. Pemeriksaan dengan barium
terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus, namun endoskopi adalah
prosedur diagnostic pilihan. Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi
perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara
langsung dilihat dan biopsy didapatkan. Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi
beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau
lokasinya. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah
negatif terhadap darah samar. Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang
menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam
getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan
atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya
ulkus. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui
kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. Ada juga tes pernafasan
yang mendeteksi H. Pylori, serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H.
Pylori.
F. PENATALAKSANAAN
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk
perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan.
Penurunan stress dan istirahat.
Penghentian merokok
Modifikasi diet
Obat-obatan
Intervensi bedah
G. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat pasien bertindak sebagai dasar yang penting untuk diagnosis.
Pasien diminta untuk menggambarkan nyeri dan metode yang digunakan untuk
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
menghilangkannya (tekanan, antacid). Nyeri ulkus peptikum biasanya
digambarkan sebagai rasa terbakar atau menggerogoti dan terjadi kira-kira terjadi
setelah 2 jam sesudah makan. Nyeri ini dering membangunkan pasien tengah
malam dan jam 3 pagi. Pasien hanya menyatakan bahwa nyeri dihilangkan
dengan antasida, makan makanan atau dengan muntah. Pasien ditanya kapan
muntah terjadi. Bila terjadi, seberapa banyak? Apakah muntahan merah terang
atau warna kopi. Apakah pasien mengalami defekasi disertai feses berdarah?
Selama pengambilan riwayat, perawat meminta pasien untuk menuliskan
masukan makanan, biasanya periode 72 jam dan memasukkan semua kebiasaan
makan ( kecepatan makan, makanan regular, kesukaan pada makanan pedas,
penggunaan bumbu, penggunaan minuman yang mengandung kafein ).
Tingkat ketegangan dan kegugupan pasien dikaji. Apakah pasien
merokok? Bila ya, seberapa banyak? Bagaimana pasien mengekspresikan marah,
terutama dalam konteks kerja dan kehidupan keluarga? Adakah stress pekerjaan
atau adakah masalah dengan keluarga? Adakah riwayat keluarga dengan penyakit
ulkus?
Tanda vital dikaji untuk indicator anemia ( takikardi, hipotensi ), feses
diperiksa terhadap darah samar. Pemeriksaan fisik dilakukan dan abdomen
dipalpasi untuk melokalisasi nyeri tekan.
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan
kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan
penatalaksanaan.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari klien.
R/ : Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik klien,
tingkat ansietas dan kesiapan mental.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
2) Ajarkan informasi yang diperlukan : Gunakan kata-kata yang sesuai
dengan tingkat pengetahuan klien. Pilih waktu kapan klien paling
nyaman dan berminat. Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau
kurang.
R/ : Individualisasi penyuluhan meningkatkan pembelajaran.
3) Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat diatasi.
R/ : Memberikan keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada
perubahan perilaku.
b. Diagnosa keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot.
Tujuan : Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
1) Berikan terapi obat-obatan sesuai dengan program :
Antagonis histamine, R/ : Mempengaruhi sekresi asam lambung
Garam antibiotic/ Bismuth, R/ : Antibiotik diberikan bersamaan
dengan garam Bismuth mematikan H.Pylori
Agen sitoprotektif, R/ : Agen sitoprotektik melindungi mukosa
lambung
Inhibitor pompa proton, R/ : Inhibitor pompa proton
menurunkan asam lambung
Antasida, R/ : Menetralisir asam lambung
Antikolinergik, R/ : Menghambat pelepasan asam lambung
2) Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas terutama yang
mengandung salisilat.
R/ : Obat-obatan yang mengandung salisilat dapat mengiritasi mukosa
lambung.
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan/ minuman yang
mengiritasi mukosa lambung : kafein dan alcohol.
R/ : Dapat merangsang sekresi asam hidroklorida.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
4) Anjurkan klien untuk menggunakan makanan dan kudapan pada
interval yang teratur.
R/ : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel
makanan dalam lambung yang membantu menetralisir keasaman
sekresi lambung.
5) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
R/ : Merokok dapat merangsang kekambuhan ulkus
c. Diagnosa keperawatan :
Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka
panjang.
Tujuan : Penurunan ansietas.
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan
ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan.
R/ : Komunikasi terbuka membantu klien mengembangkan hubungan
saling percaya yang membantu mengurangi ansietas dan stress.
2) Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pemngobatan yang
direncanakan :
farmakoterapi
Pembatasan diet
Modifikasi tingkat aktifitas
Mengurangi atau menghentikan rokok
R/ : Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebagai rasa
takut akibat ketidaktahuan. Pengetahuan dapat mempunyai pengaruh
positif pada perubahan perilaku.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
ansietas.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
R/ : Stresor perlu diidentifikasi sebelum dapat diatasi.
4) Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan,
distraksi dan imajinasi.
R/ : Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida.
d. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri yang
berkaitan dengan makanan.
Tujuan : Mendapatkan nutrisi yang optimal.
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi.
R/ : Makanan dan minuman yang tidak mengiritasi dapat membantu
mengurangi nyeri epigastrik.
2) Anjurkan makan dengan jadwal yang teratur, hindari kudapan
sebelum waktu tidur.
R/ : Makan teratur membantu menetralisasi sekresi asam lambung;
kudapan sebelum tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
3) Anjurkan makan makanan pada lingkungan yang rileks
R/ : Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas.
Menurunnya ansietas membantu menurunkan sekresi asam
hidroklorida.
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
Helicobacter pillory Terpajan asam Hidroklorida + pepsin Obat NSAID Alkohol merokok Stress/emosional -Penyakit hati
kronis
-Rematik
-Peny.Ginjal
dll
Melekat pada epitel Rangsangan vagus
Kerusakan mukosa
Produksi asam meningkat
Ulkus peptikum
Keterangan:
: perempuan meninggal : laki-laki
: laki-laki meninggal : Serumah
: klien
: perempuan
V. Riwayat Lingkungan
Kjlien tinggal di rumah sendiri, kondisi lingkugan bersih dan bebas polusi
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
VI. Aspek Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi.
a. Alat bantu yang digunakan : Kaca mata
b. Kesulitan yang dialami : tidak ada
2. Persepsi diri
Hal yang amat dipikirkan saat ini : Klien memikirkan pekerjaannya yang
terbengkali karena ia sakit.
Harapan setelah menjalani perawatan : Klien berharap cepat sembuh dank
lien bisa pulang ke rumahnya kembali
3. Suasana hati : Kien kadang-kadang terlihat gelisah memikirkan penyakitnya dan
sering bertanya tentang penyakitnya.
4. Hubungan / Komunikasi.
a. Bicara : jelas
Bahasa utama :.Bahasa Indonesia
Bahasa daerah : jawa
b. Tempat tinggal :
Kebiasaan keluarga :
Adat istiadat yang dianut : jawa
Pembuat keputusan dalam keluarga : suami
Pola komunikasi antar keluarga : baik.
Keuangan : cukup
c. Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
5. Pertahanan Koping
a. Pengambilan keputusan : suami
b. Yang disukai tentang diri sendiri : tidak ada
c. Yang ingin diubah dari kehidupan: tidak ada
d. Yang ingin dilakukan jika sukses : tidak tahu
6. Spiritual – Kepercayaan
a. Siapa / apa sumber kekuatan : Tuhan YME
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : penting
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
sholat lima waktu dan berdoa.
d. Kegiatan agama / kepercayaan yang ingin dilakukan selama di Rumah sakit :
sholat dan berdoa
VII. Pengkajian Fisik
a. Kepala
Bentuk : mesocepal
Rambut : tidak mudah tercabut dan warna hitam lurus.
Pada palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Keluhan yang berhubungan : tidak ada
b. Mata
□ Ukuran pupil : 3 mm Isokor.
□ Reaksi terhadap cahaya : miosis midriasis
□ Bentuk :.normal
□ Konjungtiva : anemis
□ Fungsi penglihatan : baik
□ Tanda-tanda radang : tidak ada
□ Pemeriksaan mata, operasi, kaca mata :.memakai kacamata
c. Hidung
□ Reaksi alergi : tidak ada
□ Pernah mengalami flu : pernah
□ polip : tidak ada
□ Septum deviasi : tidak ada
□ Pasase udara : Normal
□ Sekret/cairan : tidak ada
d. Mulut dan tenggorokan
□ Gigi geligi : gigi geraham sebagian sudah tanggal, tidak
memakai gigi palsu
□ Stomatitis : tidak ada
□ Gangguan bicara : tidak ada
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
□ Kesulitan menelan : tidak ada
e. Leher : tdk nampak adanya pembesaran thyroid
f. Pernafasan
□ Frekuensi : 20 x/m
□ Pola napas : reguler
□ Nyeri dada : tidak ada
□ Kemampuan melakukan aktivitas : baik
□ Pengembangan dada simetris kiri dan kanan
□ Pergerakan dada ikut gerak nafas
□ Jenis pernafasan : torakoabdominal
□ Suara pernafasan : bronkhovesikuler
g. Sirkulasi
□ Nadi perifer : teraba
□ Capilary Refilling Time : 2 dtk
□ Distensi Vena Jugularis : tdk nampak
□ Tekanan Darah : 100/60 mmHg
□ Nadi : 80 x/m
□ Ictus Cordis : tdk nampak
□ Suata jantung S1 dan S2 : normal, tdk ada suara tambahan
□ Irama jantung : reguler
□ Nyeri, Edema, Palpitasi : tdk ada
□ Perubahan warna (Kulit, Kuku, Bibir) : tdk ada
□ Clubbing Finger : tdk ada
□ Keadaan Ekstremitas :.hangat
□ Rasa pusing : tdk ada
h. Abdomen : perut datar dan tdk ada luka, hepar dan lien tdk teraba, nyeri tekan
epigastrium peristaltic usus normal. Perkusi ditemukan tympani.
i. Nutrisi : Jenis Diet : bubur saring nafsu makan : menurun
Rasa mual : ada muntah : tdk ada
Intake cairan : ±2500 cc/hari
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
Pengobatan :
Omeprazol 1 x 20 mg
Radin 2 x 1
Sotatik 3 x 1
Srokain 3 x 1
Pemeriksaan diagnostic :
Endoskopi tgl. 30 Maret 2004 : Giant Fald pada korpus gaster
Tukak antum/anjulum gaster
Polipid kecil pada bulbus duodenum
DATA FOKUS
ANALISA DATA
Nyeri
Ulkus peptikum
2 Gangguan pemenuhan
DS : Pembengkakan membran kebutuhan nutrisi
- Klien mukosa yang mengalami
mengeluh mual, napsu inflamasi
makan menurun,
perasaan lemah. Merangsang thalamus
DO : bagian distal ( TGZ)
- Porsi sebagai pusat yang
makan tidak di menimbulkan mual
habiskan
- TB : 168 Napsu makan menurun
Cm
BB : 48 Kg
Intake nutrisi kurang
4.
menghambat sekresi asam
dengan memblok kerja
-Omeprasol histamin pada reseptor
histamin dari sel parietal di
-Strokain lambung
menurunkan sekresi asam
lambung dengan
--menghambat pompa
hydrogen kalium adenosin
triposfat (H+, K+, ATPase)
pada permukaan sel-sel
parietal.
3. Kecemasan B/D Rasa cemas teratasi dengan 1. Kaji tingkat kecemasan Sebagai analgetik untuk
perubahan status criteria : klien. menghilangkan nyeri.
kesehatan ditandai - klien tenang 2. Berikan informasi
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
hilang.
- Klien mengatakan napsu makan
masih kurang dan badan masih
terasa lemah.
2. S:-
O:-
A : Masalah teratasi sebagaian.
P : Lanjutkan intervensi 4.
Sabtu,
10-04-2004 1. 13.15 S : napsu makan tidak ada
wita O : Porsi makan tidak dihabiskan
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
ULKUS PEPTIKUM
2. 13.30 S:-
wita O : Nyeri tekan (+)
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan intervensi 4