Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis Paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang

parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis.

Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen,

ginjal, tulang dan nodus limfe.( Irman Somantri 2007).

Dalam pelayanan Kesehatan khususnya pada penyakit TB Paru, tidak

terlepas dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan

pasien terutama pasien TB Paru. Keluarga merupakan unit pelayanan

kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas.

Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah

kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota Keluarga dapat

mempengaruhi anggota Keluarga yang lain. (Wahid Iqbal, 2010).

Fungsi keluarga dalam upaya kesehatan terdiri dari dua aspek yaitu

pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan mencakup upaya kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif

(pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat). Peningkatan

kesehatan mencakup preventive (pencegahan penyakit)dan promotif

(peningkatan kesehatan) itu sendiri oleh sebab itu, kesehatan promotif harus

selalu diupayakan mengandung makna kesehatan seseorang kelompok

individu dan harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang

optimal (Notoatmojo 2010).

Sehingga Dalam menjalankan upaya meningkatkan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas dan fungsi yaitu mengenal masalah kesehatan


dan merawat anggota keluarga yang sakit. keluarga perlu mengenal

kesehatan-kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota

keluarganya, Apabila menyadari adanya perubahan dan Fungsi perawatan

kesehatan yaitu keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat

preventive dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit.

(Wahid Iqbal 2010)

Indonesia saat ini berada pada ranking kelima Negara dengan beban

TB Paru tertinggi di Dunia. Estimasi prevalensi TB Paru semua kasus adalah

sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000

kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB Paru diperkirakan 61,000

kematian pertahunnya (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota, kasus TB Paru klinis

(baru + lama) di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 berjumlah 4.453

kasus, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3.493 kasus,

angka kesembuhan TB Paru 81.11%, masih belum mencapai target yang

telah ditetapkan (>85%), sedangkan angka kesuksesan (success rate) sudah

mencapai 88.62%. Distribusi kasus menurut kabupaten/kota menunjukkan,

kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Konawe Selatan (738 kasus) dan

Kabupaten Buton (623 kasus), sedangkan yang terendah terdapat di

Kabupaten Buton Utara (62 kasus) dan Konawe Utara (92 kasus). Angka

insiden per 100.000 penduduk mencapai 152,84, sedangkan angka

kematian per 100.000 penduduk mencapai 4,42. Jumlah kematian akibat

TB Paru yang dilaporkan dari Kabupaten/kota sebesar 102 kasus dengan

kasus kematian tertinggi di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 24 kasus,

dan Kabupaten Buton sebanyak 22 kasus kematian, sedangkan yang


terendah di Kabupaten Kolaka Utara (4 kasus) dan Kabupaten

Wakatobi, Kota Kendari masing-masing 5 kasus, sementara Kabupaten

Muna, Buton Utara dan Konawe Utara melaporkan tidak ada kasus kematian

TB Paru. (Dinas kesehatan propinsi Sulawesi tenggara 2012)

Data dari Puskesmas Mekar Kota Kendari tahun 201

Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Peran Keluarga “.

1. 2. Identifikasi Masalah

1. 2. 1. Pertanyaan Masalah

Adakah “Hubungan Pengetahuan Keluarga Kontak Serumah TB Paru

Dengan Penularan TB Paru di Puskesmas Mekar Kecamatan Kadia“.

1. 3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga Kontak Serumah TB

Paru Dengan Penularan TB Paru di Puskesmas Mekar kecamatan

Kadia“.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat Pengetahuan Keluarga Kontak

Serumah TB Paru Dengan Penularan TB Paru di Puskesmas

Mekar kecamatan Kadia


b. Menganlisis hubungan Pengetahuan Keluarga Kontak Serumah

TB Paru Dengan Penularan TB Paru di Puskesmas Mekar

kecamatan Kadia

1. 4. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

Merupakan penerapan dari ilmu yang diperoleh selama proses

pembelajaran sehingga menanamkan pengetahuan peneliti dalam

melakukan penelitian.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan informasi serta masukan dalam melakukan perbaikan

mutu pelayanan kesehatan dalam upaya mempertahankan dan

meningkatkan status kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Mekar Kecamatan Kadia

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi perpustakaan STIKES

Mandala Waluya khususnya tentang hubungan pengetahuan keluarga

pasien TB tentang TB paru


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Konsep Tuberkulosis


1. Pengertian
2. Etiologi
3. Gejala tuberculosis
4. Penggolongan tuberculosis
5. Pengobatan tuberculosis
B. Tinjauan tentang konsep keluarga
C. Tinjauan tentang konsep kepatuhan
D. Tinjauan tentang hubungan peran keluarga dengan kepatuhan
E. Tinjauan empiris
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran
B. Kerangka Konsep Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
E. Hipotesis

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
F. Etika Penelitian

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai