Anda di halaman 1dari 23

FF ” Nothin’ On You” [Kyuhyun-Channie] Part 1 of 2

Author           : Dean Diinia / Youngie~  (@yesungcharger)

Cast                : Cho Kyuhyun, Park Channie.

Support Cast : Park Jungsoo, Kim Juyeon, Lee Donghae, Kang Minhyuk, Etc

Ratting           : PG-18

Lenght            : Two Shoot

Ps                    : Perhatikan ratting. Tidak suka, tidak usah membaca! Don’t Bash!

Poster By Esa unnie yang cantikkk dan minjam karakter FF kamu unn wkwkwk >,<
thankseuuuuu mwah <3

Setelah, sekian lama Hiatus kkkk sebagai permulaan/? Aku memberikan sedikit nyawa
pada blog kesayangan  ini hwhwhw… sedikit terinspirasi dari beberapa novel yang aku
baca dan akibat kekecewaan terhadap sesuatu cerita yang  tidak bisa aku jelaskan ^^v

Okey langsung saja ~ Happy Reading ^^

Tidak membutuhkan waktu yang lama, gadis ini sudah selesai merapikan pakaian dan juga
perlengkapannya didalam lemari dinding yang cukup besar, di dalam kamarnya. Tidak sebanding
dengan isinya ;pakaiannya bahkan tidak sampai seperempat besar lemari ini. Mengikat
rambutnya sampai atas dan mengipaskan tangannya kewajahnya kemudian menghirup nafas
panjang. Berpikir sejenak tentang kehidupan masa depannya yang ia yakini ia tidak salah
mengambil keputusan. Menggelengkan kepalanya lantas ia  keluar dari lemari ini, dan betapa
terkejutnya ketika di depan pintu sudah berdiri sesosok yang baru saja menjadi suaminya. Sejak
kapan pria itu ada disini? Didalam kamarnya, lebih tepatnya didepan pintu lemarinya?

Tatapannya tajam, mengintimidasi. Sorot matanya terus tertuju padanya. Ia menelan ludahnya.
Gugup. Dia tidak berhadapan dengan pria dingin dan tampan ;bahkan sangat tampan seperti
dewa-dewa yunani. Sempurna. Ya, pria ini kini menjadi suaminya. Demi Tuhan, dengan rambut
yang sudah acak-acakan justru pria didepannya terlihat sangat sexy dan juga panas. Kemeja putih
yang melekat pas menunjukkan dada bidangnya dengan dua kancing yang sudah terbuka dan
lengannya yang dilipat sampai siku. Seketika Channie menegang. Buru-buru ia mengalihkan
tatapannya, sedikit menunduk.

“Aku ingin bicara.” Perintah pria didepannya. Suara terdengar serak dan tegas. Tak lama
kemudian terdengar pintu kamarnya tertutup. Pria itu telah pergi dari kamarnya. Channie
menghembuskan nafasnya, lega tapi jantungnya masih berpacu dengan cepat. Bagaimana bisa
pria itu begitu mempengaruhinya, bahkan sangat-sangat mempengaruhinya. Ini gila. Dia  tidak
bisa berpikir jernih. Lunglai. Selalu seperti ini reaksinya tubuhnya jika berhadapan dengan pria
tersebut.
Dengan kekuatan yang ia miliki, ia segera keluar dari kamarnya. Mencari keberadaan dimana
suaminya berada. Apartment penthouse cukup menyusahkannya karena begitu luas dan mewah,
tentu saja. Saat ia akan turun kelantai bawah, ia menengok kesamping kiri.

“Disini…” suara suaminya terdengar sangat dingin. Channie melihat punggung pria yang berdiri
menghadap kaca besar, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya. Menghadap
keluar, menatap indahnya kota Seoul dimalam hari. Channie sudah berada disamping tubuh
tegap suaminya. Menjaga jarak, tidak dekat dengan tubuh orang yang sangat mempengaruhinya.

Channie ikut menatap kedepan. Sangat indah sekali pemandangan kota Seoul dengan segala
gerlap lampu dan gedung pencakar langit jika dilihat dari sini. Termasuk gedung dengan
angkuhnya berdiri tegak, paling tinggi diantara semua gedung pencakar langit. Tempat ia bekerja
dua bulan yang lalu sampai sekarangpun masih. Cho Enterprises Holding Inc. Dua gedung yang
saling berhubungan berdiri begitu kokoh, mewah dan sangat menakjubkan. Kebanggaan Seoul
dan Asia bahkan Dunia. Tidak heran pemiliknya juga menunjukkan seberapa berkuasanya dia.
Pria yang berdiri disampingnya ini adalah Cho Kyuhyun, pria yang baru menjadi suaminya.

Pikirannya melayang pada pertemuan pertamanya saat ia baru pertama kali bertemu dengan Cho
Kyuhyun disebuah club malam. Sebulan yang lalu. Dia, Channie, tidak seperti gadis
kebanyakan :gadis yang suka pergi ke club malam, mencari pria kaya kemudian melakukan
hubungan satu malam untuk mendapatkan banyak uang. Tidak. Bahkan teman-temannya heran,
kenapa dijaman sekarang masih ada gadis seperti Park Channie yang bahkan selama 24 tahun
usianya, tidak pernah ke club malam?Dan memang dia bukan type gadis seperti itu. Walau
berada dalam keluarga sederhana dan tidak ada apa-apanya dibanding dengan kekayaan
Kyuhyun, tapi prinsip kehidupan dan orang tuanya-lah yang membuatnya seperti itu; hidup
dengan kesederhanaan.

*Flashback*

Malam itu, tepatnya  kakak sepupunya, Park Jung Soo merayakan keberhasilan kerjasama
dengan perusahaan yang menjadi incaran atasannya, dan hasilnya ia naik jabatan. Pria tampan
dan berhati malaikat ditambah mandiri dan terbilang sukses sekarang. Siapa wanita yang tidak
tertarik pada kakak sepupunya itu? Ya. Channie sendiripun menyukai sosok kakak sepupunya
itu. Ia memang anak tunggal dan sejak kecil ia terbiasa dengan hadirnya Jungsoo sebagai teman
bermain,bertukar pikiran. Jungsoo selalu ada jika Channie membutuhkannya, walau kadang
harus berebut waktu dengan kekasih-kekasih Jungsoo lainnya. Dan sejak ia mulai tumbuh
remaja, ia sadar ia menyukai sepupunya bukan sebagai kakak, tapi sebagai seorang pria.

Jungsoo tidak mengajak banyak teman pada malam itu, hanya yang dekat dengannya saja, sekitar
enam orang dan Channie termasuk. Ia tidak bisa menolak, dia tahu ini hal penting bagi
sepupunya. Setidaknya ini untuk pengalaman pertamanya ke club malam. Tapi, entah kenapa
Channie ingin berkeliling sekitar club, club yang terkenal di Seoul. Lagi pula pakaiannya juga
tidak seminim wanita kebanyakan disini, jadi ia pikir ini aman.

Dia memakai mini dress sedikit diatas lutut ;dress berwarna pastel, melekat pas ditubuh
rampingya, serasi dengan warna kulitnya yang putih bersih. Dengan rambut coklat panjangnya
yang sedikit bergelombang ujungnya, ia memang terlihat cantik. Walau dia merasa biasa saja,
tapi banyak pria yang menatapnya, kagum. Dan bisa dibayangkan apa yang terjadi. Beberapa
pria bersiul menggodanya ketika ia berjalan termasuk mengajaknya untuk minum bersama. Sial,
tidak seharusnya ia berjalan sendirian, Channie merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh.
Sebaiknya ia kembali ke tempatnya semula.

Tanpa ia duga,  tiba-tiba ada tangan jahil sengaja menyentuh pantatnya. Oh, ini skinship
pertamanya diarea itu! Tidak bisa dimaafkan. Dengan segera ia menampar pria kurang ajar
tersebut tapi, saat Channie akan menampar lagi, naas,  pria tersebut justru menangkis tangannya
dan bergerak mendekap tubuhnya. Ingin  menciumnya. Channie seketika meronta dengan sekuat
tenaga dan…

BUGGG… BUGGG

“Pergi atau  mati!!!” suara seorang pria terdengar begitu tegas. Syukurlah, pria itu datang tepat
waktu… Channie menutup mulutnya dengan tanganya. Jantungnya berdebar dengan cepat
melihat pemukulan brutal didepannya. Kemudian, pria kurang ajar tersebut pergi dengan terseok-
seok tanpa melakukan perlawanan. Seluruh pengunjung club riuh atas kejadian ini.

“Te…terima kasih.” Ucap Channie gugup. Pria didepannya hanya merapikan jas yang melekat
pas ditubuh tegapnya, kemudian menatap Channie. Matanya menyipit, “Tidak perlu. Sudah
kewajibanku untuk mengusir bajingan seperti dia dari kawasanku.” Channie gugup mendengar
jawaban yang keluar dari pria dengan setelan hitam dan rambut acak-acakan itu. Dingin, tampan
dan berbahaya. Pria yang menolongnya adalah  Cho Kyuhyun.

“Ma..maaf. kalau begitu aku permisi dulu.” ucap Channie segera berbalik dan akan
meninggalkan tempat ini. Tapi…

“Dan apakah kau tidak ingin membayar karena aku sudah menyelamatkanmu, nona???” Channie
terdiam saat ia mendengar nada suara pria ini yang sedikit serak namun sangat tegas. Ia
mengerjap sesaat. “Membayar?” tanya Channie bingung. Sial, jangan sampai pria ini
memanfaatkannya. Jangan sampai.

Kyuhyun bergerak mendekat kearahnya, seperti predator yang akan memangsanya. Sungguh
membuatnya takut,  ia berdebar. Pria ini tampan, sexy dan sialan terlihat panas. Dan kenapa dia
menjadi terpesona. Ya ampun, pria ini satu-satunya pria yang bisa mengalihkannya dari
Jungsoo???

Tidak memakan waktu yang lama, Kyuhyun sudah berada tepat didepannya, menatapnya dengan
tajam. Jantung Channie berdebar lebih cepat,keringat dingin seketika keluar dari pori-pori
seluruh permukaan kulitnya. Tidak mungkin ada pria yang bisa membuatnya jantungan
sedemikian hebat, tapi lihat pria yang baru saja menolongnya, dia bisa membuat Channieseperti
ini. Demi Tuhan, Channie sulit bernafas pada saat itu karena aroma Kyuhyun begitu menyeruak
kedalam indra penciumannya. Memabukkan. Nafas Kyuhyunkini bahkan tedengar sangat berat
dan terengah. Channie sendiri bahkan tidak tahu penyebab Kyuhyun seperti itu, apa karena
sehabis menghajar pria tadi?
Sedikit menunduk dan kepala Kyuhyun kini ada disamping kepala Channie, dengan mulut ada
disamping telinganya, Ia berbisik dengan suara seraknya. “Aku ingin memilikimu,” Channie
tercekat seketika. Membulatkan matanya dan menoleh sedikit kesamping. Tepat, tatapannya
bertemu dengan sorot mata tajam milik Kyuhyun, “Diranjangku… bagaimana?”

Gila. Pria ini gila. Bagaimana bisa mengajukan penawaran seperti ini. Apa dia kira Channie
sama seperti perempuan murahan yang ada disini. Channie menatap tajam kearah Kyuhyun.
Bahkan nafas mereka saling beradu. Tidak bisakah pria ini tidak mempesona. Batin Channie.
Okey, dia harus fokus sekarang.

“Kau pikir aku pelacur!!!” Channie geram. Baru kali ini ada pria sebrengsek dia yang terang-
terangan ingin menidurinya. Sungguh, ia tidak habis pikir. Apa memang seperti ini kehidupan
club malam? Sungguh membuatnya mual.
“Aku tidak tertarik. Maaf.” Channie mendengar suara gertakan gigi Kyuhyun.
“Oh, aku minta maaf karena membuatmu menolongku. Sekali lagi, maaf dan terima kasih
tuan???” Channie kala itu belum mengetahui namanya.
“Kyuhyun!” bibir pria ini mengeras. Terlihat marah.
“Ah, tuan Kyuhyun. Terima kasih atas pertolongannya. Dan, masih banyak wanita penghibur
disini yang mau kau tiduri.” Lanjut Channie kesal. Sebelum Channie berbalik ada seseorang
yang menepuk pundaknya. Ia hafal tangan siapa itu. Yah, kakak sepupunya.

“Channie, kau baik-baik saja?” tanya Jungsoo cemas. Kemudian Channie berbalik dan menatap
kakak sepupunya tapi Jungsoo menatap Kyuhyun didepannya dengan terkejut. “Anda…” belum
selesai berbicara, Kyuhyun mengangkat tangannya keatas, menunjukkan kata ‘Stop’. Jungsoo
mengerjap dan menatap Channie.

“Aku baik-baik saja. Ayo pergi.” Channie segera pergi tanpa menoleh kebelakang. Sedangkan
Jungsoo hanya membungkuk singkat kearah Kyuhyun yang masih berdiri menatap punggung
Channie menjauh, lalu dia segera beranjak pergi.

Tapi kekesalan Channie tidak sampai disitu, bukan kekesalan sebenarnya, ini lebih dari pada
sakit hati. Baru pertama kali ada pria dengan brengseknya meminta tidur dengannya karena ia
baru menolongnya dari pelecehan? Bukankah sama saja? Keluar dari kandang macan, masuk ke
kandang singa?!!

“Sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan malam ini selain kesukseskanku Channie-ya.” Ujar
Jungsoo memecah keheningan saat mengantar Channie pulang.
“Apa?” tanya Channie berusaha menormalkan raut wajahnya karena sedari tadi ia masih
memikirkan pria sinting bernama Kyuhyun.

Jungsoo berdehem sejenak, “Aku akan menikah.” Diam sejenak. Channie mencerna kata-kata
Jungsoo barusan.

Seperti mendapat pukulan keras di dadanya. Sakit. Nyeri sampai ke ulu hatinya. “Me..menikah?”
tanyanya lagi. Tidak, jangan membohongiku Park Jungsoo. Jangan! Batin Channie menjerit.
“Iya, menikah. Gadis ini impianku, kau tahu itu kan?” Jungsoo menerawang kedepan kemudian
tersenyum menunjukkan dimplenya. Channie tahu, hari ini akan datang. Hari  dimana impiannya
musnah. Hari dimana hatinya hancur?
“Juyeon, dia mau menikah denganku. Aku bahagia sekali.” Ucap Jungsoo berbinar.

“Oh…” Channie mengerjapkan matanya. Jangan menangis. Tidak, dia pantas bahagia dengan
gadis impiannya, gadis yang ia cintai.

“Channie, kau kenapa?” tanya Jungsoo cemas. “Kau masih kesal dengan—“

“Tidak. Aku bahagia akhirnya kau menikah dengan Juyeon. Kapan?” Channie mencoba tegar.

“Keluarga kami akan bertemu kembali untuk membicarakan tanggalnya, tapi aku dan Juyeon
setuju menikah secepatnya. Mungkinsebulan lagi.”

Oh Tuhan, tidak adakah hari seburuk hari ini??? Jatuhkan meteor ke bumi, lebih tepatnya di
Seoul. Segera agar semuanya mati, aku, semuanya!!! Batin Channie semakin menjerit.

Setelah kejadian itu Channie mengalami namanya patah hati. Sebenarnya ia sudah sering
mengalami sakit hati, tapi kali ini lebih dari itu. Ia malah tidak yakin bisa memulai kehidupan
setelah melihat pria idamannya berdiri dialtar bersama gadis lain.

Sudah tiga hari ini Channie absent, masa bodoh jika perusahaan memecatnya, toh ia tidak peduli
lagi. Iabekerja, berperstasi hanya untuk membuktikan bahwa ia bisa seperti gadis-gadis pintar
lainnya, bukan gadis lemah dan manja seperti kebanyakan kekasih Jungsoo. Ia masuk ke
perusahaan ternama di Seoul juga karena Jungsoo. Ia ingin membuktikan bahwa kekasih-kekasih
Jungsoo bukan apa-apa dibanding dirinya.

Hari keempat, dia terpaksa bangkit dari keterpurukannya. Sebenarnya, ia belum pulih benar tapi
menyesali tidak ada gunannya bukan? Lagi pula ia perlu kesibukan untuk mengalihkan
semuanya. Dia juga sedikit lelah dengan omelan teman-temannya yang terus merengek supaya
dia masuk kerja.

Tidak membutuhkan waktu lama, ia sudah siap bekerja hari ini. Dengan memakai setelan
rokpensil abu-abunya diatas lutut dan atasan kemeja siffon  merah marun melekat pas
ditubuhnya. “Dengan begini, tidak terlalu menyedihkan.” Gumamnya didepan kaca, kemudian
memakai make-up tipis diwajahnya yang pucat. Kantung mata sedikit tebal. Sial. Kosmetiknya
tidak bisa menutupi ini. Apa memang sebegitu menyedihkan dirinya?

Channie tiba didepan gedung yang sangat megah, semua orang pasti bangga jika berstatus
karyawan Cho Enterprises Holding Inc. Tidak terkecuali Park Channie. Menggesekkan kartu
identitasnya pada pintu otomatis karyawan kemudian berjalan menuju lift, berdoa semoga kepala
staff nya tidak akan memarahinya karena ia libur tanpa keterangan. Pintu lift terbuka, beberapa
karyawan masuk beserta Channie. Lantai 20 tempat ia bekerja. Lift terus berjalan dan silih
berganti orang keluar masuk.
Lift berhenti tepat di lantai 16, pintu terbuka. Semua orang tercengang melihat siapa yang berdiri
didepan mereka, Channie mengikuti arah pandang mereka semua dan dia cukup TERKEJUT.
Mulutnya menganga menatap sesosok pria yang berdiri diambang pintu lift. Dia bertemu
kembali dengan pria itu. Pria ini masih tetap tampan, bahkan lebih tampan, kedua tangannya
yang dimasukkan kedalam saku celana hitamnya, sepatu mengkilap. Sempurna. Dan seperti
kemarin malam, selalu terlihat mempesona dengan setelan jas Armani yang melekat pas ditubuh
tegapnya. Sangat sexy.

Tidak. Tidak, kau tidak boleh terpesona olehnya. Pria ini menginginkan kau tidur diranjangnya.
Seks. Hanya itu Channie-ya, ingat itu. Batin Channie mengingatkan.

“Silahkan Sahjangnim, kami bisa menggunakanlift lain.” Ucap salah satu pria yang ada didalam
lift. Apa? Pria yang mengajaknya tidur dipanggil Sahjangnim? Dan kenapa menghormatinya,
seolah orang penting? Channie menggelengkan kepalanya, tidak mungkin. Kemudian Channie
mendongak dan menatap pria yang berdiri didepan pintu lift ini, sorot tajam matanya membuat
jantungnya kembali berdegub dengan kencang. Sialan.

Dengan anggukkan singkat, semua orang keluar dari dalam lift, kecuali Channie. Dengan segera
ia sadar dan hendak keluar dari lift, tiba-tiba sebuah tangan menahannya. Channie membulatkan
matanya. “Apa?” dia berdesis. “Ikut aku.” Kyuhyun berbisik dekat sekali dengan wajahnya,
membuatnya merona seketika. Channie mengumpat dalam hati, bisa-bisanya dia merona disaat
seperti ini? Ini gila!

Kyuhyun berbalik dan tangannya tetap mencengkeram tangan Channie sambil menatap beberapa
karyawan yang masih berdiri diluar lift sambil menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit
diartikan.

“Apa yang kau lakukan!” Channie melepas pergelangan tangannya dari genggaman Kyuhyun
saat lift mulai berjalan. Kyuhyun menatapnya dengan  tatapan geram, “Kau tahu apa maukukan?
Apa aku harus memperjelasnya, lagi?!” Kyuhyun mengucapkannya dengan penuh penekanan
dengan tetap mencengkeram pergelangan tangannya.

Channie mengerjapkan matanya, melihat posisi tubuhnya sekarang yang memang sangat dekat
dengan Kyuhyun, tanpa Channie duga, Kyuhyun memasukkan kunci panel lift dan tersenyum
smirk kearahnya, “Apa kau—“

“Aku butuh  privasi denganmu!” potong Kyuhyun seolah tahu apa maksud Channie, dan Channie
mencoa berpikir. Sahjangnim? Tunggu?!! Dan kunci panel lift?!! Tidak mungkin pria ini
seorang??? Ia lantas menggelengkan kepalanya. “Ma… maaf, kau pasti sudah gila. Aku bukan
wanita murahan kalau kau mengira aku seperti pelacur diclub malam itu.”Channie sebenarnya
takut. Bayangkan ia terkunci dilift berdua! Tidak akan terbuka sebelum kunci itu dicabut.

“Hey, siapa yang bilang kau wanita murahan? Aku. Hanya.Ingin bersamamu, diranjangku. Itu
saja, nona Park Channie.” Ucap Kyuhyun tenang.
DEG. Dada Channie berdebar hebat, pria ini tahu namanya. Ah, jelas, kartu identitas yang masih
menggantung ditubuhnya.

Kyuhyun bergerak semakin dekat, menyudutkannya. Channie merasa terjepit, terjebak dalam
hawa panas disini, didalam lift. Berdua, hanya berdua dengan pria yang membuatnya berdebar
hebat walau hanya bertatapan saja.

“Kau harus mau. Apapun caranya!” Kyuhyun berbisik, tangannya mengelilingi tubuh Channie
hingga ia tidak bisa berkutik. Aroma musk bercampur pinus segar menguar dari tubuh Kyuhyun
yang secara otomatis tercium oleh Channie, merusak kerja sel syaraf otaknya. Campuran parfum
mahal dan bau tubuh Kyuhyun benar-benar membuatnya merasa nyaman dan juga gugup.
Hatinya mengatakan kau tertarik dengannya Park Channie. Pria ini mempesonamu!

“Ak—ku tidak bisa.” Channie berbisik, sial. Kenapa ia begitu terlihat lemah. Ia bisa melihat
Kyuhyun terus menatapnya dengan tatapan yang ia sendiri tidak mengerti. Sialan jantungnya
seolah akan keluar dari tempatnya. Ia lemas, tidak mampu berdiri. Bahkan saat ia dekat dengan
Jungsoo rasanya tidak seperti ini.

“Kenapa? Aku akan membuat kesepakatan denganmu, segera. Sungguh, demi Tuhan, Channie-
ya…” Kyuhyun berbisik dengan suara seraknya membuat wajah Channie panas seketika. Pipinya
merona hebat. “Aku segera mengaturnya, aku tahu kau juga tertarik padaku.” Nada suara
Kyuhyun terdengar percaya diri dan tak terbantahkan. Kenapa pria ini sangat blak-blakan
mengucapkan kalimat mesumnya. Channie menggeleng lemah. Tapi tubuhnya bereaksi
sebaliknya.

“Tidak.” Jawab Channie tegas. Keduanya saling bertatapan dekat. “Tidak untuk tidur dengan
pria brengsek sepertimu.”

“Apa? Brengsek? Kau tidak tahu aku—“ Kyuhyun menghela nafas panjang, jakunnya terlihat
naik-turun. Baru kali ini seorang gadis jual mahal dan mengatainya Brengsek!
“Okey, terserah apa katamu, yang penting kau mau bersamaku untuk jangka waktu yang akan
kita tentukan—“

“Kau gila!” potong Channie berdesis. Kyuhyun menundukkan wajahnya hingga tepat
berhadapan dengan wajah Channie.

“Aku memang gila. Maka dari pada itu, kita buat kesepakatan. Segera.Ya ampun aromamu…”
Kyuhyun memejamkan matanya sambil menghela nafasnya, nafasnya pendek-pendek seperti
kekurangan oksigen. Sepertinya menghirup aroma Channie membuatnya kehilangan pasokan
oksigen.

Sial. Pria ini kenapa bisa membuatku seperti ini. Kenapa dengan bau tubuhku, aku selalu
memakai parfum? batin Channie. “Lepaskan aku, aku sudah melewati kantorku. Kau membuatku
kehilangan pekerjaan kalau—“
“Tidak. Kau tidak akan dipecat.” Potong Kyuhyun, Channie semakin kesulitan bernafas. Ya
Tuhan. Seolah ia ingin mencium bibir pria ini. Bibir Kyuhyun sangat dekat tapi tidak juga
menyentuhnya. Apa?! Dia ingin dicium?

“Kau bukan bosku!” tegas Channie. “Aku ingin, kau mengindar dari tubuhku sekarang. Aku
mohon.” Channie berbisik. Mata Kyuhyun menggelap mendengar suara Channie barusan.
Kyuhyun mengeluarkan ponsel dari saku jasnya kemudian menekan touchscreen dengan cepat.
Menelpon seseorang.

“Manager Kim Bum So. Ini aku—“ Channie melotot kearah Kyuhyun. Manager Kim??? Itu
managernya! Ada apa pria sinting ini menelponnya, bahkan ia belum memberi tahu dia bekerja
dibidang apa, didivisi apa? Dan kenapa dia tahu atasan Channie?

“Park Channie. Ya, aku perlu dengannya. Dia bersamaku. Makanya aku tahan dia sebentar.”
Kyuhyun mengakhiri percakannya. Dasar tidak sopan.

“Apa yang baru saja kau lakukan? Dia atasanku. Kau sinting? Memang kau siapa—“ Channie
bungkam seketika saat bibir Kyuhyun tepat menutup bibirnya. Menekannya keras dan lidahnya
membelai lembut bibir Channie. Channie lemas seketika merasakan betapa kuat tekanan bibir
Kyuhyun menyusuri dan melumat bibirnya dengan sangat dalam dan tergesa-gesa. Dadanya
berdesir, jantungnya berpacu dengan cepat.

Kyuhyun merapatkan tubuhnya ketubuh Channie yang semakin terpojok dan tangannya
memegang kepala Channie dan satunya ada dipinggangnya, mengusap pelan dengan jarinya,
membuat Channie menegang dan merasa tubuhnya panas seketika. Channie akhirnya menyerah,
ia menikmati ciuman Kyuhyun, tangannya secara reflek pada pada leher Kyuhyun. Ia tidak
sanggup berdiri ketika ciuman Kyuhyun semakin intens padanya dengan lidahnya yang
menyusuri rongga mulut Channie dan lidah mereka saling membelit satu sama lain. Channie
membalas lumatan bibir Kyuhyun yang menuntut. Walau ia tidak pandai berciuman, tetapi ia
melakukannya mengikuti alur permainan bibir Kyuhyun, bukankah ini gila??? Apa dia frustasi
karena kehidupan percintaannya yang gagal?

Sial. Dia tidak bisa bernafas. Setiap menjauhkan kepalanya, Kyuhyun memiringkan kepala dan
menangkup wajahnya, melumat dan menyusupkan lidahnya dan  kembali bertautan panas.
Kyuhyun begitu ahli berciuman batin Channie, sedangkan dia? Bisa dihitung dengan jari. Tskk!
Kyuhyun mengerang ditenggorokan saat tangannya mengusap dan menekan punggung Channie
hingga ia bisa merasakan dada Channie bersentuhan dengan dadanya. Sialan, kalau begini ia
tidak bisa berhenti. Hasrat kedunya bergejolak hebat. Sesak sekali dibagian bawah tubuh
Kyuhyun. Meronta dan meminta pelepasan. Bagaimana bisa ia begitu bergairah dengan wanita
yang menolak diajak bercinta dengannya?

“Hhh…hhh…” Channie menghirup udara sebanyak-banyaknya saat bibir mereka terpisah.


Begitu juga Kyuhyun, hidung mereka bersentuhan. Terengah-engah. Begitu intim. Channie bisa
merasakan nafas Kyuhyun diwajahnya. Begitu panas. Dia menginginkan pria ini. Ini tidak
mungkin. Bagaiamana efek ciuman sedahsyat ini???
“Nghhh… ya ampun Channie.” Gumam Kyuhyun di bibirnya. “Kau harus mau. Harus mau!”

Channie memberanikan diri menatap tepat dimanik-manik mata Kyuhyun. Pria ini seolah sudah
mengenalnya dengan memanggil namanya begitu tenang.

“Bagaimana mungkin aku melepas keperawananku pada pria sepertimu, bagaimana bisa huh?!
Kau bahkan bukan suamiku!” ucapnya dengan segala kekuatan yang ia miliki karena sepertinya
energinya habis karena ciuman hebat barusan.

Sorot mata Kyuhyun menggelap, tatapannya hampir tidak percaya. Channie menutup mulutnya
dengan tangannya, ia baru membuka rahasia penting dirinya sendiri. Ini kesalahan besar
Channie-ya. Ia kemudian menggeleng lemah. Bodoh. Sudah pasti pria ini akan
menertawakannya.

***
Channie menghempaskan tubuhnya kekursi kerjanya, seluruh karyawan disekitarnya menatapnya
aneh. Ada apa dengan mereka, mereka pasti mengira Channie dimarahi habis-habisan oleh
supervisornya. Dan hal itu tidak terjadi, bahkan manager Kim sendiri yang bilang pada Channie,
itu tidak masalah. Gila. Dia pegawai barukan?

“Kau dimarahi nenek Sujin?” Channie tersenyum kecut mendengar teman yang mejanya
berdampingan dengannya, Kim Yura. “Kau bahkan tidak percaya Kim Yura, aku bahkan tidak
dimarahi sedikitpun.” Jawab Channie santai.

“Apa!” pekik Yura, kebiasaan. Channie segera melotot kearahnya karena pegawai lain menatap
kearah mereka berdua. “Apa kau bilang tadi tidak bercanda, hey Park Channie?” Yura berbisik.

“Ya.” Jawab Channie tegas, “Aku tidak berbohong. Tapi, ini rahasia kita berdua.”

“Kenapa?” tanya Yura, “Apa nenek Sujin mengancammu atau apa?” Yura sangat ingin tahu
rupanya. Channie maklum, ia sudah hafal dengan kepribadian teman kerjanya ini.

“Tidak Yura sayang, dia tidak mengancam apa-apa. Dia hanya diam seperti patung hahaha…”
Channie tertawa disusul Yura.

“Bahkan manager Kim yang menanyaiku saja tidak memarahiku, sama sekali.” Channie
menghendikkan bahunya, ”Tapi, aku curiga jangan-jangan—“ Ia seketika teringat dengan pria
yang bernama Kyuhyun yang menelpon manager Kim dan menciumnya dengan hebat  tadi di
lift. Tanpa diduga ia merona dengan sendirinya.tidak mungkin karena pria itu, siapa Kyuhyun
kenapa bisa mempengaruhi managernya itu. Tidak mungkin…

“Hey, Channie-ya kau kenapa? Curiga apa?” tanya Yura bingung.

“Tidak. Tidak ada apa-apa.” Channie sedikit gugup. Sial ia teringat dengan ciuman hebat itu.
“Kalian mau sampai kapan mulai bekerja dengan baik nona Kim dan nona Park.” Mereka berdua
tersadar saat Joo Sujin, sudah berdiri tidak jauh tempat mereka berdua bekerja. Tatapan tidak
suka seperti ditujukan pada Channie. Yura dan Channie segera merapikan posisi duduk mereka
berdua.

“Semua, tolong dengarkan baik-baik. Akan ada pertemuan nanti sebelum makan siang, diruang
utama divisi kita. Jadi harap berkumpul tepat jam setengah dua belas.”

Semua orang berbisik-bisik. Akan apa yang dibicarakan nanti dipertemuan, mengingat ini bukan
akhir bulan atau awal bulankan? Jadi? Ah masa bodoh. Pikir Channie.

“Yang memimpin adalah CEO perusahaan kita sekaligus pemilik perusahaan dan gedung yang
kita tempati bekerja sekarang ini.” Kenapa pemilik sekaligus petinggi perusahaan ini memimpin
pertemuan pada divisi kecil diperusahaan ini? Ini aneh. Suara orang-orang diruangan Channie
terdengar sedikit riuh.

“Dan, kau Park Channie.” Channie mendongak menatap orang yang sering memarahinya ini.
“Ya.” Jawabnya pelan, “Aku harap kau hadir juga. Kau mengerti?” Channie menganggukkan
kepalanya. “Ya.”

Channie berpikir? Kenapa denganku? Kenapa dia menyebut namaku? Aneh. Tentu saja aku
hadir. Aku masih ingin bekerja disini. Ya, setidaknya sampai dia menemukan pekerjaan baru
lagi.

***

Suasana di ruang pertemuan sudah penuh dengan pegawai dari divisi dimana Channie bekerja
selama ini. Entahlah, ini tidak seperti biasanya pertemuan seperti ini dipimpin oleh CEO dari
perusahaan adidaya, memimpin pertemuan ini.

Channie mendengar bisik-bisik percakapan beberapa karyawan yang cukup lama bekerja di
perusahaan ini. Kabarnya memang CEO tidak pernah memimpin pertemuan untuk karyawan
kalangan rendah, ya seperti divisi Channie ini, seumur hidup. Belum pernah. Lalu ada apa?
Channie menghembuskan nafas panjangnya. Ia sangat terganggu dengan pikirannya akhir-akhir
ini. Pekerjaan. Kehidupannya. Semuanya.

Suasana mulai riuh, karena sang CEO belum menampakkan kedatangannya. Terdengar
kekecewaan  karyawan yang berjenis kelamin wanita, apalagi mereka yang masih berstatus
single, karena ini kesempatan sangat LANGKA bertemu dan bertatap muka dengan CEO mereka
yang menjadi incaran para gadis-gadis, tampan, muda, dan masih belum menikah sampai
sekarang dan tentunya sangat sangat kaya raya.

Channie mendengus sebal. Kenapa semua mengelu-elukan CEO mereka. Pasti sangat
membosankan dekat dengan seorang workaholic. Yang ia ingin sekarang  adalah makan sangat
banyak karena ia memang sangat lapar ;karena beberapa hari yang lalu ia kehilangan selera
makan. Dan untuk melupakan kekesalan hatinya beberapa hari yang lalu, dan oh ya melupakan
pria idiot yang menciumnya paksa. Kyuhyun lagi. Pikir Channie, kenapa sih pria itu selalu saja
mengganggu pikirannya.

Seketika ruangan ini hening, manager Kim berdiri dengan senyuman cerah terkembang
diwajahnya. Ini jarang terjadi, wajah manager Kim selalu terlihat sangat serius jika mengadakan
pertemuan atau rapat dan semacamnya.

Setelah mengucapkan beberapa patah kata, manager Kim turun dari podium kebesarannya, dan
sekarang sosok yang ditunggupun masuk perlahan. Melangkahkan kaki untuk naik dipodium dan
seketika Channie tahu siapa yang berdiri dihadapannya. Ia memang berdiri jauh dari podium tapi
ia masih bisa melihat dengan jelas wajah siapa disana.

Mulutnya menganga. Badannya lemas seketika. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang.
Padahal mata pria disana tidak menatapnya, oh belum menatapnya. Buktinya sekarang pria itu
mengedarkan pandangannya. Dan bingo! Sorot mata tajam itu menemukannya. Menemukan
dirinya. Ia yakin karena ketika ia bergerak sorot mata itu juga mengikutinya. Ya. Ia yakin. Nafas
Channie tercekat ketika memang benar tatapan itu tertuju padanya. Tidak salah lagi. Channie
mencoba menghirup udara disekitarnya sebanyak-banyaknya. Ia akan mati karena tatapan pria
itu. Dia Cho Kyuhyun.

Bumi, tolong telan aku sekarang! batin Channie berteriak.

Dia tidak percaya, pria yang brengsek dan kurang ajar adalah CEO dimana dia bekerja selama
ini. Pemilik dari gedung dimana dia bekerja. Pemilik seluruh ratusan ribu anak perusahaan
dibawah kepemimpinan orang yang bernama Cho Kyuhyun? Dia bodoh atau apa tidak tahu
CEO–nya? Yang Channie tahu, memang namanya tuan CHO KYUHYUN! Dan nama Kyuhyun
memang tidak sedikit kan di Seoul? Ya Tuhan, Channie, kau dalam masalah besar sekarang.

Channie berpenggangan pada lengan Yura yang ada disebelahnya, yang sedari temannya ini  tadi
tidak berhenti memuji ketampanan dan betapa berkharismanya CEO mereka. Channie pucat
sekarang dan ia begitu lemas. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Ia tidak menyimak apa yang
Kyuhyun katakan. Pikirannya tertuju pada club malam itu, dan tawaran gila pria yang sedang
berpidato didepannya. Terlebih tadi pagi, ciuman panas dilift. Tidak. Ia harus bagaimana? Apa
CEO mereka, Cho Kyuhyun, memang sering mengajak karyawannya tidur diranjangnya? Ia
gadis keberapa yang diajak tidur?  Lalu kenapa semua karyawan seolah tidak tahu tabiat buruk
CEO mereka? Ini membuat Channie mual. Ya, Tuhan… Dia semakin pusing.

Channie samar-samar mendengar Kyuhyun memberikan semangat pada divisi mereka atas
keberhasilan dan kerja tim yang bagus dan setelah itu kepala Channie semakin berat. Ia seolah
berputar sekarang. Matanya masih sempat menatap tatapan Kyuhyun dari atas podium,
tatapannya tertuju padanya. Hanya padanya. Ia melihat tatapan Kyuhyun tajam dan ada sedikit
kekhawatiran. Tidak. Tidak. Channie menggeleng lemah. Kemudian semuanya serba putih
dimatanya. Ia tidak kuasa menahan berat tubuhnya sendiri dan limbung. Seperti kain sutra yang
jatuh kelantai.
Ia masih bisa mendengar suara riuh karyawan disini dan  kepanikan Yura. Tiba-tiba ia
mendengar suara. “Panggil tim medis. Sekarang. Cepat!!!” masih terdengar riuh karyawan,
Channie hafal suara siapa barusan. Jantungnya masih berdebar kencang disaat ia kehilangan
separuh kesadarannya.

“Aku bilang CEPAT!” suara Kyuhyun meninggi terdengar geram dan marah. Ia dekat dengan
Channie, Channie bisa merasakan aura Kyuhyun di sekitar tubuhnya.Apa yang pria ini lakukan?
Kemudian Channie merasakan tubuhnya terangkat. Siapa yang menggendongnya? Ia ingin
bergerak tapi tidak bisa dan ia masih bisa mencium aroma ini. Kyuhyun??? Pria ini
menggendongnya? Seketika seluruh kesadarannya terenggut. Teseret dalam alam bawah
sadarnya.

***

Channie mendengar samar-samar suara seorang pria yang ia kenal. “Bagaimana keadaannya?”
terdengar cemas. Tapi, Channie tidak ingin bertemu dengan pria ini, dan kenapa Jungsoo sampai
tahu keadaannya yang seperti ini.

“Ya ampun, Channie…” gumam Jungsoo lagi. Kemudian dengan kekuatannya ia membuka
matanya, masih terasa sangat lemah. Saat terbuka ia menatap Jungsoo yang terlihat cemas.
Kemudian menatap sekelilingnya. Ruangan siapa ini? Yang pasti ia tidak tidur di sofa. Ini mirip
sebuah kamar. Entahlah… Channie menghela nafas panjang. Ini memalukan, pingsan disaat
pertemuan dengan CEO mereka, tunggu! Dimana Kyuhyun? Yang membawa dia tadi Kyuhyun-
kan, pria yang mengajaknya tidur. Oh ya Tuhan… kenapa malah mengingat pria itu.

“Kenapa kau di sini?” tanyanya lagi, bingung.

“Aku tadi mendapat telepon dari managermu, katanya kau pingsan dan belum sadarkan diri.
Yura terdengar panik saat menelponku tadi, lalu mereka menyuruhku datang untuk membawamu
pulang.” Jelas Jungsoo.

Kenapa, dia seolah special? Bukan karena Jungsoo, tapi perlakuan orang-orang kantornya. Ini
tidak biasa terjadi.

“Masih pusing?” tanya Jungsoo sambil menyodorkan minuman padanya. Channie menggeleng
lemah. “Kau pucat, ayo aku antar pulang, supaya kau bisa istirahat”

“Tapi—“ Channie hendak membantah tapi kemudian dari arah pintu ia melihat Yura sedang
membawa tas dan juga blazernya. “Kau boleh pulang, baby…” Yura terlihat cemas, Channie
tersenyum geli mendengar panggilan sayang dari temannya itu. Kenapa harus pulang bersama
Jungsoo, kenapa tidak naik taxy saja. Ia bisa pulang sendiri.

“Yura, terima kasih.” Ucap Channie lemah, “Sstt… cepat sembuh. Ada banyak hal yang ingin
aku ceritakan padamu dan kau harus menjelaskan banyak hal yang tidak aku ketahui. Sekarang
istirahatlah. Aku akan menjengukmu…” Yura berbisik.
Channie menatap temannya itu bingung? Ada apa??? Kelihatannya sangat penting.

***

Channie membuka matanya dan mendapati bangun jam tujuh malam. Lumayan lama ia tidur,
badannya juga sudah mendingan walaupun nyeri dikepalanya masih sedikit terasa. Channie
ingat, setelah sampai di rumah, ia langsung istirahat dan Jungsoo langsung kembali bekerja. Dia
hanya mengganggu sepupunya itu.

Dilihatnya meja disamping ranjangnya sudah penuh dengan makanan. Oh, ibunya selalu saja
berlebihan. Dia ingat saat pulang tadi, tanpa berbicara pada ibunya, dia langsung tidur. Dimana
ibunya sekarang? Saat akan beranjak, pintu kamarnya terbuka.

“Juyeon, ingin bertemu denganmu sayang,” ibunya seperti meminta ijin. Channie mengangguk
kemudian Juyeon masuk. Ya seperti biasa, tatapan sinis ditujukan padanya. Tanpa berkata
banyak, Juyeon duduk dikursi ; seberang ranjang dimana Channie duduk sekarang.

“Hah…” Juyeon sepertinya sangat tidak suka Channie seperti ini. “Katakan, apa perlumu
kesini…” ujar Channie masih dengan suara lemahnya.

“Kau tahu  tanpa aku jelaskan,” Juyeon berdecak kesal. “Sampai kapan kau akan tergantung pada
Jungsoo oppa, huh?” suara tegas dan sangat jelas sedikit meninggi. Channie bisa melihat dari
tatapan mata Juyeon padanya.

“Aku tidak  memintanya mengantarku pulang—“ belum selesai Juyeon berdiri dengan
amarahnya.

“Memang bukan kau. Aku harap ini yang terakhir. Kau tahu kan, aku dan Jungsoo oppa akan
menikah. Apa kurang banyak kau menganggu hubungan kami, huh???” suara Juyeon meninggi.
Ya. Juyeon seorang perempuan, dia tahu perasaan seorang perempuan jika tertarik pada seorang
laki-laki. Jadi, sikap Channie yang menyukai Jungsoo, terbaca dengan mudah oleh Juyeon.

“Kau bisa pastikan ini yang terakhir, huh!?” mata Juyeon memerah, ia cemburu. Tapi Channie
juga sakit hati, tidak sepantasnya ia menerima teriakan dan makian oleh gadis ini, kan?

“Ya… ini yang terakhir.” Jawab Channie tegas, Juyeon tersenyum sinis.

“Kau yakin?” Juyeon meremehkan.

“Ya! Aku bisa menjaminnya, Juyeon-sshi.” Channie menghela nafas panjang, “Aku juga tidak
gila pria sepertimu. Banyak pria yang mau denganku—“

“Oh, ya? Lalu kenapa kau belum menikah? Belum mempunyai kekasih hingga sekarang!
Menunggu Jungsoo berpisah denganku? Jangan harap!”
“Tidak akan!” jawab Channie dengan matanya memerah. “Percayalah, aku tidak akan
mengganggu hubungan kalian berdua. Aku jamin!” Channie menatap Juyeon tajam.

“Tidak semudah itu Park Channie, kau menikah dengan pria lain, baru aku percaya!” Channie
menoleh kearah Juyeon tidak percaya. Menikah?

“Apa?” gumam Channie.

 “Ya, kau tidak tuli. Baiklah, aku pergi… semoga menemukan pria yang PAS untukmu, adik
ipar.”

Channie memejamkan matanya, pusing menderanya lagi. Kata-kata PAS memang ditegaskan,
bukan Jungsoo yang pas untuknya. Memang tidak. Mual mendengar apa kata Juyeon barusan.
Tidak. Tidak. Bagaimana bisa serumit ini? Jungsoo kenapa bisa mencintai gadis seperti dia??

Tidak lama setelah Juyeon pergi, Channie beranjak keluar dari kamarnya. Ibunya terlihat
melambaikan tangan kearah Juyeon yang sudah keluar dari rumahnya.

“Makan yang banyak sayang, maag-mu kambuh dan anemia seperti biasa, tapi kali ini jauh lebih
parah.” Ibunya mengusap wajahnya lembut, lalu menuntun Channie duduk diranjangnya lagi.
“Istirahat yang banyak. Kata dokter, kau sulit tidur akhir-akhir ini.” Nyonya Jihyun, menyuapkan
bubur padanya. “Ibu, jangan terlalu cemas. Nanti juga sembuh.” Channie tersenyum simpul.

“Ehm, ibu boleh bertanya?” tanya ibunya ragu-ragu, “Ya…” Channie menjawab, ibunya kini
menatap Channie dalam-dalam, kemudian menyuapkan sesendok bubur lagi.

“Apa kau mempunyai kekasih yang memang satu perusahaan denganmu, sayang?” tanya ibunya
hati-hati. Channie mendengarnya langsung melotot tidak percaya, dan dia hampir tersedak.
Beruntung ibunya menyodorkan segelas air putih.

“Ibu, kenapa bertanya seperti itu?” Channie mengusap bibirnya yang sedikit belepotan, ibunya
tersenyum geli. “Tadi ada yang menelpon ibu, suara seorang pria. Dia bilang, dia temanmu
bekerja.” Channie berpikir, teman kerja pria-nya banyak. Tapi, siapa? Kenapa ibunya berasumsi
dia berpacaran dengan pria itu? Tunggu! Dari mana mendapat nomor telepon rumah Channie??

“Dia begitu mengkhawatirkanmu, sayang. Terdengar dari nada suaranya, ibu kira begitu.  Tadi,
sebelum kamu tiba, dia menelpon ibu berulang kali, bertanya apakah kau sudah sampai atau
belum. Dan kalau sampai, jangan lupa memastikan dia istirahat dengan baik. Yah, seperti
seorang mencemaskan kekasihnya.” Ibunya menatap Channie, lekat. Channie berdebar-debar,
tangannya berkeringat dingin. Dia sepertinya tahu. Tapi, ah tidak mungkin dia.

“Dia seperti tidak yakin, Jungsoo mengantarkanmu pulang sampai kerumah.” ibunya terkekeh
mengingatnya. “Namanya, apa ibu menanyakan namanya?” tanya Channie hati-hati.

“Ya. Namanya, Kyuhyun.”


DEG…  jantungnya kembali berpacu dengan cepat. Ya, Tuhan pria itu lagi. Kenapa selalu
berurusan dengan pria itu??? Pria itu tidak main-main Park Channie.

***

Keesokan paginya, Channie masih belum bekerja. Ia meminta ijin tidak masuk. Berjalan ke
dapur dan ia mendapati meja makan yang sudah penuh dengan makanan. ibunya tersenyum
manis padanya.

“Ayahmu pergi pagi-pagi sekali tadi, kemarin malam saat dia pulang, kau sudah terlelap.”
Channie tersenyum mendengar penyataan ibunya.

“Ya, bu. Aku tahu. Tadi pagi ayah kekamarku, seperti biasa. Morning kiss…” jawab Channie
tersenyum. Ibunya yang tahu kebiasaan itu memasang wajah irinya. “Ibu… jangan cemburu.”
Goda Channie.

“Kau ini…” Ibunya menyodorkan coklat hangat untuknya. “Kemarin malam, pria itu menelpon
lagi.” Gumam Ibunya saat duduk didepan Channie.

“Apa!” pekik Channie, “Pri…pria mana?” tanyanya gugup.

“Kekasihmu, Kyuhyun.”

“Ibu!” pekik Channie. Ibunya terkekeh mendengar anak semata wayangnya protes. Ia senang,
Channie sudah membaik. Tidak seperti kemarin yang pucat pasi, seperti mayat hidup.

Saat ibunya beranjak ke pantry dapur, ponsel disaku celananya berbunyi. Ia segera mengeluarkan
dari sakunya, dan melihat ada panggilan dari nomor asing. Mengernyitkan dahinya, kemudian ia
menekan touchscreen-nya.

“Ya…” jawabnya

“……..” tidak ada jawaban, Channie menatap ponselnya masih menyala.

“Hallo???”

“Sudah membaik?” suara dari seberang terdengar tidak asing baginya. Suara ini milik…

DEG

Jantungnya berpacu dengan cepat, hatinya berdesir seketika. Pria ini lagi…

“Ka…kau?” Channie gugup, “Kau kenapa tahu nomorku?” Channie kau gila? Bagaimana kau
bisa hafal dengan suara seorang pria yang baru saja kau kenal? Ini aneh.
“Aku CEO ditempatmu bekerja.” Jawabnya tegas seakan mengingatkan Channie bahwa dia
BOS-nya.  Sial! Channie kau bodoh. Ia masih belum bisa mengusai dirinya, ia butuh udara.
Sesak sekali. Bagaimana suara bisa begitu mengintimdasinya?

“Ya. Aku tahu.” Jawabnya kesal, “Aku sudah membaik. Aku ingin istirahat, aku tutup
teleponnya dan jangan pernah kau menghubungiku—“

“Dan, Channie-ya. Kau masih ingat permintaanku kan? Pertimbangkan! Selamat menikmati
istirahatmu…”

Channie makin gugup mendengar kata-kata Kyuhyun barusan. Bagaimana pria ini begitu tenang
saat mengucapkan kata-kata barusan, sedangkan ia begitu gugup dan seakan mau pingsan lagi.

“Oh ya, aku mengirimkan sesuatu kerumahmu. Aku harap itu bisa membuatmu cepat sembuh.
Selamat pagi.”

Channie hendak protes, teleponnya sudah ditutup. Sial, dia tahu alamat rumahnya. Channie
merenung sejenak. Jantungnya masih berdebar. Channie, tidak mungkin kau secepat ini
menyukai pria semacam itu? Apakah dia terbiasa merayu semua karyawannya seperti ini, untuk
tidur dengannya?

Tak lama kemudian, terdengar suara ibu memanggilnya. “Sayang, lihat ini…”

Channie segera beranjak keruang depan. Dan ia terkejut ada bingkisan datang begitu banyak,
bermacam jus, makanan, coklat, dan buah… Ya Tuhan… Channie, dia tidak  main-main
mengajak kau tidur diranjangnya.

***

Channie sebenarnya malas menatap dua orang yang ada di kamarnya ini. Ya, Jungsoo dan
Juyeon yang datang untuk menjenguknya. Ia masih teringat dengan apakata-kata Juyeon kemarin
malam. Sangat memuakkan.

“Makanlah, apa mau aku suapi, eh?” goda Jungsoo. “Sini—“ Jungsoo hendak mengambil
makanan yang dibelinya untuk Channie.

“Tidak. Tidak usah.” Tolaknya, ia sedikit melirik kearah Juyeon yang terlihat kesal.
“Aku masih kenyang. Ibu membuatkan banyak makanan, jadi aku memakannya lahap.”

“Benarkah?” Jungsoo tidak percaya. Ia hafal Channie malas makan kalau sakit. Jungsoo menatap
di sekitarnya. Ada banyak sekali bingkisan rupanya. Channie tahu arah tatapan Jungsoo.
Bingkisan dari Kyuhyun, belum ia buka. Sialan.

“Ada yang datang menjengukmu?” tanya Jungsoo sambil menatap ke arah bingkisan itu.

“Eh, itu tadi aku—“


BRAKK! Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka lebar. Semua mata tertuju pada arah pintu.

Sesosok pria membuka pintukamarnya, tanpa permisi! Dan lihatlah, tatapan mata pria itu terlihat
tajam terlihat marah dan tepat mengarah pada Channie yang kini membulatkan matanya, tidak
percaya! Dia…Kenapa dia ada disini? Seketika hatinya berdesir dan jantungnya berdebar
kencang, selalu seperti ini reaksi tubuhnya jika bertemu dengan Kyuhyun.

“Ka… kau—“

***

Channie menatap pria yang berdiri didepannya dengan tatapan tajamnya, begitu juga sebaliknya.
Channie masih duduk di atas  ranjangnya, sedang Kyuhyun dengan tubuh tinggi dan tegapnya,
berdiri dengan mempesona. Channie menghembuskan nafas panjangnya kesal, karena terpaksa
mengusir Jungsoo dari kamar ini.

“Sudah cukup kan melihatku, kau puas. Sekarang pulanglah.” Channie memalingkan wajahnya,
ia tidak sanggup jika bertatapan dengan Kyuhyun dalam satu ruangan dan ya ampun, pria ini
masih saja terlihat mempesona di matanya. Sialan kan!

“Kau lebih senang jika sepupumu dan kekasihnya yang membencimu ada disini.” Ujar Kyuhyun
tenang. Tangannya masih ada disaku celana hitam panjangnya yang menggantung indah
dipinggulnya.

“Apa?” Channie menatap Kyuhyun lagi, “Jangan ikut campur masalahku. Kau—“ Channie
menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa pria ini tahu mendetail tentang dirinya??

“Kau tahu segalanya….” ucap Channie menunduk lemah. Dia ingin menangis, dia orang bodoh.
Merutuki dirinya sendiri yang terlihat murahan. Tidak berguna. Dibenci kekasih orang yang ia
cintai. Ah, dia masih mencintai Jungsoo? Ia meraih selimutnya dan menutup wajahnya. Ia bisa
gila jika terus-terusan seperti ini. Apa memang ia terlihat murahan? Bahkan Juyeon yang seorang
wanita saja pernah mengatakan hal itu padanya, sekarang pria didepannya ini, yang berdiri
dengan angkuhnya juga secara tidak langsung membuatnya terlihat sebagai seorang gadis
murahan. Apa dia seburuk itu?

Air matanya jatuh tak tertahankan. Ia terisak dengan terus mengeluarkan air mata. Terserah
Kyuhyun menganggapnya apa setelah ini. Ia ingin menangis sepuasnya. Ia masih menangis,
tentu saja. Tiba-tiba ada  tangan yang merengkuhnya. Memeluknya. Ya. Ini tangan Kyuhyun.
Channie memberontak, tidak mau pria ini memanfaatkan kelemahannya, tapi kekuatannya tidak
sebanding, Kyuhyun tetap kuat memeluknya, disandarkan kepala Channie di dada bidang itu,
seketika jantungnya berpacu dengan cepat lagi. Channie melemah, ia akui ia menikmati pelukan
Kyuhyun. Tangan ini hangat mengusap pungunggnya.

Ini nyaman. Sama nyamannya dengan saat dia menggendongmu kan Park Channie? Ini tidak
masuk akal kan? Kau tertarik pada pria ini?!!! Wanita mana yang sanggup menolak pria seperti
Kyuhyun, lambang dewa planet ini. Batinnya meyakinkannya.
“Lepas…” ucap Channie saat tangisnya mulai reda, Kyuhyun merenggangkan pelukannya, dia
masih berdiri, kemudian ditariknya dagu Channie agar menatap wajahnya. Channie tidak
mengerti dengan tubuhnya, kenapa selalu mau saja menerima sentuhan tangan Kyuhyun.
Terlebih, jantungnya selalu tidak bisa diajak kompromi kalau berada di dekat Kyuhyun.

Channie tidak tahu apa yang akan dilakukan Kyuhyun, dia sulit mengalihkan tatapannya. Sorot
mata Kyuhyun kini menggelap. Tiba-tiba saja Kyuhyun menundukkan wajahnya dan mengecup
bibirnya, Channie hendak menjauhkan wajah Kyuhyun, tapi kedua tangan Kyuhyun malah
menangkup wajahnya, dan menekankan bibirnya pada bibir Channie. Terkejut, lagi-lagi ia
dengan ciuman Kyuhyun yang tiba-tiba ini dan membuatnya berdesir kembali. Percuma meronta,
mulut Kyuhyun seakan enggan melepas tautannya yang ada malas semakin melumatnya tanpa
ampun. Bibir Kyuhyun menyesap dan menggigit-gigit kecil bibirnya membuatnya melayang. Ya.
Channie mengakui kenikmatan ciuman Kyuhyun ini. Terasa manis walau sedikit menuntut dan
posesif.

Lidah Kyuhyun bahkan berhasil menerobos mulutnya dan mencari-cari lidah Channie, untuk
menyesap dan mengaitkannya. Mereka masih saling bertautan, ketika Channie membalas
lumatan Kyuhyun, pria ini mengerang ditenggorokkannya, seperti menambah semangatnya.
Channie merasa, Kyuhyun selalu bergairah. Pria ini panas dan berbahaya. Gila. Channie seperti
kehilangan kekuatan. Kalau tidak di atas tempat tidur, mungkin ia tidak punya kekuatan untuk
berdiri. Beruntung ia berpengangan pada lengan Kyuhyun.  Bagian bawah tubuhnya terasa panas
saat Kyuhyun semakin mendekatkan tubuhnya padanya dan tangan Kyuhyun sudah menggeser
tshirt longgarnya, hingga tulang belikat dan sekitarnya tak luput dari sentuhan jari-jari panjang
Kyuhyun. Saat tangan Kyuhyun turun ke dada Channie. Ia mengerang dan desiran hatinya makin
menjadi,  ia butuh bernafas… butuh oksigen…

Tiba-tiba pintu kamar Channie terbuka. Channie buru-buru menjauhkan wajahnya dan melepas
tautan bibir Kyuhyun. Posisi mereka masih sama, Channie belum berani menatap pintu
kamarnya. Kyuhyun juga begitu, ia masih belum berbalik, ia sibuk mengusap bibirnya yang
basah dan mengatur deru nafasnya yang tersengal.

“Ma…maaf… aku mengambil ponselku.” Damn! Itu suara Jungsoo. Channie menelan ludahnya
dan memberanikan diri menatap Jungsoo yang punggungnya kini sudah menghilang bersamaan
dengan ditutupnya pintu kamarnya.

Channie menghela nafas lega, kemudian menatap Kyuhyun dengan tatapan tajamnya.
Mendengus kesal dan ia juga merutuki dirinya sendiri akibat kecerobohannya dengan mau saja di
cium paksa dan di jamah oleh Kyuhyun. Sebenarnya, ia sangat menikmati ciuman paksa ini,
buktinya tadi ia juga membalas lumatan bibir Kyuhyun. Channie, kau dalam bahaya!

“Pergilah!” Channie membuang muka, enggan menatap Kyuhyun karena wajahnya kini merona.
Merona karena mengingat ciuman barusan. Channie bahkan tidak merasa bersalah pada Jungsoo,
karena biasanya saat dia berpacaran, selalu saja merasa mengkhianati Jungsoo ;orang yang dulu
dicintainya.

“Kau sengaja melakukannya karena ada Jung—“


“Bajingan itu? Oh, kau keliru. Kau tidak sadar kau itu begitu—“ Potong Kyuhyun.

“Dia bukan bajingan, kau yang—“ Channie menghentikan kata-katanya. Ia tidak pernah berkata
kasar. Tapi, asataga.“Pergilah, aku ingin istirahat. Dan bawa semua bingkisanmu.” Lanjutnya
dengan suara yang hampir putus asa. Karena tidaktahu lagi cara agar Kyuhyun pergi. Ia tidak
bisa jika pria ini terus berada di dekatnya.

“Bingkisan itu milikmu. Satu lagi, kau terlihat… ya ampun, aku bisa gila!” Kyuhyun
mengusapkan rambut coklatnya kasar dan mengusapkan tangannya ke wajahnya. Nafasnya
terdengar berat.

Channie bingung, ada apa? Pria ini memang gila, kemudian menatap dirinya sendiri. Dia masih
memakai baju kan? Hanya tshirt kebesarannya. Ya ampun, apa gara-gara krah ini yang terlalu
lebar? Dan ia tidak melapisinya dengan tanktop? Pria ini benar-benar mesum? Channie
kemudian menatap Kyuhyun, masih dengan pipinya yang merona. Kyuhyun tahu tatapan ini. Ia
sedikit geli.

“Bukan. Bukan karena itu. Kau tidak akan mengerti apa yang—“

“Kau pria mesum dan aku mohon kau per—“

Tok tok  tok

Perkataannya terhenti ketika mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Channie mendengus
kesal kemudian melirik kearah Kyuhyun yang terlihat tenang. Kenapa bisa ekspresi wajahnya
berubah dengan cepat?

“Ya, bu!” sahut Channie dari dalam. Pintunya kemudian terbuka dan ibunya tersenyum padanya
dan juga Kyuhyun, pria ini sedikit menundukkan kepalanya dengan sedikit senyum. Sedikit saja.
Channie tidak sengaja menatap saat Kyuhyun tersenyum dan sial, jantungnya berdebar kencang.
Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku sebenarnya? Batinnya.

“Makan malam sudah siap, ayo.” Ajak nyonya Jihyun, “Kau juga ikut kami ya.” Tambahnya
mengajak serta Kyuhyun. Channie mencibir dengan bibirnya saat mendengar ibunya mengajak
Kyuhyun.

***

Channie tidak menyangka, Jungsoo dan Juyeon masih di rumahnya dan sekarang mereka ikut
makan malam? Ini menyebalkan. Ibunya bilang tadi saat Jungsoo akan pulang, untuk menunggu
sebentar, ibu dan ayahnya juga sudah lama tidak makan bersama Jungsoo, jadi sekalian saja dan
yang membuat berbeda adalah, pria asing dan gila yang ada duduk tepat disamping Channie. Pria
ini bahkan terlihat sangat tenang, tidak seperti dirinya yang selalu diliputu kegugupan jika
berdekatan dengannya. Sebenarnya dia kenapa sih?
Channie fokus! Lihat kedua orang di depanmu yang sangat mesra dan membahas rencana
pernikahan. Ini sangat tidak mengenakkan, sungguh ia ingin pergi dari sini dan mengurung di
kamarnya, apalagi tepat di depannya adalah Juyeon yang memasang wajah malaikatnya di depan
orang tua Channie.

Channie lebih banyak diam. Ia sesekali menjawab jika di tanya, beruntung kedua orang tuanya
jarang menyinggung hubungan dia dengan Kyuhyun. Entah, pria di sampingnya ini juga
sepertinya juga sama dengan dia, menjawab sesekali kalau ditanya.

Semua tertawa mendengar penjelasan Juyeon tentang sifat dan sikap Jungsoo padanya. Ya,
tertawa kecuali Channie dan Kyuhyun.

“Dan, Ahjusshi. Kapan Channie akan menyusul kami?” tanya Juyeon tiba-tiba, seketika
membuat Channie terhenyak. Kemudian menatap kedua orang tuanya, raut wajah ayahnya
tersenyum. Sedikit aneh kelihatannya, Channie kemudian menatap Juyeon.

“Kau tenang saja—“ Channie menghela nafas beratnya. Sial benar gadis di depannya ini.
Lihatlah tatapannya seolah mengejek.

“Ah, Channie masih nyaman dengan keadaannya sekarang.” Sahut ibunya. Bisa dikatakan Jihyun
;ibunya Channie ini tahu perasaan Channie pada Jungsoo.

“Iya. Lagi pula, aku masih ingin melihat dia di rumah ini.” Tuan Park menambahkan, ada rasa
sedikit sedih menurut pendengaran Channie.

“Dia akan menikah, kau tenang saja nona…” Kyuhyun tiba-tiba bersuara. Membuat Channie
menoleh kesamping dan didapatinya Kyuhyun sedang menatap Juyeon dengan tatapan tajamnya.

“Hey, tidak usah ikut campur…” bisik Channie. Kyuhyun menoleh kearahnya, masih saja sama.
Dingin dan tatapannya tajam. Channie gugup seketika, sepertinya ia salah menegur pria tak tahu
diri ini.

“Aboeji, kalau dia menikah denganku, bagaimana?”

DEG

Debaran jantung Channie berdebar sangat keras ketika mendengar Kyuhyun berucap demikian.
Apa yang ada di otak Kyuhyun sehingga mengatakan hal semacam ini di depan kedua orang
tuanya dan juga Jungsoo.

***

Keesokkan paginya, Channie enggan sekali melangkahkan kaki untuk masuk ke gedung yang
dulu—dulu dipujanya, ya tempat ia bekerja sekarang. Teringat kejadian tadi malam rasanya dia
ingin menjerit sepuasnya. Siapa dia? Berani-beraninya masuk ke dalam kehidupannya sejauh ini.
Arghh!
Menundukkan kepalanya dan menggerutu dalam hati. Marah. Bagaimana dengan tenangnya pria
brengsek yang berkedok CEO dengan kharisma yang sangat mempesona setiap wanita dipenjuru
planet ini serta wajah yang tampan, ya Channie akui pria sangat—sangat tampan!

Parahnya, Ibunya sangat senang dengan pengajuan gila Kyuhyun tadi malam.

                        “Bercandamu lucu sekali, nak.” Tawa Ibu Channie dengan wajah yang aneh
menurut Channie. Channie melotot ke arah Kyuhyun dan tangannya hendak menutup mulut
Kyuhyun tapi, tiba-tiba tangan itu ditarik oleh Kyuhyun dan ditempatkan dimulutnya, untuk
dicium. Saat itu dunia seakan berhenti berputar bagi Channie. Seumur hidupnya, tidak ada pria
yang mencium punggung tangannya, tapi pria yan bahkan ia tidak tahu latar belakangnya
;kecuali jabatannya CEO, dia mampu melakukannya di depan kedua orang tua dan juga pria
yang di cintainya, Jungsoo. dicintainya? Tsk, bahkan Channie tidak memikirkan perasaannya
pada Jungsoo saat berada di dekat Kyuhyun.

                               Masih terkejut, dan Kyuhyun juga masih dengan aura dingin yang menguar
dari gestur tubuhnya ini, kemudian melepas ciuman itu, sambil terus menatap wajah Channie
yang saat itu merona. Sialan.

                               “Bagaimana Aboeji???” tanya Kyuhyun dengan terus menatap Channie.
Tuan Park tampak gugup dan entah mengapa raut wajahnya cerah sekarang melihat putri
semata wayangnya, akan di lamar. Ah, lebih tepatnya sudah dilamar.

                               “Ah… Aku serahkan pada Channie.” Ucapnya singkat, menatap istrinya,
dan ibu Channie tampak tersenyum bahagia. Channie mengetahui kedua orang tuanya bahagia?
Ayah ibunya terlihat sangat bahagia. Ayah, Ibu, pria ini hanya ingin tubuhku, setelah itu dia
akan membuang ku jauh, seperti sampah. Batin Channie. Kemudian ia menatap Jungsoo dan
Juyeon di depannya. Kekasih Jungsoo, tampak sangat shock. Ya, dia terkejut kenapa Channie
yang sedemikian rupa bisa mendapatkan pria yang seperti Cho Kyuhyun.

                               “Ayah, Ibu aku masih—“

                               “Sayang, tidak terburu-buru juga tidak apa-apa. Ibu senang akhirnya kau
mau menikah. Nikmati waktu kalian berdua, lagi pula kalian baru menjalin hubungkan?”

                “Ibu—“ Channie berbisik lemah. Ini tidak seperti yang kau lihat, bu!! Apa karena dia
kaya? Oh, dia bahkan sangat sangat amat kaya raya. Batin Channie menjerit.

                “Aku senang sekali akhirnya ada pria yang menjagamu, Channie-ya.” Ujar Jungsoo
padanya. Terlihat terkejut dan senyumnya terlihat aneh, “Aku turut bahagia.” Tambahnya.

                “Aku juga… aku sangat bahagia atas hubungan kalian berdua.” Sahut Juyeon
menatap Channie dengan senyumnya yang khas. Channie tahu apa maksudnya ini.

                “Terima kasih. Sepertinya aku tidak sabar ingin memiliki Channie, seutuhnya.”
Tambah Kyuhyun dengan penegasan pada kalimat memiliki dan seutuhnya, lagi-lagi suaranya
terdengar tenang namun sangat mempengaruhi Channie. Seketika tubuhnya menegang, ia tahu
apa maksud Kyuhyun.

Channie masih melamunkan apa yang terjadi tadi malam hingga ia tidak sadar orang di
sekitarnya sudah masuk ke dalam lift semua, dia gugup dan akan masuk saat pintu lift tertutup.
Orang yang di dalam lift hanya mampu menatapnya dengan tatapan, betapa bodohnya gadis ini.
Berdecak kesal, ia menatap arloji di tangannya. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya,
menjauh…

“Hey, apa yang kau lakukan. Lepas!” pekiknya saat Juyeon menariknya, paksa. Kenapa kekasih
sepupunya ini ada di kantornya. Dasar gila. Setelah dirasa aman, gadis itu melepaskan tangan
Channie dan menatapnya tajam.

“Katakan apa maumu.” Ucap Channie sambil membenahi pakaiannya.

“Kau pikir kau hebat bisa mendapatkan pria yang lebih dari Jungsoo oppa? Huh?” suara Juyeon
terdengar sangat marah. Ia tidak terima Channie bisa dekat dengan CEO perusahaan adidaya ini.
Oh, apa Juyeon tahu siapa Kyuhyun?

“Ap…apa maksudmu?” Channie berdecak sebal. “Katakan lebih jelas, aku akan be.ker.ja!”
tambah Channie mencoba meredakan amarahnya.

“Oh ya? Bukankah dia CEO di sini? Tssk, hebat sekali adik iparku ini menggaet pria berkelas,
atau kau memang salah satu gadis yang sering diajak tidur olehnya?”

“Tutup mulutmu! Kau tidak tahu—“

“Hey adik iparku yang sok lugu dan polos. Kekasihmu itu kan memang sering berganti
pasangan, kau tidak tahu ya? Sudah banyak gadis yang dia tiduri, lalu di buang olehnya. Jadi kau
jangan senang dulu, kau gadis yang kesekian bahkan jutaan yang pernah di tiduri—“

“Diam atau aku akan—“ Channie mengumpulkan tenaganya untuk berdiri dan mengangkat
tangannya untuk menampar Juyeon, tapi ia urungkan. Kata-katanya sangat menusuk hati
Channie saat ini. Apa dia memang terlihat murahan? Matanya memerah menahan amarahnya.

“Apa? Aku benarkan? Dasar, kau tidak lebih dari gadis penggoda…” ejek Juyeon. Sudah cukup
dia bersabar dan menghormati Juyeon sebagai wanita yang sangat dicintai Jungsoo, sepupunya.
Tapi kini. “CEO-mu itu mana mungkin mau menikah denganmu. Aku jamin, setelah bosan, kau
akan ditinggalkan. Tidak kurang dari seminggu—“

“Kau salah…” tiba-tiba ada suara yang memotong pembicaraan Juyeon. Seketika Channie
menoleh dan tepat ada sesosok pria dengan tubuh tinggi, tegapnya, dengan setelan jas Armani
yang sangat pas melekat didadanya. Gaya khas dinginnya dengan kedua tangannya ia masukkan
kedalam saku celannya. Tatapan matanya yang menggelap, tenang, dan dia tampan. Rambutnya
disisir kesamping dengan aksen sedikit acak-acakan. Channie, sekarat menatap pria sexy
didepannya ini.
Juyeon tergagap. Ia tidak tahu akan bagaimana nasibnya jika Kyuhyun mendengar apa yang ia
katakan barusan. Sial. Ia bisa kehilangan pekerjaan. Dia bekerja di anak perusahaan di bawah
naungan Cho Enterprises Holding Inc.

“Maaf aku tidak—“

“Aku akan menikah dengan Channie, bahkan sebelum kau menikah dengan pria pujaanmu itu,
nona.” Channie melotot ke arah Kyuhyun. Apa! Menikah?!! Jadi, pria ini tidak main-main? Apa
hanya demi tubuhnya, Kyuhyun rela menikah dengannya? Ia sangat tidak percaya.

“Bukan begitu, sayang?” Kyuhyun berbsisik ditelinganya, tapi Juyeon bisa mendengarnya. Oh,
sial pasangan didepannya ini.

Channie gugup bukan main. Tadi dia amat sangat marah, dan sekarang Kyuhyun datang, reaksi
tubuhnya berbeda. Kenapa bisa secepat itu berubah? Channie benci ini.

Ya Tuhan, ia harus bagaimana. Ia terpojok sekarang. Kenapa harus serumit ini. Dia akan
menikah dengan pria yang tiap minggu, bahkan hari berganti wanita hanya demi pelepasan
seksual, dan terlebih pria ini tidak mencintainya. Sedangkan Channie, ingin menikah karena ia
mencintai pasangannya. Bukankah kau sangat tertarik padanya, Park Channie? Batinnya
meyakinkannya. “Jangan permalukan dirimu…” bisik Kyuhyun.

Channie menghela nafas beratnya, sambil berdoa. Semoga ini tepat… “Ya.” Ucapnya lemah.

“Aku permisi—“ pamit Juyeon.

“Tunggu, nona Kim.” Potong Kyuhyun. Juyeon berhenti sejenak. Ia menelan ludahnya dengan
sangat sulit. Channie berpikir, Kyuhyun selalu berhasil mempengaruhi semua wanita. Dasar
player mesum.

“Ya.” Jawabnya gugup.

“Bekerja dengan baik jika kau tidak ingin dipecat. Satu lagi, jangan ganggu gadis ku. Mengerti?”

***

Yupppppps Part 1 suah kelar, Part 2-nya menyusul,  sepertinya ada adegan, ya seperti
biasa. Akan aku protect atau engga, ini juga masih mikir……..
Siapin ID kalau gag ya nebak, kalau gag ya… rahasia *dibawa ke playroom :p

Maaf Mengecewakan dan Makasih sudah menyambangi Playroom kami *BOW

Aduhh Chorong Apink banyak omong, udah ya… Dilarang PROTES!!!!! *sadis

Anda mungkin juga menyukai