Anda di halaman 1dari 37

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“Besaran dan Satuan”

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Najhan T.P
Nim : 03041281823033
Kelas : Elektro A
Fakultas Teknik
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya
2018
PENGERTIAN BESARAN

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa,
waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Warna, indah, cantik, bukan merupakan besaran karena tidak dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

BESARAN POKOK

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari
besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam sistem Satuan Internasional yaitu Panjang, Massa, Waktu, Suhu,
Kuat Arus, Jumlah molekul, Intensitas Cahaya.

Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat dibagi menjadi tinggi,
yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak lurus terhadap
panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik, kata “panjang” biasanya digunakan secara sinonim dengan
“jarak”, dengan simbol “l” atau “L” (singkatan dari bahasa Inggris length).

Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk mengukur banyaknya
materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep utama dalam mekanika klasik dan subyek
lain yang berhubungan.

Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan
atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Tiap masyarakat memilki
pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat
waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep
tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam
sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan
masyarakat Barat, masysrakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang terus berulang tanpa akhir.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam
suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa
getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir
melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran
muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang
bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.

Jumlah molekul

Intensitas Cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu
sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. 
BESARAN TURUNAN

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau besaran yang didapat dari
penggabungan besaran-besaran pokok. Contoh besaran turunan adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan,
Percepatan, Massa Jenis, Berat jenis, Gaya, Usaha, Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial,
Momentum, Impuls, Momen inersia, dll. Dalam fisika, selain tujuh besaran pokok yang disebutkan di atas,
lainnya merupakan besaran turunan. Besaran Turunan selengkapnya akan dipelajari pada masing-masing pokok
bahasan dalam pelajaran fisika.

Untuk lebih memperjelas pengertian besaran turunan, perhatikan beberapa besaran turunan yang satuannya
diturunkan dari satuan besaran pokok berikut ini.

Luas = panjang x lebar

= besaran panjang x besaran panjang

=mxm

= m2

Volume = panjang x lebar x tinggi

= besaran panjang x besaran panjang x besaran Panjang

=mxmxm

= m3

Kecepatan = jarak / waktu

= besaran panjang / besaran waktu

=m/s

Notasi Ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron, sampai
dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya
massa bumi kira-kira 6.000.000.000 000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil,
misalnya massa sebuah elektron kira-kira 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg memerlukan
tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, . . . . x 10n
di mana :

a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9

n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat dalam persamaan tersebut,

10n disebut orde besar.


Contoh :

Massabumi=5,98x1024
Massaelektron=9,1x10-31
0,00000435=4,35x10-6
345000000 = 3,45×108

Dimensi Besaran

Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang (length) dan
waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi
M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah
dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T -

atau dimensi Percepatan : L

SATUAN DAN PENGUKURAN.

* Besaran Pokok Dalam Fisika.


Dalam sistem Internasional ( SI ) terdapat : 7 buah besaran dasar berdimensi dan 2 buah buah tambahan yang
tidak berdimensi. 

BESARAN DASAR SATUAN SI


Rumus
Nama Lambang Dimensi
1. Panjang Meter M L
2. Massa Kilogram kg M
3. waktu Sekon S T
4. Arus listrik Ampere A I
5. Suhu termodinamika Kelvin K q
6. Jumlah zat Mola Mol N
7. Intensitas cahaya Kandela Cd J

BESARAN
TAMBAHAN SATUAN SI
1. Sudut datar radian Rad
2. Sudut ruang steradian Sr
BESARAN JABARAN SATUAN SI
1. Energi Joule J
2. Gaya newton N
3. Daya Watt W
4. Tekanan pascal Pa
5. Frekwensi Hertz Hz
6. Beda Potensial Volt V
7. Muatan listrik coulomb C
8. Fluks magnit weber Wb
9. Tahanan listrik Farad F
10. Induksi magnetik Tesla T
11. Induktansi Henry Hb
12. Fluks cahaya lumen Lm
13. Kuat penerangan Lux Lx

* Sistem Satuan

SISTEM SATUAN MATRIK


Dibedakan atas :
- Statis 
- Dinamis

Sistem Statis : 
- statis besar
- satuan panjang : meter
- satuan gaya : kg gaya
- satuan massa : smsb
· statis kecil
- satuan panjang : cm
- satuan gaya : gram gaya
- satuan massa : smsk

Sistem Dinamis : 
Sistem Satuan Dinamis Besar Dinamis Kecil
1. Panjang meter cm
2. Massa kg gr
3. Waktu sec sec
4. Gaya newton dyne
5. Usaha N.m = joule dyne.cm = erg
6. Daya joule/sec erg/sec

Sistem dinamis besar biasa kita sebut “M K S” atau “sistem praktis” atau “sistem Giorgie”
Sistem dinamis kecil biasa kita sebut “C G S” atau “sistem Gauss”.

SISTEM SATUAN BRITANIA ( BRITISH SYSTEM ) 


Sistem Satuan British
1. Panjang foot ( kaki )
2. Massa Slug
3. Waktu Sec
4. Gaya pound ( lb )
5. Usaha ft.lb
6. Daya ft.lb/sec

* Awalan Yang Digunakan Dalam S.I.


AWALAN SIMBOL FAKTOR
Kilo K 10 3
Mega M 10 6
Giga G 10 9
Tera T 10 12
milli m 10 -3
mikro m 10 -6
nano n 10 -9
piko p 10 -12
femco f 10 -15
ato a 10 -18

*  Dimensi
Jika dalam suatu pengukuran benda A. 
A = 127 cm = 1270 milimeter = 1,27 x 106 mikron
Nilai besaran A adalah 127 apabila dinyatakan dalam cm,
Nilai besaran A adalah 1270 apabila dinyatakan dalam mm,
Nilai besaran A adalah 1,27 apabila dinyatakan dalam meter dan seterusnya.
Jadi satuan yang dipakai menentukan besar-kecilnya bilangan yang dilaporkan. 
Mengapa satuan cm dapat di ganti dengan m, mm, atau mikron ?
Jawabannya, karena keempat satuan itu sama dimensinya, yakni berdimensi panjang.
Ada dua macam dimensi yaitu :
- Dimensi Primer
- Dimensi Sekunder
- Dimensi Primer yaitu :
M : untuk satuaan massa.
L : untuk satuan panjang.
T : untuk satuan waktu.

· Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran yang dinyatakan dalam massa, panjang dan waktu.
contoh : - Dimensi gaya : M L T-2

- Dimensi percepatan : L T-2


Catatan : Semua besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok ( Dimensi Primer )
yaitu panjang, massa dan waktu.
Kegunaan dimensi :
Untuk Checking persamaan-persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama
dengan dimensi ruas kanan.
Contoh :
1. P = F . V
daya = gaya x kecepatan.
M L2 T-3 = ( M L T-2 ) ( L T-1 )
M L-2 T-3 = M L2 T-3
2. F = m . a
gaya = massa x percepatan
M L T-2 = ( M ) ( L T-2 )
M L T-2 = M L T-2

PENETAPAN SATUAN SEBAGAI BERIKUT :

1. Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang dipancarkan isotop
krypton 86.
2. Satu kilogram adalah massa sebuah silinder platina iridium yang aslinya disimpan di Biro Internasional
tenyang berat dan ukuran di Serves, Perancis.
3. Satu sekon adalah 9.192.631.770 kali perioda getaran pancaran yang dikeluarkan atom Cesium 133.
4. Satu Ampere adalah Jumlah muatan listrik satu coulomb ( 1 coulomb = 6,25.10 18 elektron ) yang melewati
suatu penampang dalam 1 detik.
5. Suhu titik lebur es pada 76 cm Hg adal : T = 273,150 K, Suhu titik didih air pada 76 cm Hg adalh : T =
373,150 K.
6. Satuan Kandela adalah benda hitam seluas 1 m 2 yang bersuhu Hk lebur platina ( 1773 C ) akan memancarkan
cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 x 105 kandela.
7. Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 1023 buah partikel. ( 6,025 x 1023 disebut dengan bilangan avogadro ).
* Bilangan Eksak : Bilangan yang diperoleh dari pekerjaan membilang.
* Bilangan Tidak Eksak : Bilangan yang diperoleh dari pekerjaan mengukur.

MACAM-MACAM ALAT UKUR.

1. MISTAR

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1
mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.

Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada
mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya,
bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.

A. Sejarah mistar

Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis
lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga
(biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari
plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.

Penggaris pertama kali digunakan oleh masyarakat peradaban lembah Hindus pada tahun 1500 SM. Alat
pengukur ini terbuat dari gading yang ditemukan selama penggalian. Penggaris pertama telah
memperlihatkan akurasi yang menakjubkan karena terdapat ukuran desimal di dalamnya.

Para ahli mengatakan bahwa penggaris kuno ditemukan oleh orang-orang dari Peradaban Lembah Indus
sekitar 1500 SM, tetapi beberapa yang lain mengatakan sudah lebih dahulu ditemukan bukti-buktinya di
kawasan Lothal (dari masa 2400 SM).
Ada juga literatur lain yang mengatakan bahwa, penggaris diitemukan oleh seorang berkebangsaan
Inggris bernama Napier berupa penggaris geser, dibuat pertama kali di Inggris tahun 1632.

Di jaman modern, orang menggunakan folding ruler yang ditemukan oleh Anton Ullrich pada 1851.

B. Macam-macam penggaris

1. Penggaris Inggris

2. Penggaris Metrik

C. Cara membaca mistar/penggaris

Ada dua jenis penggaris: penggaris Inggris atau penggaris pecahan, dan penggaris Metrik atau penggaris
desimal. [1] Membaca penggaris ini mungkin sekilas terlihat rumit karena banyaknya garis kecil pada
garis tersebut, namun sebenarnya cara membaca penggaris cukup sederhana. Ikuti panduan berikut dan
Anda tidak akan lagi kesulitan melakukan pengukuran dengan penggaris jenis apapun.
1. Mistar inggris

a. Ambil sebuah penggaris Inggris. Penggaris Inggris memiliki 12 garis yang menandai inchi di
dalamnya. 12 inchi sama dengan 1 kaki (0.3 m). Panjang 1 kaki ini (0.3 m) dipecahkan menjadi
satuan inchi. Setiap inchi dipecahkan kembali menjadi 15 tanda yang lebih kecil, menjumlahkan
panjang 16 tanda ini sama dengan satu inchi dalam penggaris. [2]
o Semakin panjang garis pada penggaris maka semakin besar pula ukurannya. Tanda inchi adalah
tanda terpanjang pada penggaris.
o Pastikan Anda membaca penggaris dari kiri ke kanan. Jika Anda mengukur sebuah benda,
sejajarkan dengan sisi kiri penggaris. Ujung benda di sebelah kanan adalah hasil pengukuran
dalam satuan inchi.

b. Pelajari tanda inchi. Sebuah penggaris Inggris terdiri dari 12 tanda inchi. Tanda ini biasanya
ditandai dengan angka dan garis terpanjang dalam penggaris. Sebagai contohnya jika Anda perlu
mengukur panjang paku, letakkan sisi kiri di salah satu ujung paku. Jika ujung paku yang lain
berada tepat di angka 5, maka panjang paku ini adalah 5 inchi. [3]
a. Beberapa penggaris juga menandai 1/2 inchi dengan angka, sehingga pastikan Anda
mengikuti angka dan garis yang paling besar di dalam penggaris.

c. Pelajari tanda 1/2 inchi. Ini adalah garis kedua terpanjang pada penggaris setelah inchi dan berada
di tengah-tengah antara 0 dan 1 inchi, 1 dan 2 inchi, 2 dan 3 inchi, dan seterusnya hingga 12 inci.
Totalnya ada 24 tanda ini pada penggaris.[4]
a. Sebagai contoh, jika Anda akan mengukur sebuah pensil. Tempatkan pensil pada penggaris
dengan bagian penghapusnya di sebelah kiri. Tandai ujung pensil pada penggaris. Panjang
pensil mungkin 4 1/2 inchi, dalam hal ini ujung pensil akan jatuh di tanda 1/2 dan melewati
tanda 4 inchi.
d. Pelajari tanda 1/4 inchi. Di bagian tengah antara garis 1/2 inchi ada garis yang lebih kecil yang
menandai 1/4 inchi. Dalam satu inchi pertama, tanda ini berarti 1/4, 1/2, 3/4, dan 1 inchi. Walaupun
tanda 1/2 inchi dan 1 inchi memiliki garis tersendiri, garis ini masih merupakan bagian dari 1/4
inchi dari pengukuran karena 2/4 inchi sama dengan setengah dan 4/4 inchi sama dengan 1 inch.
Secara keseluruhan, terdapat 48 tanda ini pada sebuah penggaris. [5]
a. Sebagai contoh, jika Anda mengukur panjang sebuah wortel dan ujungnya jatuh di garis
tengah antara 6 1/2 dan 7 inchi, maka panjang wortel adalah 6 3/4 inchi.

e. Pelajari tanda 1/8 inchi. Tanda ini adalah tanda yang lebih kecil daripada tanda 1/4 inchi. Antara 0
dan 1 inchi, terdapat tanda 1/8, 1/4 (atau 2/8), 3/8, 1/2 (atau 4/8), 5/8, 6/8 (atau 3/4) , 7/8, dan 8/8
(atau 1 inchi). Jumlah total tanda ini adalah 96 pada satu penggaris. [6]
a. Sebagai contoh, Anda mengukur selembar kain dan ujungnya jatih di garis ke-6 setelah
tanda 4 inchi, tepat di antara tanda 1/4 dan 1/2 inchi. Hal ini berarti panjang kain Anda
adlah 4 3/8 inchi.

f. Pelajari tanda 1/16 inchi. Garis kecil di tengah di antara tanda 1/8 inchi menandakan 1/16 inchi.
Garis ini juga adalah garis paling kecil di dalam penggaris. Garis yang paling pertama di sini kiri
penggaris adalah tanda 1/16 inchi. Di antara 0 dan 1 inchi, ada garis yang menandai 1/16, 2/16 (atau
1/8), 3/16, 4/16 (atau 1/4), 5/16, 6/16 (atau 3/8), 7/16, 8/16 (atau 1/2), 9/16, 10/16 (atau 5/8), 11/16,
12/16 (3/4), 13/16, 14/16 (atau 7/8), 15/16, 16/16 (atau 1) inchi. Secara keseluruhan, terdapat 192
garis ini di dalam satu penggaris.[7]
a. Sebagai contoh, Anda mengukur batang bunga dan ujung batangnya jatuh di garis ke -11
setelah tanda 5 inchi. Batang bunga tersebut memiliki panjang 5 11/16 inchi.
b. Tidak semua penggaris memiliki tanda 1/16 inchi. Jika Anda berencana untuk mengukur
benda yang kecil atau jika Anda harus benar-benar membuat pengukuran yang akurat,
pastikan terlebih dahulu bahwa penggaris yang Anda gunakan memiliki tanda ini.

 Mistar Metrik

a. Ambil sebuah penggaris metrik. Penggaris metrik menggunakan sistem metrik, yang mengukur dalam
satuan sentimeter dan bukan inchi. Biasanya ada 30 sentimeter di dalam satu penggaris, yang ditandai
dengan angka besar di dalamnya. Di antara setiap tanda sentimeter (cm), seharusnya ada 10 tanda yang
lebih kecil yang disebut denagn milimeter (mm).
 Pastikan Anda membaca penggaris dari kiri ke kanan. Jika Anda mengukur sebuah
benda, sejajarkan benda tersebut dengan sisi kiri penggaris. Ujung benda di sisi kanan adalah
ukurannya dalam sentimeter.
A. Tidak seperti penggaris Inggris, pengkuran dalam penggaris metrik dituliskan dalam angka
desimal dan bukan pecahan. Sebagai contohnya, 1/2 sentimeter dituliskan sebagai 0.5 cm. [8]

b. Pelajari tanda 1 sentimeter. Angka besar yang terletak di sebelah garis panjang dalam penggaris
menandakan satu sentimeter. Sebuah penggaris metrik memiliki 30 tanda ini. Sebagai contoh letakkan
ujung krayon di sisi kiri penggaris untuk mengukurnya. Perhatikan ujung satunya lagi. Jika ujung
krayon tersebut tepat menyentuh garis panjang dengan angka 14 yang besar, maka panjang benda itu

adalah 14 sentimeter.

c. Pelajari tanda 1/2 sentimeter. Di tengah antara setiap tanda sentimeter, terdapat garis yang lebih
pendek yang menandai 1/2 sentimeter atau 0.5 cm. Secara keseluruhan terdapat 60 garis ini dalam
sebuah penggaris. [10]
 Sebagai contoh, jika Anda mengukur sebuah kancing dan ujungnya jatuh di garis ke
lima sebelah kanan di antara angka 1 dan 2 sentimeter. Maka panjang kancing Anda
adalah 1.5 cm.

2. Jangka sorong 
a. Pengertian
adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek
dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga
fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama. Alat ini dipakai secara luas pada berbagai
bidang industri enjiniring (teknik), mulai dari proses desain/perancangan,
manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur
(enjinir) dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
B. Bagian-bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini (sama
seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang”
jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah)
untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas) untuk
mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang
rahang tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang
rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur
kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-
bagian jangka sorong tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut
pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang sama.

C. Cara Membaca Jangka Sorong


Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat
hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar
diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

3. Mikrometer sekrup 
a. Pengertian
adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat
kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim
Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka
sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-
bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop. Meskipun mengandung
kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala
mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang
berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10 -6.

b. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

1. Poros Tetap (Anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini
dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut
2. Poros Geser (Spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.

3. Pengunci (Lock Nut)


Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.

4. Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran.
Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.

5. Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.

6. Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.

7. Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain
mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu
menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.

c. Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar
jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang
lebih besar dan dapat dilihat skalanya.

Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:

1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros
geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran
dapat dibaca di skala utama dan skala nonius
D. Cara Membaca Mikrometer Sekrup
o Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama dan
di skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala
nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah:

 Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm.
Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm.
Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan
jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di
bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
 Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka
28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang
0.28mm
 Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28
= 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

4. Neraca
a. Macam macam timbangan/neraca berdasarkan penggunaan catu daya (power supply)
listrik
1. Neraca Analog
Neraca analog bekerja secara manual dan tidak memerlukan tenaga listrik. Disebut juga
dengan timbangan teknis/mekanik. Jaman dulu, orang-orang banyak menggunakan
neraca analog.

2. Neraca Digital (Neraca elektronik)


Neraca digital bekerja secara otomatis dan memerlukan tenaga listrik (timbangan
elektrik). Di laboratorium, pasar swalayan, sekolah, apotek/farmasi, dan toko emas
sekarang ini banyak menggunakan timbangan digital ini.
Perbedaan yang mencolok dari neraca digital dan neraca analog/mekanik adalah ada
tidaknya display/monitor untuk menampilkan bobot benda tertimbang

b. Macam Macam Timbangan/Neraca Berdasarkan Tingkat Ketelitiannya


1. Neraca Kasar atau timbangan biasa
Neraca ini umum digunakan, baik di rumah maupun ada di pasar. Neraca ini memiliki
tingkat ketelitian yang rendah

2. Neraca Halus/mikro atau timbangan analitis


Neraca ini banyak digunakan di laboratorium karena memiliki tingkat ketelitian tinggi,
bahkan hingga 3 digit (0.001 gram) atau 4 digit (0.0001 gram) atau dalam satuan
miligram. Karena dipergunakan untuk keperluan analisis disebut juga dengan neraca
analitik, neraca kimia atau neraca laboratorium. Untuk menghindari pengaruh udara,
neraca analitik digital dilengkapi dengan pelindung kaca.

c. Macam Macam Timbangan/Neraca berdasarkan penggunaannya


1. Timbangan domestik
Jenis timbangan ini banyak digunakan di rumah-rumah dan umum ditemukan di kamar
mandi dan dapur. Oleh karenanya jenis timbangan yang masuk dalam kategori ini
adalah timbangan dapur dan timbangan kamar mandi. Timbangan dapur dilengkapi
dengan wadah (mangkok) dibagian atasnya sebagai wadah untuk menempatkan bahan
yang ditimbang seperti gula dan tepung. Timbangan kamar mandi bentuknya datar dan
digunakan untuk menimbang berat badan.

2. Timbangan komersil
Anda sering menjumpai jenis timbangan ini di pasar swalayan dan tradisional, di toko
emas dan perhiasan, toko buah, dan area pergudangan. Beberapa jenis timbangan yang
masuk dalam kategori ini adalah timbangan hitung, timbangan emas, timbangan beras,
timbangan hitung dan timbangan duduk/jongkok. Timbangan hitung difungsikan untuk
menghitung jumlah benda jika bobot per unitnya diketahui.

3. Timbangan industri
Jenis timbangan ini banyak digunakan di pabrik atau manufaktor. Contohnya adalah
timbangan truk, timbangan palet, bench scale dan platform scale.

4. Timbangan presisi (precision)


Jenis timbangan ini banyak digunakan di laboratorium dan farmasi. Tingkat ketelitian
jenis timbangan ini sangat tinggi hingga 0,0001 gram. Beberapa orang menyebutnya
dengan timbangan miligram atau timbangan obat.

d. Macam Macam Timbangan/Neraca Berdasarkan Konstruksi dan Cara Kerjanya


1. Neraca pegas
Neraca ini bekerja dengan tarikan beban pada pegas. Semakin panjang pegas yang
tertarik oleh beban, semakin berat bobot beban tersebut. Prinsip kerja ini dilandasi oleh
prinsip gaya gravitasi, dengan rumus F=m*a. Jika percepatan gravitasi diketahui dan
gaya regangan pegas diketahui maka, massa benda dapat dihitung.

2. Neraca tekan atau neraca duduk


Cara kerja neraca ini berkebalikan dengan neraca pegas. Umumnya banyak digunakan
di dapur untuk menimbang bahan adonan kue atau masakan.

3. Neraca gantung/dacin
Cara kerja neraca ini seperti neraca lengan. Beban pemberat digunakan sebagai tolok
ukur berat benda dan digerakkan dengan cara menggeser. Neraca ini perlu
keseimbangan pada saat digantung.

4. Neraca jongkok
Jenis neraca ini umumnya digunakan untuk mengukur berat badan. Orang mengenalnya
dengan timbangan kamar mandi.

5. stopwatch
a. Pengertian Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas
yang kedua kali  kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.

b. Kekurangan dan Kelebihan Stopwatch


1. Kelebihan
 Proses perhitungan lebih cepat
 Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
 Biayanya lebih murah
 Lebih praktis dalam mencatat data
 Data yang di peroleh lebih akurat.
2. Kekurangan
 Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.
c. Jenis – Jenis Stopwatch
1. Stopwatch Analog
Stopwatch analog berfungsi sebagai alat untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
suatu kegiatan. Misalnya, stopwatch dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh seorang pelari untuk dapat mencapai jarak 50 km. Selain itu,dalam ilmu kimia
stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan
agar dapat mengalami perubahan suhu.
Dalam praktikum fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada praktikum pengukuran dasar,
viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan lain sebagainya.
2. Stopwatch Digital
Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk
hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik.
d. Prinsip Kerja Stopwatch 
Stopwatch dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga suatu
waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol yang sama
untuk yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
 

1. Stopwatch Analog 
Stopwatch analog mempunyai penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu
tombol start/stop dan tombol kalibrasi . Perhitungan waktu  pada stopwatch analog ini berdasarkan
gerakan mekanik.
Sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau dikurang) karena peletakan komponen
-komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi. 
Pada stopwatch analog ini tidak memakai baterai, sehingga jika sewaktu-waktu stopwatch analog
ini mati ( jarumnya tidak bergerak saat ditekan tombol start), maka hal yang perlu dilakukan adalah
memutar tombol start pada stopwatch tersebut. 

Bagian-Bagian Stopwatch Analog :

 Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


 Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
 Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
 Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
 Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60
dalam satuan detik
 Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30 dalam
satuan menit.

Prinsip  kerja stopwatch Analog adalah sebagai berikut :

 Saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar dan
pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.
 Pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara mekanik.
Pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga pegas
pertama kembali ke tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.
Contoh :
 Berapa lamakah yang dibutuhkan sebuah motor untuk mencapai 120 Km??? Atau berapa
lamakah waktu yang dibutuhkan pegas dalam melakukan 10 kali getaran dengan massa 50
gram???
 

2. Stopwatch Digital
Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran,  seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan perhitungan elektronik.
Stopwatch Digital Otomatis Peka Cahaya dapat dibuat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai
saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital dengan
ketelitian 0,0001 sekon atau 0,1 ms.
 
Adapun bagian-bagian dan dari stopwatch digital adalah sebagai berikut :

 L.C.D
 4 digit tampilan waktu menunjukkan menit ("M") dan waktu detik ("S")
 Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung mundur
 Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol
 Timer ini juga dapat berfungsi sebagai  memory recall
 Masing-masing tombol untuk setting menit dan detik 

Prinsip kerja stopwatch digital adalah sebagai berikut :


Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber tegangan
(baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch digital.
Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.
 
e. Prosedur Penggunaan Stopwatch
 Stopwatch Analog
Adapun prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :
o Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
o Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
o Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada
lingkaran besar akan berjalan. 
o Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu
kali putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah
berputar satu kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada
lingkaran kecil. 
o Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
o Membaca hasil pengukuran.
o Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

 Stopwatch Digital 
Adapun prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai berikut :
o Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.
o Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
o Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
o Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
o Membaca hasil pengukuran.
o Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali ke
nol kemudian ulangi langkah diatas.
f. Fitur Stopwatch Digital
1. TIMER PENGATURAN WAKTU
o Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer  ke nol
o Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan
tahan tombol (M) untuk pengaturan kecepatan.
o Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan
tahan tombol (S) untuk pengaturan kecepatan.
2. TIMER START / STOP
o Setelah waktu pengaturan sudah siap, tekan tombol (START/STOP) sekali dan waktu
akan mulai menghitung. (M) dan (S) menandai akan berkedip saat timer sedang
berjalan.
o Ketika waktu menghitung, tekan tombol (START / STOP) sekali dan waktu akan
berhenti, (M) dan (S) tanda akan berhenti berkedip dan  tetap pada layar
o Tekan tombol (START / STOP) sekali dan timer akan diteruskan menghitung lagi.
3. WAKTU BEL ALARM
o Ketika waktu menghitung mundur ke 00M dan 00S, waktu bel alarm akan berbunyi
selama 30 detik.
o Waktu bel alarm dapat dihentikan dengan menekan salah satu tombol (MIN), (SEC)
atau ( START/STOP).
4. TIMER MEMORY RECALL
o Setelah berhenti waktu bel alarm, tekan tombol (START / STOP) sekali untuk
mengingat pra-mengatur waktu timer.
o Tekan tombol (START / STOP) untuk kedua kalinya dapat  memulai timer dan timer
akan menghitung mundur untuk putaran  lainnya.

g. Kalibrasi Stopwatch 

Pada stopwatch analog kita hanya perlu menekan tombol start/stop tersebut maka jarum
penunjuk detik dan jarum penunjuk menit menunjuk ke angka nol. Stopwatch digital
hampir sama dengan stopwatch analog. Setelah menekan tombol kalibrasi maka angka
pada layar/ monitor akan menunjukkan angka nol.
h. Pembacaan Hasil Pengukuran
 1. Stopwatch analogHasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil
pengkuran lebih dari satu menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama
kita lihat adalah jarum penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik
kemudian menjumlahkannya.
2.   Stopwatch digital kita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada
layer/monitor berupa angka digital.

6a).Mikroskop

1).Sejarah

Mikroskop yang telah kita gunakan di saat sekarang ini sudah mengalami perubahan yang sangat
singnifikan. Sebagaiman telah kita ketahui bersama bahwa pada umumnya mikroskop sendiri terbagi
menjadi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Mikroskop adalah salah satu jenis alat optik yang fungsinya untuk melihat sekumpulan benda yang
memiliki ukuran yang sangat kecil.

Mikroskop ditemukan pertaman kali oleh Zacharies Jansen pada tahun 1590. Di zamannya,


teknologi yang canggih ini sangat bermanfaat  sebab dapat melihat benda dengan ukuran yang sangat
kecil.

Namun seiring perkembangan teknologi, pada tahun 1665, ilmuwan bekebangsaan inggris
bernama Robert Hooke berhasil merancang mikroskop yang memiliki sumber cahaya sendiri.
Mikroskop buatannya ini mampu melihat benda dengan perbesaran hingga 30 kali.

Dengan adanya mikroskop buatan Robert Hooke ini maka dia dapat menyelediki dan menemukan
sel pada kayu gabus.

Tiga tahun setelahnya yaitu 1668 ilmuwan dari Belanda bernama Antonie Van
Leeuwenhoek berhasil mengembangkan mikroskop dengan lensa tunggal yang memiliki perbesan 270
kali lebih besar dari ukuran asalnya.
Akibat dari penemuannya ini, dunia kedokteran sangat dibantu sekali yaitu dapat mengamati sel darah
merah (eritrosit), ekstrak ragi, bakteri dan makhluk hidup kecil seperti protozoa. Dan karena
penemuannya ini hingga akhirnya dia dinobatkan sebagai orang yang pertama menemukan bakteri.

Seiirng dengan penemuan mikroskop yang semakin berkembang dan begitu juga dengan ilmu
pengetahuan yang semakin pesat. Maka semakin banyaknya berbagai penemuan tentang jenis benda-
benda yang kecil.
Salah satunya adalah basil (Microbacterium tuberculosis). Tahukah kamu basil jenis apa? Ya, ini
merupakan virus yang menyebabkan penyakit TBC. Yang mana jenis virus ini ditemukan oleh
ilmuwan berkebangsaan jerman bernama Robert Koch.

Penemuan-penemuan yang serupa terus berlanjut dan begitu juga dengan perkembangan
mikroskop.Mikroskop modern yang paling banyak digunakan sampai sekarang ini adalah mikroskop
cahaya.Perlu diketahui mikroskop cahaya mampu melakukan perbesaran suatu objek hingga 1000 kali
lipat. Nah, semakin berkemabang teknologi dalam bidang optik, mikroskop pun demikian mengalami
perkembangan yang pesat.Sehingga pada tahun 1933, seorang yang bernama Ernst Ruska berhasil
membuat mikroskop elektron. Mikroskop ini prinsip kerjanya yaitu menggunaka elektron untuk
melihat struktur dari benda-benda yang kecil.Istilah untuk mikroskop jenis ini adalah TEM
(Tranmision electron Microscope). Perbesaran yang dapat dilakukan mikroskop ini adalah mencapai
500.000. Perkembangan mikroskop terus berlanjut bingga pada tahun 1965 terciplah jenis mikrokop
elektron dengan nama SEM (Scanning Electron Microscope).
Cara kerja SEM yaitu menggunakan prinsip pancaran elektron yang telah dilapisi oleh logam mulia.
Logam mulia ini fungsinya sebagai pencegah agar tidak masuknya elektron ke bagian dalam sel.

Kemudian pada tahun 1981 diciptakan lagi teknologi baru dengan sebutan STM (Scanning
Tunneling Microscope). Dalam biang ilmu biologi, kegunaan STM sangat berpengaruh sekali sebab
dapat melihat satu per satu molekul yang terdapat pada lapisan sel.Begitu pesatnya perkembangan
mikroskop yang dimulai dari jenis cahaya sampai elektron tidak serta merta meninggalkan begitu saja
mikroskop cahaya. Karena setiap jenis mikroskop punya keunggulan masing-masing.Seperti halnya
mikroskop cahaya dapat digunakan untuk mengamati sel yang hidup. Sedangkan mikroskop elektron
hanya dapat melihat sel yang sudah mati yang mana telah dihilangkan cairannya.

2).Bagian-Bagian Mikroskop
Bagian mikroskop optik terdiri dari:

1. Lensa Okuler merupakan lensa yang digunakan untuk mengamati suatu objek dan terdapat pada
bagian ujung atas tabung.
Adapun fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar kembali bayangan yang berasal dari lensa
objektif. Pada lensa okuler ini umumnya mengalami perbesaran 6, 10 atau 12 kali.

2. Lensa Objektif merupakan lensa yang dekat dengan objek yang akan diamati. Pada mikroskop
umumnya terdapat 3 lensa objektif dengan perbesaran terkecil 10, 40 hingga 100 kali lipat.

Dalam penggunaan lensa objek maka seorang pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian
objek. Sebab minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas yang akan memperjelas bayangan benda.

Mislanya saja pada saat perbesaran 100 kali antara lensa dengan objek yang akan diamati posisinya
sangat dekat sekali bahkan smapai bersentuhan.

3. Kondensor merupakan bagian yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin dan memusatkannya ke suatu objek. Penggunaanya cukup dengan memutar bagian ke atas dan
ke bawah.

4. Diafragma merupakan bagain yang berfungsi untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk
melalui kondesor yang kemudian mengenai prefarat.

5. Cermin merupakan berfungsi sebagai penerima dan pengarah cahaya. Adapun cahaya yang
diterimanya akan dipantulkan menuju daifragma.

Bagian mikroskop non optik terdiri dari:

1. Revolver merupakan alat bagain non-optik yang berfungsi mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.

2. Tabung mikroskop merupakan alat yang berfungsi sebagai penghubung antara lensa okuler dengan
lensa objektif.

3. Lengan Mikroskop merupakan alat yang berfungsi untuk tempat seorang pengamat memegang
mikroskop.

4. Meja Benda merupakan tempat yang digunakan untuk menempatkan objek yang akan diamati.
Adapun pada meja benda terdapat penjepit objek yang fungsinya untuk menjaga objek yang akan
diamati tidak berubah posisinya.

5. Makrometer merupaakn alat menaikkan maupun menurunkan tabung secara lembut atau halus untuk
mendapatkan kejelasan dari objek yang diinginkan.

6. Kaki Mikroskop merupakan penyangga atau tumpuan agar posisi mikroskop tetap berada di tempat
yang diinginkan atau bisa juga sebagai tempat untuk memegang mikroskop saat hendak dipindahkan.
7. Sendi Inklinasi merupakan alat yang berfungsi sebagai pengatur sudut tegak mikroskop

3).Fungsi

1. Fungsi utama mikroskop adalah untuk melihat, mengamati dan menyelidiki suatu objek dengan
ukuran yang sangat kecil dimana objek tersebut tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
2. Fungsi kedua mikroskop adalah tidak lari dari fungsi utama, namun fungsi kedua ini lebih detail dari
spesifik jenis mikroskop. Misalnya saja ada jenis mikroskop yang dirancang untuk mengamati objek
dengan ukuran-ukuran tertentu saja.

4).Cara menggunakan Mikriskop

Mikroskop yang akan kita bahasa pada halaman ini adalah mikroskop cahaya. Mikroskop inilah
yang sering digunakan untuk praktikum biologi di bangku sekolah. Langsung saja simak cara
menggunakan mikroskop yang akan diberikan pada daftar langkah-langkah di bawah.

1.Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai.
 
2.Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada pada posisi satu poros
dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
 
3.Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler
tampak terang berbentuk bulat.
 
4.Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit
objek/benda.
 
5.Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat
dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
 
7.Apabila bayangan objek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa objektif dengan
ukuran dari 10x, 40x, atau 100x, dengan cara meutar revolver hingga bunyi klik.
 
8.Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempatnya kembali.

ANGKA - ANGKA PENTING.


“ Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA PENTING, terdiri atas angka-angka pasti
dan angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka taksiran ).
Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu mengukurnya. Kesalahan
ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti.

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.


Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ).
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 7000,2003
( 9 angka penting ).

3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda
desimal adalah angka penting.
Contoh : 70000, ( 5 angka penting).

4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah
angka penting. 
Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ).

5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah
angka tidak penting. 
Contoh : 3500000 ( 2 angka penting ).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ).

Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting :


1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat SATU
ANGKA TAKSIRAN saja.
Contoh : 2,34 angka 4 taksiran
0,345 + angka 5 taksiran 
2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir ) taksiran.
maka ditulis : 2,69
( Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang koma yang paling sedikit).
13,46 angka 6 taksiran
2,2347 - angka 7 taksiran
11,2253 angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran 
maka dituli : 11,23

2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling
sedikit.
Contoh : 8,141 ( empat angka penting )
0,22 x ( dua angka penting )

1,79102
Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting )
1,432 ( empat angka penting )
2,68 : ( tiga angka penting )

0,53432
Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( tiga angka penting )
3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan.

NOTASI ILMIAH = BENTUK BAKU.


Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan kecil digunakan Notasi Ilmiah atau Cara
Baku.
p . 10 n
dimana : 1, p, 10 ( angka-angka penting )
10n disebut orde
n bilangan bulat positif atau negatif
contoh : - Massa bumi = 5,98 . 10 24
- Massa elektron = 9,1 . 10 -31
- 0,00000435 = 4,35 . 10 -6
- 345000000 = 3,45 . 10 8
 
 
untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian
1. Mistar : 0,5 mm.

untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian


2. Jangka sorong : 0,1 mm.

3. Mikrometer untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian


skrup : 0,01mm.

4. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.

5. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.

6. Dinamometer : untuk mengukur besarnya gaya.

7. Termometer : untuk mengukur suhu.

8. Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.

9. Ampermeter : untuk mengukur kuat arus listrik.

10. Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik

11. Volt meter : untuk mengukur tegangan listrik.

12. Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar.

13. Hidrometer : untuk mengukur berat jenis larutan.

14. Manometer : untuk mengukur tekanan udara tertutup.

15. Kalorimeter : untuk mengukur besarnya kalor jenis zat


 Berdasarkan skalanya, termometer ada empat jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap
atas dibagi 100 skala.

2. Termometer Reaumur

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap
atas dibagi menjadi 80 skala.

3. Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam
ditetapkan sebagai 0oF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.

4. Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang
dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka
273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin
dibagi 100 skala.

Dengan demikian, selain Kelvin, satuan suhu dapat dinyatakan dalam Celcius, Reamur dan juga fahrenheit. Lalu
bagaimana caranya mengubah satuan suhudari satuan yang satu ke satuan yang lain? Nah, dalam artikel ini akan
membahas kumpulan contoh soal tentang koversi satuan suhu beserta pembahasannya. Namun sebelum itu, kita
pelajari dahulu konsep perbandingan 4 skala termometer berikut ini.
Dari gambar di atas, dapat ditulis dalam bentuk tabel sebagai berikut,

No
Termometer Titik tetap bawah Titik tetap atas Jumlah skala
.
1 Celcius 0oC 100oC 100
2 Reamur 0oR 80oC 80
3 Fahrenheit 32oF 212oF 180
4 Kelvin 273 K 373 K 100

Perbandingan jumlah skalanya adalah sebagai berikut:

tC : tR : (tF – 32) = 100 : 80 : 180 atau tC : tR : (tF – 32) = 5 : 4 : 9

Perubahan suhu dari celcius ke kelvin karena jumlah skalanya sama, maka ditulis sebagai berikut.

T = tC + 273

Keterangan:

tC = skala yang ditunjukkan termometer celcius (oC)

tR = skala yang ditunjukkan termometer reamur (oR)

tF = skala yang ditunjukkan termometer fahrenheit (oF)

T = skala yang ditunjukkan termometer kelvin (K

E. JANGKA SORONG
F. MIKROMETER SKRUP

G. NERACA
H. STOPWATCH
CONTOH SOAL PENGUKURAN

1. MISTAR
Perhatikan gambar pengukuran di bawah ini.

Hasil pengukuran dengan mistar adalah…


A. 3,0 cm
B. 3,5 cm
C. 4,0 cm
D. 4,5 cm

Pembahasan:

Skala mistar bagian pangkal adalah 4 cm sedangkan skala bagian ujung menunjukkan angka 7,5 cm. Dengan
demikian hasil pengukuran adalah 7,5 cm – 4 cm = 3,5 cm.

2. JANGKA SORONG

Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan jangka sorong di bawah ini!

Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah ….


A. 2,03 cm
B. 2,08 cm
C. 2,11 cm
D. 2,23 cm
E. 2,28 cm
Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 2,20 cm + 0,08 cm = 2,28 cm

3. MIKROMETER SKRUP

Perhatikan gambar mikrometer sekrup berikut ini.

Besar pengukurannya adalah ….


A. 3,22 mm
B. 3,53 mm
C. 3,86 mm
D. 4,17 mm
E. 4,26 mm

Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 3,00 mm + 0,22 mm = 3,22 mm

Jawaban : A

4. NERACA

Perhatikan gambar neraca berikut!


Agar neraca seimbang, nilai anak timbangan X yang harus ditambahkan ke piring B adalah….

A. 250 g
B. 500 g
C. 750 g
D. 1000 g
Pembahasan
Diketahui
Piringan kiri :
Massa = 1,5 kg = (1,5)(1000 gram) = 1500 gram
Piringan kanan :
Massa = 250 gram + 250 gram = 500 gram
Ditanya : Massa anak timbangan X
Jawab :
Agar neraca seimbang maka massa anak timbangan pada piringan kiri harus sama dengan massa anak
timbangan pada piringan kanan. Neraca menjadi seimbang setelah piringan di sebelah kanan ditambahkan anak
timbangan X yang massanya = 1500 gram – 500 gram = 1000 gram.
Jawaban yang benar adalah D.

5. TERMOMETER

Sebuah zat cair diukur suhunya menggunakan termometer celcius diperoleh angka 40 oC. Berapakah jika zat cair
tersebut diukur suhunya menggunakan:

a. Termometer reamur

b. Termometer fahrenheit

c. Termometer kelvin

Penyelesaian:

Diketahui:

tc = 40oC

Ditanyakan: tR, tF, dan T

Jawab:

a. Mengubah skala celcius ke reamur

perbandingan skala termometer reamur dan celcius adalah sebagai berikut.

tR 4
=
tC 5
Maka:

tR = 4/5 × tC

tR = 4/5 × 40
tR = 32

Jadi, ketika diukur dengan termometer reamur, suhunya adalah 32 oR.

b. Mengubah skala celcius ke fahrenheit

perbandingan skala termometer fahrenheit dan celcius adalah sebagai berikut.

tF – 3
9
2 =
tC 5
Maka:

tF – 32 = 9/5 × tC

tF – 32 = 9/5 × 40

tF – 32 = 72

tF = 72 + 32

tF = 104

Jadi, ketika diukur dengan termometer fahrenheit, suhunya adalah 104 oF.

c. Mengubah skala celcius ke kelvin

untuk mengkonversi satuan suhu dari celcius ke kelvin kita langsung saja menggunakan rumus berikut.

T = tC + 273

T = 40 + 273

T = 313

Jadi, ketika diukur dengan termometer

Anda mungkin juga menyukai