Anda di halaman 1dari 9

Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai

Teori Organisasi Kontemporer


:: Edah Jubaedah

ANALISIS KONSEPTUAL ORGANISASI PEMBELAJARAN (LEARNING


ORGANIZATION) SEBAGAI TEORI ORGANISASI KONTEMPORER

Edah Jubaedah
STIA LAN Bandung, Jl. Cimandiri No. 34-38, Bandung – 40115
E-mail: ejubaedah@yahoo.com

Conceptual Analysis on Learning Organization as Copntemporary Organization Theory

Abstract
In the era of accelerated globalization and knowledge economy, learning organizations, with their flexibility in adapting to fast
and complex changes, have drawn close attention from the academic and industrial communities. Now, various organizations,
private or public, make it their goal to transform themselves into learning organizations. Organization by building a learning
organization can accelerate and strengthen the dissemination and application of information and knowledge so that the organization
can promptly gain insight into new trends, opportunities, ideas, knowledge, and information, to enhance its capabilities. In
addition, a learning organization encourages innovation and competition so that the it can break away from outmoded conventions
and have unfailing impetus for reform and innovation in terms of their ways of thinking, administrative technologies and
methods, and administrative institutions.
Keywords: Learning Organization, shared vision, system thinking.

A. PENDAHULUAN lingkungan yang makin kompleks. Terlebih lagi sejak


Salah satu pendekatan kontemporer dalam teori terjadinya krisis ekonomi dan krisis moneter yang
organisasi yang diterapkan pada tahun 1990-an pada akhirnya berlanjut menjadi krisis
adalah konsep learning organization dan kemudian multidimensional di berbagai aspek kehidupan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi bangsa dan Negara Indonesia. Organisasi pemerintah
organisasi pembelajaran. Literatur menunjukkan di dalam menghadapi perubahan-perubahan
bahwa konsep ini berkembang dalam dunia lingkungan eksternal tersebut tidak dapat lagi
organisasi swasta khususnya di Negara-negara maju mengandalkan cara-cara lama, misalnya dengan
sebagai salah satu respons yang harus dilakukan merubah struktur organisasi, akan tetapi merubah
organisasi di dalam menghadapi perubahan perilaku atau budaya pengelolaan yang selama ini
lingkungan organisasi yang semakin kompleks. dipraktekkan yang dianggap tidak efektif dan efisien.
Burnes (2000) misalnya menyatakan bahwa Dengan demikian secara konseptual para pejabat atau
organisasi dewasa ini menghadapi tekanan-tekanan manajer organisasi pemerintah melalui Diklat
globalisasi, perubahan teknologi, perkembangan e- Kepemimpinan Tingkat II tersebut memiliki
commerce, adanya situasi dimana pelanggan dan pengetahuan awal tentang perlunya penerapan
supplier dapat bertindak sebagai kompetitor organisasi pembelajaran dalam melakukan
sekaligus sebagai mitra, perubahan yang makin perubahan di dalam organisasi pemerintah. Namun
menekankan pada aspek kualitas ketimbang demikian nampaknya konsep organisasi
kuantitas. Menghadapi tantangan semacam itu para pembelajaran belum dapat dipahami secara utuh, hal
pakar menyatakan bahwa organisasi dituntut untuk ini dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa
memiliki kepekaan dan ketanggapan terhadap organisasi publik belum mampu untuk mewujudkan
kebutuhan untuk memperoleh dan menggunakan dirinya sebagai organisasi pembelajaran atau learning
sejumlah besar pengetahuan. Dengan cara seperti organization.
itulah maka organisasi akan mampu melakukan Berdasarkan latar belakang permasalahan
perubahan-perubahan sehingga tetap memiliki daya tersebut maka makalah ini membatasi
saing dengan organisasi lainnya. Bahkan dikatakan permasalahannya pada adanya masalah kurang
oleh Jones (2007) pembelajaran organisasional dipahaminya secara utuh konsep organisasi
merupakan proses yang sangat vital bagi manajer pembelajaran dalam organisasi publik. Dengan
dewasa ini untuk mengelola organisasi dengan cara- demikian maka masalah yang dapat dirumuskan
cara baru yang lebih efisien. dalam makalah ini adalah bagaimana konsep
Konsep ini di Indonesia kemudian diintrodusir organisasi pembelajaran dalam pendekatan teori
oleh Lembaga Administrasi Negara sebagai salah satu organisasi? Hambatan-hambatan yang dihadapi
materi pendidikan dan pelatihan bagi para pejabat organisasi dalam membangun suatu organisasi
eselon II yang sekarang disebut dengan Diklat pembelajaran serta kritisi apa yang muncul terhadap
Kepemimpinan. Hal ini menjadi diladasasi oleh konsep organisasi pembelajaran sebagai salah satu
pemikiran bahwa organisasi publik di tanah air pada pendekatan kontemporer dalam teori organisasi.
tahun 1990-an pun dihadapkan pada perubahan

273 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

Dengan demikian maka penulisan makalah ini menyebutkan learning organization sebagai suatu
bertujuan untuk membahas organisasi pembelajaran proses yang diperlukan bagi organisasi untuk
sebagai salah satu pendekatan kontemporer dalam beradaptasi, memodifikasi dan merubah lingkungan
teori organisasi, pengertian konseptual, organisasi sehingga organisasi dapat
perkembangannya serta kritisi terhadap konsep mempertahankan kelangsungan hidupnya. Bahkan
organisasi pembelajaran sebagai salah satu Jones mengaitkan pendekatan ini dengan proses
pendekatan kontemporer dalam teori organisasi. pembuatan keputusan di dalam organisasi.
Disebutkannya bahwa proses pengambilan
keputusan dalam organisasi akan berhasil apabila
B. LEARNING ORGANIZATION DALAM TEORI organisasi memiliki kemampuan dan kapasitas
ORGANISASI untuk mempelajari perilaku-perilaku serta perilaku-
Untuk membahas konsep atau teori tentang perilaku lama yang tidak efisien. Lebih jauh lagi, Jones
organisasi pembelajaran maka terlebih dahulu perlu juga menyatakan bahwa implikasi dari proses
dibahas dimana posisi teori ini dalam keseluruhan pengambilan keputusan dan organisasi
teori organisasi. Adapun teori organisasi sebagaimana pembelajaran, organisasi harus mampu membangun
dinyatakan oleh Tompkins (2005) merupakan suatu suatu manajemen pengetahuan (knowledge
studi tentang bagaimana dan mengapa organisasi management) dengan memanfaatkan seoptimal
yang kompleks berperilaku sebagaimana yang mereka mungkin perkembangan teknologi informasi dan
lakukan. Teori organisasi mengkaji struktur formal komunikasi.
organisasi, proses-proses internal, hambatan- Begitu pula halnya Burnes (2000) dalam bukunya
hambatan eksternal serta cara organisasi tentang Managing Change: A Strategic Approach to
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan- Organizational Dynamic menempatkan learning
nya (Tompkins, 2005: 1). Begitu pula pendapat Jones organization atau organizational learning sebagai salah
(2007) yang menyatakan bahwa teori organisasi satu pendekatan untuk melakukan perubahan
adalah studi tentang bagaimana fungsi organisasi organisasi. Bahkan dikatakannya bahwa learning
dan bagaimana organisasi mempengaruhi dan organization merupakan salah satu paradigma yang
dipengaruhi oleh lingkungan dimana organisasi mendominasi pemikiran para manajer di dunia Barat
beroperasi. yang berkembang pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Selain itu Robbins dan Barnwell (2002) Pada masa itu di dunia Barat ada tiga pendekatan
menambahkan bahwa teori organisasi merupakan yang digunakan dalam organisasi yaitu pendekatan
pendekatan makro yang unit analisisnya tidak saja culture-excellence, pendekatan Manajemen Jepang dan
organisasi itu sendiri juga sub-sub unit inti di dalam Organizational Learning. Pendapat menarik lainnya
organisasi. Teori organisasi terfokus pada perilaku yang dinyatakan oleh Burnes bahwa salah satu faktor
organisasi dan menggunakan definisi yang lebih luas meningkatkan perhatian dunia Barat terhadap
tentang efektivitas organisasi serta tidak hanya konsep learning organization adalah semakin
terpaku pada kinerja dan sikap anggota juga pada meningkatnya penetrasi perusahaan-perusahaan
keseluruhan kemampuan organisasi untuk Jepang ke dalam pasar negara-negara Barat. Hal
beradaptasi dan mencapai tujuan-tujuannya. tersebut menurutnya disebabkan oleh salah satu
Berdasarkan uraian singkat tersebut maka salah kemampuan perusahaan-perusahana Jepang dalam
satu hal yang menarik para ahli teori organisasi meningkatkan kecepatan mereka mengumpulkan
adalah upaya-upaya organisasi beradaptasi, informasi tentang pasar dan kompetitor, serta
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan- kemudian informasi tersebut didistribusikan dan
nya sebagai konsekuensi dari suatu sistem terbuka. dijadikan sebagai dasar bertindak internal organisasi.
Salah satu upaya yang menjadi perhatian para ahli Tidak hanya itu saja, menurutnya perusahaan-
organisasi tersebut adalah tentang konsep learning perusahaan Jepang di samping memiliki kemampuan
organization atau terkadang disebut juga organizational belajar, beradaptasi dan berkembang juga didukung
learning. Dalam hal ini akan ditelaah posisi learning oleh komitmen untuk melakukan proses perbaikan
organization di dalam literatur tentang teori-teori internal secara berkelanjutan. Karena itulah Burnes
organisasi. menyebutkan bahwa kesadaran pentingnya
Dalam beberapa literatur tentang teori organisasi, pembelajaran secara kolektif bagi keberhasilan
learning organization merupakan salah satu organisasi tidak saja makin meningkatkan perhatian
pembahasan berkaitan dengan perubahan- terhadap konsep learning organization, juga menjadi
perubahan organisasional yang dilakukan dalam jembatan penghubung antara pendekatan Barat dan
organisasi. Misalnya Gareth R. Jones dalam bukunya Timur dalam mengelola organisasi. Dengan
Organizational Theory, Design and Change (2007) mengutip pendapat Probst dan Buchel, Burnes
menempatkan learning organization sebagai salah satu menyatakan bahwa learning organization merupakan
pendekatan yang dilakukan organisasi di dalam alternatif paradigma dimana sistem dalam organisasi
melakukan perubahan organisasional, di samping dapat dirubah dan memungkinkan kita untuk
pendekatan-pendekatan lainnya. Jones (2007)

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010 274


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

mendefinisi ulang kehidupan ekonomi dan dengan peningkatan kapasitas organisasi untuk
masyarakat. mencapai sasaran-sasaran yang diketahui dan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan biasanya berhubungan dengan pembelajaran yang
bahwa konsep learning organization merupakan rutin dan berhubungan dengan perilaku. Dalam
kontribusi yang unik terhadap teori organisasi single-loop, organisasi melewati proses pembelajaran
khususnya berkaitan dengan kajian perubahan tanpa perubahan signifikan. Sedangkan
organisasional di dalam menghadapi tantangan dan pembelajaran tingkat kedua atau disebut juga dengan
perubahan lingkungan. Organisasi sebagai suatu istilah double-loop learning yaitu mengevaluasi kembali
sistem terbuka sebagaimana dinyatakan oleh Katz sifat tujuan organisasi dan nilais erta kepercayaan di
dan Kahn (dalam Robbins dan Barnwell, 2002) sekitarnya. Jenis pembelajaran ini mencakup
memiliki tiga ciri utama yaitu bergerak ke arah perubahan budaya organisasi. Misalnya upaya
pertumbuhan dan perkembangan, menjaga organisasi untuk meningkatkan keuntungan dalam
keseimbangan dan memelihara kemampuannya jangka pendek dengan peningkatan investasi bidang
untuk beradaptasi dengan lingkungan serta penelitan dan pengembangan untuk memastikan
menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan- daya saing jangka panjang. Menurut Argyris dan
tujuan yang diinginkannya. Schon (dalam Yeung, et al., 1999) single-loop learning
jarang mengarahkan pada perubahan-perubahan
yang signifikan dari asumsi-asumsi dasar yang
C. PERKEMBANGAN KONSEP LEARNING dibangun oleh organisasi, sedangkan double-loop
ORGANIZATION learning mengakup perubahan-perubahan dalam
Berdasarkan beberapa literatur (Yeung, et al., 1999; budaya yang dianut organisasi. Dengan dasar kedua
Burnes, 2000; Gilley dan Maycunich, 2000) terlihat model tersebut kemudian Bateson (1972, dalam
bahwa konsep learning organization atau organization Burnes, 2000) mengembangkan model pembelajaran
sebenarnya bukan merupakan konsep yang benar- lain yang disebutnya dengan triple-loop learning, yang
benar baru. Yeung, et al.. menjelaskan bahwa konsep meliputi pertanyaan-pertanyaan tentang alasan-
organisasi sebagai suatu sistem pembelajaran sudah alasan bagi organisasi dan alasan dari transformasi
dikembangkan sejak tahun 1900-an. Frederick Taylor yang bersifat radikal. Misalnya organisasi yang
yang mengembangkan teori manajemen ilmiah atau bergerak dalam industri manufaktor tradisional yang
scientific management meyakini bahwa apabila berusaha untuk menemukan dirinya sebagai suatu
manajemen mengartikulasikan atau mengukur perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang
kebenaran, maka pembelajaran ini dapat ditransfer membawa implikasi terhadap perubahan-perubahan
kepada pegawai lainnya sehingga dapat fundamental dari budaya, struktur dan praktek-
meningkatkan efisiensi organisasi. Selanjutnya pada praktek organisasi.
tahun 1950-an, konsep pembelajaran organisasi ini Dalam perkembangan selanjutnya kajian tentang
dipertajam dan didefinisikan oleh sejumlah ahli teori pembelajaran organisasi atau organisasi
organisasi di Universitas Carnegie Mellon seperti pembelajaran disebut dengan berbagai label yang
Richard Cyert, James March dan Herbert Simmon. berbeda. Misalnya George Huber (dalam Yeung et al.,
Pada tahun 1958 March dan Simon menuliskan 1999) dalam tinjauan literatur yang dibuatnya pada
bahwa “Sebagaimana yang dapat kita lihat bahwa tahun 1991 menyebutkan bahwa pembelajaran dalam
standar operasi prosedur sebagai suatu pilihan organisasi capat dikarakteristikan oleh adaptasi
organisasi sangat dikondisikan oleh aturan-aturan terhadap perubahan lingkungan, fleksibilitas dan
dimana aturan tersebut berlaku. Aturan-aturan responsibilitas, dan oleh perubahan dalam
tersebut selanjutnya merefleksikan proses organisasi. Dalam cara yang beragam istilah learning
pembelajaran organisasi dengan mana organisasi organization telah menjadi konsep yang memayungi
beradaptasi dengan lingkungannya” (dalam Yeung, berbagai topik dalam studi tentang organisasi. Kajian
et al., 1999). Selanjutnya mereka melakukan berbagai yang paling terkini adalah yang dilakukan oleh Peter
penelitian berkaitan dengan proses pembelajaran Senge dan rekan-rekannya di universitas MIT yang
organisasi, salah satunya yang dilakukan oleh mempopulerkan istilah learning organization. Mereka
Herbert Simon dan kawan-kawan adalah penelitian menyatakan bahwa dengan menerapkan pola
tentang pengambilan keputusan dalam organisasi. berpikir sistemik atau system thinking mereka dapat
Penelitian lainnya yang kemudian mengarahkan memetakan proses pembelajaran organisasi. Karena
pada perhatian tehadap organisasi pembelajaran popularitas dan pengaruhnya terhadap bidang
sekarang ini adalah penelitian yang dilakukan oleh manajemen, Peter Senge merupakan guru dari
Chris Argyris dan Donald Schon. Berdasarkan hasil pembelajaran organisasi dan selanjutnya konsep
penelitiannya mereka mengenalkan perbedaan learning organization menjadi makin diperhatikan
konsep antara pembelajaran tingkat pertama dan dalam dunia organisasi bisnis.
pembelajaran tingkat kedua (Yeung et al., 1999). Berdasarkan uraian tersebut dengan demikian
Pembelajaran tingkat pertama kemudian dikenal dapat disimpulkan bahwa pendekatan learning
dengan istilah singe-loop learning yaitu berkaitan organization atau organizational learning dalam

275 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

khasanah teori organisasi bukanlah merupakan suatu kenyataannya sangat jarang organisasi yang berhasil
konsep yang baru. Namun demikian konsep tersebut mencapai status sebagai learning organization. Hanya
dalam tahun-tahun terakhir konsep tersebut selanjutnya menurut Burnes istilah organizational
diperbaharui dan dikembangkan terutama perhatian learning itu sendiri memiliki berbagai pengertian yang
utamanya bagaimaka pembelajaran dapat membantu berbeda yang terkadang menimbulkan
manajer dapat membangun organisasi yang kuat dan permasalahan. Sebagai contoh perbedaan pengertian
sehat. Bahkan beberapa pakar mengasumsikan tersebut berikut ini beberapa pengertian tentang
bahwa konsep learning organization akan menggeser learning organization dan organizational learning yang
konsep-konsep lama seperti konsep management by dikutip Burnes (2000) dan yang dikutip penulis dari
objective (MBO), perencanaan strategik atau berbagai beberapa pakar:
praktek yang diterapkan di Jepang seperti lingkaran 1. Organizational learning adalah proses dimana
kualitas yang diterapkan secara luas pada tahun pengetahuan dan perubahan-perubahan nilai-
1980-an. Namun menurut Yeung et al. (1999) nilai dasar organisasi diarahkan untuk
penelitian-penelitian tentang pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas
organisasi merupakan konsep pengembangan bukan organisasi di dalam pengambilan keputusan ke
pengganti dari konsep-konsep manajemen lama yang arah tindakan (Probst dan Buchel, 1997)
masih berguna untuk diterapkan. 2. Organizational learning adalah proses untuk
meningkatkan tindakan melalui pengetahuan dan
pemahaman yang lebih baik (Fiol dan Lyles, 1985)
D. KONSEP LEARNING ORGANIZATION 3. Organization learning terjadi melalui pertukaran
Berdasarkan pembahasan-pembahasan pandangan, pengetahuan, dan model-model
sebelumnya, pertanyaan yang kemudian muncul mental dan membangun pengatahuan serta
adalah apa yang dimaksud dengan learning pengalaman di masa lampau atau memori (Stata,
organization? Sementara dalam literatur menyebutkan 1989).
pula istilah organizational learning, apakah konsep 4. Organizational learning adalah proses melalui
tersebut sama dengan konsep learning organization? mana manajer berusaha untuk meningkatkan
Pada bagian ini akan dibahas tentang konsep learning kapasitas anggota organisasi untuk memahami
organization dan organizational learning. Untuk dan mengelola organisasi serta lingkungannya
menjaga konsistensi pengertian kedua istilah tersebut, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
maka istilah tersebut dalam makalah ini tidak secara berkelanjutan dapat meningkatkan
diterjemahkan kepada bahasa Indonesia. efektivitas organisasi.
Burnes (2000) menyatakan bahwa istilah learning
organization sering digunakan secara bergantian Lebih lanjut dikatakan oleh Easteryby-Smith
dengan istilah organizational learning. Namun (dalam Burnes, 2000) bahwa perbedaan pengertian
memang antara kedua konsep tersebut memiliki antara learning organization dan organizational learning
perbedaan pengertian. Dengan mengutip pendapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor
Tsang (1997, dalam Burnes: 2000) dikatakannya perbedaan disiplin ilmu dari para pakar yang
bahwa “organizational learning merupakan konsep merumuskan pengertian tentang konsep
yang digunakan untuk menggambarkan suatu organizational learning. Kebanyakan penulis tentang
aktivitas tertentu yang terjadi di dalam organisasi, organizational learning menurut Easteryby-Smith
sedangkan learning organization merujuk kepada jenis adalah berasal dari enam disiplin ilmu yaitu psikologi,
tertentu dari organisasi itu sendiri”. Karena itu ilmu manajemen, sosiologi, teori organisasi,
berdasarkan pendapat tersebut menurut Burnes manajemen produksi dan antropologi budaya. Faktor
(2000) bahwa perbedaan antara kedua konsep kedua yang menimbulkan perbedaan pengertian
tersebut adalah antara “becoming” dan “being”. tentang organizational learning menurut Easteryby-
Organizational learning menjelaskan upaya yang Smith adalah perbedaan penulis lama dan penulis
dilakukan organisasi untuk menjadi learning baru tentang konsep tersebut. Penulis lama tentang
organization dengan mempromosikan proses organizational learning menurutnya telah berusaha
pembelajaran secara sadar, sistematik dan sinergik untuk menganalisis, menjelaskan dan memahami
yang melibatkan seluruh pegawai dalam organisasi. proses pembelajaran dalam organisasi tanpa adanya
Adapun learning organization adalah kondisi tertinggi kemauannya untuk merubah pendapatnya,
dari pembelajaran organisasional dimana organisasi sedangkan penulis baru yang berusaha untuk
telah mencapai kemampuannya untuk memberikan saran apa yang harus dilakukan
mentransformasi diri secara berkelanjutan melalui organisasi untuk memaksimalkan proses
pengembangan dan keterlibatan seluruh anggotanya. pembelajarannya.
Namun menurut Burnes bahwa meskipun istilah Terlepas dari perbedaan tersebut, dalam
learning organization sudah dipopulerkan sejak tahun pembahasan makalah ini akan difokuskan kepada
1990-an, nampaknya istilah organizational learning konsep learning organization dan menurut penulis
telah diadopsi sebagai istilah yang tepat karena pada bagaimana pun juga berkaitan erat dengan konsep

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010 276


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

organizational learning. Hal ini karena organisasi akan peningkatan kapasitas. Pembelajaran adalah tentang
mencapai status organisasi pembelajaran apabila di pembangunan kapabilitas untuk menciptakan yang
dalam organisasi terjadi proses pembelajaran secara pada mulanya tidak dapat diciptakan. Akhirnya,
organisasional tidak hanya secara individual. Untuk pembelajaran berkaitan dengan tindakan, sementara
itu maka selanjutnya akan dipaparkan pengertian informasi tidak demikian”.
tentang konsep learning organization serta Pembelajaran di dalam organisasi itu sendiri oleh
karakteristiknya. Senge dibedakan antara dua jenis pembelajaran yaitu
Ada berbagai pengertian yang dirumuskan oleh pembelajaran adaptif dan pembelajaran generatif.
para ahli berkenaan tentang konsep learning Pembelajaran adaptif adalah tahap pertama dari
organization. Beberapa definisi yang dirumuskan organisasi pembelajaran yaitu menyesuaikan diri
tersebut mulai dari definisi yang sangat luas yang dengan perubahan lingkungan. Sedangkan
mencakup semua jenis perubahan organisasional pembelajaran generatif meliputi kreativitas dan
yang tidak saja dilakukan melalui pembelajaran, inovasi, lebih dari sekadar beradaptasi terhadap
sementara definisi yang lain lebih spesifik perubahan yang ada dan mengantisipasi perubahan.
memfokuskan pada bagaimana organisasi Proses generatif adalah membentuk kembali seluruh
pembelajaran berjalan. Marquardt (1996, dalam Gilley pengalaman organisasi dan pembelajaran dari proses
dan Malcunich, 2000) misalnya menyatakan bahwa tersebut (dalam Tachjan, 2010).
learning organization adalah suatu organisasi yang Sedangkan James March (dalam Jones, 2007)
belajar secara kuat dan kolektif, mentransformasi diri membedakan dua jenis pembelajaran dalam
secara berkelanjutan untuk mengelola organisasi organisasi yaitu pembelajaran eksplorasi dan
secara lebih baik dan menggunakan pengetahuan pembelajaran eksploitasi. Menurutnya pembelajaran
bagi keberhasilan organisasi, memberdayakan orang- eksplorasi adalah dimana anggota-anggota organisasi
orang di dalam dan di luar organisasi untuk tetap mencari dan melakukan percobaan-percobaan
belajar sebagaimana mereka bekerja dan dengan berbagai cara dan bentuk baru dari kegiatan-
memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan kegiatan dan prosedur-prosedur dalam organisasi.
proses belajar dan produksi. Seperti halnya Pembelajaran eskplorasi termasuk di dalamnya
Marquardt, Jones (2007) juga mengartikan learning mencari cara-cara baru dalam mengelola lingkungan
organization sebagai suatu organisasi. Dinyatakannya seperti mencoba menerapkan strategi aliansi dan
bahwa learning organization adalah “organisasi yang bentuk organisasi jejaring kerja (network organization)
dengan sengaja merancang dan membangun struktur, atau mencari struktur organisasi yang baru untuk
budaya dan strategi organisasinya yang dapat mengelola sumber daya organisasi seperti struktur
meningkatkan dan memaksimalkan potensi tim lintas fungsi (cross-functional team). Adapun
pembelajaran organisasioanal terjadi di dalam pembelajaran eksploitasi yaitu cara pembelajaran
organisasi” (Jones, 2007: 341). anggota organisasi untuk meningkatkan dan
Pengertian lain learning organization dirumuskan mengembangkan prosedur organisasi yang sudah
oleh Pedler et al. (1997) yang menyatakan bahwa ada.
learning organization adalah suatu organisasi yang Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka
“memfasilitasi proses pembelajaran bagi seluruh dapat dikatakan bahwa learning organization
anggota organisasi dan secara berkelanjutan hakekatnya merupakan ciri organisasi yang
melakukan transformasi diri”. Bahkan selanjutnya melakukan proses pembelajaran secara kolektif,
dinyatakan oleh Pedler et al. bahwa transformasi transformasi berkelanjutan, pemberdayaan dan
tersebut tidak saja dilakukan secara berkelanjutan optimalisasi teknologi bagi proses pembelajaran itu
tapi juga secara sadar dan mencakup keseluruhan sendiri. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Senge
konteks organisasi. (2002) bahwa organisasi pembelajaran bukan hanya
Sedangkan Senge (1990) mendefinisikan learning pengembangan kemampuan-kemampuan baru,
organization sebagai organisasi “dimana individu- melainkan juga pergeseran pikiran yang mendasar,
individunya mengembangkan kapasitas untuk secara individu dan secara bersama-sama.
menciptakan hasil-hasil yang benar-benar mereka Selanjutnya menurut Senge (2002) suatu
inginkan, melalui peningkatan pemikiran baru dan organisasi pembelajaran ditandai dengan adanya
pola pengembangan pemikiran serta aspirasi kolektif keahlian dan kemampuan pada hal-hal sebagai
berkembang secara bebas serta dimana individu- berikut:
individu secara terus menerus melakukan 1. Aspirasi yaitu kapasitas inidvidual, tim dan
pembelajaran tentang cara-cara belajar bersama- organisasi yang lebih besar untuk mengorien-
sama”. tasikan diri mereka sendiri kepada apa yang
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran benar-benar mereka pedulikan, dan untuk
atau learning itu sendiri menurut Senge (dalam Gilley berubah karena mereka menginginkan, bukan
dan Maycunich, 2000: 15-16) disebutkan bahwa sekedar karena mereka perlu berubah.
“pembelajaran bukan berkaitan dengan memperoleh 2. Perenungan dan percakapan yaitu kapasitas
informasi. Pembelajaran adalah proses tentang untuk merenungkan asumsi-asumsi dan pola-pola

277 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

perilaku yang mendalam, baik secara individual dirinya menjadi organisasi pembelajaran.
maupun bersama. Menurutnya kelima disiplin tersebut saling berkaitan
3. Konseptualisasi yaitu kapasitas untuk melihat satu sama lain yang perlu didorong organisasi
sistem-sistem dan kekuatan-kekuatan lebih besar kepada anggota dan kelompok-kelompok kerjanya
yang sedang digunakan dan untuk membangun untuk meningkatkan pembelajaran dan keberhasilan.
cara-cara umum dan teruji untuk mengekspresi- Kelima disiplin tersebut adalah sebagai berikut:
kan pandangan-pandangan ini. 1. Keahlian pribadi (personal mastery)
2. Model-model mental (mental models)
Marquardt (1996, dalam Gilley dan Malcunich, 3. Visi bersama (shared vision)
2000) kemudian mengembangkan ciri dan dimensi 4. Pembelajaran tim (team learning)
organisasi pembelajaran yang dikembangkan oleh 5. Berpikir sistem (system thinking)
Senge. Dimensi dan ciri dari organisasi pembelajaran
tersebut menurutnya adalah sebagai berikut: Penjelasan kelima disiplin tersebut akan dibahas
1. Pembelajaran dihasilkan oleh sistem organisasi sebagai berikut. Pertama, keahlian pribadi (personal
sebagai suatu keseluruhan, seolah-olah organisasi mastery) yaitu kemampuan dan kesediaan anggota
merupakan satu otak pemikiran; organisasi untuk memahami dan bekerja dengan
2. Anggota-anggota organisasi mengenali kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Clifton dan Nelson
pentingnya pembelajaran organisasional luas (dalam Gilley dan Maycunich, 2000) menyatakan
berkelanjutan untuk keberhasilan organisasi saat bahwa keahlian pribadi merupakan kinerja total yang
ini dan di masa yang akan datang; prima, dimana individu berhasil melampaui seluruh
3. Pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan, harapan-harapan dan mencapai hal-hal yang besar.
secara strategis menggunakan proses, Kedua, model-model mental (mental models) yaitu
mengintegrasikan dan sejalan dengan pekerjaan; asumsi-asumsi yang sangat mendasar yang
4. Adanya fokus terhadap kreativitas dan mempengaruhi cara berpikir individu tentang orang
pembelajaran generatif; lain, situasi dan organisasi. Model-model mental
5. Hal yang mendasar adalah berpikir sistem; memandu dan mengarahkan individu ketika
6. Anggota organisasi memiliki akses berkelanjutan membuat keputusan dan digunakan untuk
terhadap informasi dan sumber data yang penting menyaring ide-ide dan berbagai kemungkinan.
bagi keberhasilan organisasi; Model-model mental ini menurut Gilley dan
7. Iklim organisasi mendukung, menghargasi dan Maycunich (2000) sangat sulit untuk diubah karena
meningkatkan pembelajaran individual dan menyangkut nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan,
kolektif; sikap-sikap dan asumsi-asumsi seseorang.
8. Pekerja berada dalam jaringan kerja yang inovatif, Disiplin ketiga yaitu visi bersama (shared visions)
bertindak sebagai komunitas baik di dalam adalah pengembangan pandangan bersama tentang
maupun di luar organisasi; masa depan organisasi. Menurut Gilley dan
9. Mendukung adanya perubahan, sementara Maycunich (2000) dalam organisasi tradisional, visi
kejutan-kejutan yang tidak diharapkan dan bersama bukan merupakan hal yang biasa karena
bahkan kegagalan dianggap sebagai kesempatan sedikit atau bahkan tidak adanya usaha untuk
untuk belajar; menginternalisasi atau memahami misi dari
10. Organisasi pembelajaran adalah aktif dan organisasi. Oleh karena itu visi bersama merupakan
fleksibel; dasar utama bagi organisasi pembelajaran karena
11. Setiap orang didorong oleh suatu keinginan akan pemimpin, manajer dan pegawai mencakup persepsi
kualitas dan perbaikan berkelanjutan; bersama tentang pembelajaran sehingga hal ini
12. Kegiatan-kegiatan ditandai dengan adanya menjadi hal yang prinsip di dalam organisasi. Visi
aspirasi, perenungan dan konseptualisasi; bersama juga membantu organisasi dalam
13. Kompetensi inti yang dikembangkan secara baik mengalokasikan sumber daya finansial, fisik dan
bertindak sebagai poin dasar bagi produk dan jasa- sumber daya manusia karena sumber-sumber daya
jasa baru; tersebut akan digunakan untuk mencapai tujuan
14. Organisasi secara berkelanjutan dapat beradaptasi, yang sama.
memperbarui dan merevitalisasi dirinya sendiri Keempat, pembelajaran tim (team learning) yaitu
dalam kaitannya dengan perubahan lingkungan. pergeseran dari pembelajaran individual ke arah
pembelajaran kolektif. Menurut Gilley dan Maycunich
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana suatu (2000) melalui pembelajaran tim, setiap anggota
organisiasi dapat membentuk organsiasi organisasi akan memperoleh pengalaman dari
pembelajaran dengan ciri-ciri yang telah dirumuskan berbagai sudut pandang yang membuat mereka
oleh beberapa pakar tersebut? Untuk membangun mampu mengembangkan cakrawala pemikirannya,
organisasi menjadi suatu organisasi pembelajaran, memperdalam pemahaman, mengembangkan
Senge (2002) mengidentifikasi lima disiplin yang pandangannya dan sensitifitas diri yang lebih baik.
harus dimiliki oleh organisasi untuk membentuk Di samping itu, dengan pembelajaran tim pegawai

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010 278


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

akan terbantu dalam mengembangkan kolaborasi, diabaikan, sehingga mereka dapat memperoleh
komunikasi, koordinasi serta pandangan anggota manfaat dari pengetahuan dan menjadi lebih
organisasi lainnya sebagai salah satu sumber daya diberdayakan. Karena itu tradisi struktur organisasi
pembelajaran. yang hirarkis perlu diganti dalam organisasi
Terakhir yaitu berpikir sistem (system thinking) pembelajaran. Sebagaimana yang disarankan oleh
yang mencakup sekumpulan besar metode, alat dan Jones (2007) bahwa untuk mengembangkan proses
prinsip yang agak tidak terbentuk, yang semuanya pembelajaran organisasi sehingga menjadi suatu
diorientasikan untuk melihat kesaling-terkaitan organisasi pembelajaran, struktur organisasi yang
antara kekuatan-kekuatan, dan melihatnya sebagai harus dikembangkan adalah struktur yang
bagian dari suatu proses bersama. Berpikir sistem disebutnya collateral organizational structure. Adapun
menuntut pemimpin, manajer dan pegawai untuk yang dimaksud dengan collateral organizational
berpikir secara strategis tentang berbagai aspek structure menurutnya adalah bahwa organisasi
kehidupan organisasi termasuk di dalamnya informal dari manajer yang dibentuk sejajar dengan
peranan organisasi di dalam mencapai tujuan dan struktur formal organisasi untuk membayangi
sasaran organisasi, misi, strategi, struktur, budaya pengambilan keputusan dan tindakan dari manajer
serta praktik-praktik manajerial. Karena itu menurut dalam organisasi formal. Dengan struktur seperti ini
Gilley dan Maycunich (2000) organisasi harus menurut Jones, organisasi akan mampu
mengkaji sistem organisasi yang ada untuk meningkatkan kemampuannya untuk belajar dan
menentukan hubungan, pengaruh, tekanan-tekanan menyesuaikan diri dengan situasi baru serta
dan disfungsi-disfungsi di antara berbagai bagian di meningkatkan kemampuan untuk membuat
dalam organisasi. keputusan dalam cara yang tidak terstruktur.
Dengan membangun organisasi pembelajaran Salah satu karakteristik organisasi pembelajaran
melalui kelima disiplin tersebut ada berbagai manfaat adalah pertukaran pengetahuan (knowledge sharing).
yang dapat diraih oleh organisasi. Para ahli organisasi Beberapa penelitian berkaitan dengan pertukaran
pembelajaran (Pedler et al., 1997; McHugh dan Alkers, pengetahuan tersebut mengidentifikasi beberapa
1998) manfaat pengembangan organisasi ke arah faktor penghambat terjadinya pertukaran
organisasi pembelajaran antara lain pengetahuan dalam organisasi (dalam Serenko, Bontis
mempertahankan tingkatan inovasu dan tetap dan Hardie, 2007). Faktor-faktor tersebut
memiliki daya saing, berada di tempat yang lebih baik diklasifikasikan menjadi tiga faktor yaitu faktor
dalam menanggapi tekanan-tekanan dari luar, individual, organisasional dan teknologi. Faktor
memiliki pengetahuan untuk menambah hubungan individual yang menghambat pertukaran
sumber daya dengan kebutuhan stakeholder, pengetahuan dalam organisasi antara lain sebagai
meningkatkan citra organisasi dengan menjadi lebih berikut:
berorientasi pada manusia, dan meningkatkan 1. Kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan
kecepatan perubahan di dalam organisasi. dan untuk mengidentikasi kebutuhan rekan kerja
terhadap pengetahuan tertentu,
2. Adanya perasaan enggan atau khawatir bahwa
E. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MENUJU dengan berbagi pengetahuan akan mengurangi
LEARNING ORGANIZATION keamanan kerja seorang pegawai,
Membangun sebuah organisasi pembelajaran 3. Kurangnya kesadaran dan realisasi dari nilai serta
dalam kenyataannya menurut beberapa pakar manfaat membagikan pengetahuan yang dimiliki
tidaklah semudah seperti halnya konsep teoritis yang kepada orang lain,
dirumuskan. Misalnya Senge (2002) menyatakan 4. Penggunaan hirarki yang kuat, status posisi kerja
bahwa beberapa organisasi menemui kenyataan dan kekuasaan formal,
betapa sulitnya untuk menerima keahlian pribadi, 5. Kurangnya evaluasi, umpan balik, komunikasi
karena sebagai suatu konsep keahlian pribadi tidak serta toleransi terhadap kesalahan di masa lalu
nyata dan manfaatnya tidak dapat diukur secara yang dapat meningkatkan dampak pembelajaran
kuantitatif. Bahkan terkadang menurutnya keahlian individual dan organisasional, dan lain-lain.
pribadi seorang pegawai sering dianggap sebagai
ancaman bagi organisasi. Karena itu bila anggota Adapun faktor organisasional yang dapat
organisasi tidak terlibat dalam visi bersama, maka menghambat pertukaran pengetahuan dan organisasi
keahlian pribadi tersebut mungkin saja digunakan pembelajaran antara lain sebagai berikut:
untuk meningkatkan visi pribadinya sendiri. 1. Kurangnya arahan kepemimpinan dan
Hambatan lain yang sering dihadapi dalam manajerial dalam mengkomunikasikan manfaat
mengembangkan organisasi pembelajaran adalah dan nilai dari praktek-praktek berbagi
kurangnya budaya belajar. Dalam suatu organisasi pengetahuan,
pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang 2. Kurangnya ruangan formal dan informal untuk
membuat individu dapat saling bertukar membagi, merefleksikan dan menggenerasikan
pembelajaran tanpa merasa dievaluasi atau pengetahuan baru,

279 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

3. Kurangnya penghargaan yang terbuka dan sistem berkaitan dengan pendefinisian dari konsep learning
pengakuan yang dapat memotivasi pegawai organization serta organizational learning itu sendiri
untuk berbagai pengetahuannya, yang memperlihatkan adanya ketidaksepakatan.
4. Budaya organisasi yang ada tidak memberikan Sebagaimana yang dinyatakan oleh Tom Peter
dukungan yang cukup bagi praktek-praktek (dalam Burnes, 2000) bahwa pembahasan tentang
pertukaran pengetahuan, learning organization kebanyakan begitu abstrak dan
5. Kurangnya sumber daya organisasi yang tidak jelas serta selalu gagal dalam melakukan
memberikan peluang yang cukup bagi pertukaran spesifikasi.
pengetahuan, Kritik kedua adalah bahwa meskipun sekarang
6. Aliran komunikasi dan pengetahuan dibatasi ini sudah dipublikasikan berbagai literatur tentang
dalam arahan-arahan tertentu, misalnya dari atas topik learning organization, akan tetapi masih jarang
ke bawah, penelitian empiris yang akurat dalam bidang ini.
7. Lingkungan fisik dan tata ruang kerja membatasi Sebagaimana dinyatakan oleh Tsang (dalam Burnes,
dampak praktek-praktek pertukaran 2000) bahwa hal ini disebabkan oleh kebanyakan
pengetahuan, penulis tentang organisasi pembelajaran berasal dari
8. Struktur hirarki dan ukuran organisasi. praktisi dan konsultan yang berusaha untuk
menawarkan dan menjual dari pada untuk
Sedangkan faktor teknologi yang menghambat menjelaskan atau menganalisis topik tersebut.
learning organization antara lain sebagai berikut: Bahkan menurutnya lagi selain untuk
1. Kurangngnya pengintegrasian sistem dan proses mempromosikan konsep tersebut, para penulis
teknologi informasi yang menghambat cara orang tersebut juga berusaha untuk mempromosikan diri
melakukan sesuatu, mereka sendiri dan organisasinya. Begitu pula
2. Kurangnya dukungan teknis baik internal pendapat yang dikemukakan oleh Easterby-Smith
maupun eksternal dan pemeliharaan yang segera (dalam Burnes, 2000) bahwa kebanyakan penelitian
dari sistem teknologi informasi yang terintegrasi tentang learning organization didasarkan pada studi
sehingga menghambat aliran pekerjaan rutin dan kasus suatu organisasi yang menyatakan dirinya
komunikasi, berhasil dalam menerapkan learning organization, dan
3. Harapan pegawai yang tidak realistik terhadap terkadang nampaknya penelitian itu lebih
apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh mengandalkan pada public relations dari pada
teknologi, penelitian grounded.
4. Kurangnya kompabilitas antara sistem dan Kritik ketiga adalah yang disampaikan oleh
proses teknologi informasi yang beraneka macam, Thompson (dalam Burnes, 2000) berkaitan dengan
5. Kurang sejalannya tuntutan kebutuhan individu istilah organizational learning atau pembelajaran
dengan sistem dan proses teknologi informasi tang organisasional yang sering disandingkan istilahnya
terintegrasi, dengan istilah learning organization. Menurutnya
6. Kurangnya kemauan untuk menggunakan istilah tersebut sebenarnya salah penamaan, karena
teknologi informasi, pada kenyataanya organisasi itu tidak belajar tapi
7. Kurangnya pelatihan berkaitan dengan yang belajar adalah manusianya. Selanjutnya
pengenalan pegawai terhadap sistem teknologi menurut dia, pada kebanyakan organisasi,
informasi yang baru. pencapaian keberhasilan pembelajaran
organisasional akan membutuhkan pergeseran
Dengan demikian maka dapat disimpulkan mendasar dalam bagaimana cara anggotanya belajar.
bahwa membangun organisasi pembelajaran yang Adapun kritik lainnya dilontarkan oleh Probst
ditandai dengan adanya pertukaran pengetahuan di dan Buchel (dalam Burnes, 2000) bahwa untuk
antara anggota organisasi sehingga terjadi proses mempertahankan pembelajaran organisasional
pembelajaran kolektif perlu mempertimbangkan menuntut perumusan berbagai pendapat dan pada
faktor-faktor individual, organisasional dan teknologi. saat yang sama penciptaan konsensus. Padahal
menurut mereka dua kegiatan tersebut merupakan
pekerjaan yang saling berlawanan satu sama lain
F. KRITIK TERHADAP TEORI LEARNING yang dapat dipersatukan dan dicapai melalui
ORGANIZATION pengembangan pandangan kolektif tentang realitas.
Fakta di lapangan yang menunjukkan sangat Pandangan ini mengasumsikan bahwa hanya ada
sedikitnya organisasi yang dapat mencapai status dalam kepentingan setiap individu untuk
learning organization atau organisasi pembelajaran berpartisipasi dalam pembelajaran organisasional
dikarenakan oleh berbagai hambatan sebagaimana dan menghasilkan perubahan. Sementara itu
telah dijelaskan, telah menimbulkan kritisi terhadap menurut Burnes (2000) bahwa beberapa penulis
konsep organisasi pembelajaran. Misalnya Burnes mengetahui adanya berbagai penghambat dalam
(2000) menyatakan beberapa hal yang perlu dikritisi pembelajaran organisasional, akan tetapi mereka
dari konsep organisasi pembelajaran. Pertama, tetap berasumsi bahwa hal tersebut dapat diatasi.

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010 280


Analisis Konseptual Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) sebagai
Teori Organisasi Kontemporer
:: Edah Jubaedah

Namun sebenarnya menurut Burnes berdasarkan organisasi pembelajaran individu-individunya


pengalaman di organisasi-organisasi yang mengembangkan kapasitas untuk menciptakan dan
diamatinya sejak revolusi industri, kebanyakan para mengembangan pemikiran baru baik secara
manajer organisasi memandang pengetahuan dan individual maupun kolektif, dan secara terus menerus
kontrol sebagai hal yang sinonim. Karena itulah melakukan pembelajaran tentang cara-cara belajar
sering pada akhirnya para manajer organisasi bersama-sama. Namun demikian organisasi dalam
berusaha untuk mengurangi pengetahuan pegawai mengembangkan dirinya ke arah organisasi
dan meningkatkan pengetahuan manajer itu sendiri. pembelajaran tidaklah mudah. Organisasi akan
Berkaitan dengan kekurangjelasan pengertian menghadapi berbagai hambatan baik yang bersifat
konsep learning organization dan keterkaitannya individual maupun organisasional dalam
dengan konsep pembelajaran organisasi atau mengembangkan dirinya ke arah organisasi
organizational learning, Easterby-Smith dan Araujo pembelajaran. Karena itulah barangkali konsep
(dalam Stacey, 2003) membedakan adanya isolasi learning organization sebagai suatu konsep dalam
teknik dan sosial dalam literatur tentang organizational organisasi kontemporer masih menimbulkan
learning dan learning organization itu sendiri. berbagai kritisi.
Selanjutnya dinyatakan oleh mereka bahwa isolasi
teknik menyebabkan pembelajaran organisasi hanya
dipandang sebagai hal yang berkaitan dengan REFERENSI
proses, interpretasi dan tanggapan terhadap Burnes, Bernard. 2000. Managing Change: A Strategic
kuantitas dan kualitas informasi yang pada Approach to Organizational Dynamics. London: Pearson
umumnya bersifat eksplisit dan ada dalam domain Education Ltd.
publik. Sedangkan isolasi sosial dalam pembelajaran Gilley, Jerry, W. & Maycunich, Ann. 2000. Beyond the
Learning Organization: Creating a Culture of Continous
organisasi hanya memfokuskan perhatiannya pada
Growth and Development Through State-of-the-Art
bagaimana manusia memaknai praktek-praktek Human Resource Practices, New York: HarperCollins
kerjanya. Fokusnya hanya pada sifat konstruksi Publishers.
sosial dari pengetahuan, proses politik yang terjadi Jones, Gareth, R. 2007. Organizational Theory, Design and
di dalamnya, dan pentingnya proses kultural dan Changes (5th edition). New Jersey: Pearson Education
sosialisasi dari pengetahuan. Begitu pula halnya Inc.
dalam literatur learning organization, isolasi teknis dan McHugh, D., Groves, D. and Alker, A. 1998. “Managing
sosial terjadi juga. Isolasi teknis dapat dilihat dari learning: what do we learn from a learning
adanya pandangan yang memfokuskan pada organization?” The Learning Organization. 5 (5) pp.
209-220.
intervensi yang didasarkan pada pengukuran dan
Pedler, M., Burgogyne, J. and Boydell, T. 1997. The Learning
sistem informasi. Sedangkan isolasi sosial dapat Company: A strategy for sustainable development (2nd
dilihat dari fokusnya pada proses pembelajaran edition). London; McGraw-Hill.
individual dan kelompok dalam tindakan normatif. Robbins, Stephen P. & Barnwell, Neil. 2002. Organization
Theory: Concepts and Cases (4th edition). New South
Wales: Pearson Education Australia.
G. PENUTUP Senge, Peter, et al. 2002. Disiplin Kelima: The Fitfh Discipline
Organisasi apakah organisasi swasta maupun Field Book (Lyndon Saputra (editor)). Batam:
publik dalam menghadapi tantangan globalisasi Interaksara.
Serenko, Alexander, Bontis, Nick, & Hardie, Timothy.
dewasa ini semakin dituntut untuk memiliki daya
2007. Organizational Size And Knowledge Flow: A
saing. Salah satu daya saing kunci adalah Proposed Theoretical Link. Journal of Intellectual
penguasaan ilmu pengetahuan sebagai kunci bagi Capital, Volume 8 Nomor 4, pp: 610-627.
organisasi untuk dapat bertahan dan Stacey, Ralph. 2003. Learning as an Activity of
mengembangkan dirinya. Organisasi semakin Interdependent People. The Learning Organization,
dituntut kapasitasnya untuk membangun suatu Volume 10 Nomor 6, pp: 325-331.
manajemen pengetahuan dengan memanfaatkan Tompkis, Jonathan, R. 2005. Organization Theory and Public
seoptimal mungkin perkembangan teknologi Management. USA: Thomson Learning, Inc.
informasi dan komunikasi. Dengan kata lain Yeung, Arthur K, Ulrich, David, O., Nason, Stephen, W.,
& Von Glinow, Mary Ann. 1999. Organizational
organisasi dituntut untuk membangun suatu learning
Learning Capability: Generating and Generalizing Ideas
organization. Model organisasi pembelajaran (learning With Impact. New York: Oxford University Press.
organization) dewasa ini merupakan salah satu
alternatif bentuk organisasi yang dapat bertahan
hidup dalam era globalisasi yang diidentikan dengan
situasi yang cepat berubah (dinamis). Karena itu
organisasi harus mampu memfasilitasi proses
pembelajaran bagi seluruh anggota organisasi dan
secara berkelanjutan melakukan transformasi diri.
Karena pada hakekatnya bahwa dalam suatu

281 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 4 Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai