0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut berisi tentang mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan yang diampu oleh Dosen ANES SEFTA ASMITA, S.H., M.H. Mahasiswa yang terdaftar dalam mata kuliah tersebut adalah Hanisah Septiana dengan NIM 1830102074 yang berkuliah di Program Studi Perbandingan Mazhab kelas 18153.
Dokumen tersebut berisi tentang mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan yang diampu oleh Dosen ANES SEFTA ASMITA, S.H., M.H. Mahasiswa yang terdaftar dalam mata kuliah tersebut adalah Hanisah Septiana dengan NIM 1830102074 yang berkuliah di Program Studi Perbandingan Mazhab kelas 18153.
Dokumen tersebut berisi tentang mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan yang diampu oleh Dosen ANES SEFTA ASMITA, S.H., M.H. Mahasiswa yang terdaftar dalam mata kuliah tersebut adalah Hanisah Septiana dengan NIM 1830102074 yang berkuliah di Program Studi Perbandingan Mazhab kelas 18153.
1. Jelaskan pemahaman saudara mengenai masa-masa sejarah hukum
ketenagakerjaan berdasarkan yang sudah dipelajari! Jawab : Sejarah Perkembangan hukum ketenagakerjaan di Indonesia dibagi beberapa periode a. Masa Perbudakan. Pada masa ini, budak adalah milik majikan. Contonya pada tahun 1877, saat matinya raja sumba, seratus orang budak dibunuh agar raja sumba, seratus orang budak dibunuh agar raja itu dialam baka ada pelayan. Contoh lainnya budak yang dimiliki oleh suku Baree Toraja di Sulawesi Tengah nasibnya lebih baik dengan pekerja membantu mengerjakan sawah dan ladang . b. Masa Penjajahan Hindia Belanda. Pada masa ini meliputi masa perbudakan Inggris, masa kerja rodi dan masa poenale sanctie. Tahun 1811-1816, saat pendudukan Inggris, dibawah Thomas Stamford Raffles, ia mendirikan The Benevolent Institution yang bertujuan menghapus perbudakan. Perkerja rodi atau kerja paksa dilakukan oleh Hindia Belanda untuk mengeruk keuntungan dari rempah- rempah dan perkebunan. c. Masa Pendudukan Jepang. Pada masa ini diterapkan romusya dan kinrohosyi. Romusa adalah tenaga-tenaga sukarela, kenyataannya adalah kerja paksa yang dikerahkan dari pulau jawa dan penduduk setempat, yang didatangkan ke riau sekitar 100.000 orang. Romusya lokal adalah mereka yang diperkerjakan untuk jangka waktu yang pendek disebut kinrohosyi. d. Masa Orde Lama. Pada masa inin gerakan buruh memainkan peranan yang penting, dengan keterlibatannya dalam gerakan kemerdekaan nasional, melalui Lasykar Buruh, dan serikat buruh di Indonesia. e. Masa Orde baru. Pada masa ini orde baru diawali oleh peristiwa-peristiwa dramatis, khususnya pembantaian dan penghancuran elemen PKI tahun 1965, yang mengubah secara permanen konstelasi kekuatan politik dan berdampak secara mendalam atas nasib organisasi buruh. Orde baru memang mewaris kondisi ekonomi yang porak- poranda. Karena itu salah satu tugas utama yang diemban oleh orde baru dibawah komando soeharto adalah menggerakan kembali roda ekonomi. Tujuan pertumbuhan ekonomi merupakan faktor paling penting untuk menjelaskan kebijakan perburuhan orde baru. f. Masa Reformasi. Pada masa ini SPSI (Serikat pekerja seluruh Indonesia) melahirkan jaringan perburuhan yang dimotori oleh LMS dengan aksi-aksi menolak militerisme dan menolak undang-undang ketenagakerjaan, telah dapat dipastikan bahwa LSM memegang peranan penting dalam membangun jaringan dan menggerakan isu-isu buruh. 2. Jelaskan pemahaman saudara mengenai perbedaan lembaga penghambaan dan lembaga peruluran menurut imam Soepomo! Jawab : a. Lembaga perhambaan (pandelingschap) : orang yang berhutang sampai jatuh tempo pelunasan belum bias bayar utangnya maka orang yang berhutang (debitur) menyerahkan dirinya atau menyerahkan orang lain kepada kreditor untuk bekerja kepada orang yang member hutang sampai batas waktu si debitur dapat melunasi untangnya. b. Lembaga Peluluran (horigheid, perkhorrigheid) : terjadi setelah Jan Pieterzoom Coen pada tahun 1621 menguasai pulau Banda. Semua orang yang ada di pulau itu dibunuh atau diangkut ke luar negeri sebagai budak. Selanjutnya tanah-tanah yang masih kosong itu diberikan atau dibagi bagikan kepada bekas pegawi konpeni atau orang lain. Orang yang diberi kebun itu dinamakan perk (ulur). 3. Mengapa pada masa sebelum Indonesia merdeka istilah “budak” mengalami perubahan dari zaman ke zaman? Jelakan! Jawab : Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1817 mengadakan larangan budak kepulau jawa. Untuk meringankan beban para budak, pemerintah membuat peraturan perbudakan dan perdagangan budak, yang pada pokok nya menetapkan bahwa setiap budak harus membatasi bertambahnya jumlah budak lain dari kelahiran; melarang perdagangan budak dan melarang mendatangkan nya dari luar, menjaga agar anggota keluarga para budak bertempat tinggal secara bersama-sama. Hingga pada tahun 1854 Regeringsreglement tahun 1854 (pasal 115-117 yang kemudian menjadi pasal 169-171) dan Indische Staartsgeling tahun 1826 dengan tegas menghendaki penghapusan perbudakan. Paling lambat 1 januari 1860 perbudakan diseluruh Indonesia harus dihapuskan namun tidak dalam prakteknya diluar jawa penghapusan perbudakan baru dimulai 1872 dan dilakukan secara bertahap. Kemudian, Pemerintahn Hindia Belanda jua menghapuskan perbudakan dengan cara mengubah perbudakan men jadi penghambaan (pandelingschap) dengan menetapkan jumlah uang yang dipandang sebagai hutang (pinjaman) dari (mantan) budak kepada (mantan) pemiliknya dengan pelunasan sekaligus atau berangsur-angsur menurut aturan tertentu. Menurut laporan koloni tahun 1922. Indonesia baru dapat dikatakan bebas dari perbudakan setelah 1922. Setelah era perbudakan kemudian Indonesia masuk kepada penjajahan Hindia Belanda. 4. Jelaskan secara rinci siapa Thomas Stamford Raffles, dan apa peranannya dalam hukum sejarah hukum ketenagakerjaan? Jawab : Thomas Stamford Raffles merupakan warga kenegaraan Inggris yang merupakan gubenur Hindia Beland ia mendirikan The Java Benevolent Institution yang bertujuan menghapus perbudakan. Cita-cita itu belum sampai terlaksana karena kemudian Inggris ditarik mundur. Thomas Stamford Raffles juga menentang sel-sel Kompeni yang terdapat di Jawa menghendaki stelsel baru yang diperbaiki, yang bersendikan dasar-dasar sebagai berikut: Yang pertama, Menghapuskan segala bentuk penyerahan paksa hasil-hasil tanah dengan harga-harga yang tidak pantas, dan penghapusan semua macam kerja rodi, dengan memberikan kebebasan penuh dalam penanaman dan perdagangan. Yang kedua, Stamfors Raffles Menyewakan tanah-tanah yang diawasi pemerintah secara langsung dalam persil-persil (petak-petak) besar atau kecil, menurut keadaan setempat berdasarkan kontrak-kontrak untuk waktu yang terbatas. Kedua hal diatas bertujuan karena ia menginginkan dengan adanya sewa tanah maka pendapatan negara akan menjadi lebih baik. Tak jauh beda dengan Hogendorp, Raffles juga ingin mengadakan liberalisasi dan kepastian hukum. Harapannya, kemakmuran masyarakat dan ekspor akan tumbuh dengan sendirinya berkat kekuatan-kekuatan rakyat yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri.