Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota Kelompok: Hilman Zoromi (200510046)

A. Yoga Widya Pamungkas (200510001)


Affandi Y. Simamora (200510004)
Aldianus Paji (200510007)
Alniko Ave Silaban (200510009)
Basilius Alfa Kristuaji (200510019)
Mata Kuliah : Filsafat dan Teologi Islam
Dosen : Albertus Joni SCJ, M. Hum, M. A.

1. Pengantar
Islam merupakan salah satu dari ketiga agama monoteisme (Yahudi, Kristen, dan Islam).
Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia, secara etimologi dapat berarti agama damai. Untuk
itu, paper singkat ini secara lugas dengan bahasa yang sederhana mencoba menguraikan apa itu
Islam beserta fondasinya. Kerangka singkat yang sekiranya membuka cakrawala pikir untuk
memahami ke-Islam-an.
2. Sejarah Singkat Islam dan Muhammad
Islam berasal dari akar kata Arab “SLM” (salama) yang artinya kedamaian, kesucian,
pengabdian, dan ketaatan. Dalam artian religius, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah dan
ketaatan pada Hukum-Nya.1 Jadi, hanya melalui penyerahan diri, ketundukan, ketaatan pada
kehendak dan hukum-Nya serta usaha rekonsiliasi kepada Allah, seseorang dapat mencapai
kedamaian sejati dan kelak menikmati kemurnian abadi. Kehendak Tuhan didefinisikan oleh Al-
Qur'an sebagai yang baik dan penuh kasih, dan hukumNya sebagai yang paling dermawan dan
adil. Dalam pengertian inilah AlQur'an menyebut Ibrahim dan semua nabi otentik termasuk nabi
terakhir yakni Muhammad sebagai Muslim dan menunjuk agama mereka dengan satu gelar yang
sama, yaitu Islam.
Nabi Muhammad lahir sekitar tahun 570 M dan meninggal sekitar tahun 632 M, sekitar dua
abad setelah jatuhnya kekuasaan dan kekaisaran Romawi.2 Muhammad dipercaya sebagai nabi dan
sekaligus rasul terakhir yang diutus oleh Allah bagi umat manusia. Ia adalah penutup dari seluruh
rangkaian rantai para nabi atau khatam al-anbiaya. Allah menyempurnakan agama yang dibawa
oleh Muhammad sebagai agama yang benar. Muslim tidak menyembah Muhammad atau
memandangnya seperti orang Kristen, Yahudi, Hindu, dan lain-lain. Bagi mereka, Muhammad
hanyalah makhluk fana yang ditugaskan oleh Tuhan untuk mengajarkan firman Tuhan dan
menjalani kehidupan yang patut diteladani, ia adalah model terbaik bagi manusia dalam kesalehan
dan kesempurnaan. Muhammad sangat diberi penghormatan tertinggi oleh orang Islam dengan
menambahkan SAW (Sala Allahu a’laihi wa salam-semoga Allah melimpahkan rahmat damai
sejahtera kepadanya). Sebab taat kepada Muhammad merupakan cerminan dari ketaatan orang
Islam kepada Allah.
2. Lima Rukun Islam
Untuk menjadi seorang penganut agama Islam, hal yang terpenting dan yang harus
dimengerti adalah tentang rukun Islam. Rukun atau jamaknya arkan memiliki arti elemen dasar,

1
Abdalati, The Ideological Foundation of Islam, hlm. 6.
2
Susan Douglas, An Introduction to Islam, (Georgetwon Univercity: Wasingthon DC), hlm. 8.
pilar penopang utama atau prinsip utama, atau secara singkatanya berarti unsur utama yang
melekat dan merupakan ciri khas serta tidak bisa dilepaskan dari agama Islam.3 Tindakan ini
adalah ajaran dalam Al Qur’an yang waktu dan cara pelaksanaannya yang tepat dicontohkan
Muhammad dalam hidupnya. Dalam agama Islam, rukun tersebut dibagi menjadi lima di
antaranya.
a. Syahadat
Syahadat atau kesaksian kepercayaan ini adalah sebuah keputusan spiritual dan publik.4
Syahadat yang dalam bahasa Arab berbunyi: Ashadu an la ilahha illah Allah dan Ashadu
an Muhammadan Rasul Allah. Dengan mengucapkan kalimat ini seorang muslim dengan
sadar mengakui adanya Tuhan yang disebut Allah dan Muhammad sebagai Rasul Allah.
Syahadat merupakan syarat pertama bagi seseorang untuk masuk dalam agama Islam.
b. Shalat lima waktu.
Shalat adalah sembahyang ritual yang harus dikerjakan pada saat atau jam tertentu.5 Seorang
muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat ini sebanyak lima kali dalam satu hari. Shalat
bagi orang muslim berarti menghadap Allah dengan maksud berterima kasih atas segala
kebaikan dan kemurahan hati Allah.
c. Zakat.
Secara etimologi zakat berarti pemurnian atau penyucian.6 Bagi seorang muslim zakat berarti
menyisihkan sebagian harta dan harus diberikan kepada orang yang membutuhkan. Makna
spiritual dalam dalam zakat adalah bahwa kekayaan dimurnikan dengan tindakan
memberikan sebagian kepunyaannya sebagai pinjaman kepada Tuhan.
d. Puasa
Bulan kesembilan dalam kalender lunar Islam atau bulan Ramadhan, seorang muslim
diwajibkan untuk puasa.7 Muslim yang berpuasa berarti menahan diri dari makan, minum
dan seks selama dari terbitnya matahari sampai terbenamnya. Makna spiritual dari berpuasa
adalah unutk membawa seorang muslim lebih dekat kepada Tuhan dan menunjukkan sikap
empati dengan yang lapar.
e. Haji
Haji atau perjalanan ritual ke Makkah pada bulan kedua belas dari kalender lunar Islam
adalah tindakan untuk menyembah Tuhan dengan melakukan ibadah. 8 Makna ibadah ini
yakni menciptakan relasi erat antara peziarah dan pembawa asli pesan Tuhan. Dengan
berziarah, seorang muslim berdiri di hadapan Tuhan untuk meminta pengampunan dan
bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Setelah menyelesaikan peziarahannya
seorang muslim akan menjadi suci sebab dosanya sudah diampuni oleh Allah dan pulang
dengan bergelar Haji.9

3
Mgr. Harun Yuwono, Diktat Islamologi, (Pematangsiantar: Unika Santo Thomas, 2000), hlm. 114.
4
Susan Douglas, An Introduction…, hlm. 4.
5
Mgr. Harun Yuwono, Diktat…, hlm.115.
6
Mgr. Harun Yuwono, Diktat…, hlm.116.
7
Susan Douglas, An Introduction…, hlm. 4.
8
Susan Douglas, An Introduction…, hlm. 5.
9
Mgr. Harun Yuwono, Diktat..., hlm.118.
3. Konsep Dasar Islam
a. Konsep Takwa (Taqwa)
Agama Islam memiliki istilah konsep ketakwaan. Maksud dari konsep takwa ini ialah sebuah
daya upaya manusia sebagai umat dan penganut agama Islam untuk menjalankan perintah/ aturan
baik tertulis maupun lisan. Semua itu bertujuan untuk menjaga relasi yang baik antara Allah
sebagai sang pencipta dengan manusia yang dicipta. Takwa dapat juga disebut dengan iman.
Sebab orang yang takwa pasti meyakini dengan hati segala perintah dan aturan yang ada dalam
sebuah agama. Apa yang diyakini itu akan diaplikasikan atau diamalkan dalam hidup setiap
harinya. Mereka yang takwa/beriman dan disebut saleh akan selalu menjalankan perintah dan
aturan Allah itu dengan shalat. Ibadat shalat juga bertujuan mencegah kekejian dan hal buruk
lainnya. Mereka yang tekun (berjihad) dalam melaksanakan perintah Allah ini akan mendapat
balasan dari Allah berupa hadiah pengampunan atas dosa-dosa mereka. Seperti yang terdapat
dalam Qur'an 3:134-136. Bagi kaum Islam, pikiran merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam
memahami kebenaran akan apa yang ia imani itu. Maka mereka yang saleh akan memiliki sikap
benar, berkarakter baik, dan bertekad.
b. Konsep komunitas
Konsep komunitas yang dimaksudkan di sini berarti semua bentuk hubungan dengan tingkat
keintiman yang tinggi. 10 Hal menarik dari komunitas Islam ialah tidak terkait pada suatu ras,
kebangsaan, lokalitas, dan sebagainya, artinya komunitas ini terbuka terhadap segala lapisan
masyarakat dan segala kepentingan di dalamnya. Komunitas ini dinyatakan ada sejauh dipupuk
dan dibina oleh Islam. Artinya mereka ada sejauh tunduk pada kehendak Allah dan juga hukum –
Nya. Komunitas Islam ini memiliki misi yang bisa dikatakan bersejarah untuk kaum ini, yaitu:
menganjurkan apa yang baik, menuntut apa yang benar, dan menghapus apa yang salah. 11 Itulah
yang menjadi dasar atau pegangan dalam berkomunitas Islam.
c. Konsep moral
Semua aspek kehidupan tidak lepas dari yang namanya moral, begitu pula dengan agama,
masing-masing memiliki konsep moralnya sendiri. “barang siapa mengerjakan kebenaran, pria
atau wanita, dan memiliki iman. Sesungguhnya kepadanya Kami beri kehidupan yang baru,
kehidupan yang baik,dan suci,…”12. Secara moral, Islam menuntut sebuah kebebasan dan
kedewasaan, karena pada dasarnya yang diajarkan adalah kebaikan yang datang dan diajarkan oleh
Allah sang sumber kebaikan dan moralitas.

4. Penutup
Demikian paper singkat ini, kami sadar masih banyak pertanyaan yang menimbulkan
problematika dan layak untuk diperbincangkan dengan argumen yang mengena. Oleh karenanya
paper ini hanya memberi pengenalan dan untuk lebih mendalam akan dibahas di paper selanjutnya.
Atas kekurangan paper ini kami mohon maaf. Terima kasih.

10
Abdalati, The Ideological…, hlm. 24.
11
Abdalati, The Ideological …, hlm. 25.
12
Abdalati, The Ideological…, hlm. 28.

Anda mungkin juga menyukai