Anda di halaman 1dari 10

BAB I

ANALISIS INTI BATUAN (CORE)

Oleh: Ir. Salatun Said, MT

1.1. Definisi dan Kegunaan Inti Batuan (Core)


Core adalah sampel atau contoh batuan yang diambil dari bawah
permukaan dengan suatu metode tertentu. Core umumnya diambil pada
kedalaman tertentu yang prospektif oleh perusahaan minyak atau tambang
untuk keperluan lebih lanjut. Data core merupakan data yang paling baik
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, tapi karena panjangnya yang
terbatas maka dituntut untuk mengambil data-data yang ada secara
maksimal.

Data yang diambil meliputi jenis batuan, tekstur (ukuran butir, pemilahan,
bentuk butir, kemas), komposisi batuan (fragmen, matriks, dan semen),
struktur sedimen dan sifat fisik batuan itu sendiri. Selain itu kita dapat
mengetahui harga porositas, permeabilitas dan saturasi fluida yang
terkandung dalam batuan tersebut. Tekstur dan struktur sedimen dapat
menggambarkan sejarah transportasi pengendapan, energi pembentuk
batuan tersebut, genesa, arah arus, mekanisme transportasi dan kecepatan
sedimen tersebut diendapkan. Sehingga dari faktor-faktor tersebut dapat
ditentukan fasies sedimen dan lingkungan pengendapannya.
Core dibagi 2 (dua), yaitu:
1. Conventional Core, yaitu core yang diambil bersamaan dengan proses
pemboran.
2. Sidewall Core, yaitu core yang diambil pada saat melakukan wireline
logging.
Alasan utama dilakukan pengambilan core di lapangan adalah:
1. Keperluan stratigrafi, dimana perusahaan minyak akan mengambil
data formasi core pada daerah development well.

2. Keperluan analisis ada tidaknya kandungan hidrokarbon pada


formasi tersebut, dimana perusahaan minyak akan mengambil data

1
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
core pada daerah yang belum terbukti ada kenampakan
hidrokarbonnya (wild cat atau exploratory).

Adapun tujuan pengambilan data core secara primer adalah untuk


mendapatkan data, antara lain:
1. Data detil tentang reservoar (fasies, struktur sedimen, lingkungan
pengendapan, umur, tipe porositas, mineralogy, dsb).
2. Data petrofisika dan kualitas batuan, seperti porositas, permeabilitas,
saturasi, tekanan kapiler, dll).
3. Kalibrasi log.
4. Studi Fracture dan Suture
Sedangkan secara sekunder adalah untuk:
1. Mengetahui Formation Boundary (batas formasi).
2. Skala besar struktur sedimen.
3. Data paleontologi.
4. Mendapatkan data sampel analisis geokimia yang tidak terkontaminasi.
5. Pemetaan bawah permukaan zona prospek.

Gambar 1. Pengambilan conventinal core utuh dalam suatu pemboran

2
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Gambar 2. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun

Gambar 3. Cara penamaan dan pembungkusan conventional core


1.1.1 Analisis Inti Batuan ditinjau dari Sedimentologi dan Geologi
Reservoar

3
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
Dalam praktikum sedimentologi, analisis core lebih dititikberatkan pada
analisis sedimentologi dalam penentuan lingkungan pengendapan.
Deskripsi core dan analisis petrografi adalah data yang digunakan untuk
menentukan beberapa faktor seperti lingkungan pengendapan,
pengidentifikasian rekahan, mineralogi, dan pengaruhnya terhadap kualitas
batuan dan produksi. Analisis tersebut digunakan untuk menentukan:
1.Deskripsi detil batuan sedimen.
2.Hubungan dan konektivitas dari matrik dan porositas rekahan.
3.Tipe batuan dan karakteristik tekstur.
4.Mineralogi dan asal butiran.
5.Mineralogi daripada matrik dan semen.
6.Hubungan antara butiran, semen, matrik dan porositas

1.1.2. Deskripsi sedimentologi


Data sedimentologi detil dibutuhkan untuk pembuatan model geologi
dan lingkungan pengendapan dari reservoar serta kontrol terhadap fungsi
kedalaman. Deskripsi detil meliputi:
1. Ukuran butir.
2. Perbandingan pasir-lempung.
3. Struktur sedimen.
4. Sementasi.
5. Kenampakan minyak.
6. Lingkungan pengendapan (Lingkungan pengendapan sangat
dipengaruhi oleh morfologi, arah pola dan kemenerusan reservoar.)

Maksud daan Tujuan


Maksud dari praktikum analisis core ini adalah agar praktikan
dapat mendeskripsi batuan pada core seperti singkapan di lapangan
dengan baik dan teliti sehingga diharapkan praktikan dapat membuat
measured section/ MS (penampang stratigrafi terukur) dari data-
data yang diperoleh. Sedangkan tujuan praktikum analisis core ini adalah
untuk memberikan representasi dari ukuran butir / tekstur dan komposisi
kimia, keberadaan struktur sedimen, fosil, dan lainnya sehingga praktikan
dapat memahami dan menentukan fasies sedimen serta lingkungan
pengendapan dari hasil analisis pemerian core tersebut.

4
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
Metode Analisis
1.1.3. Alat dan Bahan

Alat:
1. Lup dan komperator batuan sedimen
2. Penggaris panjang
3. Alat tulis
Bahan:
1. Core (conventional atau sidewall core)
2. HCl 0,1 N

1.1.4 Cara Kerja


1. Buatlah pemerian core meliputi :
a. Nama batuan
b. Warna: kenampakan yang dijumpai baik warna fresh maupun
warna lapuk
c. Tekstur
- Ukuran butir (menurut wentworth atau grabau apabila
komposisinya karbonat)
- Pemilahan (well sorted/terpilah baik atau poor sorted/
terpilah buruk)
- Bentuk butir (rounded, angular, atau semi angular)
- Kemas (grain supported/kemas tertutup atau mud
supported/kemas terbuka)
d. Komposisi (fragmen, matrik dan semen)
e. Struktur sedimen, boleh lebih dari satu struktur apabila ada.
2. Gambarkan hasil pemerian saudara pada kolom MS (penampang
stratigrafi terukur) dan tulis semua kenampakan yang anda jumpai
pada core tersebut antara lain:

• Deskripsi batuan seperti pada point 1


• Kenampakan lain, misal :
- Coal chips
- Rip-up clast
- Mud clast
- Sisipan
- Urat-urat (vein)

5
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
Kenampakan fosil, misal :
- Gastropoda
- Kayu (urat, akar, daun, dll)
- Lepidocyclina
- Gigi/tulang hiu, dll.
3. Dari hasil analisis MS (penampang stratigrafi terukur), tentukan
fasies sedimen dan lingkungan pengendapannya berdasarkan
referensi yang ada.

Gambar 4. Macam-macam derajat pembundaran pada batuan sedimen

6
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Gambar 5. Klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1959)

Gambar 6. Simbol batuan dan struktur sedimen

7
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Gambar 7. Tipe-tipe pemilahan dan pengaruh pemilahan terhadap porositas

Alur Pendeskripsian batuan sedimen:


Jenis batuan :
Warna :
Tekstur : - ukuran butir:
- derajat pembundaran:
- derajat pemilahan:
- kemas:
Komposisi : - Fragmen:
- Matriks:
- Semen:
Struktur sedimen:
Nama Batuan :

Dalam melakukan pendeskripsian core umumnya menggunakan penulisan


dengan bentuk:

8
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
Nama batuan, warna (fresh: , lapuk: ), tekstur batuan (ukuran butir, bentuk butir,
pemilahan, kemas), komposisi (fragmen, matrik dan semen), struktur sedimen

Contohnya:

Sandstone, Fresh: Light Grey, Weathered: Brown), Medium Sand (0,25-0,5


mm), Rounded, Well Sorted, Grain Supported, F: Quartz, M: Clay, C: Silica,
Parallel Stratified, Ripped Up Clast.

Lithologies
G – gravel, S – sand, F – fines (mud), D – diamicton
Qualifiers
m – massive, p – planar cross-bedded, t – trough cross-bedded,
r – ripple cross-laminated, h – horizontal-
laminated, l – laminated, r – rootlets, p –
pedogenic, etc.
Prefixes
f – fine, m – medium, c – coarse
Lithologies
M – mudstone, W – wackestone, P – packstone,
G – grainstone, B – boundstone, R – rudstone,
F – floatstone, D – dolomite
Qualifiers
f – fenestral, s – stromatolitic, o – ooidal, p
– peloidal, b – bioclastic, cr – crinoidal, v –
vuggy, etc.
Prefixes f – fine, m – medium, c – coarse,
cx – crystalline, d–dolomitic, s–siliceous,
etc.

Rumus penamaan lithofasies: Prefixes + Lithologies + Qualifiers

Contoh penamaan lithofasies :


Calcareous sandstone, grey, very fine sand (1/16 – 1/8mm), carbonate cement,
stratified

Penamaan : vfSs
References
Wendy, K., 2003, Application of Core Analysis in Reservoir Description and
Characterization, Guest Lecture Material, Core Laboratories, Yogyakarta.

Thoha, Sofiyudin, 2001, Wellsite Geologist: Short Course Guideline, AAPG


UGM Student Chapter – Gulf Resources Indonesia, Yogyakarta.

9
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)
Nugrahadi, Yordi, 2001, Introduction Wellsite Geologist, PT. Caltex Pacific
Indonesia, Duri Riau

Tucker, Maurice E, 1996. Sedimentary rocks in the field (third edition).


Department of geological sciences University of Durham. United kingdom.

10

Anda mungkin juga menyukai