TUGAS UAS
OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
SEJARAH PERUSAHAAN
Dalam kurun waktu selama 22 tahun, PT. Hotel Mandarine Regency (Goodway Hotel)
berkembang menjadi Hotel Bintang 4 (empat) yang cukup terkenal di Kota Batam. Sebelumnya
merupakan Hotel bintang 2 (dua) dengan nama Batam Jaya Hotel. Pada akhir tahun 1994 di take
over oleh PT. Raco Indoland dan dilakukan renovasi menyeluruh. Pada akhir tahun 1996 mulai
beroperasi kembali dengan klasifikasi Hotel bintang 4 (empat) yang siap melayani keperluan
akomodasi pelanggan dengan semboyan “Your Comfort Is Our Business”.
Goodway Hotel memiliki 298 kamar dengan berbagai type, sebanyak 227 kamar di jual
kepada pelanggan sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan operasional. Hotel Goodway
memiliki 1 (satu) Ballroom berkapasitas 1.500 orang dan 9 (Sembilan) ruangan pertemuan
dengan berbagai macam ukuran dan 1 (satu) ruangan VIP. Selain itu, Hotel Goodway memiliki 2
(dua) restoran, Nusantara Coffee House dan Asakuma Japanesse Restaurant, serta fasilitas lain
berupa Piano Lounge, Wine Bar, Poolside Bar, Health Spa dan Shopping Boutique.
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
BAB II
ISI
Laporan ini saya dapat dari data yang di sajikan dalam Laporan Tahunan 2018 PT. Hotel
Mandarine Regency
1. % of occupancy presentase tingkat hunian kamar
= Jumlah kamar terjual x 100
Jumlah kamar tersedia
= 52.664 / 227 x 100
= 232%
Jadi persentase tingkat hunian kamar pada tahun 2018 sebesar 232%
2. % of double occupancy
= Jumlah tamu – Jumlah kamar terjual x 100
Jumlah kamar terjual
= 22.975 – 52.664 x 100
52.664
= 56,3 %
Jadi persentase tingkat hunian kamar double pada tahun 2018 sebesar 56,3%
3. Quest Perroom
= Jumlah tamu x 100
Jumlah kamar terjual
= 22.975 x 100
52.664
= 43.6 %
Jadi tingkat tamu perkamar rata-rata pada tahun 2018 sebesar 43.6
Quick ratio
= (Aktiva lancar – persediaan) x 100%
Kewajiban lancar
= 39.364.767.694 – 195.975.000 x 100%
85.625.477.493
= 45,74%
Dengan perbandingan total asset lancar dan persediaan terhadap total kewajiban lancar
maka diperoleh persentasenya 45,74% . Artinya setiap Rp. 1 kewajban lancar akan
dijamin dengan Rp. 0.4574 aktiva lancar
Dengan perbandingan total kewajiban terhadap total modal maka diperoleh persentasenya
53,73% . Artinya setiap Rp. 1 total kewajiban akan dijamin dengan Rp. 0,5373 total
modal sendiri.
Ratio Aktiva Tetap (RAT)
= Total nilai buku aktiva tetap x 100%
Total kewajiban jangka panjang
= 241.828.979.921 x 100%
12.657.335.487
= 1.910,58%
Dengan perbandingan total nilai buku aktiva tetap terhadap total kewajiban jangka
panjang maka dipeoleh persentasenya 1.910,58% . Artinya setiap Rp. 1 kewajiban
jangka panjang akan di jamin dengan Rp. 1.910,58 aktiva tetap.
Dengan perbandingan total sebelum pajak dan beban bunga terhadap beban bunga maka
diperoleh persentasenya -8,14084968. Artinya menurunnya pendapatan hotel
mengakibatkan turunnya kinerja keuangan hotel sehingga menyebabkan hotel tidak
mampu membayar bunga pinjaman
2. Analisa Profitabilitas
Room division
= Laba divisi kamar x 100%
Pendapatan bersih
=
=
F&B departemen
= Laba devisi F&B x 100%
Pendapatan bersih
=
=
BAB III
KESIMPULAN
Dilihat dari laporan keuangan PT Hotel Mandarin Regency bisa disimpulkan bahwa
perusahaan tidak sehat dari segi Current Ratio dimana perusahaan sanggup untuk melunasi
kewajiban lancarnya dan dari segi perbandingan kewajiban terhadap modal yang memiliki
persentase yang sangat kecil kepada kewajibannya yang dimana bisa dikatakan perusahaan di
posisi yang aman. Dan dari RAT terhadap kewajiban jangka panjang perusahaan memiliki
kemampuan potensial yang cukup yang mana dari persentasenya mampu memberikan pandangan
pada debitur untuk memberikan tambahan modal dengan alas an perusahaan mampu
mempertanggung jawabkannya. Dari nilai ratio profibilitas, bahwa nilai tiga rasio profitabilitas
tersebut menunjukkan semakin baiknya Perseroan mendapatkan laba dengan terus berupaya
mengefisiensikan beban-beban yang harus dikeluarkan. Bersamaan dengan tumbuhnya
perekonomian Indonesia, industry pariwisata nasional menunjukkan hal naiknya total wisman
yang berkunjung ke Indonesia secara tidak langsung berdampak pada pertumbuhan tingkat
penghunian kamar (TPK) hotel. harga kamar per hari untuk mengetahui kinerja keuangan hotel
guna menilai tingkat harga yang mampu diperoleh Perseroan pada satu periode. Sedangkan,
Revenue per Available Room (RevPAR) digunakan Perseroan untuk membantu mengidentifikasi
tren tertentu dan mengukur kemampuan hotel untuk menghasilkan pendapatan, serta untuk
mengevaluasi kinerja hotel dari tahun ke tahun. Tingkat RevPAR ini tidak termasuk pendapatan
di luar penjualan kamar, seperti penjualan makanan, minuman, parkir, merchandise, dan lainnya.