Anda di halaman 1dari 26

Dua Belas Langkah

Muhammadiyah
Dua Belas Langkah Muhammadiyah
• Dirumuskan pada masa kepemimpinan K.H Mas Mansyur
• Berdasarkan No. Surat 295/E (7 Mei 1939) dalam surat Hoofd Bestuur
Moehammadijah (PP Muhammadiyah) Dua Belas Langkah
Muhammadiyah hanya diperuntukkan bagi Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah
• Dirumuskan atas dasar perenungan & telaah K.H Mas Mansyur bahwa
Muhammadiyah adalah gerakan Islam
Isi Dua Belas Langkah
Muhammadiyah
Dua Belas Langkah Muhammadiyah
dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni Langkah ilmi & Langkah
amali

❖ Langkah Ilmi, yaitu Langkah-Langkah yang


masih memerlukan penjelasan (ilmu)
sebelum dilaksanakan
❖ Langkah amali, yaitu Langkah-Langkah
yang tinggal mengamalkan tanpa perlu
penjelasan

Dua Belas Langkah Muhammadiyah


1. Memperdalam masuknya iman
▪ Seseorang dikatakan beriman apabila dirinya telah menepati tiga unsur
iman, yaitu percaya dalam hati, mengucapkan kepercayaannya dengan lisan
serta mengamalkan kepercayaan & ucapannya dengan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari
▪ Terdapat 2 cara untuk menyatukan iman ke dalam hati, yaitu:
a. Menambah kualitas iman, dengan cara:
1) Mengambil nasihat-nasihat dengan mempelajari ayat/hadis tentang
keimanan
2) Mempelajari kisah para Rasul & Nabi/sahabat/tokoh/umat
terdahulu yang mempertahankan keimanan
b. Menjaga agar cahaya iman tetap cemerlang
Dengan cara menjauhi perbuatan maksiat & memperbanyak amal
shaleh
2. Memperluas paham agama
▪ Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang benar,
diridhai Allah SWT & agama yang sempurna
▪ Muhammadiyah berpendapat bahwa ajaran agama Islam yang sudah sempurna itu
perlu diadakan perluasan cara memahaminya supaya ajaran agama Islam dapat
diterima & diamalkan oleh seluruh umat manusia dalam berbagai kondisi & waktu.
▪ Menurut ulama Muhammadiyah ajaran agama Islam dibagi menjadi 2, yaitu:
a. I’tiqad (ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan)
Pada bagian ini seseorang harus taslim (menerima saja ketentuan-ketentuan Al
Qur’an & As Sunnah)
b. Furu’ (ajaran yang berhubungan dengan masalah ibadah, mu’amalah, hudud
(pidana), dll)
Pada bagian seseorang diperbolehkan memperluas paham dengan cara
qiyas/analogi dll
3. Memperbuah Budi Pekerti
Ada beberapa ayat & hadis yang dijadikan dasar dalam penyusunan Langkah ketiga ini,
yaitu:
a. Q.S al Qalam ayat 4, artinya “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”.
b. Hadits Rasulullah, “Sesungguhnya yang paling utama diantara kamu sekalian adalah
yang baik budi pekertinya” (H.R Bukhari).
▪ 2 nash tersebut menunjukkan bahwa budi pekerti (akhlaq mulia) sangat penting,
karena memiliki keutamaan di sisi Allah SWT.
▪ Akhlaq mulia yang ditekankan bagi warga Muhammadiyah diantaranya: hanya takut
kepada Allah, menepati janji, berkata & berbuat benar, serta rahmah & mahabbah
kepada manusia terutama kepada sesama mukmin.
▪ Akhlaq mahmudah (terpuji) merupakan cerminan keimanan seseorang, semakin
baik akhlaq seorang manusia maka semakin tinggi derajat & keutamaannya.
4. Menuntun Amalan Intiqad
▪ Intiqad adalah mengoreksi kesalahan atau kekurangan diri sendiri untuk
kemudian melakukan perbaikan-perbaikan pada waktu berikutnya.
▪ Dasar hukum melakukan intiqad adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al
Bazzar dari Anas:
“Bahagia & beruntung bagi orang yang senantiasa menyelidiki aib dirinya
sendiri, sehingga tidak sempat menyelidiki kekurangan orang lain”.
▪ Sasaran intiqad ada tiga, yaitu kepada:
a. Diri sendiri, dengan cara mengoreksi kesalahan & kekurangan diri
sendiri, kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka
meningkatkan kualitas diri.
b. Orang lain, dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.
c. Organisasi yang diikutinya dengan selalu melakukan evaluasi sesuai
aturan organisasi secara teratur.
5. Menguatkan Persatuan
▪ Dasar hukum nya Q.S Al Anfaal ayat 46, artinya “Dan taatlah kepada
Allah & Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang
menyebabkan kamu menjadi gentar & hilang kekuatanmu &
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
▪ Langkah Muhammadiyah menguatkan persatuan ini mengandung 3
maksud, yaitu:
a. Menguatkan persatuan organisasi
b. Mengokohkan pergaulan persaudaraan
c. Mempersamakan hak & memberikan kemerdekaan lahirnya
pemikiran untuk kebaikan organisasi
6. Menegakkan Keadilan
▪ Dasar hukum, Q.S An Nisaa’ ayat 135, artinya “Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak & kaum
kerabatmu. Jika ia (orang yang tergugat) kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”
▪ Prinsip-prinsip dalam menegakkan keadilan dalam Islam, yaitu:
a. Selalu bersandar pada hukum Allah SWT & bersaksi hanya karena-
b. Tidak boleh berat sebelah, tidak pandang bulu & membedakan antara
kaya-miskin, kerabat atau orang lain, semuanya harus diperlakukan
secara sama.
7. Melakukan Kebijaksanaan
▪ Orang yang melakukan kebijaksanaan (hikmah) disebut hakim.
▪ Beberapa pengertian hikmah, antara lain:
a. Meletakkan sesuatu pada tempatnya
b. Melakukan suatu perkara dengan tidak tergesa-gesa
c. Perkataan yang tegas, benar & dapat membedakan antara yang hak &
batil
d. Mengetahui sesuatu yang benar dengan ilmu & pikiran
▪ Dasar bersikap hikmah (kebijaksanaan) adalah Q.S An Nahl ayat 125 &
Q.S Al Baqarah ayat 269.
▪ Setiap warga Muhammadiyah hendaknya melakukan kebijaksanaan
supaya mendapatkan kebaikan yang banyak & bermanfaat untuk sesama
manusia khususnya umat Islam.
8. Menguatkan Majelis Tanwir
▪ Majelis merupakan unsur pembantu pimpinan yang
melaksanakan Sebagian tugas pokok persyarikatan.
▪ Tanwir diartikan sebagai pencerahan.
▪ Tanwir dalam permusyawaratan Muhammadiyah merupakan
musyawarah tertinggi setelah Muktamar.
▪ Majelis Tanwir perlu diperteguh & diatur sebaik-baiknya sehingga
dapat memberi pengaruh nyata, baik bagi kalangan internal
maupun eksternal Muhammadiyah.
9. Mengadakan Konferensi Bagian
▪ Unsur pembantu Pimpinan Muhammadiyah terbagi menjadi dua,
yakni Majelis & Lembaga.
▪ Majelis berfungsi sebagai unsur pembantu pimpinan yang
melaksanakan tugas pokok persyarikatan.
▪ Lembaga berfungsi sebagai unsur pembantu pimpinan yang
melaksanakan sebagian tugas pendukung persyarikatan.
▪ Majelis & Lembaga memiliki tugas & fungsi yang berbeda, maka
keduanya perlu melakukan pertemuan khusus (konferensi) &
diselenggarakan secara berkelanjutan untuk merumuskan &
menetapkan garis kebijakan & langkah-langkah strategis.
10. Memusyawarahkan Keputusan
▪ Dalam Muhammadiyah permusyawaratan dibagi menjadi 2, yaitu
legislatif & teknis.
▪ Permusyawaratan legislatif adalah forum yang menetapkan
kebijaksanaan umum persyarikatan serta susunan & personalia
pimpinan.
▪ Permusyawaratan teknis merupakan forum yang membahas
kebijaksanaan & pelaksanaan keputusan-keputusan
permusyawaratan legislatif.
▪ Oleh karena itu, setiap keputusan & kebijaksanaan yang diambil
Muhammadiyah harus dilakukan melalui jalur musyawarah.
11. Mengawaskan Gerakan Jalan
▪ Mengawaskan gerakan jalan berarti selalu melakukan evaluasi
terhadap program kerja, amal usaha & kegiatan persyarikatan.
▪ Evaluasi yang dilakukan perlu mempertimbangkan aspek gerakan
Muhammadiyah masa lalu, masa kini & masa yang akan datang
sehingga Muhammadiyah akan terus berjalan sesuai rel yang
telah ditetapkan.
12. Mempersambungkan Gerakan Luar
▪ Artinya upaya memperluas gerakan persyarikatan dengan
menjalin kerjasama & membuka jaringan Kerjasama tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip & garis-garis kebijakan organisasi.
▪ Muhammadiyah perlu selalu menjalin silaturahim, tolong
menolong dalam segala hal kebaikan, terutama dengan organisasi
Islam yang lain.
Khittah Palembang
(1956-1959)
Khittah
Palembang
• Konsep “Khittah” dimulai pada Muktamar ke-
33 di Palembang tahun 1956 saat
kepemimpinan Buya A.R Sutan Mansur.
• Khittah Palembang bertujuan untuk
membentuk maasyarakat yang terbaik, khairu
ummah (masyarakat Islam).
• Isi (matan) Khittah Muhammadiyah, yaitu:
1. Menjiwai pribadi anggota dengan iman,
ibadah, akhlaq & ilmu pengetahuan
2. Melaksanakan uswatun khasanah
3. Mengutuhkan organisasi & merapikan
administrasi
4. Memperbanyak & mempertinggi mutu amal
5. Mempertinggi mutu anggota & membentuk
kader
6. Mempererat ukhuwah Islamiyah
7. Menuntun penghidupan anggota
Muhammadiyah berusaha mempertebal & memperdalam ruh tauhid,
menyempurnakan ibadah dengan khusyu’ & tawadhu’, mempertinggi
akhlaq serta memperluas ilmu pengetahuan.
▪ Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadi uswatun kahsanah dalam setiap bidang &
lapangan.
▪ Cara-cara untuk mewujudkan uswatun khasanah adalah:
a. Warga Muhammadiyah harus selalu tampil di muka secara dinamis & progresif
b. Menegakkan dakwah Islam dengan menampakkan kepada dunia tentang keindahan
Islam
c. Membentuk rumah tangga bahagia menurut agama Islam & mewujudkan pergaulan
yang baik antar penghuninya
d. Mengatur hidup & kehidupan antar rumah tangga & tetangganya
e. Warga Muhammadiyah harus menyelesaikan hidup & segala gerak-geriknya sebagai
seorang anggota masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
▪ Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki potensi & kompetensi dalam menjalankan
organisasi dengan penuh kesadaran akan ketertiban administrasi.
▪ Melakukan pembaruan kepengurusan & pergantian Majelis dan Lembaga untuk
mempergiat serta memberikan kesegaran kepemimpinan.
▪ Muhammadiyah senantiasa memperbaiki kualitas & mutu amal sehingga setiap amal
usaha Muhammadiyah mampu memberikan manfaat kepada sesama manusia.
▪ Beberapa usaha yang dapat dilakuan untuk memperbanyak & mempertinggi mutu amal
adalah:
a. Memperbaiki & melengkapi amal usaha Muhammadiyah sehingga dapat mendatangkan
manfaat kepada sesama manusia
b. Menggiatkan gerakan perpustakaa, karang-mengarang, penerjemahan, penerbitan,
taman bacaan & Kutub Khanah (perpustakaan)
c. Mendirikan asrama-asrama di sekolah/madrasah, diberi Pendidikan jasmani & ruhani
▪ Muhammadiyah senantiasa mendorong anggotanya untuk memiliki bakat & kecakapan
baik sebagai petani buruh, pedagang, pegawai, dll sesuai ajaran Islam
▪ Pembentukan kader dilakukan melalui penempatan simpatisan, calon anggota, anggota &
anggota secara berjenjang
▪ Beberapa usaha untuk mempertinggi mutu anggota & membentuk kader adalah:
a. Menetapkan minimum pengertian & amalan agama yang perlu dimiliki oleh tiap tiap
anggota Muhammadiyah
b. Memberikan penghargaan setiap keluarga Muhammadiyah, anak Muhammadiyah &
umat Islam yang berjasa
c. Menuntun anggota menurut bakat & kecakapannya sesuai dengan ajaran Islam
d. Menempatkan pecinta & pendukung Muhammadiyah berjenjang naik, mulai dari
simpatisan, calon anggota, anggota & anggota teras
e. Mengadakan kursus kemasyarakatan di daerah
▪ Muhammadiyah senantiasa memperet hubungan antara sesama muslim ke arah
kesatuan umat
▪ Muhammadiyah membentuk badan ishlah untuk menyelesaikan perselisihan &
persengketaan
▪ Membimbing usaha keluarga Muhammadiyah yang meliputi segenap persoalan-
persoalan, penghidupan & pencarian nafkah & menyalurkannya kepada saluran yang
menuju ke arah kesempurnaan
Thank You
Silahkan materi difahami dengan baik!
Semoga bermanfaat
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai