Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan Kedua

Mata Pelajaran
Kemuhammadiyahan
Kelas XII – TP 2020/2021

KHITTAH PERJUANGAN
MUHAMMADIYAH
Guru : Drs. Eddy Marioza
2. Memperluas faham agama. Muhammadiyah berpendapat
bahwa ajaran Islam yang sempurna itu perlu diadakan
perluasan cara memahaminya. Hal itu diperlukan agar
ajaran Islam dapat diterima dan diamalkan oleh seluruh
umat manusia dalam berbagai kondisi dan waktu.
3. Memperbuahkan budi pekerti. Akhlak yang mulia/budi
pekerti merupakan cerminan dari keimanan seseorang.
Akhlak/budi pekerti dijadikan tolok ukur kepribadian
seseorang dalam beragama. Keutamaan akhlak yang mulia
sepatutnya dimiliki oleh warga Muhammadiyah demi
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal
ini seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah, seperti
bertutur kata yang lembut, sopan, berlakuk jujur dan adil
serta menyebarkan rasa kasih sayang terhadap sesama
manusia.
4. Menuntun amal Intiqad.
 Intiqad artinya mengoreksi kesalahan/kekurangan

diri sendiri dan melakukan perbaikan-perbaikan.


 Sasaran Intiqad adalah : a. Diri sendiri, b. Kepada

orang lain dengan cara amar ma’ruf nahi munkar,


c. Kepada organisasi yang diikutinya dengan selalu
melakukan evaluasi sesuai dengan aturan
organisasi.
5. Menguatkan persatuan. Persatuan ini mengandung
tiga maksud, yaitu menguatkan persatuan organisasi,
mengokohkan pergaulan persaudaraan dan
mempersamakan hak dan memberikan kemerdekaan
lahirnya pemikiran (ide) untuk kebaikan organisasi.
6. Menegakkan keadilan. Hendaknya keadilan itu
dijalankan semestinya, walaupun akan mengenai diri
sendiri. Prinsip-prinsip dalam menegakkan keadilan yang
diajarkan oleh ajaran Islam yakni : (a) dalam menegakkan
keadilan harus selalu berlandaskan pada hukum Allah, (b)
dalam menegakkan keadilan tidak boleh berat sebelah,
tidak pandang ulu dan membedakan antara kaya dan
miskin.
7. Melakukan kebijaksanaan. Setiap warga Muhammadiyah
harus menjadi orang yang bijaksana, karena orang yang
memiliki sifat kebijaksanaan akan mendapatkan banyak
kebaikan. Karena itu, setiap warga Muhammadiyah
hendaknya mencari anugerah Allah berupa kebijaksanaan
tersebut. Hal ini diperlukan agar warga Muhammadiyah
mendapatkan kebaikan yang banyak dan bermanfaat
untuk sesama umat manusia, khususnya umat Islam.
8. Menguatkan Majelis Tanwir.
9. Mengadakan Konferensi Bagian.
10. Memusyawarahkan putusan. Setiap keputusan yang
diambil/dibuat oleh persyarikatan/organisasi
Muhammadiyah haruslah dilakukan melalui jalur
musyawarah.
11. Mengawaskan Gerakan Jalan. Mengawaskan gerakan
jalan artinya selalu melakukan evaluasi terhadap
program kerja, amal usaha dan kegiatan organisasi.
12. Mempersambungkan Gerakan Jalan, artinya upaya
untuk memperluas gerakan organisasi hendaknya juga
dengan menjalin kerjasama dengan organisasi Islam
yang lain, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip
organisasi Muhammadiyah.
PERTEMUAN KETIGA
MAPEL KEMUHAMMADIYAHAN
 Lanjutan pertemuan materi ketiga tentang
Khittah Perjuangan Muhammadiyah
2. Khittah Palembang 1956-1959
Muhammadiyah untuk pertama kalinya
memperkenalkan konsep “Khittah atau Garis
Perjuangan atau “Kebijakan Organisasi” dimulai
pada Muktamar Muhammadiyah ke 33 di
Palembang tahun 1956. Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah waktu itu adalah Buya A.R.
Sutan Mansur. Khittah tersebut akan
diefektifkan pelaksanaannya sampai dengan
tahun 1959. Adapun Isi (Matan) Khittah
Palembang memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Menjiwai pribadi anggota dengan Iman,
Ibadah, Akhlak dan Ilmu Pengetahuan
b. Melaksanakan uswatun hasanah (teladan
yang baik)
c. Meng-utuhkan organisasi dan merapikan
administrasi
d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu
amal
e. Mempertinggi mutu anggota dan
membentuk kader
f. Mempererat ukhuwah Islamiyah
g. Menuntun penghidupan anggota
Khittah Palembang disusun bertujuan untuk
membentuk masyarakat Islam yang terbaik
(Khairu Ummah). Usaha itu tidak cukup hanya
dengan dakwah semata, tetapi juga harus
didukung dengan organisasi dan administrasi
yang baik.
PERILAKU ISLAMI SESUAI DENGAN
KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Adapun nilai-nilai dalam Khittah Perjuangan
Muhammadiyah yang dapat diterapkan sebagai
perilaku Islami bagi Pimpinan dan Anggota
Muhammadiyah, diantaranya :
a. Akhlak bagi muslim/muslimah menurut “Dua
Belas Langkah Muhammadiyah”, yaitu :
1. Takut hanya kepada Allah;
2. Menepati janji;
3. Berkata benar dan saling menyayangi
>>>
4. Saling mengingatkan
5. Tidak alergi mendengar kritik
6. Menjaga silaturrahmi
7. Menegakkan keadilan
8. Menaati hasil keputusan musyawarah.
b. Pribadi muslim/muslimah menurut Khittah
Palembang, yaitu :
1. Kuat akidah, tertib ibadah
2. Mampu menjadi uswatun hasanah
3. Tertib berorganisasi
4. Menjalin silaturrahmi
c. Perilaku politik menurut Khittah tahun 1969,
Khittah tahun 1971, Khittah Perjuangan
Muhammadiyah tahun 1978 dan Khittah
Berbangsa dan Bernegara (2002), yaitu :

>>>
1. Bersikap netral, tidak berafiliasi pada partai
politik dan menjaga jarak dengan semua
partai;
2. Berjuang untuk kemaslahatan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara;
3. Amar ma’ruf nahi munkar terhadap
pemerintah secara konstruktif dan positif;
4. Melakukan perubahan pada bidang
ekonomi, sosial, budaya dan hukum;
5. Pemberdayaan masyarakat dengan
mengedepamkan kepentingan masyarakat;
6. Menggunakan hak pilih dengan tanggung
jawab;
7. Mengedepankan rasa amanah, akhlak mulia,
teladan yang baik dan cinta perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai