Anda di halaman 1dari 39

PRAKTIKUM HISTOLOGI

Tulang Rawan

Bagian tepi terdapat perikondrium (membungkus tulang rawan, terdapat jaringan ikat)
Didalamnya terdapat kondrosit (mengandung matriks)
Tulang Rawan Turgessen (sediaan Tendo Akhilus)

Semakin menengah terdapat jaringan ikat


Tulang Rawan Hialin (sediaan Trakea) Perikondrium

Terdapat epitel bertingkat silindris bersilia ber sel koblet


Bawahnya jaringan ikat
Sel sel dalam perikondrium masih disebut kondroblas makin ke dalam sudah mengandung
matriks dan sel selnya disebut kondrosit
Tulang Rawan Hialin Sediaan Trakea potongan memanjang
Terdapat sel isogen yang double bulat

Tulang Rawan Hialin Sediaan Trakea Potongan


Melintang
Lubang
yang dilalui
udara
Epitel
bertingkat
silindris sel goblet

Bagian tepi
perikondrium
Bagian tengah kondrosit yang mengandung
matriks
Perbesaran 40x

yang ada
hitam
hitam
kondrosit

mengandung matriks homogen


yang couple atau yang bulat
berdampingan sel isogen
Pada tepi namanya perikondrium
Sel dekat perikondrium namnya kondroblast

Tulang Rawan Elastin Sediaan Aurikula


yang ada hitam hitam kondrosit mengandung
matriks
yang couple atau yang bulat berdampingan sel
isogen
Pada tepi namanya perikondrium
Sel dekat perikondrium namnya kondroblast

Perbedaan TR Hialin dan TR Elastin hanya beda pada matriksnya, jika pada TR Elastin
matriksnya berserat elastis
Perbesaran 40x

Tulang Rawan Fibrosa/ Fibrokartilago Sediaan


Diskus Vertebra

Terdapat jaringan ikat yang mengelilingi masa


yang berada di tengah atau yang disebut Nukleus
Pulposus
Mengandung serat serat kolagen kasar yang
didalamnya ada sel sel kondrosit

Nukelus Pulposus
Fibrokartilago ini mengelilingi NukleusPulposus

Sumsum tulang

Degenerasi Tulang Rawan Hialin / Asbestfaserung


Sediaan Kosta
Intinya
hancur
Matriks
mengalami
degenerasi
asbes

Tulang Rawan

Tulang Rawan Turgessen


Tulang Rawan Hialin

Jika ditanya sediaannya Jaringan Tulang Rawan Hialin


Jika ditanya sel di gambar Kondrosit
Jika ditanya pada pinggiran namanya Perikondrium
Sel pada Kondrium kondroblast
Jika ditanya daerah, matriks tulang rawan hialin
Jika ditanya double bulat, Sel Isogen
Tulang Rawan Elastis
Jika ditanya sediaannya Jaringan Tulang Rawan Elastis
Pinggiran Perikondrium
Sel tengah kondrosit
Daerah matriks tulang rawan elastis
Sel double sel isogen

Tulang Rawan Fibrosa/ Fibrokartilago

Sediaan Jaringan Tulang Rawan Fibrosa


Struktur yg ditunjuk Nukleus Pulposus
Degenerasi Tulang Rawan
Sediaan Degenerasi Jaringan Tulang Rawan
Struktur merah merah namanya Degenerasi Tulang Rawan

Sajian Gosok Tulang Pipa


Bagian Tepi namanya Periosteum
lamel general luar/lamel circumferensia luar sejajar dengan periosteum
Saluran Havers
Lubang untuk melalui pembuluh darah(arteri vena, saraf)
Di sekeliling saluran havers ada lamel Havers

Lamel Interstitial
Lamel yang idak mengelilingi saluran havers tetapi mengisi atau berada di sekeliling lamel
Havers. Tidak memiliki saluran havers
Saluran Volkman

Saluran
yang

menghubungkan dengan saluran havers

Bagian Cekungan Tulang


Lapisan Endostium
Lamel yang berjalan sejajar dengan endosteum namanya Lamel General Dalam/ Lamel
circumferensia dalam

Pertulangan Desmal
Banyak terdapat trabekula tulang/balok tulang
Trabekula Tulang

Tepinya terdapat sel osteoblast (sel tulang


masih muda)
Terdapat osteosit yang mengandung matriks (keras, kaku, tidak bisa ditembus)
Tidak terdapat osteoclast
Pertulangan Kondral
Berasal dari tulang rawan, tulang rawan  tulang
Epifisis

terdapat metafisis di ujung


diafiisis
Diafisis

Pertulangan kondral dimulai lempeng epifisis

Zona Proliferasi
Akan menjadi zona maturasi jika tulang rawan membesar dan semakin banyak
Zona Maturasi/Hipertrofi

Zona Kalsifikasi
Mulai terlihat matriks berwarna kebiruan

Zona Degenerasi
Sel mulai mati

Zona Osifikasi
Dibentuk trabekula tulang atau balok tulang dengan osteosit didalamnya

Maturasi-Kalsifikasi-Osifikasi

Otot Polos (sediaan duodenum)


1
2

1 jaringan otot polos


terpotong panjang
2 jaringan otot polos terotong
melintang

1 jaringan otot polos terpotong panjang


2 jaringan otot polos terpootong melintang
Jaringan Otot Bercorak (sediaan lidah)

Otot Bercorak terpotong memanjang (inti berbentuk lonjong di tepi dan lebih dr satu)

Otot Bercorak Terpotong Melintang (inti berbentuk lonjong di tepi dan lebih dr satu)
Otot Jantung sediaan jantung

Terpotong melintang intinya di tengah


Perinuklearspace?
Putih putih dekat inti
Otot Jantung Memotong Panjang

PRAKTIKUM BIOKIMIA
Tujuan
Mengetahui bahwa :
1. Pada jaringan tulang terdapat mineral-mineral anorganik.
2. Mineral anorganik pada tulang dapat dilarutkan dalam asam encer.
3. Mewaspadai bahwa konsumsi asam (cuka) dapat melarutkan mineral dalam gigi.

Bahan yang Digunakan


 Asam Nitrat 10% > Ammonium Tiosianat 5%
 Perak Nitrat 5% > Ammonium Hidroksida 10%
 Asam Klorida 0,1 N > Ammonium Karbonat 5%
 Barium Klorida 5% > Asam Asetat 10%
 Ammonium Oksalat 5% > Molisch
 Ammonium Karbonat 10% > Asam Sulfat pekat
 Ammonium Klorida 5% > Tulang Ayam + Asam Format 10%
 Dinatrium Hidrogen Fosfat 5% > Magnesium Klorida 0,5%

Metoda
 Masukkan beberapa potong tulang ayam kampung (2 cm) dalam asam format 10% (±
300 mL) dalam gelas kimia atau Erlenmeyer. Tutup dengan parafilm atau lembar
alumunium, dan biarkan (simpan) sampai 5 hari.
 Setiap kelompok mengambil 20 mL larutan tulang untuk uji kualitatif.
 Saringlah larutan dan ke dalam filtrat tambahkanlah ammonium hidroksida 10%
sampai bersifat alkali (periksa dengan lakmus atau indikator universal). Endapan
putih menunjukkan adanya fosfat. Garam fosfat apa yang mengendap?
 Saringlah, endapan pada kertas saring jangan dibuang, karena akan diperiksa pada
bagian endapan
 Lakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap

1 Filtrat (cairan yang lolos kebawah)


a. Klorida
Ambillah sebagian filtrat (3 mL) dan asamkan dengan asam nitrat 10% dan kemudian
tambahkan beberapa tetes larutan perak nitrat 2%, endapan AgCl (putih) menyatakan
adanya klorida.
b. Sulfat
Sisa filtrat (3 mL0 asamkan dengan asam klorida 0,1 N dan kemudian tambahkan larutan
barium klorida 5%. Endapan putih halus menyatakan adanya sulfat.
2 Presipitat (cairan yang tidak lolos kebawah)
Tambahkanlah 5 mL asam asetat encer pada presipitat yang ada di atas kertas saring dan
lakukanlah test terhadap filtrat untuk :
a. Kalsium
Tambahkan 1 mL larutan ammonium oksalat 5% ke dalam 0,5 mL filtrat. Biarkan beberapa
saat, endapan putih menyatakan adanya kalsium
b. Magnesium
Sisa filtrat (2 mL) dipanaskan sampai mendidih dan tambahkanlah ammonium
karbonat dan ammonium klorida lambat-lambat ke dalam larutan yang masih panas sampai
terbentuk endapan, saringlah. Endapan yang terbentuk adalah kalsium karbonat, MgCO3
tidak mengendap karena terdapat NH 4Cl. Ke dalam filtrat tambahkanlah beberapa tetes
dinatrium-hidrogen-fosfat 5% dan buatlah alkali dengan menambah larutan ammonia 10%.
Perhatikan endapan ammonium-magnesium-fosfat apabila terdapat magnesium.
Kepada presipitat di atas kertas saring, yang tidak larut dalam asam asetat,
tambahkanlah sedikit (0,5 mL) asam klorida 5%. Saring dan lakukanlah terhadap filtrat tadi
tes untuk
1). Besi
Dengan menambahkan 1 mL larutan ammonium tiosianat 5%, warna merah yang
timbul menunjukan adanya besi atau dengan menambahkan 1 mL larutan kalium
ferosianida endapan akan terbentuk endapan biru atau warna biru atau hijau menunjukan
adanya besi.
Pemeriksaan terhadap Kolagen
Ambil sedikit matriks tulang yang telah didiamkan dalam larutan asam format 10%.
Gunting/sayatlah menjadi potongan berukuran 1-2 mm dan isilah ke dalam tabung reaksi
berisi akuades (3 mL). Tambahkan 2-3 tetes larutan Molisch, aduklah. Tempatkan tabung
dalam posisi miring dan alirkan dari buret, perlahan-lahan melalui dinding tabung, cairan
H2SO4 pekat. JANGAN DIADUK. Terlihat 2 lapis cairan, pada potongan matriks atau
perbatasan cairan terlihat warna ungu yang menyatakan adanya karbohidrat (komponen
kolagen).
Hasil Uji Standar

1. Klorida : terdapat endapan AgCl berwarna putih


2. Sulfat : terdapat endapan berwarna putih
3. Kalsium : terdapat endapan berwarna putih
4. Magnesium : terbentuknya endapan berwarna putih
5. Besi : terbentuknya larutan berwarna merah
6. Kolagen : terlihat 2 lapis cairan, terbentuknya cincin ungu

PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK


Analisis Cairan Sendi

(i) Ultradialisat plasma : komponen yang dimiliki mirip komponen plasma


(ii) Pembeda adalah pada kandungan asam hialuronat (mucin)
(iii) Kekentalan : kandungan asam hialuronat berasal dari fibroblast
Fungsi Cairan Sendi
1. Nutrisi Artikular Tulang Rawan
Cairan sendi bertindak sebagai medium transport zat makanan (glukosa)
2. Pelumas Sendi
Untuk mencegah gesekan antar dua permukaan tulang
Pemeriksaan Cairan Sendi
Tujuan
Menentukan diagnosis penyebab penyakit sendi
Indikasi
Peradangan nyeri, pembengkakakn dan akumulasi cairan sendi
Analisis cairan sendi
1. Makroskopik
2. Mikroskopik
3. Mikrobiologi kimia/imuno
Makroskopik
Pemeriksaan :
Warna, kejernihan, viskositas, bekuan cairan sendi.
Warna Cairan Sendi
Fase Pembekuan

Kejernihan dan Volume

Volume : 0,13 – 3,5 mL


Peningkatan volume : inflamasi atau infeksi

Viskositas (kekentalan)
Normal: cairan sendi kental karena tingginya kadar polimerasi asam hialuronat
Cara penilaian : meneteskan cairan dari syringe membentuk bentangan

 Cairan sendi dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, lalu direntangkan: 3-6 cm,
terasa lengket
 Kekentalan berkurang pada inflamasi
Pemeriksaan Mikroskopik
 Untuk melihat sel dan kristal
 Cairan sendi cukup jernih tidak perlu pengenceran
 Cairan keruh atau berdarah dilakukan pengenceran NaCl 0.9%
 Cairan sangat kental (+) hialuronidase diinkubasi 5 menit pada suhu 37 C
 Untuk melisiskan eritrosit dilakuan penambahan NaCl hipotonik (0,3%)

Kelainan morfologi Neutrofil


 Neutrofil dengan vakuola (mengandung bakteri atau kristal), intinya mengalami
piknotik atau karoreksis
 Peningkatan neutrofil : Septic arthritis, stadium lanjutan RA
 Sel Neutrofil dengan sitoplasma gelap bergranula yang disebut RA (ragacytes)

Arthritis Septic dengan adanya neutrophilic pleocytosis


Kelainan Neutrofil

Kristal Cairan Sendi


Kristal Kalsium Pirofosfat

Monosodium Urat

Kristal Pada Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Polarisasi


Pasien merasakan nyeri panas
Pemeriksaan Kimia dan Imunologi
 Kadar protein normal : 1-3g/dL
 Peningkatan kadar protein: ankylosing spondylitis, arthritis, arthropathies (crohn
disease, gout, psoriasism reiter syndorme, and ucerative colitis).
 Kadar : asam urat sendi adalah 6-8mg/dL
 Asam urat dalam cairan sendi membantu diagnosis gout
 Kadar asam urat normal <45mg/dL arthritis septik kadarnya 1000mg/dL

 Peningkatan Lactate dehydrogenase (LDH)


 Pada diagnosis RA, arthritis infeksi, dan gout
 Kadar glukosa normal lebih rendah 10mg/dL dibandingkan kadar serum
 Penyakit infeksi ditemukan penurunan kadar glukosa lebih dari 20mg/dL lebih rendah
dari serum

Tata Cara
 Sampel di laborat, sampel harus tidak lebih dari satu jam
Mikroskopik
Alat :
 Gelas Ukur
 Tabung Gelas

 Tabung Merah (plain untuk serologi)

 Tabung EDTA (jika sampelnya hemoragik)


 Pipet

 Spuit (untuk uji viskositas)


 Reagen Asam Asetat

 Larutan Turk (untung hitung jumlah leukosit)

 Bilik Hitung Improved Neubauer

 Deck Glass/ Cover Glass


Untuk Hitung jenis dan membedakan jenis sel PMN dan MN perlu untuk mewarnai
Alat yang dibutuhkan
 Reagen Metanol

 Reagen Wright

 Buffer

 Aquades (mencuci)
 Bak Pewarna
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan kimia dan dibandingkan cairan sendi dan cairan
serum
 LDH
 F1 (?)
 F2 (?)
 Reagen Protein
 Glukosa
 Mikropipet (0-100, 100-1000 sesuai dengan kebutuhan

 Spectrophotometer

Anda mungkin juga menyukai