Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Rokok Terhadap Perkembangan Janin

Nama : Astrid Asmy Putri

NIM : G1A120081

PENDAHULUAN

Merokok selama kehamilan dapat berbahaya terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Menurut data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2008 diperkirakan 45% wanita
yang merokok, dan sebesar 27 % wanita hamil yang merokok. Ibu hamil yang merokok di
Amerika Serikat sebesar 23,5 %, dan sebesar 20 % ibu hamil yang berhenti merokok selama
kehamilan, pada ibu hamil yang merokok dapat menimbulkan komplikasi kehamilan, kesehatan
reproduksi dan janin.1

Penggunaan rokok baik secara aktif maupun pasif telah diketahui dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan khususnya pada sistem kardiovaskular dan respirasi. Gangguan kesehatan
ini dapat disebabkan oleh zat yang berasal dari asap arus rokok. 1 Asap tembakau mengandung
lebih dari 7.000 bahan kimia. Di antaranya merupakan zat beracun, antara lain karbon monoksida
(CO), polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) dan lain-lain, serta partikel pemicu kanker
seperti tar, benzopyrenes, vinil klorida, dan nitro-sonor nicotine.2

Akibat terpapar asap rokok pada saat hamil dapat menimbulkan efek buruk pada janin dalam
kandungannya, pada wanita hamil yang merokok dapat berpotensi melahirkan bayi yang
meninggal dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak merokok, selain itu gizi ibu perokok
biasanya lebih buruk dibandingkan yang tidak merokok karena kebiasaan merokok dapat
mengurangi nafsu makan, selanjutnya nikotin merupakan zat vasokonstriktor yang berakibatkan
metabolisme protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang, dan detak jatung janin
berdenyut lebih lambat yang akan menimbulkan gangguan sistem saraf janin.3

Penggunaan rokok baik secara aktif maupun pasif ini sangat berbahaya khususnya pada wanita
hamil yang tentunya berdampak pada perkembangan janin yang dikandung. Untuk itu tulisan ini
bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai bahaya rokok pada
perkembangan janin.

ISI

Berdasarkan penelitian didapatkan 7000 senyawa kimia berbahaya yang terdapat pada asap
tembakau ini diantaranya adalah nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, metanol, amonia dan
arsenik. Apabila penggunaan rokok yang banyak dan konsentrasi asap rokok yang tinggi
mengakibatkan kandungan yang berbahaya berkembang menjadi lebih banyak dua kali lipat.

Nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding pembuluh
darah) dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah, sehingga menyumbat pembuluh
darah termasuk di tali pusat dan di plasenta.4 Kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung
pada kesehatan ibu, plasenta, dan keadaan janin.5

Pada kehamilan khususnya pada trimester kedua terjadi proses penyempurnaan organ janin yang
ada di dalam kandungan, jika gas-gas berbahaya dalam rokok dihirup oleh ibu hamil dan beredar
ke pembuluh darah dapat menyebabkan pertumbuhan janin di dalam kandungan menjadi
terganggu. Bahkan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen di dalam tubuh ibu hamil
sehingga menimbulkan kelainan kongenital pada bayi.6

Jika ibu hamil merokok atau terpapar asap rokok ≥ 10 batang per hari, maka kemungkinan
anaknya setelah lahir akan menderita asma dua kali lebih besar. 7 Besarnya pengaruh paparan
asap rokok pada ibu hamil sebagai penyebab terjadinya bayi berat lahir rendah. Berat bayi lahir
rendah sendiri merupakan kondisi dimana bayi dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500
gram, yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir.9

Penelitian menyebutkan bila ibu hamil terpapar asap rokok dari suami yang mengkonsumsi
rokok antar 11-20 batang setiap hari berisiko 4,06 kali menyebabkan terjadinya bayi berat lahir
rendah dibandingkan dengan tidak sama sekali menghisap rokok, bahkan meningkat 17,62 kali
lebih berisiko bila terpapar asap rokok dari suami yang mengkonsumsi rokok >20 batang setiap
harinya. Semakin banyak jumlah paparan asap rokok dari batang rokok yang di hisap maka
semakin tinggi pula risiko ibu melahirkan bayi berat lahir rendah.8
Dampak dari terpaparnya asap rokok pada saat hamil adalah bayi lahir dengan berat lahir rendah
dan kelahiran prematur. Ibu yang terpapar asap rokok selama kehamilan memiliki peluang lebih
besar melahirkan bayi berat lahir rendah karena kandungan karbon monoksida dalam rokok yang
dapat mengganggu kerja hemoglobin dalam mengikat oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh,
sehingga janin dalam kandungan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang akan
memperparah asma dan alergi pada bayi, juga sindrom kematian bayi mendadak.7

KESIMPULAN

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia yang ratusannya merupakan zat beracun.
Dampak dari asap rokok tidak hanya dirasakan perokok aktif, tetapi juga orang yang berada di
lingkungan asap rokok atau disebut dengan perokok pasif. Asap rokok ini dapat mengakibatkan
berbagai macam kelainan khususnya pada janin. Salah satu dampaknya adalah BBLR (Berat
Bayi Lahir Rendah).

Berat bayi lahir rendah memiliki dampak yang sangat serius bagi morbiditas dan mortalitas bayi.
Selain dapat menyebabkan kematian, BBLR dapat memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan. Terdapat hubungan
yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR). Semakin lama ibu hamil bersama perokok aktif di dalam rumah dengan rata-rata ibu
terpapar asap rokok > 7 jam setiap harinya maka risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah semakin tinggi.

Asap rokok mengandung timbal yang jika terpapar pada ibu yang sedang hamil, maka akan
memengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini dapat memengaruhi berat lahir bayi dan
menyebabkan keterlambatan perkembangan pada anak-anak. Sementara zat lain seperti karbon
monoksida dari rokok yang terisap oleh ibu hamil akan terbawa ke aliran darah ibu sehingga
menyebabkan penerimaan oksigen bayi maupun plasenta berkurang, yang berarti berkurang juga
penerimaan nutrisi untuk bayi. Hal ini akan mengakibatkan kematian sel karena kekurangan
oksigen.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi S, Budi H, Hendra F. Penentuan kadar nikotin dalam asap rokok. Makara kesehatan.
2013; 2(7):4.
2. Ahadina RZ. Hubungan lingkungan perokok dengan ibu hamil terpapar asap rokok terhadap
kejadian bayi berat lahir rendah di surakarta [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret;
2014.
3. Aditama, T. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press); 2011.
4. Aditama, T.Y. (2004) Sepuluh program penanggulangan rokok. Majalah Kedokteran
Indonesia, 54 (7): 255-25.
5. Soetjiningsih. (2002) Tumbuh Kembang Anak, II. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
6. Proverawati, A. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012
7. Amiruddin, Ridwan. Status Gizi Ibu Hamil, Rokok, dan Efeknya.Makasar: Universitas
Hassanudin; 2007.
8. Khattar, Divya., Awasthi, S., Dav, V.Residential Environment Tobacco Smoke Exposure
During Pregnancy and Low Birth Weight of Neonatus Case Control Study in a Public
Hospital in Lucknow, India.India: Departemen of Pedriatrics and Obstetrics and Gynecology;
2011
9. Mochamad SP, Umi M. Pola kejadian bayi berat lahir rendah dan faktor yang
memengaruhinya di indonesia tahun 2010. Jurnal Badan Litbang Kesehatan. 2011;3(14):209-
17.

Anda mungkin juga menyukai