Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh rokok pada perkembangan janin

Ali Syarif Fadlullah,G1A120051


PENDAHULUAN
Merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan Kesehatan ini
dapat disebabkan oleh zat yang berasal dari asap arus utama dan asap arus samping dari rokok.
Asap pada rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia yang berbahaya jika masuk tubuh
manusia. Diantaranya merupakan zat beracun, antara lain karbon monoksida (CO),polycyclic
aromatic hydrocarbons (PAHs), aseton, amonia, arsenic, cadmium, formaldehida, dan lain-lain,
serta partikel yang dapat memicu timbulnya kanker seperti tar, benzopyrenes, vinil klorida, dan
nitro-sonor nicotine. Di Indonesia, sebagian besar penduduk yang tinggal di perkotaan dan tidak
pernah merokok, ternyata ditemukan nikotin dalam darahnya. Hal ini menunjukkan besarnya
polusi udara oleh asap rokok terhadap lingkungan. Dengan demikian, dampak asap rokok tidak
hanya dirasakan oleh orang yang merokok (perokok aktif) saja tetapi juga berdampak terhadap
orang yang berada di lingkungan asap rokok (perokok pasif).1
Salah satu contoh perokok pasif yang paling dirugikan adalah perempuan/ibu yang sedang hamil.
Asap rokok tidak hanya membahayakan ibunya saja tetapi juga janin yang masih ada dalam
kandungan. Paparan asap rokok secara terus menerus dan berkepanjangan oleh ibu hamil akan
mengakibatkan banyak masalah Kesehatan terkait untuk janin. Oleh karena itu perempuan yang
sedang hamil sabaiknya menghindari rokok, termasuk asap rokok dari perokok aktif
disekitarnya.2
ISI
Ibu hamil sendiri amatlah rentan terhadap bahaya rokok karena meskipun jumlah ibu  hamil yang
merupakan perokok aktif tidaklah tinggi, jumlah ibu hamil yang merupakan  perokok pasif
amatlah tinggi. Hal yang demikian dapat dikatakan karena prevalensi wanita  yang merupakan
perokok pasif cukup tinggi, yaitu sebesar 70,4% pada wanita berkeluarga,  66,9% pada wanita
yang belum berkeluarga, dan sebesar 40,6% pada wanita yang sudah  cerai.4 Angka tersebut
dapat menjadi dasar perkiraan angka ibu hamil yang merupakan  seorang perokok pasif. Angka
tersebut tentunya amat berbeda jika dibandingkan dengan  jumlah ibu hamil yang merupakan
perokok aktif karena survey yang dilakukan oleh National  Natality Survey menunjukkan bahwa
hanya terdapat 12% ibu hamil yang merokok dari total  jumlah ibu hamil yang terlibat dalam
survey tersebut.3
Rokok memiliki berbagai kandungan yang berbahaya bagi kesehatan bayi.  Kandungan rokok
seperti nikotin dan karbon monoksida dapat memengaruhi berat bayi yang  dilahirkan, selain itu
rokok juga mengandung karbon monoksida juga dapat menyebakan  kematian mendadak pada
bayi karena karbon monoksida dapat menyebabkan terjadinya  fenomena hipoksia yang
disebabkan oleh pengikatan hemoglobin oleh karbon monoksida.  Tak hanya itu, rokok bahkan
dapat menyebabkan terjadinya fenomena vasokonstriksi yang  dapat mengurangi jumlah darah
yang masuk kedalam Rahim.1 
Apabila seorang ibu hamil secara terus menerus merokok atau terpapar dengan asap  rokok,
maka resiko terjadinya keguguran pada saat masa kehamilan akan meningkat.1 Selain  itu, apabila
bayi yang dikandung tidak mengalami keguguran, maka bayi tersebut dapat 

terganggu kesehatannya karena pengaruh dari kandungan rokok. Bayi yang dilahirkan oleh 
seorang ibu perokok aktif ataupun pasif cenderung akan mengalami masalah berat bayi lahir 
rendah (BBLR). Berat bayi lahir rendah sendiri merupakan kondisi dimana bayi dilahirkan 
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam setelah 
lahir.2 
Kondisi BBLR ini nantinya akan berpengaruh buruk terhadap masa depan bayi karena  bayi
dengan kondisi BBLR cenderung mengalami pertumbuhan kognitif yang lambat  sehingga ketika
bayi tersebut kelak sudah tumbuh dan masuk kejenjang pendidikan, bayi  tersebut akan
mengalami kesulitan. Bahkan bayi dengan kondisi BBLR akan mengalami  dampak negatif
sampai ia dewasa nanti karena kondisi BBLR meningkatkan risiko penyakit  jantung koroner,
diabetes, dan gangguan metabolik, kekebalan tubuh dan ketahanan fisik  yang hasilnya adalah
beban ekonomi individu dan masyarakat.3
KESIMPULAN
pengaruh rokok terhadap janin pada ibu hamil amatlah berbahaya karena rokok dapat 
menyebabkan gangguan pada bayi dan bahkan keguguran serta kematian mendadak pada saat 
bayi masih menjadi janin. Bahkan apabila bayi yang dikandung selamat dan dapat lahir tanpa
mengalami keguguran ataupun kematian mendadak, bayi tersebut tidak terlepas dari bahaya 
fenomena BBLR yang dapat menyebabkan kesehatan bayi berkurang. Masalah BBLR ini 
bahkan selamanya akan menjadi momok bagi bayi tersebut ketika bayi itu sudah tumbuh 
besar karena BBLR dapat menghambat pertumbuhan kognitif serta meningkatkan resiko 
terjadinya berbagai macam penyakit.  
Bahaya rokok ini tak hanya menghantui ibu hamil yang merupakan seorang perokok  aktif tetapi
juga ibu hamil yang merupakan perokok pasif. Bahkan berdasarkan data yang ada,  dapat
diketahui bahwa jumlah ibu hamil perokok pasif bahkan lebih besar daripada perokok  pasif.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mengetahui betapa bahayanya  rokok bagi
kesehatan mereka serta bayi yang mereka kandung. Tak kalah penting juga bagi  ibu hamil untuk
mengetahui bahwa dampak negatif akibat rokok dapat terjadi bahkan jika ibu  hamil tersebut
bukanlah perokok aktif, mengingat masih tingginya angka wanita yang  merupakan seorang
perokok pasif. 

DAFTAR PUSTAKA 
1. Maidartati, Maidartati, and Priska Parsaulian. "Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil  Trimester I
tentang Pengaruh Rokok terhadap Tumbuh Kembang Janin di  Polikandungan RSUD Kota
Bandung." Jurnal Keperawatan BSI 3.1 (2015).Nurlaila  R. Hubungan ibu hamil perokok pasif
dengan kejadian bayi berat lahir rendah di  badan layanan umum daerah rsu meuraksa banda
aceh. Jurnal Ilmiah STIKES  U’Budiyah. 2012; 2(1):27-34.  
2. Mochamad SP, Umi M. Pola kejadian bayi berat lahir rendah dan faktor yang 
memengaruhinya di indonesia tahun 2010. Jurnal Badan Litbang Kesehatan. 2011;  3(14):209-
17. 
3. Hanum, Hanifah, and Adityo Wibowo. "Pengaruh paparan asap rokok lingkungan  pada ibu
hamil terhadap kejadian berat bayi lahir rendah." Jurnal Majority 5.5 (2016):  22-26. 
4. Cnattingius, Sven. "The epidemiology of smoking during pregnancy: smoking  prevalence,
maternal characteristics, and pregnancy outcomes." Nicotine & tobacco  research 6.Suppl_2
(2004): S125-S140.

Anda mungkin juga menyukai