601 1695 1 PB
601 1695 1 PB
ABSTRACT
Carbohydrates are a source of energy needed by the body because carbohydrates are an
important food component. According to SNI (Standar Nasional Indonesia), carbohydrate content in
food must not be less than 60%. In this study, researchers wanted to compare the method of
determining carbohydrate content according to SNI and according to AOAC (Non-SNI), both
methods used Luff Schoorl, in the SNI method there was an addition of CH 3COOH, whereas the
Non-SNI method did not add CH3COOH. In this study a sample of a mixture of glucose, sucrose
and NaCl was used. From the research results obtained indicate that there is a difference between
the SNI method and Non-SNI method, where the Non-SNI method is better used at a 10% sample
concentration with 250X dilution and 20% sample concentration at 500x dilution, whereas on the
SNI method is better used at 30% sample concentration with 500X dilution, and the accuracy value
obtained is 94.14% to 97.23%.
37
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 2 Edisi September 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
38
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 2 Edisi September 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
39
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 2 Edisi September 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
Tabel 6. Tabel Uji Mann-Whitney Jadi untuk konsentrasi sampel 20% dan
Uji Mann-Whitney 30% metode SNI dan non-SNI lebih disarankan
Sig. (2-tailed) menggunakan pengenceran 500x, pada sampel
Konsentrasi Dilution
SNI Non-SNI dengan konsentrasi 20% dan 30% pengenceran
20% 250X 0.000 0.000 yang digunakan adalah 500X. Hal ini dikarenakan
30% 250X 0.000 0.000 konsnetrasi 20% dan 30% termasuk konsentrasi
Syarat adanya perbedaan yang signifikan tinggi dan pekat, jadi pengenceran yang
adalah nilai p < 0.05 dan pada tabel di atas disarankan harus lebih tinggi juga agar hasil yang
menunjukkan bahwa hasil uji statistik didapatkan sesuai dengan target.
Independent T-tes dan Mann-Whitney terdapat Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa
perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan konsentrasi 10% dengan pengenceran
dari nilai sig. 2-tailed Kurang dari 0.05. 250X lebih disarankan menggunakan metode non-
SNI. Begitu oula dengan konsentrasi 20%
Pembahasan pengenceran 500X, disarankan menggunakan
Dalam penelitian ini tidak menggunakan metode non-SNI, karena hasil yang didapatkan
sampel standar, dikarenakan standard untuk melebihi target dan nilai beda lebih rendah dari
analisa gula hanya standar glukosa saja. metode SNI. Sedangkan sampel dengan
Sedangkan kandungan karbohidrat total bukan konsentrai 30% menggunakan pengenceran 500X
hanya glukosa, tetapi juga mengandung sukrosa, metode yang bagis digunakan adalah metode SNI,
maltose, fruktosa, dan sebagainya. Penelitian ini dikarenakan nilai beda dengan nilai yang
menggunakan sampel campuran glukosa, sukrosa diperoleh saat analisa lebih rendah dibandingkan
dan NaCl karena bahan-bahan tersebut mudah dengan metode non-SNI.
didapat dan harganya terjangkau. Ketiga bahan Untuk melihat keakurasian dari metode
tersebut diasumsikan Sebagai makanan yang SNI dan non-SNI dapat dilihat dari nilai
mengandung karbohidrat total. %Recovery mendekati 100%, dikatakan memiliki
Berdasarkan hasil penelitian yang telah akurasi yang baik. Sedangkan untuk mengetahui
dilakukan dan data perhitungan yang telah presisi metode SNI dan non-SNI dapat
disajikan dapat diketahui bahwa konsentrasi 10% menggunakan perhitungan %RSD dan HorRat.
menggunakan metode SNI maupun non-SNI Menurut Sunardi (2005) keseksamaan dinyatakan
dengan pengenceran 250X dan 500X hasil yang dengan %RSD dengan batas yang masih diterima
didapatkan jauh lebih baik jika menggunakan berdasarkan ketelitiannya, sebagai berikut: RSD
pengenceran 250X, dikarekan hasil yang ≤1%, berarti sangat teliti. 1% < RSD ≤ 2% artinya
didapatkan mendekati nilai konsentrasi yang teliti. 2% < RSD < 5% artinya ketelitian sedang
sebenarnya, yaitu 10%. Dibandingkan dengan dan RSD > 5% artinya ketelitian rendah. Namun
pengenceran 500X yang hasilnya jauh dari target menurut Horwitz et al, 1980 dikatakan suatu
yang ditentukan. Untuk sampel dengan metode memiliki presisi yang baik dan
konsentrasi 10% dengan metode SNI maupun diperbolehkan jika nilainya 0.3 ≤ HorRat ≤ 1, nilai
non-SNI lebih disarankan menggunakan hor rat masih diperbolehkan tetapi dengan alasan
pengenceran 250X, sedangkan sampel dengan yang tepat, jika nilainya 1 < Hor Rat ≤ 2 dan Hor
konsentrasi 20% dan 30% menggunakan metode Rat ditolak jika nilai Hor Rat > 2. Pada analisa
SNI maupun non-SNI dengan pengenceran 250X statistik dapat diketahui bahwa metode SNI dan
dan 500X hasil yang didaptkan jauh lebih baik non-SNI terdapat perbedaan yang signfikan, hal
menggunakan pengenceran 500X, dikarekan hasil ini ditunjukkan dengan nilai t hasil lebih kecil dari
yang didapatkan mendekati nilai konsentrasi yang t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, karena
sebenarnya, yaitu 20% dan 30% dibandingkan hasil karena p≤ α =0.05.
dengan pengenceran 250X yang hasilnya jauh dari
target yang ditentukan.
40
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 2 Edisi September 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
41