Anda di halaman 1dari 8

Bilangan Prima

Jika kita menulis a|b maka kita katakan bahwa a adalah pembagi b. Salah satu metode
yang biasa digunakan di sekolah dasar untuk menentukan pembagi suatu bilangan adalah
menggunakan kertas berpetak dan menampilkan bilangan itu sebagai suatu persegi-persegi
panjang.
Sebagai contoh, 10 dapat disajikan dengan menampilkan persegi-persegi panjang dengan
susunan 1 baris 10 kolom, atau 2 baris 5 kolom. Dengan demikian 10 mempunyai 4 buah
pembagi yang berbeda, yaitu 1, 2, 5 dan 10. Bagaimana dengan 7? Untuk 7, kita hanya dapat
menampilkan persegi-persegi panjang dengan susunan 1 baris 7 kolom atau 7 baris 1 kolom.
Dengan demikian 7 hanya mempunyai 2 pembagi yang berbeda, yaitu 1 dan 7

Tabel 1
Banyak Faktor Suatu Bilangan

1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 4 6 16 12 24
3 9 8 18 30
5 25 10 20
7 14 28
11 15 32
13 21
17 22
19 26
23 27
29 33
31 34
37 35

Definisi
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih besar dari 1 dan jika dan hanya jika pembagi
bilangan itu hanya bilangan itu sendiri dan bilangan 1. Dengan kata lain bilangan prima
adalah bilangan yang habis dibagi dirinya sendiri dan 1.
Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, …

Sebarang bilangan bulat lebih besar dari 1 yang mempunyai suatu faktor positif selain 1 dan
dirinya sendiri disebut bilangan komposit (tersusun). Sebagai contoh, 8, 10, dan 22 adalah

1|Bilangan Prima
bilangan komposit karena bilangan-bilangan itu mempunyai suatu faktor selain 1 dan dirinya
sendiri.

Bilangan 1 hanya mempunyai satu faktor. Dengan demikian, 1 bukan bilangan prima maupun
bilangan komposit

SIFAT SIFAT BILANGAN PRIMA


Sifat 1 (Teorema Faktorisasi Tunggal)
Setiap bilangan komposit dapat ditulis sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima dalam satu
dan hanya satu cara.
Sifat 1 di atas dikenal pula sebagai teorema dasar aritmatika. Teorema ini merupakan dasar
(pendekatan algoritmik) untuk menemukan faktorisasi prima dari suatu bilangan.
Misal :
12 = 3 x 2 x 2
20 = 2 x 2 x 5
100 = 2 x 2 x 5 x 5
134 = 2 ...

Sifat 2
Jika faktorisasi prima/ bentuk kanonik suatu bilangan n adalah n= p1q . p2q . p3q … . p mq maka
1 2 3 m

banyaknya pembagi dari n atau faktor dari n adalah


(q1 + 1) (q2 + 1) (q3 + 1) . . . (qm + 1).

Sifat 3
Misalkan P adalah bilangan prima. Jika p membagi ab maka p membagi a atau p membagi b.
dalam notasi teori bilangan dituliskan jika p|ab maka p|a atau p|b.

Sifat 4
Misalkan d≠0 dan n≠0. Jika d adalah faktor dari n maka n/d adalah faktor dari n.

Misalkan p adalah faktor prima terkecil dari bilangan n. Dengan menggunakan sifat 3, n/p
adalah suatu faktor dari n, dan karena p adalah faktor terkecil dari n, kita peroleh p≤ n/p. Jika
p ≤n/p maka p2 ≤ n. Gagasan ini selanjutnya dirangkum menjadi sifat berikut ini.

2|Bilangan Prima
Sifat 5
Jika n adalah suatu bilangan komposit maka n mempunyai suatu faktor prima p sedemikian
sehingga p2 ≤ n atau p ≤ √ n

Sifat 5 dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi apakah suatu bilangan yang
diberikan itu termasuk bilangan prima atau bilangan komposit. Sebagai contoh, perhatikan
bilangan 51. Jika 51 adalah bilangan komposit maka 51 harus mempunyai suatu faktor prima
p sedemikian sehingga p2 ≤ 51. Bilangan-bilangan prima yang dikuadratkan tidak melewati
51 adalah 2, 3, 5, dan 7. Didapatkan bahwa 7 merupakan faktor dari 51. Maka 51 merupakan
bilangan komposit.
Selidiki apakah 109 bilangan komposit?

Sifat 6
Jika n adalah suatu bilangan bulat lebih besar dari 1 dan tidak dapat dibagi oleh sebarang
bilangan prima p maka n adalah bilangan prima.

Saringan Eratosthenes/ Sieve of Eratosthenes


Suatu cara untuk menemukan seluruh bilangan prima yang lebih kecil dari suatu bilangan
bulat yang diberikan adalah menggunakan saringan Eratosthenes. Jika semua bilangan asli
lebih besar 1 ditempatkan pada suatu “saringan” maka bilangan yang bukan bilangan prima
diberi tanda silang (artinya jatuh melalui lobang saringan). Bilangan-bilangan yang tersisa
adalah bilangan-bilangan prima. Cara kerja metode ini menggunakan Sifat 5 di atas.

Bilangan Prima Kembar


Dua bilangan prima yang ganjil yang berurutan disebut bilangan prima kembar. Bisa
dituliskan p dan p+2. Dan keduanya merupakan bilangan prima. Mempunyai selisih 2.
Berikut adalah beberapa pasangan-pasangan prima kembar.
(3 dan 5), (5 dan 7), (11 dan 13), (17 dan 19), (29 dan 31)
Mungkin kita akan bertanya-tanya. Apakah hanya pasangan-pasangan seperti itu yang
merupakan pasangan bilangan prima kembar. Apakah ada pasangan prima kembar yang lain?
Mungkin kalian bisa menemukan pasangan-pasangan prima kembar yang lain.
Sekarang perhatikan dua bilangan berikut
100000000061 dan 100000000063 .

3|Bilangan Prima
Keduanya merupakan bilangan prima. Dan selisih dua bilangan tersebut adalah 2. Jadi bisa
dikatakan bahwa dua bilangan tersebut adalah pasangan prima kembar. Perhatikan bahwa
jarak dari pasangan prima kembar yang kita temukan pertama dengan pasangan prima kembar
yang kita temukan kedua mempunyai jarak yang sangat jauh. Apakah masih ada pasangan
prima kembar yang lain? Sebuah pertanyaan yang belum terjawab. Apakah ada tak berhingga
pasangan prima kembar?

Bilangan yang Saling Prima dan Bilangan yang Saling Prima Sepasang demi Sepasang
Dua bilangan a dan b dikatakan saling prima/ prima relatif/ koprima jika fpb (a,b) = 1.
Selanjutnya jika a1, a2, a3, ..., an adalah bilangan bilangan bulat positif sedemikian sehingga
fpb (a1, a2, a3, ..., an) =1, maka dikatakan bahwa a1, a2, a3, ..., an a1, a2, a3, ..., an saling prima
juga atau prima relatif secara bersama sama/ mutually relatively prime. Tetapi jika
fpb(a1,a2)=1, untuk setiap i,j=1,2,3,...,n dengan i≠j, maka dikatakan bahwa bilangan bulat
positif a1, a2, a3, ..., an saling prima dua dua atau saling prima sepasang demi sepasang/
pairwise relatively prime.

Perumusan bilangan prima yang gagal


Belum ada yang bisa menemukan secara pasti tentang perumusan bilangan prima. Di bawah
ini akan diberikan beberapa perumusan yang gagal menghasilkan bilangan prima secara
keseluruhan.
1. F(n) = n2 – n + 41
Pernah diduga bahwa fungsi F(n) = n2 – n + 41 menghasilkan bilangan prima untuk n
bilangan asli. Bisa dicheck untuk n = 1, 2, 3, 4, dst. Tetapi ternyata rumus ini gagal ketika n =
41. Karena F(41) = 412 – 41 + 41. F(41) = 412. Yang bukan merupakan bilangan prima.
Sekarang bagaimana dengan rumus ini. F(n) = n2 + n + 41. Coba temukan, untuk n berapakah
dia tidak prima.

n
2. G(n) = 22 + 1
Fermat pernah menduga bahwa rumus tersebut adalah menghasilkan bilangan prima. Untuk n
= 0, 1, 2, 3, 4 ini merupakan benar bilangan prima. Tetapi pertumbuhan bilangannya sangat
besar. Sehingga membuat orang malas menguji kebenaran bilangan itu untuk n yang
selanjutnya. Tetapi pada tahun 1732 Leonhard Euler membuktikan bahwa untuk n = 5, G(5) =
4.294.967.297 bukan merupakan bilangan prima. Karena nilai itu sama dengan 641 x
6.700.417. kemudian pada tahun 1880, F. Landry menunjukkan bahwa untuk n = 6 juga
4|Bilangan Prima
bukan merupakan bilangan prima. Dan pada awal tahun 1970 untuk n = 7 juga bukan
merupakan bilangan prima. Dan dengan menggunakan computer ternyata yang merupakan
bilangan prima hanya lima angka pertama saja. Meskipun gagal, tetapi usaha fermat sangat
hebat.

3. Terkaan marsenne
2p – 1. Dinyatakan oleh Marin Marsenne dari Perancis. Dia menyatakan bahwa untuk p
bilangan prima maka bentuk 2p – 1 merupakan bilangan prima. Marsenne tahu bahwa untuk p
= 11 akan didapatkan 2047. Yang ternyata angka tersebut bukan merupakan bilangan prima
karena 2047 = 23 x 89, akan tetapi Marsenne yakin bahwa untuk p > 11, bilangan yang
dihasilkan pasti bilangan prima. Tetapi pada tahun 1903, untuk p = 67 dihasilkan
147573952588676412927 yang bukan merupakan bilangan prima karena bilangan itu sama
dengan perkalian dari 193707721 x 761838257287

4. Ini adalah deret yang dibuat Fermat juga. Yaitu yang terdiri dari bilangan factorial. Deret
ini adalah deret bilangan prima yang gagal. Beberapa suku awal menghasilkan bilangan
prima. Akan tetapi selanjutnya gagal menghasilkan bilangan prima.
3! – 2! + 1! = 5
4! – 3! + 2! – 1! = 19
5! – 4! + 3! – 2! + 1! = 101
6! – 5! + 4! – 3! + 2! – 1! = 619
7! – 6! + 5! – 4! + 3! – 2! + 1! = 4421
8! – 7! + 6! – 5! + 4! – 3! + 2! – 1! = 35899
Sampai di sini, semua bilangan yang terbentuk adalah bilangan prima. Sungguh unik bukan.
Tetapi lanjutan dari deret ini bukan bilangan prima.
9! – 8! + 7! – 6! + 5! – 4! + 3! – 2! + 1! = 326981
326981 bukanlah merupakan bilangan prima. Karena 326981 = 79 x 4139. Deret ini gagal
menghasilkan bilangan prima.

Hal hal lain yang berkaitan dengan bilangan prima


1. Semua bilangan prima adalah ganjil kecuali 2.
2. Banyaknya bilangan prima adalah tak terhingga (Teorema Euclides)
3. Bilangan yang berakhiran (angka satuannya) 2, 4, 5, 6, 8, dan 0 adalah bukan bilangan
prima. kecuali bilangan 2 dan 5.

5|Bilangan Prima
4. Teorema Hadamard Poussin yang mengatakan bahwa banyaknya bilangan prima untuk x
mendekati tak hingga dinyatakan dengan pendekatan mendekati x / ln x
5. Conjecture Goldbach menyatakan bahwa Setiap bilangan genap dapat dinyatakan sebagai
jumlah dua bilangan prima. Umumnya dapat dinyatakan dalam satu cara. Ada juga yang dapat
dinyatakan dalam dua cara, tiga cara, dst. Sampai saat ini masih belum ada yang bisa
membuktikan.
6. 13 adalah satu dari banyak bilangan prima yang lain. Sekarang kita perhatikan jika 1 dibagi
angka 13 tersebut.
1 / 13 = 0,076923076923… angka 076923 akan berulang terus.
Dan ternyata, angka ini unik jika dikalikan dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan
12. Bilangan yang dihasilkan adalah bilangan 076923 dan 153846 dengan urutan digit-
digitnya yang berbeda.
1 x 076923 = 076923 7 x 076923 = 538461
2 x 076923 = 153846 8 x 076923 = 615384
3 x 076923 = 230769 9 x 076923 = 692307
4 x 076923 = 307692 10 x 076923 = 769230
5 x 076923 = 384615 11 x 076923 = 846153
6 x 076923 = 461538 12 x 076923 = 923076

SOAL SOAL
Soal pilihan Ganda
Lingkarilah salah satu jawaban yang menurut anda benar.
1. Yang bukan merupakan faktor prima dari 504 adalah
a. 2 b. 3 c. 5 d. 7

2. Yang merupakan bilangan prima adalah


a. 149 b. 205 c. 434 d. 1407
3. Bilangan prima terbesar untuk menguji apakah 5669 merupakan bilangan prima atau bukan
adalah
a. 80 b.75 c. 70 d. 65

4. Misalkan 435 orang anggota DPR dimasukkan dalam beberapa panitia. Setiap panitia
terdiri dari lebih dari 2 orang tetapi kurang dari 30 orang. Banyak orang pada setiap panitia

6|Bilangan Prima
harus sama, dan setiap orang hanya boleh menjadi anggota satu panitia. Berapa banyak orang
untuk setiap panitia?
a. 3 b. 5 c. 15 d. 29

5. Misalkan kita mempunyai 48 keping logam berukuran sama. Logam-logam itu kita susun
membentuk persegi panjang dengan ukuran 6 x 8. Ukuran persegi panjang lain yang dapat
kita bentuk dengan 48 keping logam adalah
a. 3 x 16 b. 5 x 14 c. 7 x 10 d. 11 x 6

6. Pak Budi akan menanam 36 tanaman jeruk. Tanaman-tanaman itu akan disusun sehingga
membentuk persegi panjang. Jika setiap baris mempunyai tanaman sama banyak maka semua
kemungkinan banyak tanaman setiap baris adalah
a. 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, dan 36
b. 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, dan 19.
c. 2, 3, 7, 11, 13, 17, 19, dan 23.
d. 2, 3, 4, 6, 9, 12, dan 18.

7. Bilangan asli terkecil yang dapat dibagi oleh setiap bilangan asli kurang dari atau sama
dengan 12 adalah
a. 27720 b. 2310 c. 2770 d, 2772

8. Bilangan-bilangan berikut yang termasuk bilangan komposit adalah


a. 143 b. 223 c. 331 d. 531
9. Faktorisasi prima dari 172 adalah
a. 24 . 4 b. 21 . 43 c. 23 . 42 d. 22 . 42

10. Misalkan faktor-faktor dari suatu bilangan n adalah 2, 5, dan 9. Jika tepat ada 9 faktor
lainnya maka n adalah
a. 90 b. 120 c. 150 d. 180

11. 7827 adalah bilangan komposit karena


a. 3(6 + 9 + 2 + 7) b. 327 c. 3927 d. (9 + 2 + 7)

12. Banyaknya faktor 45 adalah

7|Bilangan Prima
a. 4 b. 6 c. 8 d. 10

B. Soal Uraian
1. Ketika para siswa bertanya kepada Pak Faktor tentang usia-anak-anaknya, Pak Faktor
menjawab, “Saya mempunyai tiga orang anak. Hasil kali usia-usia mereka adalah 72 dan
jumlah usia-usia mereka adalah bilangan yang ada di atas pintu ruangan ini”. Seorang
siswa, Ani, mengatakan bahwa nomor ruangan ini adalah 14, tetapi ia masih meminta
kepada Pak Faktor untuk memberi informasi tambahan sehingga masalah ini dapat ia
dipecahkan. Pak Faktor kemudian menyatakan bahwa anak tertuanya adalah seorang
pemain catur yang baik. Selanjutnya Ani menyampaikan secara tepat usia ketiga anak
Pak Faktor. Berapa usia ketiga anak pak Faktor yang disampaikan oleh Ani itu?
2. Tentukan semua pembagi 912 dan 324 !
3. Periksa apakah 397 adalah bilangan prima atau komposit !
4. Seorang wanita mengemukakan bahwa jika ia mengambil telur dari keranjang itu 2, 3, 4,
5, atau 6 selalu ada 1 yang tersisa. Tetapi jika ia mengambil 7 telur maka tidak ada yang
tersisa. Jika keranjang itu dapat memuat sampai dengan 500 butir telur, berapa butir telur
yang ia punya?

8|Bilangan Prima

Anda mungkin juga menyukai