Laporan Praktikum Pengenalan Dan Penggunaan Mikroskop - Compress
Laporan Praktikum Pengenalan Dan Penggunaan Mikroskop - Compress
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di muka bumi ini selalu ingin mengetahui apa yang ada di sekelilingnya yaitu
segala sesuatu yang di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Baik sesuatu yang kasat
mata maupun yang tidak tampak dengan hanya menggunakan mata telanjang. Dengan
keterbatasan kemampuan yang ada sehingga manusia berusaha mencari suatu alat yang
bisa digunakan untuk melihat benda tersebut. Mikroskop menjadi alat yang sangat
penting dalam bidang ilmu biologi terkhusus ketika ingin mengamati zat/molekul-
molekul yang berukuran cukup kecil yang tidak bisa dilihat dengan hanya mengandalkan
penglihatan mata normal . Antonio van Leeuwenhoek(1674) merupakan orang yang
berhasil menemukan menemukan mikroskop serta mengembangkan kekuatan lensanya
sehingga mempunyai perbesaran yang besar. Ia kemudian mengembangkan kekuatan
lensa mikroskopnya hingga ratusan kali. Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500
gambar mikroskop. Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang
menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan
mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan
dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat yang sangat
sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil di piring
kuningan yang membentuk tubuh instrumen. Mikroskop merupakan instrumen yang
paling banyak digunakan dalam suatu kegiatan laboratorium . Karena hampir semua mata
kuliah biologi memerlukan mikroskop dalam kegiatan laboratoriumnya. Oleh sebab itu,
mikroskop harus di perkenalkan sejak dini kepada seorang pelajar, apalagi kepada
mahasiswa yang masuk dalam jurusan biologi. Mikroskop dipelajari guna mengetahui
bagian-bagian serta fungsinya masing-masing agar dalam kegiatan laboratorium seorang
mahasiswa tidak lagi kebingungan ketika hendak menggunakan mikroskop, serta
bagaimana cara merawat mikroskop tersebut.
B. Tujuan praktikum
Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk
melihat sediaan sederhana.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran
sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan
sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme,
atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan
mikroskop(Anonim, 2012). Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop
adalah antonie van leeuwenhock (1632-1723) tahun 1675 antonie membuat mikroskop
dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga
dia bisa mengamati mikro0rganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan
air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut benda-
benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ (Anonim, 2012) Antonie Van Leuwenhook
mengembangkan kekuatan lensa ( mikroskop cahaya sederhana) yang memperbesar
organisme 100 sampai 300 kali sehingga mampu mengamati mikroba satu sel. Penelitian
sel dengan mikroskop cahaya selama tahun 1800-an dan awal tahu 1900-an menemukan
banyak perbedaan antara sel mikroba dengan sel dari organisme yang lebih tinggi.
Sebelum penemuan mikroskop elektron, pengertian struktur mikroba terbatas pada
struktur yang dapat dilihat dengam mikroskop cahaya sehingga gambaran anatomi
mikroba belum diketahui (Dra. Ni Putu Ristiati). Sebelum pengamatan tersebut dilakukan
oleh antonie, pada tahun 1665 Robert Hooke mengamati sel-sel mati pepagan pohon ek
dengan mikroskop hingga dia yang pertama kali menemukan dinding sel. Namun,
diperlukan lensa hebat buatan antonie van leeuwenhoek untuk menvisualisasikansel
hidup. Bayangkan ketertakjuban Hooke ketika ia mengunjungi van leeuwenhoek pada
tahun 1674 dna terungkaplah baginya dunia mikroorganisme apa yang disebut tuan
rumah sebagai animakula yang amat kecil. Terlepas dari pengamatan awal ini, sebagian
besar geografi sel tetap tak terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur
subseluler termasuk organel yang merupakan kompratemen terselubung membrane
terlalu kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya.( Campbell, Edisi 8, jilid 1).
Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk keperluan
sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih untuk keperluan penelitian. Ciri
utama dari sumber keragamannya antara lain dari mikroskop satu okuler(monokuler)
dengan tabung tegak dan miring, penggunaan dua okuler(binokuler) atau tiga
okuler(trikuler), kekuatan lensa yang dipakai, sumber sinar( menggunakkan lampu yang
terpasang), bahkan dapat dipasang kamera( kamera diam atau video) pada mikroskop
trikuler dan dapat disambung ke monitor TV (Riandi.2000). Dua parameter penting
dalam mikroskopi(teknik teknik penggunaan mikroskop) adalah perbesaran dan daya
resolusi atau daya urai. Perbesaran perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran
sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang dapat
memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda-
benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai suatu bintang di langit mungkin di
resolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop (Campbell, Edisi 8,jilid 1). Dengan
mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati organisme
dan struktur yang tidak tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan
perbesaran dengan kisaran luas sampai ratusan ribu kali. Kategori mikroskop adalah
mikroskop cahaya/optis dan mikroskop elektron. A. Mikroskop cahaya/optis Merupakan
mikroskop yang menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai
sumber penyinaran.Dalam mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui
spesimen dan kemudian melalui lensa. Lensa ini merefraksi(membengkokkan) cahaya
sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke
film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat
memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli spesimen. Seperti halnya
daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya juga tidak dapat meresolusi
detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 200 nanometer (Campbell, Edisi 8,jilid
1). Mikroskop optis terbagi atas dua jenis yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
a. Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda tipis dan transparan.penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam/lampu. Mikroskop biologi umunya memiliki
lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan perbesaran sebagai berikut: 1) Objektif
4x dengan okuler 10x,perbesaran 40x 2) Objektif 10x dengan okuler 10x,perbesaran 100x
3) Objektif 40x dengan okuler 10x,perbesaran 400x 4) Objektif 100x dengan okuler
10x,perbesaran 1000x b. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda
yang tidak terlalu besar,transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun
dari bawah dengan sinar lampu atau alam. Meiliki dua objektif dan dua buah okuler,
sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan
perbesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai berikut: Objektif 1x atau 2x dengan
okuler 10x atau 15x Teknik dalam penggunaan mikroskop cahaya ada enam yaitu,
sebagai berikut: 1) Medan terang(spesimen tak diwarnai) Meneruskan cahaya langsung
melalui spesimen. Citra memiliki kontras kecil, kecuali jika sel berpigmen alami atau
secara buatan (Campbell, Edisi 8,jilid 1). 2) Medan terang (spesimen di warnai)
Mewarnai dengan berbagai pewarna(dye) akan meningkatkan kontras. Sebagian prosedur
pewarnaan mensyaratkan sel untuk difiksasi (diawetkan) (Campbell, Edisi 8,jilid 1). 3)
Fase-kontras Meningkatkan kontras pada sel yang tidak diwarnai dengan memperbesar
variasi dentitas(kerapatan) dalam spesimen; sangat berguna untuk mempelajari sel hidup
yang tak berpigmen (Campbell, Edisi 8,jilid1). 4) Diferensial-interferensi-kontras. Seperti
mikroskop fase kontras, penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan perbedaan
dentitas menjadikan citra nyaris seperti 3-D (Campbell, Edisi 8,jilid 1). 5) Flouresensi
Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan cara melabeli molekul
menggunakan pewarna atau antibodi flourense. Zat-zat flourense ini menyerap radiasi
ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak (Campbell, Edisi 8,jilid 1). 6) Konfokus
Teknik pembagian optik flourense yang menggunakan bukan lubang jarum untuk
melenyapkan cahay yang tidak fokus dari sampel yang tebal, menciptakan bidang tunggal
flourense pada citra. Dengan menangkap citra-citra yang tajam di banyak tempat.
Rekonstruksi 3-D dapat diciptakan (Campbell, edisi 8,jilid 1). B. Mikroskop elektron
Karena keterbatasan daya tembus cahaya dan sulitnya membuat lensa yang sangat tipis
tipis maka sangat sulit untuk mendapatkan perbesaran yang lebih tinggi dari 1000x
dengan miroskop monokuler. Untuk mengamati bagian-bagian sel yang sangat halus
digunakan mikroskop elektron yang menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan
elektron sebagai pengganti cahaya. Elektron mempunyai gelombang yang lebih pendek
daripada cahaya putih sehingga memiliki daya tembus yang besar. Ada dau jenis
mikroskop elektron,yaitu: mikroskop elektron transmisi(TEM= trasmission electron
microscope) dan mikroskop elektron skening(SEM= scanning electron microscope)
( Campbell, Edisi 8,jilid 1).
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Hari / tanggal : Rabu/ 07 Oktober 2012 Pukul : Pukul 07.30 s.d.
09.20 Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III barat FMIPA UNM B. Alat dan
Bahan 1. Alat a. Mikroskop biologi b. Kotak alat yang berisi peralatan pendukung
praktikum c. Silet tajam d. Kaca benda e. Kaca objek/ preparat f. Pipet tetes g. Pensil
h. Kertas kwarto 2. Bahan a. Air suling b. Kapas atau kapuk c. Daun adam hawa
(Rhoe discolor) d. Daun waru (Hibiscus tiliaceus) e. Daun labu (Cucurbita muschata)
f. Bawang merah (Allium cepa) C. Langkah Kerja 1. Menyiapkan Mikroskop 1.1.
Meletakkan mikroskop di atas meja tepat di hadapan anda. 1.2. Membersihkan badan
mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain
selain kain planel. 1.3. Membuka kotak peralatan, kemudian mengeluarkan cawan
petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan
kain katun atau kertas saring. 1.4. Di atas meja kerja anda hanya ada mikroskop,
kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk
praktikum. Selainnya disingkirkan pada tempat yang lain yang sudah di sediakan. 2.
Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus 2.1. Perhatikan keadaan ruang
praktikum anda, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang ( dari depan, kiri,
atau kanan). Arahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka
diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang
memiliki kondensor di atur posisinya mendekati meja sediaan dan gunakan cermin
datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin cekung. 2.2. Mengatur
posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan
sampai bunyi klik. 2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja
sediaan 5-10 mm atau turun maksimal. 2.4. Meneroponglah lewat okuler dengan
mata kiri tanpa memicingkan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih. Jika
terangnya tidak merata; gerakkan sedikit cermin sampai terangnya merata. Kalau
silau, persempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih
kabur berarti kurang cahaya yang masuk, bukalah diafragma dan gunakan lubang
lebih besar pada lempeng. 2.5. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan. 3. Cara
Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan 3.1. Dengan tangan memutar pengatur kasar
atau makrometer kearah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan
mengecil, lakukan sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang
tubusnya mirip atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik
turun apabila dan mikrometer diputar. 3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan
awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada
ditengah lubang meja, jepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Memerhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika
jarak itu besar, putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari
samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm. 3.4.
Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan menaikkan
tubus perlahan-lahan. Amati medan pandang sampai muncul bayangan. Kalau tubus
telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti
terlewatkan. Ulangi kembali mulai pada 3.3; kalau sudah ada bayangan tapi masih
kabur, maka teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai
bayangan terlihat jelas garis atau batasan-batasannya. 3.5. Memeriksa okuler
( perbesaran berapa?) dan objektif ( perbesaran berapa?), hitunglah perbesaran
bayangan yang anda lihat. 3.6. Kalau sudah diamati, preparat di keluarkan 4.
Membuat Preparat Sederhana 4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan,
pegang serata mungkin. 4.2. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-
tengah. 4.3. Dengan pinset, mencabut satu kerat bahan dan meletakkannya di tengah
tetesan air. 4.4. Tangan anda yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari
dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan. 4.5. Sisi dengan kaca
penutup disentuhkan pada kaca benda dengan tetesan air dengan kemiringan 45o
kemudian lepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Kelebihan air yang
merembes di tepi kaca diserap dengan kertas saring. 4.6. Pasang preparat buatan anda
pada meja sediaan dan amati seperti langkah 3.2.,3.3.,3.4. dan 3.5. 5. Mengamati
Perbesaran 5.1. Apabila pengamatan 4.6 sudah berhasil, bayangan yang akan
Nampak akan dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan disentuh. 5.2.
Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang ( kuat) tegak
lurus pada meja sediaan sampai terdengar bunyi klik. 5.3. Meneropong sambil
memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar. Amati bayangan
yang ada!. 5.4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Naikkan tubus
dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Putar kembali revolver
untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah( pendek ) pada posis semula. Tanpa
mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan 3.3.,3.4.,3.5., lanjut ke
5.1.,5.2.,5.3.sampai berhasil. 5.5. Apabila anda akan mengamati bahan yang lain,
maka naikkan tubus. Keluarkan preparat yang sudah diamati dan bersihkan kca
benda dan kaca penutup. 5.6. Buat sediaan baru sesuai langkah 4.1., sampai 4.6. 5.7.
Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut: a.
Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan, harus dikeluarkan. b. Preparat
basah harus dibersihkan dengan kertas saring atau lap katun simpan( kaca benda +
kaca penutup). Simpan dalam cawan petri dan masukkan dalam kotak perlengkapan.
c. Bersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Tubus di turunkan serendah
mungkin. d. Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop. e. Semua peralatan
yang telah dipakai dibersihkan dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya. f.
Peralatan anda sendiri, disimpan sendiri untuk dipakai untuk kegiatan berikutnya. g.
Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang di tempat sampah yang tersedia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroskop adalah alat utama untuk melihat dan mempelajari struktur benda-
benda kecil. Mikroskop mempunyai bagian optik dan mekanik. Bagian optik
meliputi lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin, sedangkan bagian
mekanik seperti kaki, kondensor, meja sediaan dan lain-lain. Macam- macam
mikroskop adalah sebagai berikut a. Mikroskop Cahaya/optis, terbagi atas du
jenis, yaitu: Mikroskop Biologi dan Mikroskop Stereo b. Mikroskop Elektron,
terbagi ats dua jenis, yaitu: Mikroskop Elektron Transmisi(TEM= transmission
electron microscope) dan Mikroskop Elektron Skening(SEM= scanning electron
microscope).
B. Saran
Demi kelancaran dalam kegiatan praktikum, ada beberapa saran yang mungkin
berguna , yaitu: 1. Kepada praktikan supaya tetap berkonsentrasi ketika sedang
melaksanakan praktikum dan tidak rebut dalam ruang laboratorium.
Memerhatikan kaidah-kaidah dalam penggunaan mikroskop agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan misalnya rusaknya mikroskop 2. Untuk efesiensi
dan efektifitas waktu yang disediakan dalam praktikum, agar kiranya para
praktikan menjalin kerjasama yang baik antar sesama anggota kelompok. 3.
Kepada asisten agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam
setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA Penyusun, tim.2012.Penuntun Praktikum Biologi
Dasar:Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Anonim. 2012.Asal Usul dan
Sejarah Pengembangan Mikroskop/www.google.com. diakses pada tanggal 24
oktober 2012 Anonim.2012. Mikroskop Stereo/www.google.com diakses pada
tanggal 25 oktober 2012 Restiati, Ni Putu. 2000.Pengantar Biologi
Umum.Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Campbell, Neil
A,dkk.2008.Campbell.Jakarta:Erlangga Riandi,dkk.2000.Teknik
Laboratorium.Jakarta: Jurusan Pendidikan Biologi UPI