Anda di halaman 1dari 15

PURNAMA

1. Mutasi Bahan ke Gudang WIP (Harian)


a. Hal pertama yang harus dilakukan oleh Admin Gudang adalah mempersiapkan
bahan bubuk untuk proses produksi tangki sesuai kebutuhan hari itu juga
berdasarkan SPK yang dibuat oleh PPIC (Wira).
b. Jumlah Bahan yang akan dimutasikan didapat dari lembar kebutuhan SPK
sebagai Berikut :

Jumlah tersebut kemudian ditulis ke selembar kertas, dan diberikan pada 2


orang yang membantu untuk mengangkut bahan dari gudang utama ke gudang
WIP. Tujuannya adalah untuk menyamakan jumlah yang diangkut dan diterima
oleh gudang WIP, untuk menghindari selisih bahan.
c. Bahan yang dimutasikan dari Gudang Utama (Gudang BB) ke Gudang WIP yaitu :
Bahan A (Lapis 1), Bahan F(Lapis 2) , Bubuk PT Ori & Bubuk HD Murni (untuk
dicampur).
d. Karna Gudang WIP juga berfungsi untuk mencampur Bubuk HD Murni menjadi
bahan lain , maka bahan tambahan yang perlu dimutasikan sesuai kebutuhan
yaitu : Pigmen Warna, Pemekar dan Bubuk UV.
e. Hal-hal lain yang perlu dilakukan dalam mutasi bahan agar sesuai dan tidak
selisih:
i. Sebelum bahan di gudang Utama diangkut, Admin Gudang sebaiknya
menghitung dan perhatikan tumpukkan yang akan diambil.
ii. Setelah dihitung kemudian tentukan dan tunjukkan tumpukan mana yang
harus diambil kepada 2 orang yang akan mengangkut bahan.
iii. Dalam proses pengangkutan bahan, admin gudang bisa meninggalkan 2
orang yang membantu untuk melakukan kerjaan yang lainnya, namun
sebaiknya sesekali dikawal/perhatikan orang yang membantu tersebut.
iv. Setelah Selesai mengangkut bahan, 2 orang tersebut Harus lapor kepada
Admin Gudang agar bisa dilakukan pengecekkan mutasi dengan orang di
gudang WIP.
v. Jika ada selisih, maka laporan didalam form harus disesuaikan.
f. Bahan yang sudah dimutasikan kemudian ditulis ke dalam Form Mutasi seperti
berikut :

Bahan dalam form ini akan disesuaikan karna menggunakan satuan sak/dus dan
diinput ke dalam system accurate.
g. Lakukan pembaruan persediaan bahan manual gudang utama yang nantinya
akan diperiksa oleh Controllership (Yudi).

h. Setelah pemindahan fisik di lapangan selesai dikerjakan, lanjut ke tahapan Input


Sistem Accurate. Form mutasi lapangan diinput ke mutasi bahan dalam system
seperti berikut :
2. Mutasi Bahan dari Gudang Gilingan Ke Gudang WIP (Harian)
a. Sama seperti mutasi dari gudang utama ke WIP.
b. Bahan dari gudang gilingan dimutasikan sesuai dengan kebutuhan SPK yang
diperlukan pada hari tersebut.
c. Hal yang dilakukan juga sama seperti mutasi gudang utame ke WIP
d. Bahan yang sudah dimutasikan fisiknya dicatat ke dalam form manual dan yang
nantinya akan diinput ke dalam system accurate

3. Persiapan Fokling & Plug untuk Servis Tangki. (Harian)


a. Fokling dan plug yang akan digunakan pada hari ini dikeluarkan fisiknya dari
gudang pada hari sore kemarin.
b. Fokling dan plug yang dikeluarkan sebelumnya sudah dipersiapkan dan ditakar
jumlahnya ke dalam karung.
c. Jika jumlah yang terambil dalam karung masih kurang untuk hari itu, maka harus
lapor kepada admin gudang untuk minta ditambahkan.
d. Ketika sore hari, admin gudang dibantu oleh orang bagian servis untuk
menghitung sisa fokling dan plug yang tidak terpakai hari itu dan dicatat ke
dalam kertas form laporan, serta fisik barangnya dikembalikan ke gudang.
e. Setelah Form Laporan diterima kemudian dihitung pemakaiannya ke dalam buku
manual. Kemudian jumlah yang terpakai tersebut dicatat dan disesuaikan ke
kertas form mutasi bahan seperti mutasi bahan dari gudang utama ke gudang
WIP.

f. Kertas form yang sudah dibuat kemudian diinput ke dalam system accurate.
4. Penerimaan Barang (Bahan Baku, Suku cadang, dll.) (Harian/Mingguan)
a. Admin gudang menerima bahan baku, tabung gas LPG atau barang-barang lain
yang datang, baik melalui expedisi maupun dibeli dari toko.
b. Jika yang datang adalah bahan bubuk atau bijian dari ekpedisi, maka harus ditally
dan diperhatikan dalam proses angkut bahan dan penyusunan ke dalam gudang.
c. Setelah barang yang datang selesai disusun ke dalam gudang, dan sudah sesuai
surat jalan, kemudian surat jalan ditandatangani.
d. Buat laporan penerimaan bahan untuk dicek dan diperiksa oleh Controllership
(Yudi).

e. Lakukan pembaruan laporan stock manual gudang utama.


f. Yang perlu diperhatikan dalam menerima bahan bubuk atau bijian dalam jumlah
banyak :
i. Hitung terlebih dahulu berapa sisa bahan lama dan buat catatan .
ii. Jika ada tumpukan bahan lama yang akan dicampur dengan yang baru,
hitung jumlah tumpukan bahan lama tersebut dan dicatat (jika perlu
difoto).
iii. Selama proses bongkar masuk gudang, Admin Gudang (Rio) disarankan
tidak meninggalkan buruh yang mengangkut bahan.
Hal ini dilakukan karna jumlah bahan yang datang bisa cukup banyak
hingga menutupi bahan yang lama, serta mencegah kekeliruan buruh
yang menyususn tumpukan bahan, sehingga terdapat selisih ,susah untuk
dihitung dan diperiksa oleh Admin Gudang (Rio) dan Controllership
(Yudi).
iv. Hitung dan cocokkan jumlah bahan per mobil yang diturunkan ke gudang
berdasarkan surat jalan.
v. Jika surat jalan dan fisik bahan yang turun dari mobil tidak cocok, maka
catat dahulu, dan setelah selesai bongkar semua total seluruh bahan
yang datang dicocokkan kembali.
g. Jika barang yang diterima berupa tabung gas LPG, hitung jumlah tabung di dalam
mobil, lalu cocokkan dengan surat jalan. Setelah tabung berisi turun semua,
hitung jumlah tabung kosong yang naik. Terakhir, tandatangani surat jalan, dan
serahkan ke Controllership (Yudi)
h. Jika ada barang-barang seperti Besi-besi, Selang, Suku Cadang, dan sebagainya,
cocokkan surat jalan/nota dengan jumlah fisiknya. Kemudian buat form
penerimaan barang, dan berikan keterangan pada lembar penerimaan tersebut.
Jika sudah dibuat, serahkan surat jalan/nota pada Controllership (Yudi)
i. Jika saat Admin Gudang (Rio) tidak sempat menerima barang (karena masih
menerima bahan yang banyak dari ekspedisi), maka admin gudang minta
bantuan ke admin kantor yang sedang lain, namun tetap diperiksa ulang oleh
admin gudang dan buat laporan penerimaan.
5. Pengiriman Bahan dan Barang ke Divisi Lain. (Mingguan/ Tergantung Permintaan)
a. Divisi lain seperti Sintang dan Ketapang perlu persediaan bahan-bahan dalam
proses produksinya, maka admin gudang perlu mempersiapkan dan
mengirimkan bahan via ekspedisi atau mobil truk perusahaan.
b. Hal pertama yang dilakukan adalah pengajuan bahan-bahan dan jumlah yang
akan dikirim ke divisi lain menggunakan form yang sebagai berikut :

Setelah form diisi kemudian minta persetujuan pimpinan.


c. Setelah disetujui, form tersebut serahkan kepada kepada Stefani untuk dibuka
Mutasi Bahan melalui system accurate dan admin gudang membuat surat jalan
manual.
d. Secara fisik bahan yang sudah disetujui untuk dikirim dipersiapkan dan dimuat ke
mobil.
e. Seteleh selesai muat bahan ke mobil, kemudian admin gudang menyerahkan
surat jalan dan lampiran mutasi pink dalam amplop untuk Divisi lain kepada supir
untuk diantar ke ekspedisi tujuan. Setelah supir kembali, Surat Jalan warna putih
yang telah diterima diserahkan kepada Stefani.

Surat Jalan Manual & Mutasi Sistem


6. Opname Sisa Bahan Baku di Gudang WIP (Harian)
a. Pada sore hari setelah Tukang Cetak selesai mengambil bahan untuk produksi
tangki dan tutupan, dilakukanlah perhitungan sisa bahan yang ada.
b. Pada pengerjaannya admin gudang dibantu oleh 1 orang bagian WIP untuk
menunjukkan dan mengangkat bahan-bahan yang akan ditimbang.
c. Bahan-bahan yang masih tersisa akan diperhitungkan untuk laporan produksi
keesokan harinya.
d. Berikut form yang digunakan admin gudang untuk melakukan opname bahan :

Form sisa bahan baku yang digunakan untuk opname diisi manual, setelah
selesai opname hasil form manual tersebut dibuat kedalam tabel excel.
e. Form opname yang telah dibuat ke dalam excel tersebut akan menjadi acuan
pemakaian fisik bahan harian oleh Controllership (Yudi) dan kebutuhan SPK yang
dibuat oleh PPIC (Wira) untuk keesokan harinya.
7. Input Hasil Giling Bijian ke dalam Sistem Accurate
a. Setiap harinya, terdapat proses giling bahan bijian di dalam gudang gilingan yang
dilaksanakan oleh operator mesin giling. Hasil gilingan berupa bahan bubuk
untuk diproses menjadi tangki atau dicampur menjadi bahan baku lain digudang.
b. Hasil gilingan dari operator mesin giling dilaporkan dalam sebuah form yang
ditulis secara manual oleh operator, kemudian diinput ke dalam system accurate
oleh admin gudang (Rio). Form yang telah diisi dan diinput ke dalam system
tersebut akan diperiksa oleh Controllership (Yudi)
8. Input Hasil Pencampuran Bahan Gudang WIP
a. Gudang WIP memiliki fungsi untuk mencapur bahan dasar bubuk seperti Bubuk
HD Murni menjadi bahan jenis lainnya seperti bahan A (Lapis 1 warna orange)
atau bahan C (Lapis 1 warna hitam).
b. Jika ada proses pencampuran bahan hari ini, maka laporannya dibuat oleh
operator pencampur bahan (Pak Sudirno) di gudang WIP dalam form manual.
Form tersebut kemudian akan diperiksa jumlah bahannya apakah sesuai atau
ada kekeliruan.
c. Setelah diperiksa, form manual tersebut diinput ke dalam system accurate.
9. Persiapan Fokling dan Plug (Mingguan)
a. Fokling dan plug yang ada di gudang utama dipersiapkan dengan cara ditimbang,
lalu masukkan ke dalam karung sesuai jenis serta pasangannya, agar
memudahkan pengambilannya sehari-hari .
b. Dalam proses penimbangan, admin gudang dibantu oleh 1 orang untuk
mencurahkan ke wadah timbangan dan memasukkan fokling & plug ke dalam
karung. Berikut ini tabel ukuran berat fokling berdasarkan jenisnya :

c. Fokling dan Plug tersebut disiapkan untuk keperluan selama 6 Hari langsung,
agar hariannya cukup ambil dalam karung saja dan jika memang ada yang kurang
tidak perlu waktu lama untuk mempersiapkannya.
10. Kontrol Ketersediaan Bahan di Gudang Utama, WIP, dan Gudang Gilingan (Lain-lain)
a. Bahan baku dan bahan pendukung dalam kelancaran produksi tangki dari
sebelum produksi hingga akhir perlu dipantau dan diperkirakan agar jangan
sampai terputus produksinya.
b. Jika memang terdapat bahan yang memang sudah mulai menipis atau
diperkirakan habis dalam jangka waktu tertentu, admin gudang harus lapor
kepada pimpinan mengenai bahan tersebut.
c. Jika memang bahan yang dimaksudkan akan habis, atau terdapat kendala pada
bahan sehingga mengganggu hasil produksi, maka admin gudang sebaiknya
minta solusi kepada pimpinan untuk alternatif atau kebijakan yang tepat.
d. Dalam mengontrol persediaan admin gudang juga dibantu oleh admin lain dan
orang lapangan.
KAKAP

1. KIRIM BAHAN KE KAKAP


a. Bahan-bahan yang biasa dikirim dari Pabrik Purnama ke Pabrik Kakap untuk
diolah lagi menjadi bahan yang bisa digunakan dalam produksi tangki dan tutup
tangki
b. Bahan yang akan dikirim ke kakap perlu disortir berdasarkan warnanya atau
ditimbang langsung perkarungnya sewaktu akan dinaikkan ke dalam truk.
c. Jika memang perlu ditimbang, maka perlu bantuan 2-3 orang minimal untuk
mengangkut, menimbang, mengatur bahan di atas mobil. Admin gudang
mencatat hasil timbangan ke surat jalan dan menghitung jumlah bahan yang
akan dikirim.
d. Hasil timbangan atau sortiran tersebut akan dicatat ke surat jalan dan menjadi
bukti mutasi bahan untuk diserahkan ke Controllership (Yudi)
2. Input ke Sistem Accurate : Mutasi Bahan, dan Hasil Produksi Kakap
a. Lembar Laporan Mutasi bahan dan Hasil produksi pabrik Kakap yang diinput
yaitu :
i. Mutasi Purnama Darat -> Gd. Bedeng Kakap (SJ)

ii. Mutasi Gd. Bedeng -> Gudang 2 (FM)


iii. Mutasi Gudang 2 -> Gudang 3 (MGD2)

iv. Mutasi hasil jadi Gudang 3 - > Gudang 2 (MGD3)


v. Form Bahan Baku menjadi Adukan (BB)

vi. Form Hasil Rafia Setengah Jadi (FHPSJ)

vii. Form Hasil Sedotan (FHPS)


viii. Form Packing Sedotan (FPS)

b. Form Mutasi sebelum diinput, dicek dan dihitung ulang hasil totalnya. Jika ada
ketidakcocokkan maka diperbaiki dengan hasil yang benar, serta infokan pada
Admin Purnama Darat atau Orang Pabrik Kakap.
c. Form Hasil Produksi sebelum diinput, diperiksa dulu. Jika ada yang kurang maka
diperbaiki.
d. Dalam pengerjaan, Jika admin gudang (Rio) belum sempat input ke system, maka
dibantu sebagian oleh Suluh, Yenmei, Wira.

Anda mungkin juga menyukai