Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN EKSPOR PRODUK BUMBU DALAM RANGKA PROGRAM

INDONESIA SPICE UP THE WORLD

2021
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

ii
PEDOMAN EKSPOR PRODUK BUMBU DALAM RANGKA
PROGRAM INDONESIA SPICE UP THE WORLD

Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2021


Isi : 39 Halaman
Ukuran : 14.8 cm x 21 cm
Cetakan : Ke 1 Tahun 2021

ISBN :

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa
izin tertulis sebelumnya dari penerbit.

Diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI


Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat 10560

iii
SAMBUTAN

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa dihaturkan kehadapan Allah Yang Maha
Esa, karena atas rahmat, petunjuk dan izin-Nya, Pedoman Ekspor Produk Bumbu dalam
rangka Indonesia Spice Up the World telah tersedia sebagai acuan penyelenggaraan
pelayanan publik bagi petugas dan sebagai petunjuk teknis bagi pelaku usaha dalam
melakukan pengajuan Surat Keterangan Ekspor.

Badan POM sebagai instansi pengawas Obat dan Makanan sangat mendukung
kemudahan berusaha terutama pelaku usaha ekspor untuk tujuan peningkatan ekspor
pangan olahan secara umum dan khususnya produk bumbu. Upaya ini sejalan dengan
Program Nasional Indonesia Spice Up the World yang akan dicanangkan tahun 2021.

Agar penyelenggaraan pelayanan Surat Keterangan Ekspor terstandarisasi sesuai


dengan komponen standar pelayanan maka pedoman ini diterbitkan. Hal ini sesuai
dengan butir- butir pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dan sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021
tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah sebagai turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja.

Badan POM berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas seluruh pelayanan publik
yang diselenggarakan dengan menyediakan pedoman yang dapat membantu
meningkatkan pemahaman pelanggan dan menyeragamkan persepsi petugas dalam
melayani secara prima. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan pedoman ini. Selanjutnya, diharapkan saran dan kritik membangun
atas segala kekurangan yang terdapat pada pedoman ini untuk perbaikan mendatang.

Jakarta, Juni 2021


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dr. Penny K. Lukito, MCP


iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyusun dan menuntaskan penyelesaian Pedoman Ekspor Produk
Bumbu dalam rangka mendukung Program Indonesia Spice Up the World dengan baik.
Pedoman ini disusun sebagai implementasi dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Integrasi Pelayanan Perizinan Berusaha
Secara Elektronik Sektor Obat dan Makanan, sejalan dengan ditetapkanya Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai turunan dari
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. dalam rangka
memberikan kemudahan bagi pelaku usaha ekspor dalam melaksanakan kegiatan
ekspor pangan olahan, terutama untuk produk bumbu sesuai komitmen Badan POM
dalam mendukung suksesnya Program Nasional Indonesia Spice Up the World.

Pedoman ini digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan bagi masyarakat


dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan teratur mengikuti
komponen standar pelayanan dan sumber referensi bagi pelaku usaha untuk
memperoleh informasi tentang pengajuan surat keterangan ekspor. Pedoman ini
berisi tentang gambaran umum tata cara eksportasi produk pangan olahan di
Indonesia, registrasi pangan olahan, tata cara pengajuan SKE di Badan POM, dan
Export Consultation Desk (ECD).

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari
awal sampai akhir proses tersusunnya Pedoman Direktorat Pengawasan Peredaran
Pangan Olahan, yang diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh
dengan tanggung jawab untuk peningkatan kualitas pelayanan Direktorat Pengawasan
Peredaran Pangan Olahan.

Jakarta, Juni 2021


Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Dra. Rita Endang, Apt, M.Kes


PENYUSUN

Penanggung Jawab :
Dra. Rita Endang, Apt, M.Kes

Koordinator Pelaksana Teknis :


Dra. Ratna Irawati, Apt, M.Kes

Tim Penyusun :
Neni Yuliza, S.Si., Apt
Betty Noegraha Ardi, S.T., M.Sc
Yennie Rosyiani Wulansay, S.Si, Apt, M.Sc
Restu Widodo, S.Kom
Eka Seva Ermawati, S.Farm., Apt
Nabila Sabrina Silvani, S.T.P
Raisha Audina Prameswari, STP
Candrika Nicitha Ramadhan, STP
Nur Azizah, S.Pi

vi
EKSPOR PRODUK BUMBU DALAM RANGKA PROGRAM
INDONESIA SPICE UP THE WORLD

Program Indonesia Spice Up the World dilaksanakan dalam rangka mendukung kuliner
Indonesia untuk masuk ke pasar mancanegara, khususnya negara-negara di Australia dan
Afrika. Target program ini mencakup pemasaran produk bumbu/pangan olahan
dan rempah, restoran Indonesia di luar negeri, serta penguatan destinasi gastronomi di
dalam negeri. Badan POM pun ikut terlibat dan siap mendukung program ini.

e-b pom merupakan pelayanan online satu atap serta pelayanan satu pintu memberikan
rekomendasi ekspor impor Obat dan Makanan melalui Penerbitan Surat Keterangan
Ekspor (SKE), maupun penerbitan Surat Keterangan Impor (SKI) yang dilakukan oleh
Badan POM. Dalam proses perizinan impor, Badan POM telah terintegrasi dalam portal
Indonesia National Single Window (INSW). Perusahaan yang telah memiliki Nomor Izin
Berusaha (NIB) sampai tahap 5, dapat mendaftarkan akunnya di aplikasi ebpom. NIB
digunakan untuk pendaftaran akun perusahaan dalam rangka pembuatan Surat
Keterangan Ekspor (SKE).

SKE Pangan Olahan, merupakan bentuk dukungan Badan POM untuk ekspor pangan
Indonesia. Badan POM dalam penerbitan SKE ini, melakukan evaluasi terhadap
keamanan dan mutu pangan yang akan diekspor. Badan POM sangat mendukung
peningkatan ekspor, melalui berbagai upaya yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan dalam pemberian SKE dan juga melakukan simplifikasi pengajuan SKE
dengan menggunakan Digital Signature/Tanda Tangan Elektronik (TTE).

Setiap pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki Izin Edar. Izin edar pangan olahan
berupa Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) diterbitkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Dinkes), sedangkan izin edar BPOM RI MD dan
BPOM RI ML diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jenis SKE
berdasarkan produk terdaftar atau bahan baku yaitu SKE Produk Terdaftar di Dinas
Kesehatan, SKE Produk terdaftar di BPOM, dan SKE Produk berupa Bahan Baku/Produk
Khusus Ekspor.

Export Consultation Desk (ECD) merupakan inovasi layanan Publik Badan Pengawas Obat
dan Makanan yang ditujukan untuk menfasiltasi pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan
dalam melakukan ekspor. ECD, dengan menyediakan layanan informasi dan konsultasi
terkait persyaratan ekspor Obat dan Makanan di negara-negara tujuan ekspor dan jika
diperlukan, upaya advokasi akses pasar di negara-negara tujuan ekspor Indonesia
khususnya di bidang obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik dan pangan.

vii
DAFTAR ISI

Sambutan iv
Kata Pengantar v
Penyusun vi
Ekspor Produk Bumbu Dalam Rangka Program Indonesia
Spice Up the World vii
Daftar isi viii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Ruang Lingkup Pedoman 2
Gambaran Umum Tata Cara Eksportasi Produk Pangan
Olahan di Indonesia 3
Pembuatan NIB 4
Surat Keterangan Ekspor di Badan POM 12
Registrasi Pangan Olahan 17
Pembuatan Akun e-reg 18
Persyaratan Registrasi Pangan Olahan 21
Tata Cara Registrasi Pangan Olahan 22
Tata Cara Pengajuan SKE di Badan POM 29
Pembuatan Akun e-bpom 30
Persyaratan Pengajuan SKE 31
Tata Cara Pengajuan SKE 34
Export Consultation Desk 35
Gambaran Umum ECD 36
Tata Cara Pembuatan Akun 37
Tata Cara Akses ECD 38
Penutup 39

viii
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ekspor pangan dari Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, hal ini terlihat dari
tingginya permintaan Surat Keterangan Ekspor (SKE) pangan olahan. Data menunjukkan
permintaan SKE dari tahun 2018 sampai dengan 2020 cenderung meningkat dengan
negara tujuan ekspor terbesar yaitu negara-negara di Asia Tenggara dan China.

Program Indonesia Spice Up the World merupakan salah satu dari Rencana Aksi Strategi
Kuliner Indonesia yang dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi. Program ini dilaksanakan dalam rangka mendukung kuliner
Indonesia untuk masuk ke pasar mancanegara, khususnya negara-negara di Australia dan
Afrika.

Target program ini mencakup pemasaran produk bumbu/pangan olahan dan rempah,
restoran Indonesia di luar negeri, serta penguatan destinasi gastronomi di dalam negeri.
Badan POM pun ikut terlibat dan siap mendukung program ini.

Negara-negara di benua Afrika dan Australia menjadi prioritas tujuan ekspor bumbu dan
rempah pada program ini. Hal ini dikarenakan potensi produk Indonesia masih sangat
besar untuk memasuki pasar Afrika dan Australia. Australia memiliki potensi yang besar,
mengingat bahwa terdapat banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di
Australia, sedangkan Afrika memiliki kesamaan selera makan yaitu cita rasa pedas
sehingga bumbu dan rempah Indonesia akan mudah berpenetrasi dengan kearifan lokal
setempat. Bumbu dan rempah khas asal Indonesia yang beraneka ragam menjadi
ketertarikan sendiri bagi konsumen mancanegara. Selain itu juga saat ini telah terdapat
perusahaan pangan asal Indonesia yang memiliki pabrik di negara tersebut.

Sepanjang tahun 2018–2020, terdapat beberapa perusahaan asal Indonesia yang


mengekspor produk bumbu ke negara di Afrika dan Australia, seperti Mauritius, Nigeria,
Mesir, Ethiopia, Maroko, Sudan, Ghana, Kenya, Madagascar, dan Australia.

Sejalan dengan program pemerintah “Indonesia Spice Up The World” ini, selain dukungan
yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, promosi, coaching clinic, business matching,
maka untuk memudahkan pelaku usaha dalam mengekspor bumbu dan rempah ke negara
tujuan pada umumnya dan Australia-Afrika khususnya, maka disusun Pedoman Ekspor
Produk Bumbu Dalam Rangka Program Indonesia Spice Up The World.

1
TUJUAN

Pedoman Ekspor Produk Bumbu Dalam Rangka Program Indonesia Spice Up the World
disusun dengan tujuan memberikan panduan kepada pelaku usaha pangan untuk
melakukan eksportasi pangan olahan, sehingga pada akhirnya dapat mendorong kuliner
Indonesia (khususnya bumbu dan rempah) untuk masuk ke pasar mancanegara, terutama
negara-negara di Australia dan Afrika.

RUANG LINGKUP PEDOMAN

Pedoman ini mencakup tentang gambaran umum tata cara eksportasi produk pangan
olahan di Indonesia, registrasi pangan olahan, tata cara pengajuan SKE di Badan POM,
dan ECD.

2
3
1. PEMBUATAN NIB

DASAR HUKUM
Implementasi NIB pada aplikasi e-bpom berdasarkan:
• Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
• Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan
Makanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan telah melakukan penyesuaian persyaratan
perizinan layanan penerbitan Surat Keterangan Ekspor dan Surat Keterangan
Impor di Badan POM.

E-BPOM
e-bpom merupakan pelayanan online satu atap serta pelayanan satu pintu
memberikan rekomendasi ekspor impor Obat dan Makanan melalui Penerbitan Surat
Keterangan Ekspor (SKE) maupun penerbitan Surat Keterangan Impor (SKI) yang
dilakukan oleh Badan POM. Dalam proses perizinan impor, Badan POM sudah
terintegerasi dalam portal INSW.

e-bpom.pom.go.id

4
KONEKTIVITAS E-BPOM

NOMOR INDUK BERUSAHA (NIB)

1. NIB akan digunakan untuk pendaftaran akun


perusahaan
2. Perusahaan yang tidak memiliki NIB sampai
tahap 5 maka tidak dapat mendaftarkan akunnya
di aplikasi ebpom
3. Perusahaan yang data NIBnya dapat ditarik ke
aplikasi ebpom adalah yang memiliki Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Badan
POM
4. Proses approval pendaftaran akun baru akan
ditentukan berdasarkan kode izin yang
didaftarkan melalui OSS

5
DOKUMEN PERSYARATAN
1. Surat Permohonan yang ditandatangani
oleh Direksi atau Kuasa Direksi
2. Surat Pernyataan Penanggung Jawab
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Daftar HS Code
5. Nomor Induk Berusaha (NIB)
6. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
7. Foto Tampak Depan Perusahaan
8. Foto Tampak Depan Gudang
9. Izin Industri Farmasi/Izin PBF/Izin PBF
Penyalur Bahan Obat (Khusus komoditi

NIB UNTUK PERUSAHAAN BARU (1)

6
NIB UNTUK PERUSAHAAN BARU (2)

7
NIB UNTUK PERUSAHAAN BARU (3)

8
NIB UNTUK PERUSAHAAN BARU (4)

9
NIB UNTUK PERUSAHAAN BARU SUDAH TERDAFTAR

10
PERUBAHAN DATA NIB

11
2. SURAT KETERANGAN EKSPOR
DI BADAN POM
SURAT KETERANGAN EKSPOR (SKE)

SKE Pangan Olahan, merupakan bentuk dukungan Badan POM untuk ekspor pangan
Indonesia. SKE ini tidak bersifat wajib, tetapi mengikuti persyaratan yang
dipersyaratkan oleh negara tujuan ekspor. Apabila negara tujuan ekspor
mempersyaratkan SKE, maka Badan POM siap untuk menfasilitasi.
Badan POM dalam penerbitan SKE ini, selalu melakukan evaluasi terhadap keamanan
dan mutu pangan yang akan diekspor. Dalam hal ini Badan POM selalu menekankan
kepada pelaku usaha, agar selalu berkomunikasi secara intensif dengan Buyer terkait
standar dan regulasi di negara tujuan ekspor, karena setiap negara memiliki standar
dan regulasi yang berbeda-beda.

SKE dapat berupa Health Certificate atau Free Sale Certificate. Statement utama
pada Health Certificate (HC), menyatakan bahwa produk aman dikonsumsi oleh
manusia. Dapat diberikan untuk produk yang terdaftar di BPOM, di Dinas Kesehatan
atau pun produk yang tidak terdaftar (produk khusus ekspor atau bahan baku)
Statement utama pada Free Sale Certificate (CFS), menyatakan bahwa produk bebas
diperjualbelikan di Indonesia. Oleh karena itu CFS hanya dapat diberikan apabila
produk yang diekspor memang diperjualbelikan secara bebas di Indonesia, yang
dibuktikan dengan adanya Nomor Izin Edar untuk produk pangan, dan untuk bahan
baku berupa bukti pemesanan dari sarana produksi pengguna.

12
SIMPLIFIKASI ALUR PENGAJUAN SKE

Simplifikasi pengajuan SKE telah dilakukan dengan memangkas alur pengajuan SKE
Pangan Olahan, yaitu:
1. Pada awalnya pengajuan dan proses evaluasi serta penerbitan SKE dilakukan
secara manual
2. Selanjutnya dimulai pada tahun 2017, telah dilaksanakan proses pelayanan
SKE secara online menggunakan website e-bpom.pom.go.id, namun output
SKE masih berupa hard copy.
3. Mulai tahun 2018, telah dilakukan penerapan TTE pada SKE Pangan Olahan,
sehingga pelaku usaha dapat mencetak secara mandiri SKE-nya.

Dengan adanya TTE ini, sangat memudahkan pelaku usaha, sehingga tidak perlu
hadir di Badan POM (menghemat waktu dan biaya)

1. Alur Pengajuan SKE Manual


Proses penerbitan SKE Pangan Olahan masih secara manual

13
SIMPLIFIKASI ALUR PENGAJUAN SKE

2. Alur Pengajuan SKE


Proses penerbitan SKE Pangan Olahan secara online melalui e-bpom, tapi output
SKE masih diprint, ditandatangani dan distempel basah

3. Alur Pengajuan SKE TTE


Proses penerbitan SKE Pangan Olahan secara online melalui e-
bpom, output SKE telah menerapkan Digital Signature/TTE dan diprint secara
mandiri oleh pelaku usaha

14
KEMUDAHAN SKE PANGAN OLAHAN

Badan POM sangat mendukung peningkatan ekspor. Dukungan diberikan dengan


berbagai upaya, salah satunya dengan memberikan kemudahan dalam pemberian
SKE.

• Dapat diterbitkan berupa HC atau CFS, bagi produk pangan yang diterbitkan
oleh Industri Rumah Tangga Pangan, dengan melampirkan SPP-IRT,
spesifikasi produk, dan Certificate of Analysis (COA)
• Fasilitasi SKE Time Based, yaitu SKE dengan masa berlaku 6 bulan, yang
dapat digunakan untuk ekspor selama masa berlakunya sertifikat tersebut.
Untuk mendapatkan SKE Time Based ini, pelaku usaha harus memiliki track
record yang baik, berdasarkan kajian manajemen risiko Badan POM, dengan
mempertimbangkan berbagai aspek (antara lain kepatuhan, hasil
pengawasan, pelanggaran, dan juga penolakan ekspor), serta perusahaan
melampirkan persetujuan dari buyer di negara tujuan ekspor.
• Fasilitasi SKE untuk produk yang terdaftar MD, yaitu bahwa produk pangan
ekspor yang telah memiliki Nomor izin Edar Badan POM RI, tidak ada
perubahan terhadap komposisi produk, dan tidak ada penambahan klaim pada
label kemasan, maka tidak dipersyaratkan hasil analisa dari laboratorium
eksternal yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), cukup
digantikan dengan hasil pengujian dari laboratorium internal perusahaan

15
SLA LAYANAN SKE PANGAN OLAHAN

Badan POM telah menerapkan Service Level Agreement (SLA) 1 HK bagi proses
penerbitan SKE Pangan Olahan, yaitu dengan penerapan Digital Signature pada SKE
Pangan Olahan, yang memangkas waktu untuk mencetak hard copy dan
menandatangani, serta pelaku usaha masih perlu menyiapkan waktu untuk mengambil
SKE yang telah ditandatangani ke Badan POM.

16
17
1. PEMBUATAN AKUN E-REG
CARA MEMPEROLEH IZIN EDAR DI BADAN POM

Setiap pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor
untukdiperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki Izin Edar.

Izin edar pangan olahan yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(Dinkes) yaitu SPP-IRT, sedangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menerbitkan izin edar yaitu BPOM RI MD dan BPOM RI ML. Kriteria pangan yang
didaftarkan di BPOM (MD/ML) antara lain lokasi produksi tersendiri, pangan olahan
diproduksi secara manual, semi otomatis, otomatis atau dengan teknologi tertentu, dan
mencakup seluruh jenis pangan olahan. Cara memperoleh izin edar di Badan POM
terdiri dari 3 tahapan.

18
PERSYARATAN REGISTRASI AKUN PERUSAHAAN

Registrasi akun perusahaan perlu dilakukan untuk mendapatkan User ID dan


Password agar dapat menginput data dan men-upload dokumen terkait produk yang
didaftarkan. Persyaratan registrasi akun perusahaan dibedakan menjadi persyaratan
produk dalam negeri dan produk luar negeri.

19
ALUR PROSES REGISTRASI AKUN PERUSAHAAN

Registrasi akun perusahaan dilakukan pada website e-reg.pom.go.id.

Dokumen pendukung yang diperlukan untuk produsen yaitu Izin Usaha Industri (IUI)
atau Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) atau Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU),
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Pemeriksaan Sarana oleh Balai (PSB).
Dokumen pendukung yang diperlukan untuk importir yaitu SIUP, NPWP, Pemeriksaan
Sarana oleh Balai (PSB), Sertifikat GMP/HACCP/ISO 22000 dan Letter of Appointment
(LoA)/ Surat Penunjukan.

Alur proses registrasi akun perusahaan terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

20
2. PERSYARATAN REGISTRASI
PANGAN OLAHAN
DOKUMEN PERSYARATAN REGISTRASI PANGAN OLAHAN

Registrasi pangan olahan dapat dilakukan jika perusahaan telah memiliki User ID dan
Password untuk menginput data dan men-upload dokumen terkait produk yang
didaftarkan. Dokumen persyaratan registrasi pangan olahan dibagi menjadi
persyaratan produk dalam negeri dan produk luar negeri.

21
3. TATA CARA REGISTRASI PANGAN
OLAHAN
ALUR PROSES REGISTRASI PANGAN OLAHAN

Registrasi pangan olahan dilakukan pada website e-reg.pom.go.id.

Alur proses registrasi pangan olahan terdiri dari 7 tahapan.

22
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

1. BUKA WEBSITE E-REG.POM.GO.ID DAN LOG IN SESUAI USER ID


DAN PASSWORD

23
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

2. INPUT DATA

24
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

3. ISI DATA PRODUK YANG AKAN DI DAFTARKAN

25
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

4. INPUT KOMPOSISI PRODUK

26
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

5. INPUT HASIL ANALISA

27
TUTORIAL REGISTRASI PANGAN OLAHAN

6. UPLOAD DOKUMEN PENDUKUNG

28
29
1. PEMBUATAN AKUN E-BPOM
ALUR PROSES PEMBUATAN AKUN E-BPOM

Layanan publlik penerbitan SKE di Badan POM meliputi proses pengajuan SKE,
pemenuhan persyaratan administrasi dan proses evaluasi pengajuan dilakukan secara
online melalui laman https://e-bpom.pom.go.id/

Sejak tahun 2018, Badan POM pusat telah diterapkan tanda tangan elektronik atau
digital signature, sehingga proses pelayanan SKE (SLA) menjadi lebih singkat, yaitu
6 jam. Untuk produk bumbu khususnya, dalam rangka dukungan program Indonesia
Spice Up the World, diterapkan SLA selama 3 jam.

30
2. PERSYARATAN PENGAJUAN SKE
DOKUMEN PERSYARATAN SURAT KETERANGAN EKSPOR

Berikut Persyaratan Data dan Dokumen pada pengajuan Surat Keterangan Ekspor
(SKE) di Badan POM berdasarkan produk terdaftar atau bahan baku. Jenis SKE
berdasarkan produk terdaftar atau bahan baku yaitu SKE Produk Terdaftar di Dinas
Kesehatan, SKE Produk terdaftar di BPOM, dan SKE Produk Berupa Bahan
Baku/Khusus Ekspor.

31
URAIAN PERSYARATAN SURAT KETERANGAN EKSPOR (1)

1. SURAT PERMOHONAN (Surat ditujukan ke Direktur Pengawasan Peredaran


Pangan Olahan)
Memuat nama dagang, nama jenis, kemasan, jumlah yang diekspor, negara
tujuan, nama dan alamat eksportir, nomor pendaftaran (MD/SPP-IRT), nomor
bets/ kode produksi.

2. SURAT PERNYATAAN (di atas materai Rp10.000,-)


Jika produk pangan khusus ekspor mengalami perubahan desain kemasan/label
yang telah disetujui pada waktu pendaftaran, namun mutu dan kualitas produk
yang akan diekspor sama dengan mutu dan kualitas produk yang beredar di
Indonesia. Hanya untuk produk khusus ekspor.

3. SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


Antara produsen dan eksportir, apabila produk diekspor bukan oleh produsen
yang bersangkutan.

4. Fotokopi NOMOR PENDAFTARAN DAN LABEL yang disetujui pada waktu


pendaftaran (MD) atau fotokopi Sertifikat Pendaftaran Produk Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT)
.
5. SERTIFIKAT
• Sertifikat analisa produk dari laboratorium produsen untuk produk pangan
ekspor yang telah mempunyai MD
• Sertifikat Genetically Modified Organism (GMO) (untuk hasil olahan kedelai,
tomat, jagung, dan kentang)
• Sertifikat analisa untuk residu 3-Monochloro Propandiol (3-MCPD) (untuk
Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy Protein, Soy Sauce)
• Sertifikat Halal bila mencantumkan logo halal pada label/kemasan produk
ekspor
• Sertifikat analisa dan hasil perhitungan Informasi Nilai Gizi (ING), apabila pada
label produk lokal tidak tercantum sedangkan pada label ekspor
mencantumkan ING

32
URAIAN PERSYARATAN SURAT KETERANGAN EKSPOR (2)

6. SPESIFIKASI
• Deskripsi/komposisi/ingredient
• Karakteristik fisika/kimia/mikrobiologi
• Kemasan
• Penggunaan/aplikasi
• Penyimpanan, masa kedaluwarsa dan cara penyimpanan

7. HASIL PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI oleh Badan POM atau Unit


Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM.

8. Bukti penjualan lokal berupa surat pesanan/ INVOICE (khusus Certificate of Free
Sale).

9. FOTO KEMASAN PRODUK EKSPOR


Pada kemasan/label produk yang akan diekspor harus mencantumkan
nama/alamat produsen atau Negara asal produk (Indonesia). Jika produk ekspor
berbeda dengan produk lokal.

10. NILAI EXPORT DALAM INVOICE (US Dollar)

33
3. TATA CARA PENGAJUAN SKE
ALUR PROSES PENGAJUAN SKE

Pengajuan Surat Keterangan Ekspor (SKE) dilakukan pada website e-bpom.pom.go.id


Alur proses pengajuan SKE terdiri dari beberapa tahapan.

34
35
1. GAMBARAN UMUM ECD
Export Consultation Desk (ECD) merupakan inovasi layanan Publik Badan Pengawas
Obat dan Makanan yang ditujukan untuk membantu pelaku usaha di bidang obat dan
makanan yang berniat melakukan ekspor. Program ini diusulkan karena pentingnya
kebutuhan untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan ekspor. Upaya ini
didasarkan pada hasil kunjungan kerja ke beberapa negara dan adanya hubungan
yang baik dengan seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri dimana diketahui bahwa
hubungan dan komunikasi yang telah terjalin ini seyogyanya dimanfaatkan untuk
penyediaan informasi yang berguna untuk peningkatan daya saing industri Indonesia.
Untuk itu, ECD dibentuk sebagai wadah dalam pemberian informasi dimaksud.

ECD akan memberikan layanan informasi dan konsultasi terkait persyaratan ekspor
obat dan makanan di negara-negara tujuan ekspor dan jika diperlukan, upaya advokasi
akses pasar di negara-negara tujuan ekspor Indonesia khususnya di bidang obat, obat
tradisional, kosmetik dan makanan. Layanan informasi dilakukan dapat secara
langsung, maupun melalui laman (website) yang terintegrasi dengan laman Badan
POM.

Untuk menunjang pelayanan ECD, Badan POM mengembangkan pola kemitraan dan
kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri beserta Perwakilan RI di negara mitra
baik Kedutaan Besar maupun Konsul Jenderal dan Konsul Republik Indonesia di
negara-negara mitra dan National Regulatory Authority (NRA) setempat; serta
berbagai pemangku kepentingan di dalam negeri, seperti Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, Badan Standardisasi Nasional, Akademisi, Asosiasi, dll
dalam rangka peningkatan pelayanan informasi dan penambahan daya saing serta
nilai tambah ekspor. Melalui hubungan perdagangan bilateral dan kerja sama serta
hubungan Badan POM dengan beberapa NRA di negara mitra dapat menjadi alternatif
dalam penanganan isu perdagangan sehingga memberikan kemudahan kepada
pelaku usaha untuk memasarkan produknya di negara tujuan ekspor

36
Sejalan dengan semakin cepatnya perubahan ketentuan Obat dan Makanan global,
pada platform ECD telah ditautkan berbagai platform notifikasi WTO dan ASEAN,
antara lain:
a. e-ping yang merupakan notifikasi regulasi terbaru yang akan diterbitkan di
negara anggota WTO.
b. TBT WTO yang berisi kumpulan notifikasi peraturan dari negara anggota WTO.
c. ATR yang memberikan informasi persyaratan non-tarif yang belaku di negara
anggota ASEAN.
d. TBT-BSN yang merupakan platform BSN sebagai contact point Indonesia untuk
kegiatan fasilitasi hambatan ekspor ke negara WTO.

Selain itu, terdapat tautan e-BPOM pada halaman beranda ECD yang bertujuan untuk
mempermudah akses pelaku usaha dalam memperolah informasi terkait pelayanan
sertifikasi ekspor produk Obat dan Makanan. Serta pentautan platform Istana UMKM
untuk memberikan fasilitasi kepada UMKM Obat dan Makanan dalam memperoleh
informasi pemenuhan persyaratan produksi bagi industri pangan menengah, kecil dan
mikro.

2. TATA CARA PEMBUATAN AKUN


ECD
Pembuatan Akun ECD dilakukan di website ECD
https://ecd.pom.go.id/pendaftaran/. Pendaftaran dilakukan dengan memasukkan
data perusahaan dan profil perwakilan dari perusahaan yang ditunjuk memiliki hak
akses ECD. Kemudian pemohon mengupload dokumen persyaratan antara lain: Surat
Permohonan, Surat Pernyataan Penanggung Jawab, SIUP dan NPWP.

Setelah mendapatkan verifikasi persetujuan dari Badan POM, informasi akun


perusahaan akan dikirimkan melalui email yang berisi username dan password.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi email ecd@pom.go.id.

37
3. TATA CARA AKSES ECD
ECD menyediakan informasi di website yang terintegrasi dengan website Badan POM.
Informasi yang akan disajikan diantaranya penjelasan mengenai regulasi dan
persyaratan ekspor Obat dan Makanan di negara tujuan, data ekspor, distributor, serta
analisa akses pasar.

Dalam menyajikan informasi regulasi di beberapa negara, koordinasi dilakukan dengan


meminta bantuan dan kerjasama dari beberapa unit seperti penilaian obat, penilaian
pangan dan Insert Pangan yang telah memberikan informasi mengenai regulasi
perijinan ekspor dan penerbitan Surat Keterangan Ekspor serta regulasi makanan di
negara lain. ECD juga mengumpulkan informasi regulasi dan prosedur izin masuk obat
dan makanan dari semua perwakilan RI di negara-negara di kawasan Amerika, Eropa,
Asia, Pasifik dan Afrika.

38
Selain regulasi dan prosedur ijin masuk obat dan makanan, ECD juga menyajikan
informasi distributor, airline code, airport code, informasi umum mengenai ijin-ijin
custom, dan links NRA di negara tujuan ekspor, dan instansi yg terdapat informasi
mengenai eksportasi, serta link ke perwakilan-perwakilan RI di negara tujuan ekspor.
Informasi mengenai regulasi dan daftar distributor juga dibagikan ke contact center
Badan POM (HALOBPOM 1500533) dan akan selalu di update.

EDC dapat membantu dalam permasalahan ekspor dengan menghubungi Tim ECD
pada form Hubungi Kami. Tim ECD akan mengevaluasi apakah permasalahan yang
terjadi adalah isu hambatan akses pasar atau karena belum adanya kepatuhan aturan
di negara tujuan ekspor. Tim ECD akan bekerjasama dengan unit dan instansi terkait
untuk mengkaji permasalahan dan mereview alternatif solusi untuk menyelesaikan
permasalahan. Hasilnya akan tim EDC informasikan melalui email.

Dalam melakukan ekspor ke negara mitra, ketentuan lain dan informasi terkait ekspor
dapat diakses melalui menu regulasi dan potensi pasar, apabila belum terdaftar agar
yang bersangkutan melakukan pendaftaran dan log in terlebih dahulu. Informasi juga
dapat diakses melalui website beberapa instansi / institusi di Indonesia dan negara
tujuan ekspor pada daftar tautan (e-ping, TBT WTO, ATR, dan TBT-BSN).

PENUTUP
Pedoman ekspor produk bumbu dalam rangka program Indonesia Spice Up The World
ini diharapkan mampu membantu tercapainya dukungan kuliner Indonesia (khususnya
bumbu dan rempah) untuk masuk ke pasar mancanegara, khususnya negara- negara
di Australia dan Afrika.

39

Anda mungkin juga menyukai