Anda di halaman 1dari 15

Sistematika Laporan Kujungan Industri

Dan Sumber Belajar

Disusun oleh :
1.Qomarul Huda (28)
2.Nadias Sahrul R(26)
3.Rahmad Ridhoni(27)

4.Syahrizal Nur Iqbal(34)

(XI MM3)

SMK N 1 DEMAK
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat Nya serta hidayah Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan dengan judul KUNJUNGAN
INDUSTRI DAN PEMBELAJARAN. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di jurusan
Multimedia.Dalam penyusunan laporan ini,saya banyak
sekali mendapatkan pengalaman dan ilmu. Saya
mengucapkan terima kasih sebanyak banyak nya
Saya berharap bisa memberikan pengetahuan para
pembaca dan akhir kata bila ada kekurangan mohon
dimaafkan
DAFTAR ISI
PENGESAHAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................
a) BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................
a) Latar belakang...........................................................................
b) Tujuan........................................................................................
c) Manfaat......................................................................................
b) BAB II : PELAKSANAAN DAN HASIL KUJUANGAN DAN SUMBER BELAJAR
1.Tempat tempat kujungan industri
a) Waktu dan Tempat...........................................................
b) Nama nama kunjungan kujungan industr dan sumber belajar
1) Profil (nama, visi,misi/gambaran
umum/sejarahberdirinya).......................................
2) Proses produksinya..................................................
3) Pemasaranyannya....................................................

2.tempat tempat sumber belajar ( Deskripsi objek

objek sumber belajar......................................................................

c) BAB III : PENUTUP...................................................................................


a) Kesimpulan....................................................................................
b) Saran..............................................................................................

Dokumentasi......................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN

a) LATAR BELAKANG
Selain itu siswa dapat mengetahui lebih lanjut tentang cara
kerja,kedisiplinan,dan tatausaha,dan tata tertib kerja. Siswa juga
diharapkan tidakmenganggap kunjuangan industry sebagai
rekereasi,melaiinkan sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi
industry secara langsung

b) TUJUAN INDUSTRI
Tujuan kunjungan industry adalah memperkenalkan kepada siswa
tentang berbagai kegiatan kerja dan cara kerja alat alat yang ada pada
dunia entertainment, sehingga siswa diharapkan dapat memahami
,mengkaji serta membandingkan bagaimana ilmu yang diterima
disekolahan dan aplikasi di dunia kerja

c) MANFAAT KUNJUNGAN INDUSTRI


1) Bagi siswa
a. Memnambah pengetahuan wawasan dan pengalaman
b. Terjalin hubungan erat antara smk 1 demak dengan BPMTPK/
tv bali sehingga memudah kan akses lulusan untuk mencari
pekerjaan diperusahaan yang bersangkutan

2) Bagi perusahaan atau industry


a. Usaha d/industru diharapkan mendapatkan inovasi sehingga
perusahaan bisa lebih maju
b. Memudah kan perusahaam / imdustri umntuk mencari tenaga
kerja yang berpendidikan dan berpengalaman
BAB II : PELAKSANAAN DAN HASIL
KUJUANGAN DAN SUMBER BELAJAR

A. Waktu dan Tempat


a. Waktu
Hari : Rabu – Minggu
Tanggal : 11-15 Desember 2019
b. Tempat
1) BPMTPK (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan
Kebudayaan)Surabaya
2) BALI TV
B. Nama – nama tempat kunjungan kunjungan industri dan sumber belajar
1. Tempat – tempat kunjungan industri
a) BPMTPK (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan
Kebudayaan) Surabaya
a. 1. Profil BPMTPK (Balai pengembangan media televisi
pendidikan dan kebudayaan)

Balai pengembangan media televisi pendidikan dan


kebudayaan atau BPMTPK. BPMTPK merupakan sebuah instansi
pemerintahan dibawah naungan PUSTEKOM yang bertempat di
Jl.Mangkurejo, kwangsan ,Sedati ,Sidoarjo. Melaksanakan
pengembangan model media video dan televisi pendidikan dan
kebudayaan.

Balai pengembangan media televisi pendidikan kebudayaan


adalah unit pelaksanaan teknis pusat teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan yang mengembangkan media video
pembelajaran.

2. Visi BPMTPK (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan


dan Kebudayaan)
Terwujudnya pemerataan dan peningkatan mutu layanan
belajar
dan pengembangan kebudayaan melalui media video/televise.

3. Misi BPMTPK (Balai Pembangunan Media Televisi Pendidikan


dan
Kebudayaan)

1) Mengembangkan model media televise pendidikan dan


kebudayaan yang inovatif dan aplikatif.
2) Melakukan fasilitas pemanfaatan jaringan teknologi
informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan.
3) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan
berkarya dan profesi.
Membangun kemitraan dalam bidang pengembangan media
dan televisi untuk pendidikan dan kebudayaan. 4.

Gambaran umum BPMTPK (Balai pengembangan media televisi Pendidikan dan kebudayaan)

Badan pengembangan media televise Surabaya (BPMTPK) dari masa ke


masa, pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan dana UNESCO telah
melakukan serangkaian penelitian di bidang pendidikan. Salah satu hasil
penelitian yang dilakukan LHS Emerson dengan judul Education in Indonesia.
”Diagnosis of the present situation with identification of priorities
developmnent” menghasilkan kesimpulan bahwa program radio dan televisi
pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan mentri dan kurikulum
pendidikan sehingga perlu diberikan prioritas dalam pengembangan pendidikan.
Berdasarkan pada laporan penelitian tersebut. Lembaga media pendidikan Badan
Pengembangan Pendidikan (BPP), kementrian pendidikan dan kebudayaan
mengadakan seminar tentang “Educational Broadcasting” pada tanggal 27
Desember 1971 s.d 15 Januari 1972 dan menghasilkan sebuah rekomendasi
bahwa perlu diadakannya eksperimen siaran radio pendidikan.
1. Sejarah berdirinya BPMTPK( Balai pembangunan media televisi
pendidikan dan kebudayaan)

Pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan dana dari UNESCO telah
melakukan serangkaian penelitian yang dilakukan LHS Emerson dengan judul
Education in Indonesia : "Diagnosis of the Present Situation with identification of
priorities development" menghasilkan kesimpulan bahwa program radio dan
televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan
kurikulum pendidikan sehingga perlu diberikan prioritas dalam pengembangan
pendidikan. Berdasarkan pada laporan penelitian tersebut, lembaga media
pendidikan BPP (Badan Pengembangan Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengadakan seminar tentang "Educational Broadcasting" pada
tanggal 27 Desember 1971 s.d 15 Januari 1972 dan menghasilkan sebuah
rekomendasi bahwa perlu diadakan eksperimen Siaran Radio Pendidikan.
Sebagai wujud tindakan lanjut rekomendasi seminar tersebut, maka mulai tahun
1972-1974 BPP bersama UNESCO menyelenggarakan Proyek Perintis Siaran
Radio Pendidikan di daerah Jawa Tengah D I Yogyakarta. Evaluasi proyek
dilakukan oleh IKIP Semarang pada tahun 1974 dan didapatkan hasil yang
menggembirakan serta dipandang perlu untuk lebih dikembangkan, sehingga
BPP mengajukan usulan secara resmi kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk membentuk unit TKPK (Teknologi Komunikasi untuk
Pendidikan dan Kebudayaan). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyetujui
usulan tersebut.
Maka pada tanggal 31 Juli 1976 diterbitkan Surat Keputusan Nomor
0200/P/1976 tentang Pembentukan Tim Penyelenggara TKPK yang terdiri dari
SPTN (Satuan Tugas Pelaksana TKPK Nasional) di Jakarta, Semarang, Yogyakarta,
dan Surabaya serta SPTD (Satuan Tugas Pelaksana TKPK Daerah) di 11 Propinsi
dan perintis TK-PLS (Teknologi Komunikasi Pendidikan Luar Sekolah) di 9
Kabupaten pada 3 Propinsi. Pengelolaan SPTN di Surabaya saat itu dipercayakan
sepenuhnya kepada civitas akademika ITS Surabaya, karena ITS Surabaya
dipandang berhasil mengembangkan teknologi televisi dengan mengudaranya TV
lokal yang disebut TV ITS, meskipun itu tidak bertahan lama dan tidak boleh
mengudara setelah munculnya TVRI Surabaya. SPTN Surabaya saat itu
menempati gedung di Jalan Simpang Dukuh no. 11 Surabaya.
Pada tahun 1978, pemerintah mulai melakukan penataan Eselon
Lembaga/instansi Pemerintah dengan diterbitkannya keputusan Presiden No. 27
tahun 1978 yang menyatakan bahwa Tim TKPK dengan SPTN dan SPTD-nya serta
Perintis TK-PLS ditetapkan menjadi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Seiring
dengan diterbitkannya Keppres tersebut, maka pada tanggal 30 Juni 1979
ditindak lanjuti oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan menerbitkan
Surat Keputusan Nomor 0145/O/1979 tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden
RI Nomor 27 dan 40 di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan
disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal
11 September 1980 Nomor 0222g/O/1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pusat-pusat di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
salah satu isinya adalah dikukuhkannya SPTN Jakarta menjadi Pusat Teknologi
Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan SPTN Semarang dan
Yogyakarta menjadi Balai Produksi Media Radio (BPMR), serta SPTN Surabaya
berubah menjadi Balai Produksi Media Televisi (BPM-TV). Perubahan
kelembagaan ini juga diiringi dengan perubahannya SPTD di 11 Propinsi dan
Perintis TK-PLS di 3 propinsi menjadi Sanggar Teknologi Komunikasi Pendidikan
dan Kebudayaan (Sanggar Tekkom) di 14 propinsi.Perubahan ini terus berlanjut
hingga pada tahun 1999 ada 20 Sanggar Tekkom di Indonesia.
Berdasarkan pada keputusan Mendikbud Nomor 0222g/O/1980 tersebut yang
dilengkapi dengan Keputusan Mendikbud Nomor 0198/0/1982 tanggal 31 Mei
1982 tentang uraian tugas masing-masing unit organisasi Pustekkom Dikbud baik
di pusat maupun di daerah, maka Balai Produksi Media Televisi Surabaya (BPM-
TV Surabaya) mulai menjalankan tugasnya yaitu melaksanakan produksi program
pendidikan melalu media televisi untuk pendidikan dan kebudayaan; dan
memiliki fungsi untuk melakukan penyusuan dan pengolahan naskah, melakukan
produksi naskah serta menyediakan seluruh kelengkapan dan bahan untuk
keperluan produksi media televisi untuk pendidikan dan kebudayaan.
Awal tahun berdirinya (1980-an) BPM-TV Surabaya selain membantu produksi
program ACI (Aku Cinta Indonesia) yang merupakan proyek Pustekkom, juga
manggarap program unggulan yaitu program video pendidikan tentang
lingkungan Hidup sebanyak + 40 Episode dan Kuis Keluarga yang ditayangkan
oleh TVRI Surabaya. Untuk menambah khazanah keilmuan di bidang Teknologi
Pertelvisian untuk Pendidikan, BPM-TV Surabaya juga menjalin kerjasama
dengan TVRI dan DKS (Dewan Kesenian Surabaya) dengan menyelenggarakan
Diklat Produksi Program Televisi serta membentuk Ikatan Film Fokus. Tetapi
karena keterbatasan sesuatu hal ikatan Film Fokus tersebut tidak dapat
berkembang dan akhirnya buabar.
Pada tahun 1990-an, BPM-TV Surabaya sudah mulai banyak
menyiapkan Program Siaran Televisi Pendidikan Sekolah (STVPS) untuk jenjang
SD, SLTP, dan SMU yang ditayangkan pada Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Selain Pembelajaran untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); Program
Darma untuk Prasekolah; Program ungkapan Budaya dan D2SP serta beberapa
liputan kunjungan pejabat negara dan event nasional.
Selang 14 tahun berdirinya BPM-TV Surabaya tepatnya pada tahun 1995, Base
Camp Kreativitas Produksi Media TV untuk Pendidikan dan Kebudayaan
berpindah lokasi di Jalan Patua ( sekarang Tentara Genie Pelajar / TGP ) 26
Surabaya sampai sekarang. Lokasi ini menempati aset Kanwil Depdikbud Prop.
Jawa Timur dahulu berada pada satu kompleks dengan STM Negeri 1 Surabaya
( sekarang SMK Negeri 2 Surabaya ). Setahun setelah berpindahnya ke lokasi
yang baru (1995), BPM-TV Surabaya memproduksi program vidoe pembelajaran
kurikulum muatan lokal B=bahasa Jawa dalam format VHS dan Betamax. Dalam
pemanfaatannnya, BPM-TV Surabaya bekerja sama dengan Kanwil Depdikbud
Prop. Jawa TImur.
Dengan perubahanya nama dan struktur organisai Pustekkom
dikbud berubah menjadi Pusat teknologi Informasi dan komunikasi pendidikan,
maka di ikuti pula berubah nya nama ketiga unit pelaksana teknis yang ada
dibawahnya termasuk BPM-TV Surabaya. seiring dengan hal tersebut, sehingga
tepatnya pada bulan juli 2003 menteri pendidikan nasional menerbitkan surat
keputusan nomor 104/O/2003 tentang perubahan tugas dan fungsi BPM-TV
Surabaya dari balai produksi media televisi menjadi balai pengembangan, BPM-
TV Surabaya memikul tugas dan fungsi untuk melakukan pengkajian,
perancangan, pembuatan,pengelolaan dan pemberian layanan teknis
pengembangan model dan format sajian media televisi, dan melaksanakan
melakukan ketatausahaan lembaga.
Bali tv

Bali TV adalah stasiun televisi lokal di Indonesia yang berpusat di Bali,


berdiri dibawah kepemimpinan Satria Naradha yang merupakan
pemimpin Kelompok Media Bali Post. Kekuatan daya pancar saat ini adalah 10
kilowatt yang dipancarkan dari Bukit Bakung, Jimbaran di kanal 49 UHF untuk
wilayah Denpasar dan 55 UHF untuk wilayah Singaraja dengan kekuatan daya
pemancar sebesar 2 kilowatt di Desa Anturan.
Dengan moto Matahari dari Bali, Bali TV hadir sebagai program yang
memfokuskan terhadap kebudayaan, adat istiadat, dan keunikan yang khas
dari Pulau Bali. Selain itu, moto Matahari dari Bali ini juga berasal dari nama
perusahaan tersebut, yaitu Rhanada. Jika dijabarkan, arti Rha adalah
bahasa Yunani yang berarti matahari, sementara Nadha dalam
bahasa sansakerta berarti mencerahkan. Dan bila disatukan, maka matahari yang
mencerahkan adalah moto dan logo Bali TV hingga saat ini.
Sejak September 2005, Bali TV bisa disaksikan di seluruh Indonesia dengan
satelit Palapa D.

VISI DAN MISI


a. Visi BALI TV

Sistem penyiaran yang Berkeadilan, Bermartabat dan


Bermanfaat bagi terwujudnya Bali Dwipa Jaya.

b. Misi BALI TV

1) Membangun dan memelihara tatanan informasi yang


adil, merata dan seimbang
2) Membantu mewujudkan infrastruktur bidang penyiaran
yang tertib dan teratur
3) Arus informasi yang harmonis antara daerah dan pusat.
Proses pemasaran

Cara baru tersebut dikenal dengan pemasaran digital.


Pemasaran digital yang menggabungkan faktor psikologis,
humanis, antropologi, dan teknologi akan menjadi media
baru dengan kapasitas besar, interaktif, dan multimedia.
Hasilnya adalah era baru interaksi antara produsen,
intermediari pasar, dan konsumen.Sebelum mengerti
tentang pemasaran digital harus dipahami tentang apa itu
pemasaran. Pemahaman tentang pemasaran secara
sederhana adalah segala aktivitas mulai proses
mendapatkan informasi tentang konsumen sampai dengan
proses delivery produk atau jasa kepada
konsumen.Pemasaran yang berbasis pada digital akan
memberikan gambaran, bagaimana proses tersebut
sebagian atau seluruhnya dikombinasikan ke dalam bentuk
kontak baru dengan konsumen melalui Internet. Ini adalah
sebuah terobosan baru untuk membangun hubungan
dengan konsumen melalui media baru.Pemasarannya
Melalui situs onlain atau manyayangkan di media sosisal

Gambaran Umum BALI TV

Perusahaan Bali TV adalah stasiun televisi swasta siaran gratis


berjaringan terestrial di Indonesia yang berpusat di Bali. Bali
TV berdiri di bawah kepemimpinan Satria Naradha yang
merupakan pemimpin kelompok media bali post. Kekuatan
daya pancar Bali TV saat ini 10 kilo watt yang dipancarkan dari
Bukit Bakung, jimbaran di channel 39 UHF untuk wilayah
Denpasar dan 51 UHF untuk wilayah singaraja dengan
kekuatan pemancar sebesar 2 kilo watt di Desa Anturan.
Dengan motto “Matahari Dari Bali”.Bali TV hadir sebagai
program yang memfokuskan terhadap kebudayaan adat
istiadat , dan keunikan yang khas dari pulau bali. Selain itu,
motto Matahari dari Bali ini juga berasal dari nama
perusahaan tersebut, yaitu “ Rhananda” . jika dijabarkan arti “
Rha” adalah bahasa yunani yang berarti Matahari semesta
“Nandha”dalam bahasa sansakarta berarti mencerahkan dan
bila disatukan , maka Matahari yang mencerahkan.

c. Sejarah berdirinya BALI TV


Sejarah berdirinya Bali TV tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah berdirinya pemberitaan media masa di Bali,salah
seorang perintis media masa di Bali yaitu Alm.Bpk K. Nadha.
Beliaulah yang pertama kali mencetuskan ide untuk merintis
media masa di Bali lewat media masa koran. Tujuan utama
pendirian Bali TV adalah untuk memberdayakan kehidupan
spiritual masyarakat bali menuju tujuan tertinggi yaitu
Moksartahan jagathita.
Bali TV mengudara pertama kali pada tanggal 26 Mei 2002
melalui stasiunnya yang bertempat di Jalan Kebo Iwa 63 A
Denpasar dan stasiun pemancar tereserial yang ada di bukit
Kutuh-Unggasan untuk daerah Bali selatan dan
sekitarnya,serta di relay oleh pemancar Tukad mungga Lovina
Bali untuk daerah bali utara dan sekitarnya. Bali TV memiliki
kovering area tidak hanya sebatas seluruh Bali,tetapi covering
area mencapai daerah Lombok dan Jawa timur.pada saat awal
penyiarannya pemancar ini hanya mampu mengudara selama
enam jam yaitu mulai pukul 17.00 – 23.00 wita,dengan segala
keterbatasannnya. Sekarang stasiun ini sudah mampu
mengudara mulai pukul 06.00 – 23.00 dengan program acara
yang sangat padat dan berita-berita aktual tentang Bali
khususnya,dan mancanegara umumnya.Stasiun pusat Bali TV
bertempat di Jalan Kebo Iwa No 63 A Denpasar dengan nama
Gedung Pers Bali K.Nadha yang diresmikan pada tanggal 5
januari 2003 oleh gubernur Bali, Bapak Dewa Made Brata.
BAB III

A.KESIMPULAN

Setelah pelaksanaan kunjungan industri ini, penulis mendapat banyak


pengalaman dan kesimpulan dari kegiatan tersebut.Yaitu agar siswa-siswi
mengetahui bagaimana dunia kerja diindustri pertelevisian, dan mendapat
banyak pelajaran yang tidak terdapat pada pelajaran biasanya.Pelaksanaan
kunjungan industri ini telah memberikan banyak sekali pengalaman bagi siswa-
siswi tentang dunia kerja pertelevisian, mulai dari praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi yang ada distasiun televisi. Pengalaman ini menjadi bahan baru
bagi penulis untuk melengkapi teori-teoriyang telah didapatkan di sekolah

B.SARAN
Saran ini kami tujukan untuk sekolah kami tercinta “SMK  Negeri 1 Demak

1. Sekolah hendaknya jeli melihat PT yang akan dijadikan objek kunjungan


industri.
2. Sebaiknya sekolah menyediakan PT atau tempat kunjungan industri yang lain
untuk dijadikan perbandingan.
3. Diharapkan agenda program kunjungan industri tetap berjalan setiap tahun.
4. Kunjungan industri sebaiknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau
oleh siswa.
DOKUMENTASI

 BPMTPK
BALI TV

Anda mungkin juga menyukai