Anda di halaman 1dari 60

Process Safety Management (PSM)

Agenda

• PSM Performance and Culture.


• Understanding Loss Control Process and Hazard
Barriers.
• Barrier Management and the Bow-Tie.
Agenda

4 3
5 7

8 10

6 12

2 11

1 13

9 14
Introduction

BROTO SURYONO
• Mechanical Engineer – S1
• IPMI (Institute Pengembangan
Manajemen Indonesia ) – S2
• 13 Tahun di Shell Indonesia
• 6 Tahun di DuPont
Sustainable Solution
• 3 Tahun NQA Indonesia
• Independent Consultant

BROTO SURYONO +62 812 126 0719 Broto.Suryono@yahoo.co.id


Safety Contact ‐ BP Texas

▪ Kejadian: March 23, 2005.


▪ Jenis fasilitas: Oil refinery.
▪ Penyebab langsung: Gagal bekerjanya level
indicators.
▪ Penyebab tidak langsung: Deviasi dari
system keselamatan kerja, gagalnya
kepemimpinan, dan tidak belajar dari
pengalaman sebelumnya di tempat lain.
▪ Dampak manusia: 15 meninggal, lebih dari
170 cidera.
▪ Dampak keuangan: lebih US$3 millar.
BP Texas and The Baker Panel

▪ Tanggal 17 Agustus 2005, CSB


merekomendasikan agar BP kantor pusat
membentuk panel independen untuk meng- ▪ Rekomendasi Panel Baker
investigasi budaya keselamatan kerja dan untuk BP mencakup:
management system di BP USA. ▪ Budaya keselamatan kerja
▪ Panel dipimpin oleh mantan menteri dalam negeri di BP Korporat.
James Baker III. ▪ Process safety
management systems
▪ Temuan yang bersifat prinsip adalah ▪ Pengawan dari Korporat
management BP tidak membuat perbedaan tentang implementasi
antara “occupational safety” (seperti slip-trip-fall,
process safety
driving safety, dll) dengan “process safety”
(seperti disain, hazard analisis, verifikasi material,
pemeliharaan alat, pelaporan proses yang
menyimpang, dll).
BP Texas and The Baker Panel

Kutipan berikut diambil dari laporan Panel Baker:


Mencegah insiden pada proses memerlukan kewaspadaan. Seiring
berjalannya waktu tanpa terjadinya insiden bukan berarti suatu indikasi
bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik, namun mungkin dapat
berkontribusi terhadap rasa lengah yang tumbuh yang justru sangat
berbahaya.
Saat orang kehilangan suatu penghargaan terhadap bagaimana system
keselamatan kerja dibuat untuk melakukan pekerjaan, system
keselamatan kerja dan control yang ada akan merosot, pembelajaran
dilupakan, hazard dan deviasi dari prosedur keselamatan kerja akan
diterima. Manager Lini dan Pekerja akan sangat tergantung kepada
kebiasaan, bukannya pada prinsip engineering atau suatu control yang
baik. Orang lupa untuk takut.
Tujuan Training

• Training ini akan memberi penjelasan bagaimana


menerapkan PSM, mengendalikan resiko, memenuhi
peraturan pemerintah, mencegah insiden dan untuk
mencapai process safety excellence.
• Setelah mengikuti training, peserta akan memahami:
1. Definisi PSM dan dapat menjelaskan mengapa PSM
diperlukan.
2. Memahami inti-inti elemen PSM
3. Management leadership & comitment untuk implementasi
PSM.
4. Langkah-langkah untuk implementasi PSM.
Safety, Health & Environment Management

SAFETY, HEALTH & ENVIRONMENT

Process Safety Occupational


Environment
Management Health & Safety
Pencegahan Insiden

Reaktif
Kebakaran di area proses yang mengharuskan shut Multiple Fatalities
down selama 1.5 bulan dengan loss Rp110 M Catastrophic Incident

Seorang karyawan meninggal karena masuk ke


ruang chamber yang sedang di purging Fatality
Nitrogen di area proses Major loss incident - public impact

Kebocoran bahan kimia beracun menyebabkan


banyak karyawan batuk-batuk dan harus Lost time injury
diefakuasi dari tempat kerja. Koran daerah
Serious Incidents
memberitakan kebocoran ini.

Kebocoran bahan kimia beracun


yang menyebabkan karyawan Reportable Injuries
mengalami batuk-batuk. Incidents with significant loss

Beberapa kali kebocoran bahan First Aid/Incidents with minor loss


kimia beracun skala kecil.
Incident with no loss

Pipa dan struktur baja berkarat Unsafe Acts and Decisions


dibiarkan. Unsafe Situations created by People

Preventif
People Risks Man Machine Risks Integrity Risks
Visible behaviours Hidden behaviours Management
decisions
POLA BERPIKIR
Pencegahan Insiden

Unsafe Acts
Unsafe Conditions

Process Safety
People Safety
Insiden Yang Mendorong Terbentuknya Regulasi PSM

• Union Carbide – Bhopal, India.


• Phillips 66 – Pasadena, TX
• Piper-Alpha Oil Rig – North Sea
• BP Texas
Union Carbide Bhopal India

• Kapan: 3 Desember 1984


• Fasilitas: Insecticide
Production Plant.
• Konsekwensi: 3,000 orang
meninggal dan lebih dari
10,000 orang cedera
(banyak yang menjadi buta,
sesak nafas, kanker,
kelahiran abnormal, dll).
• Dampak finansial:
perusahaan bangkrut.
• Penyebab langsung:
Methyl Isocyanate release.
• Penyebab tak langsung;
Kurang memadainya
pemahaman terhadap
beberapa elemen PSM,
seperti pelatihan, dan
kesiapan tanggap darurat.
Union Carbide Bhopal India
Union Carbide Bhopal India
BP Texas

• Blowdown drum dan stack (disain 1950), tahun


1997 diganti “replaced in kind” (equipment dan
disain yang identik), dan tidak di upgrade untuk
menyesuaikan dengan RAGAGEP, yang mana
mengharuskan terhubungnya blowdown drum ke
flare.
• Ketiadaan personil penting selama fase kritikal
saat start up:
– Supervisor meninggalkan tempat karena urusan
emergensi keluarga.
– Tidak adanya Supervisor lain yang berpengalaman
untuk membantu dan mengawasi Operator di ruang
When: 23 Maret 2005 kontrol.
Facility Type: Oil refinery unit. • Jumlah staff yang kurang saat start up:
Apparent Cause: Level indicator yang – Satu orang operator ruang control harus memonitor
tidak bekerja dengan dan mengontrol 3 unit proses.
benar. – Beban kerja operator bertambah saat kondisi start up
Human Impact: 15 orang meninggal, lebih dan terjadinya upset.
dari 170 orang cedera.
• Kurangnya pelatihan untuk personil operator:
Financial Impact: Lebih 3 milllar US$
– Tidak ada pelatihan dan kurangnya kompetensi yang
ditunjukkan saat mengelola situasi abnormal.
Phillips 66 – Pasadena, Texas

• Kapan: 23 Oktober 1989


• Fasilitas: Polyethylene Plant.
• Konsekwensi: 23 orang meninggal , 314
orang cedera (185 karyawan Phillip dan
129 karyawan kontraktor.
• Dampak finansial:: US $ 797,000,000..
• Penyebab langsung: Vapor Cloud
Explosion (Ethylene dan Isobutane),
kebakaran karena valve dibiarkan
terbuka.
• Penyebab tak langsung; Gagalnya
komunikasi, design yang buruk, dan
tidak ada operational discipline.
Piper Alpha Oil Rig – North Sea

• Kapan: 6 Juli 1988.


• Fasilitas: Off-shore oil rig.
• Konsekwensi: 167 orang
meninggal.
• Dampak finansial: US$3.4 billion.
• Penyebab langsung: Ledakan
karena kebocoran kondensat.
• Penyebab tak langsung:
Kesalahan operasi dan
maintenance.
Bahaya Proses

• Bahaya-bahaya proses adalah bahaya-bahaya yang terkait dengan


pemrosesan, penyimpanan, pemindahan, dan pengapalan bahan-bahan
yang mudah terbakar, atau kimia bahaya yang lain. Bahaya-bahaya
tersebut terkait dengan sifat fisik dan kimia dengan potensi energy yang
bisa menciderai manusia, property, dan pencemaran lingkungan.
• Energy bisa terkait dengan: kimia (reaktifitas, flammabilitas, korosifitas,
toksik), mekanikal (kinetik, potensial) dan thermal.
• Bahaya muncul terkait dengan bagaimana energy tersimpan. Misalnya
makin tinggi tekanan maka makin tinggi bahayanya. Kondisi vacuum
juga menimbulkan bahaya, misalnya pada tanki, yaitu…....
• Process safety adalah suatu kerangka multi disiplin untuk mengelola
integritas dari sistem proses yang berbahaya dengan menerapkan
prinsip dan praktek yang baik untuk design, engineering, operating dan
maintenance.
Beberapa Energi Terkait Process Safety

• Chemical energy • Energi panas


– Penyalaan flammable vapors – Hot material release
– Flash fire – Contact dengan permukaan
– Pool fire panas, misalnya: ........
– Jet fire – Thermal expantion dari liquid
yang ter-block. Berikan contoh.
– Detonation
– Cryogenic fractures (low temp).
– Pyrophoric
Berikan contoh.
– Vapor cloud explotion
– Dust explotion
– Corrosive liquid atau solid
spill
– Toxicity
Beberapa Energi Terkait Process Safety

• Pressure volume energy


– Fluida bertekanan
– Liquefied material disimpan bertekanan
– Tank rupture

• Potential energy
– Fluida mengalir dan penampungan yang failed
– Fluida terjatuh karena over flow/spill

• Kinetic (material transfer energy)


– Over pressure /temp karena pemompaan blocking
– Water hammer damage
Process Safety Management

• Proses: termasuk penyimpanan, penanganan, proses B3.


– Storing (Penyimpanan):
 Tank (underground, above ground), Vessel, Separator dll.

– Handling (Penanganan):
 Pemompaan, loading, unloading, transfer B3

– Processing:
 Reaksi, distilling, centrifuging, filtering, HE, Absorption, Refrigaration, size
separation, Mixing/agitating, Heating, Flaring, dll.

• PSM fokus pada: proaktif mencegah insiden di Kilang Oil and Gas,
Fertilizer, Pharmaceutical, Pabrik kimia.

• Jika B3 terlepas: Major impact bagi pekerja, masyarakat sekitar,


fasilitas. Konsekuensinya: ancaman kehidupan, lingkungan,
hukum dan keuangan.
Process Safety Incident

• Process safety incidents jarang sekali disebabkan oleh


single catastophic failure, tetapi oleh multiple events atau
failure.

• Hubungan diantara multi sebab kegagalan diilustrasikan


dengan berbagai cara, seperti Swiss Cheese Model yang
dikembangkan oleh T. Reason pada tahun 1990 (British
psychologist), Bow Tie Model, dll.

• Pada Swiss Cheese Model, bahaya (hazards) dilindungi


oleh berbagai protective barriers yang masing-masing
barrier boleh jadi mempunyai kelemahan (weaknesses
atau holes). Bila holes align, maka bahaya akan terjadi,
yaitu hazards released akan berpotensi menimbulkan
kerugian, kerusakan.
Swiss Cheese Model

• Hazards are contained by


multiple protective barriers

• Barriers may have


weaknesses or ‘holes’

• When holes align hazard


energy is released, resulting in
the potential for harm

• Barriers may be physical


engineered containment or
behavioral controls dependent
on people

• Holes can be latent/incipient,


or actively opened by people.
Layer of Protection Analysis
Menjaga Cukup Barriers

Pengendalian resiko dilakukan dengan mempertimbangkan


bahwa unit proses mengandung bahaya (hazards) seperti
toxics, flammables, electrical hazards, dll, sehingga kita perlu:
• Menyiapkan barriers yang cukup dan kuat untuk mencegah
hazards mengakibatkan dampak negatif.

• Menyiapkan sistem manajemen yang efektif untuk menjaga


barriers berfungsi baik.
Bagaimana Insiden Terjadi?

1. Hazard
Pressurized Tank –
Hydrocarbon Gas
under pressure

3. Top Event
2. Threat
Corrosion Tank rupture
Erosion
Impact

4. Escalation 5. Consequence
Gas release
Bow Tie Model

CONSEQUENCE

H Scenario
A
Z Top CONSEQUENCE
A event
R
D Threat

CONSEQUENCE
Barriers or Recovery
controls Measures

Control (keep within control limits) Prepare for emergencies

Reduce likelihood (proactive) Mitigate consequences and re-instate (reactive)


Threat

• High
temperature
• Chemical
HC
• Corrosion under pressure
• Runaway Hazard
?

• Biological
• Bacteria EXCESSIVE
PRESSURE
• Marine
?
THREAT
growth
Loss of
• Kinetic containment
• Fatigue
Consequences

Environmental
Explosion release
Fish kill
Consequence Consequence

Major injuries Fatality


Consequence Consequence

Loss of
Containment

Asphyxiation
Pool fire

Consequence Consequence

Bleve
Jet fire

Consequence Consequence
Barriers

Hydrocarbon Bund wall –


a barrier

Shutdown
APA CONTOH BARRIER
system – A
DISINI?
barrier
AUTOMATIC
HIGH
PRESSURE
EXCESSIVE SHUTDOWN LOSS
PRESSURE OF
THREAT CONTAINMENT

THREAT
BARRIER
Barriers

Bentuk beberapa lapis barrier, bukan hanya satu, karena kemungkinan


adanya “lubang”.

Hydrocarbon
Under pressure
Hazard

?
Automatic
System High Pressure
Strength Pressure Relief Loss
Excessive Tested Shutdown Valve
Of
Pressure
Containment
Threat Threat Threat Threat Threat
Barrier Barrier Barrier Barrier

Barriers of Controls
Barriers

Bentuk beberapa lapis barrier, bukan hanya satu, karena kemungkinan


adanya “lubang”.

?
Leak
Detection Blowdown Ventilation Ignition
& source
Loss Alarm control
Explosion
Of
Containment Consequence
Recovery Recovery Recovery Recovery Recovery
Measure Measure Measure Measure Measure

Recovery barriers
Consequences

Fire
Toxic Gas Cloud Legal Action Lost Time Injury

Asset Damage

Discharges and Fall in Share


Emissions Price

Death Explosion Complaints


Latihan

Identifikasikan mana saja yang termasuk hazard, threat, top


event atau consequences dan apa alasannya?
• Acid • Nitrogen
• Marine collision • Inexperienced driver
• Fire • Exceeding exposure level
• Explosion • Hydrocarbon
• Electricity • Korosi tanki NH3
• Impact by vehicle • Cuaca buruk
• H2S • Sambaran petir
Bow Tie Model

CONSEQUENCE

H Scenario
A
Z Top CONSEQUENCE
A event
R
D Threat

CONSEQUENCE
Barriers or Recovery
controls Measures

Control (keep within control limits) Prepare for emergencies

Reduce likelihood (proactive) Mitigate consequences and re-instate (reactive)


Bow Tie Model

Recovery
Measure Barriers
Control Barriers

Design and
Design and System Other
Verification System Other
Verification Barriers Barriers C
Barriers Barriers Barriers
Barriers O
N
H S
THREAT

A E
Z TOP Q
A EVENT U
R E
D • PM N
• Design • PTW • Procedures • Design • PPE C
Specification Specification • TA
• MOC • Sampling • Emergency E
(Dike).
• Operating Response S
• PM • Operator
Window • Hydrocarbo
• TA Intervention n detector.
• Safeguarding
• JSA • ESD.
• PHA
Critical Barriers

• Alarm and Operator Intervention • Maintenance/Repair Triggered by Inspection

• Trip Systems • Area Classification

• Emergency Response • Control loop

• Design – Process Conditions • Paint system

• Inspection • Leak Testing at Start Up

• Fire and Gas Detection • Seals on Rotating Equipment

• Operator Intervention – Use of Procedures • Monitoring and Operator Intervention

• Relief Valves • Proper Pipe Fitting

• Preventive Maintenance • Earthing

• Fire Extinguishers, Monitors and Deluge • Isolation of Equipment


Systems
• Operator Plant Round • Equipment Design – Operating Window

• Safe Shutdown during Emergency • Permit To Work (PTW)

• Inerting Equipment (N2)


Elemen Process Safety Management (PSM) ‐ OSHA
Elemen Process Safety Management (PSM) ‐ OSHA

1. Process Safety Information


Merupakan inti dari PSM, dan sistem dibuat up to date. Penting untuk
PHA, Prosedure operasi, Training, Insident Inv, work permit system.
2. Process Hazard Analysis
Menganalisa potensi Fire, explotion, relase B3, major spill ketika install
instalasi baru atau modifikasi.
3. Mechanical Integrity
Maintain semua peralatan kritikal: Press vessel, storage tanks, piping,
valve, alarm, trips, interlock, fire protection, Vent system, ESD, Control,
Monitoring devices, pump/comp, PSV, dll.
4. Pre Start Up Safety Review
Meyakinkan systemnya tersedia; incomplete atau unauthorized design
& installation; efek perubahan yg tercover dalam prosedur operasi dan
Maint.
Elemen Process Safety Management (PSM) ‐ OSHA

5. Contractor Safety Management System


Memilih dan mengelola contractor yang mengerjakan pekerjaan
berbahaya.
6. Safe Work Practices
Fokus pada hot work.
7. Operating Procedure
Intruksi tertulis yang jelas untuk melakukan pekerjaan berbahaya.
8. Training
Pelatihan pekerja untuk melakukan pekerjaan berbahaya
(maintenance atapun operasi).
9. Employee Participation
Melibatkan seluruh pekerja dalam implementasi PSM.
Elemen Process Safety Management (PSM) ‐ OSHA

10. Management of Change


Pengaturan perubahan terkait: tekno, prosedur, fasilitas, SDM, baik
permanen ataupun sementara.
11. Emergency Respond Plan
Mengembangkan rencana jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
12. Incident Investigation
Penyelidikan terkait cidera fatal, fire , explotion, toxic release,
kerusakan berat peralatan.
13. Audit PSM
Memastikan bahwa semua element Process Safety Management
tersedia, dilakukan dengan disiplin operasi yang baik.
14. Trade Secret
Informasi penting yang bersifat rahasia bagi perusahaan harus
diberikan kepada personil yang mengelola proses berbahaya.
Studi Kasus: Insiden di Tempat Kerja #1

Kebakaran, ledakan dan keadaan darurat.


• Hari ini, tiba-tiba anda mendengar suara ledakan yang keras dan terdengar
sirine keadaan darurat. Melalui intercom diinformasikan bahwa terjadi
kebakaran di Unit Debutanizer. Terlihat kobaran api dan asap yang tebal.
• Perkirakan posisi anda saat itu dimana, dan tanyakan pada diri sendiri apa
yang anda lakukan dalam waktu 15 menit pertama.
• Diskusikan hal ini di masing-masing kelompok anda selama 10 menit.
• Masing-masing kelompok menulis hasil diskusi di flipchart dan menjelaskan
hasil diskusi.
• Masing-masing peserta dalam kelompok masing-masing berperan sebagai:
– Plant Manager – Process Engineer
– Production Supervisor – Engineering Manager
– Maintenance Supervisor – Area Manager.
Studi Kasus: Insiden di Tempat Kerja #2

Kebakaran, ledakan dan keadaan darurat.


• Api, Ledakan dan Para Korban: Dua orang plant operator meninggal dunia
akibat insiden tersebut dan tiga pekerja kontraktor mengalamil luka bakar
serius dan berpotensi mengalami cacat permanen.
• Hasil investigasi insiden menunjukkan bahwa pada saat test, sebuah high
pressure interlock tidak berfungsi dan ada perubahan proses yang
mengabaikan design basis sebuah pressure relief valve.
• Sebulan setelah kejadian, apa yang anda bayangkan dapat anda lakukan
bersama rekan kerja yang terkait dengan penerapan elemen-elemen PSM?
• Diskusikan hal ini di masing-masing kelompok anda selama 10 menit.
Key Performance Indicator Untuk PSM

Catatan release toxic yg tidak terkendali,


Tier 1 Indicators combustible/flammable materials yg menyebabkan
LOPC Events of
Greater
konsekuensi serius seperti kebakaran, ledakan, fatality
Consequences
Lagging Catatan release material yg tidak terkendali yg
Indicators
Tier 2 Indicators mengakibatkan liquid carryover, discharge ke unsafe
LOPC Events of Lesser location, jalan raya dll.
Consequences
Catatan devisasi parameter proses yang melebihi
Tier 3 Indicators limit operasi, PSV popping, PV Valve gagal berfungsi
Leading Challenges to safety yang merusak Tanki dll.
Indicators Systems
• Jumlah Process Hazards Analysis yang selesai sesuai
jadwal oleh tim berkualifikasi.
Tier 4 Indicators
Operating Discipline & Management System
• % process safety training yang overdue.
Performance Indicators
• % personil yang harus mengikuti pelatihan PSM.
• % process safety procedures review yang overdue.
• % rekomendasi investigasi insiden yang overdue.
Process Safety Indicator Pyramid
Key Performance Indicator Untuk PSM

1. Jumlah Process Hazards Analysis yang selesai sesuai jadwal oleh tim berkualifikasi.
2. % process safety training yg diselesaikan.
3. % process safety procedures (operations and maintenance) yg selesai direview sesuai jadwal.
4. % contoh work permits yang sesuau prosedur yang berlaku dll.
5. % Safety Critical Equipment Inspection yang diselsaikan tepat waktu. Seperti pressure vessels,
storage tanks, piping systems, pressure relief devices, instrument s, control systems, interlocks and
emergency shutdown systems, mitigation systems, and emergency response equipment.
6. Pengelolaan Defisiensi Safety Critical. Tanggapan terhadap temuan safety critical inspection findings
(e.g.. Non functional PRDs and SISs). Ini bisa termasuk persetujuan untuk melanjutkan operasi,
sufficient interim safeguards, dan batasan waktu perbaikan atau penggantian.
7. Kepatuhan pada Management of Change (MOC) dan Pre Start-up Safety Review (PSSR) .
Contoh: % MOC and PSSRs yang sesuai kebutuhan dan standard.
8. Penyelsaian Emergency Response Drills. % emergency response drills yang dikerjakan sesuai
jadwal.
9. Fatigue Risk Management. Pengukuran Kunci dari Manajemen resiko “Fatique:, seperti % lembur,
jumlah open shift, jumlah shift yang diperpanjang, dll
Obyektif #1: Mengapa Perlu PSM
Mengapa Perlu PSM?

• Insiden proses biasanya terjadi karena lemahnya


management control.
• Contoh:
– Kurang dipahaminya process safety information.
– Data process safety information yang tidak akurat.
– Tidak lengkapnya operating procedures.
– Kurang memadainya program maintenance dan inspection.
– Kurang memadainya pengetahuan dan pelatihan.
– Kelemahan design maupun modifikasi peralatan.
– Kelemahan pengawasan.
– Komitmen manajemen yang lemah.
– They don’t know that they don’t know.
Keuntungan Penerapan PSM

• Perusahaan dalam study menunjukkan keuntungan direct cost


yang signifikan:
– 5% increases in productivity
– 3% reduction in production costs
– 5% reduction in maintenance costs
– 1% reduction in capital budget
– 20% reduction in insurance costs
• Kehandalan process dan peralatan dari program mechanical
integrity yang baik.
• User-friendly, prosedur operasi yang akurat
• Peningkatan efektifitas tim melalui training pekerja.
• Pekerja mempunyai ownership terhadap sistim.
Keuntungan Penerapan PSM

• Menambahan kemampuan troubleshooting


• Penambahan interval antara major turnarounds
• Pengurangan waktu turnaround untuk major turnarounds dan
perbaikan minor.
• Biaya pemeliharaan diturunkan melalui:
– Prosedur pemeliharaan peralatan yang efektif
– Contractor safety programs
– Memperbaiki dan mengganti critical equipment sebelum rusak
– Mencegah shutdowns tidak terencana
– Biaya pemeliharaan yang rendah
– Inspeksi periodic yang mendalam
Keuntungan Penerapan PSM

• Capital budget terkontrol:


– Inherently safer process disain yang dimulai saat phase konseptual.
– Process hazard analysis untuk proyek atau fatilitas baru.
– Capital expenditures yang lebih rendah karena team proyek
mempunyai data process safety information yang up-to-date.
• Biaya produksi turun:
– Peningkatan hasil produksi.
– Biaya yang lebih rendah terkait kualitas material.
– Biaya yang lebih rendah untuk pembuangan limbah.
– Pencegahan isu bahaya dan pengoperasian sebelum terjadi.
– Lebih efisien karena delegasi yang baik suatu pekerjaan kepada
staff yang kompeten.
– Partisipasi pekerja pada program berkelanjutan.
Keuntungan Penerapan PSM

• Biaya asuransi:
– Emergency planning dan response yang efektif.
– Pelaporan dan investigasi “near misses” untuk identifikasi lebih awal
potensi masalah.
– Program pelaporan dan investigasi inisiden yang baik untuk
mencegah terulangnya insiden.
– Lower casualty insurance premiums.

Sustained Value Data


Insiden PSM di Pertamina
Insiden PSM di Pertamina
Kesamaan Penyebab Insiden

• Semua menyangkut hazardous materials.


• Para manager kurang memahami konsekwensi serius bila
terjadi insiden.
• Beberapa elemen PSM kurang mendapat perhatian
semestinya.
• Berdampak pada masyarakat di sekitarnya.
• Pemerintah harus mengeluarkan peraturan agar industri
lebih memperhatikan process safety.
Obyektif #2: Membangun Budaya
Safety
Faktor Penunjang Budaya Safety Yang Baik

• Konsistensi komitmen dari management leadership.


• Keteladanan para pemimpin: satunya kata dan perbuatan.
• Misi perusahaan dan filosofi operasi mudah dimengerti
karyawan dan mencerminkan bahwa safety adalah hal
yang penting.
• Dukungan serta konsistensi dalam implementasi.
• Partisipasi seluruh manajemen untuk memonitor dan
mengambil langkah-langkah koreksi.
Tanggung Jawab Management

• Membangun budaya safety.


• Membangun kebijakan, peraturan dan pedoman PSM.
• Menyediakan sumber daya.
• Melibatkan seluruh pekerja.
• Membangun akuntabilitas yang jelas.
• Membangun audit dan langkah-langkah koreksi.
Studi Kasus

Aktivitas di unit operasi dijelaskan pada uraian berikut. Jelaskan


elemen PSM yang terkait.
Dalam pemeriksaan rutin peralatan di lapangan (Elemen: ______), pekerja
menemukan suku cadang suatu peralatan produksi yang rusak sehingga perlu
diganti. Jenis suku cadang tersebut tidak tersedia di pasaran sehingga perlu
dicari penggantinya dari jenis yang lain (Elemen: ______). Jenis suku cadang
pengganti dipilih berdasarkan review data–data yang mutakhir untuk
memperhitungkan potensi bahaya yang dapat terjadi sehubungan dengan
perubahan yang dilakukan (Elemen: ______). Suku cadang baru tersebut akan
dipasang oleh pihak ketiga (Elemen______), dan dalam pelaksanaannya
diperlukan kegiatan pengelasan (Elemen: ______).
Akibat perubahan yang dilakukan, maka peralatan harus dioperasikan dengan
cara yang berbeda dengan yang lama (Elemen______), dan memerlukan
pelatihan untuk meyakinkan pemahaman operator untuk mengoperasikannya
(Elemen______).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai