Anda di halaman 1dari 69

Prinsip Dasar

CRUDE DISTILLATION

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK

PRODUK-PRODUK CRUDE OIL


Volatile Products :
Fuel Gas
Ethylene
LPG
Propylene
Light Naptha
Light Distillates :
Gasoline
Heavy Naptha
Kerosene & Jet Fuels
Middle Distillates :
Automotive Diesel
Gas Oil
Fuel Oils :
Marine Diesel
Bunker Fuels

Lubricating Oils :
Motor
Machine Oils
Waxes :
Papercoating grade
Pharmaceutical grade
Bitumen :
Asphalt
Coke

CRUDE DISTILLATION UNIT

Offgas

Naptha

Kerosene
Crude Charge

CDU
LGO

HGO

Residue

SPESIFIKASI PRODUK
Boiling Range
Gas & Light Ends (C1 s/d C4)

< 30 oC

Naptha

30 ~ 145 oC

Kerosene

145 ~ 240 oC

Light Gas Oil

240 ~ 330 oC

Heavy Gas Oil

330 ~ 370 oC

Atmospheric Residue

> 370 oC

SPESIFIKASI PRODUK
Stabilizer Overhead
C5+ content, wt%
Naptha
RVP, psia
Kerosene
20% ASTM by Vol
Water content
Gap 5% Kero & 95% Naptha
Flash Point
Light Gasoil
Gap 5% LGO & 95% Kerosene
Flash Point

2 (max)
9 (max)
200 oC (max)
nil
12 oC (min)
41 oC (min)
7 oC (min)
68 oC (min)

Heavy Gasoil
Overlap 5% HGO & 95% LGO

10 oC (max)

Combined Gasoil
40% Evaporated
Flash Point

300 oC (max)
90 oC (min)

Atmospheric Residue
10% Evaporated

350 oC (min)

JENIS - JENIS DISTILASI


Distilasi Atmosferik
Dilakukan pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfir.
Minyak dipanaskan sampai temperatur tertentu sebelum terjadi perengkahan.
Aplikasi : Crude Distillation Unit
Distilasi Vakum
Untuk minyak berat bertitik didih tinggi yang jika dipanaskan lebih lanjut pada
tekanan atmosfir akan terjadi perengkahan.
Dilakukan pada tekanan dbawah satu atmosfir (vakum).
Aplikasi : Vacuum Unit
Distilasi Bertekanan
Untuk minyak yang sudah menguap pada temperatur kamar.
Aplikasi : Light End Unit (Debutanizer, Depropanizer, naptha splitter).

CRUDE DISTILASI UNIT

30-50 Tray

Stabilizer
3 pump
around

Stripper
Steam

Splitter
6 Tray
Desalter
5-8 Tray

Steam
Pre-heat
system

6 Tray
Furnace

VARIABEL PROSES

Tekanan Kolom
Kondisi Flash Zone
Temperatur Top
Refluks
Bottom Stripping Steam

TEKANAN KOLOM

TEKANAN KOLOM
Semakin rendah tekanan kolom, semakin bertambah
penguapan di Flash Zone.
Semakin berkurang kebutuhan energi.

TEKANAN KOLOM
Dapat dilakukan dengan mengatur tekanan overhead
receiver.
Design tekanan overhead receiver 1.05 kg/cm2 g.
Bertambahnya penguapan di flash zone menaikkan
EP Heavy Gas Oil, demikian pula sebaliknya.

KONDISI FLASH ZONE


A. Flash Zone Temperature

KONDISI FLASH ZONE


A. Temperature
Semakin tinggi temperatur Flash Zone, semakin
bertambah penguapan produk.
Semakin bertambah kebutuhan energi.
Dibatasi agar jangan terjadi perengkahan (cracking).
Pada kondisi atmosferik umumnya cracking terjadi pada
379 oC.

KONDISI FLASH ZONE


A.

Temperature

Temperatur feed naik, produksi residue berkurang, produksi Heavy


GO bertambah.
EP Heavy GO meningkat sedangkan IBP, Flash Point, sg &
viscositas residue meningkat.
Penurunan temperatur, berakibat sebaliknya.
Design temperatur feed 359 oC (COT)

KONDISI FLASH ZONE


B. Flash Zone Pressure

KONDISI FLASH ZONE


C. Overflash

KONDISI FLASH ZONE


C. Overflash
Kuantitas liquid yang meninggalkan wash section ke flash zone.
Overflash terkondensasi dan kembali ke Flash zone sehingga
berfungsi sebagai internal refluks
Mengurangi potensi entrainment produk bottom.
Target overflash 3 ~ 5 %vol crude (typical).

TOP TEMPERATURE

TOP TEMPERATURE
Perubahan top temperatur mempengaruhi komposisi overhead
product.
Diatur dari pengaturan refluks

TOP TEMPERATURE
Kenaikan top temperatur akan menaikkan produksi overhead .
EP Kerosene meningkat, demikian halnya IBP & Flash Point LGO.
Penurunan top temperatur berakibat sebaliknya.
Diatur dari pengaturan Top Pump Around.
Desain Temperatur Top 110 oC

REFLUKS
Pengaturan jumlah refluks akan mempengaruhi ketajaman
pemisahan.
Jenis-jenis refluks
- Top tray refluks
- Pump around refluks
- Pump back refluks

REFLUKS
Type U Top Tray Refluks

Panas diambil hanya pada top kolom menggunakan ovhd condensor.


Ukuran kolom ditentukan atas dasar beban top kolom.
Diamater kolom relatif lebih besar dibanding type lainnya.

REFLUKS
Type A Pump Around Refluks

Panas diambil dibeberapa lokasi di tengah kolom.


Mengurangi lalu lintas uap dan cairan sepanjang kolom.
Mengurangi diameter kolom.
Recovery energi.
Mempermudah pengaturan spec.product pada cut point tertentu.

REFLUKS
Type R Pump Back Refluks

Panas diambil dibeberapa lokasi di tengah kolom.


Mengurangi lalu lintas uap dan cairan sepanjang kolom.
Mengurangi diameter kolom.
Recovery energi.
Mempermudah pengaturan spec.product pada cut point tertentu.
Semua cairan dalam kolom adalah cairan refluks yang sebenarnya sehingga lebih
efektif

REFLUKS
Perubahan panas yang diambil pump around akan mempengaruhi fraksinasi.
Kenaikan pengambilan panas oleh TPA & penurunan pengambilan panas
oleh MPA, memperbaiki fraksinasi antara Kerosene & LGO. Demikian pula
sebaliknya.
Kenaikan pengambilan panas oleh MPA & penurunan pengambilan panas
oleh BPA, memperbaiki fraksinasi antara LGO & HGO. Demikian pula
sebaliknya.
Kondisi Design :

Flow (T/hr)

Temperatur (oC)

Hot TPA

305

186

Cold TPA

305

146

Hot MPA

451

245

Cold MPA

451

200

Hot BPA

181

317

Cold BPA

181

252

SIDE STRIPPING STEAM

SIDE STRIPPING STEAM

Kenaikan side stripping steam akan menghilangkan fraksi ringan dari side
stream.
Menaikkan IBP dan Flash Point side stream.
Design LGO stripper stripping steam 2.5 t/hr (8.3 lb/bbl)
Design HGO stripper stripping steam 1.2 t/hr (8.7 lb/bbl)

SIDE STRIPPING STEAM


Stripping mengusir front end (fraksi lebih ringan) didalam suatu
komponen.

BOTTOM STRIPPING STEAM

BOTTOM STRIPPING STEAM


Steam menurukan tekanan parsial hidrokarbon, sehingga lebih mudah
menguap.
Kenaikan stripping steam akan menaikkan IBP dan Flash Point Residue.
Penurunan stripping steam berakibat sebaliknya.
Rate stripping steam 8 s/d 10 lb/bbl (23 ~ 29 kg/cm2), 2 s/d 5 lb/bbl (6 ~ 14
kg/cm2)

STABILIZER

STABILIZER

Penurunan tekanan top akan menambah jumlah overhead gas.


Kenaikan temperatur reboiler akan mengurangi fraksi ringan di produk
naptha (RVP).
Kenaikan refluks akan menurunkan C5 content dalam produk LPG / FG

SPLITTER

SPLITTER

Penurunan tekanan top harus disertai dengan penurunan temperatur agar


semua overhead dapat dikondensasikan
Kenaikan temperatur reboiler merubah pemisahan antara naptha dan
kerosene
Kenaikan refluks akan memperbaiki fraksinasi

EFEKTIFITAS PEMISAHAN
Ketajaman pemisahan dapat diketahui dari gap antara dua produk yang
berdekatan.
Gap adalah beda antara titik distilasi 5% suatu produk dengan titik distilasi
95% produk lainnya yang lebih ringan.
5% Kero & 95% Naptha : 12 oC (min)
5% LGO & 95% Kero

: 7 oC (min)

TRAY
Tujuan : memperbaiki kontak uap-cairan (effisiensi)
Terdiri dari berbagai jenis (bubble cap, valve, sieve, packing tray
dsb).
CDU 4 RU-V valve tray
Makin banyak jumlah plate, makin baik fraksinasi
CDU 4 RU-V 56 tray
Bukan variable operasi yang dapat diatur (as it is)

JENIS-JENIS TRAY

Paling banyak digunakan.


Mempunyai turndown yang lebih baik dari sieve trays (wider operating
range).

JENIS-JENIS TRAY

Cukup banyak digunakan.


Paling murah dalam hal harga dan perawatan.
Untuk fouling service

JENIS-JENIS TRAY
Packing Tray

Pressure drop rendah.


Cenderung terjadi fouling dan maldistribution.
Maintenance cost tinggi
Low capacity tray

GANGGUAN INTERNAL KOLOM


Mengganggu separasi
Produk offspec

GANGGUAN INTERNAL KOLOM


Flooding
Kondisi dimana laju alir gas sangat tinggi sehingga mengganggu cairan yang
mengalir kebawah.
Menyebabkan liquid justru mengalir ke atas dan membanjiri tray.
Weeping
Keadaan dimana cairan menerobos melalui riser & jatuh ke tray dibawahnya.
Laju alir gas rendah sehingga tekanan yang diberikan tidak cukup kuat
menahan liquid di atas tray.
Weeping yang berlebihan akan menyebabkan dumping.
Entrainment
Keadaan dimana droplet cairan terbawa ke tray diatasnya.
Kecepatan uap relatif tinggi, sedangkan kecepatan cairan normal.
Berpengaruh terhadap kualitas produk.

GANGGUAN INTERNAL KOLOM


Pulsating
Vapor load sedemikian kecil sehingga aliran vapor lewat slot terputus-putus.
Coning
Vapor lewat slot tanpa adanya kontak dengan cairan.
Slot tidak tertutup dengan cairan akibat liquid load yang terlalu rendah.
Blowing
Kecepatan uap lewat slop sangat tinggi.
Cairan dipermukaan tray tersembur akibatnya uap tidak kontak dengan
cairan.
Foaming
Terjebaknya vapor didalam liquid.
Tergantung sifat fisik campuran selain desain dan kondisi tray.
Foam dapat bercampur dengan liquid pada tray atasnya, menurunkan
effisiensi.

KONTROL TERHADAP KOROSI

Crude Oil membawa brine water (0.5 ~ 1 %vol) mengandung :


Garam-garam klorida (korosif)
Garam-garam sulfat & karbonat (scaling)

Garam Klorida terhidrolisa menjadi HCl korosif


MgCl2
CaCl2

+ H2O Mg (OH)Cl + HCl (> 100 oC)


+ H2O Ca(OH)Cl + HCl (> 150 oC)

Garam sulfat & karbonat cenderung membentuk solid precipitated.


Mengendap dipermukaan alat perpindahan panas scalling

DESALTER

Raw
RawCrude
Crude

Salt
Salt:50
:50ptb
ptb
Basic
sediment
Basic sediment: :0.1
0.1%%
Water
Water: :0.2
0.2%%
BS
BS&&W
W: :0.3
0.3%%
Filterable
FilterableSolids
Solids: :20
20ptb
ptb

Desalted
DesaltedCrude
Crude

Salt
Salt: :55ptb.
ptb.
Basic
sediment
Basic sediment: :0.05
0.05%%
Water
Water: :0.1
0.1%%
BS
BS&&W
W: :0.15%
0.15%
Filterable
Solids
Filterable Solids: :10
10ptb
ptb
Effluent
EffluentWater
Water: :<<1000
1000ppm
ppmoil
oil

KONTROL KOROSI DI OVERHEAD


Injeksi Ammonia (0.5 ppm) pH sour water 5 ~ 7
NH3 + HCl NH4Cl
Hot Water Flushing
Corrosion Inhibitor

DISTILASI
Definisi : Suatu proses pemisahan secara fisis komponen-komponen yang terdapat dalam
cairan tertentu dengan menggunakan panas sebagai energi pemisah.

FRAKSINASI
Suatu cara distilasi dimana uap yang menuju keatas didalam menara distilasi diberikan
kesempatan untuk kontak dengan sebagian kondensat uap tadi yang dikembalikan kedalam
menara (refluks).
Refluks akan menyerap panas latent dari aliran uap untuk menguapkan komponen ringan.
Aliran uap akan melepas panas latent yang digunakan untuk mengembunkan komponen cair.
Dengan adanya kontak uap-cairan ini pemisahan komponen dapat lebih optimal

BOILING RANGE
Crude merupakan campuran hidrokarbon yang kompleks.
Produk distilasi dipisahkan berdasarkan boiling range.

Gas & Light Ends (C1 s/d C4)

< 30 oC

Naptha

30 ~ 145 oC

Kerosene

145 ~ 240 oC

Light Gas Oil

240 ~ 330 oC

Heavy Gas Oil

330 ~ 370 oC

Atmospheric Residue

> 370 oC

BOILING RANGE

REFLUKS
Makin besar refluks, makin baik pemisahan.
Makin besar diameter kolom karena makin banyak uap yang harus mengalir ke atas
dengan kecepatan tetap makin mahal
Makin besar operating cost, karena beban kondensor makin tinggi demikian halnya
dengan beban reboiler
Makin sedikit jumlah plate makin murah
Harus dicari titik optimum yaitu total cost minimum (range refluks ratio yang optimal)

Anda mungkin juga menyukai