Askep Tumor Adneksa
Askep Tumor Adneksa
3.Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi
yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi
yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.
4.Patofisiologi
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba
fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai
macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering
adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma.
Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan
menjadi 3 tingkatan :
a. Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi
sel ganas ke saluran limpa.
5.Gambaran Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar
seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung,
kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan
gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang
bercampur dengan darah.
6.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan pelvik. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina
dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b.Test papanicolau. Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk
mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c.Ultra sound / USG. Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d.Endoskopi. Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
1) Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2) Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba
fallopi dan ovarium.
3)Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam
uterus.
4)Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
7.Pengobatan Medik
Penangana utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP ( Total
Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy +
Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi
radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
8.Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan
tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
1.Pengkajian
a.Pengumpulan data
1)Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, identitas
penanggung.
2)Pengkajian fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat, perdarahan
pervagina, HB turun, BB turun.
3)Pemeriksaan penunjang meliputi : laboratorium, dan radiology.
4)Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, olah raga, istirahat / tidur dan personal
hygiene.
5)Pola reproduksi : menarche, durasi haid, teratur tidaknya, siklus haid, riwayat kehamilan
persalinan dan nifas.
2.Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociseptor ditandai dengan :
pasien mengeluh nyeri, Ekspresi wajah meringis, Pasien nampak gelisah
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai
dengan :Hb menurun, mukosa nampak pucat, tekanan darah menurun
c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan : Pasien
mengeluh cepat lelah, keadaan umum nampak lemah
d. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan : Pasien bertanya
tentang penyakitnya, ekspresi wajah murung, pasien nampak sulit berkonsentrasi, sulit
berkomunikasi.
3.Perencanaan
1. DX 1
Nyeri teratasi dengan criteria ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien dapat
istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1) Istirahat di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat akan mengurangi beban kerja tubuh terutama bagian yang
rusak.
2) Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan sirkulasi sehingga nyeri berkurang.
2) Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional : terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.
4) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak dipersepsikan.
2. DX 2
Tindakan Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2) Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
3) Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfusi
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif
alam perawatan dan pengobatan.
4) Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen
antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5) Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfusi
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda
reaksi anafilaktik.
3. DX 3
Tujuan :
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan
1) Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
4. DX 4
Tujuan :
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat
berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2) Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
3) Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4) Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi
penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang
telah ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan
atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan
keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana
perawatan.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan :
Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan teknik atau keahlian.c.Kemampuan interpersonal
5.Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan tercapai atau tidak, yaitu
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam
rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Depkes, 1999, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica
Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi
9, EGC; Jakarta.
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi,
Pusdiknakes, Jakarta.