2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3994
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN UJI EFEK ANTI-AGING DARI KRIM
YANG MENGANDUNG MINYAK FLAXSEED
(FLAXSEED OIL)
SKRIPSI
OLEH:
ANNISA GHASSANI AMALYURI
NIM 131501145
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
ANNISA GHASSANI AMALYURI
NIM 131501145
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Formulasi dan Uji Efek Anti-Aging dari Krim yang Mengandung Minyak Flaxseed
(Flaxseed Oil)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
dan kecantikan. Kandungan minyak flaxseed (Flaxseed Oil) seperti omega-3, asam
alfa linolenat, dan Vitamin E bermanfaat sebagai antiinflamasi dan juga banyak
mengandung asam lemak tak jenuh yang dapat meredam aktivitas radikal bebas.
beda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa krim minyak flaxseed (flaxseed oil)
20% memiliki efek anti-aging yang baik. Diharapkan krim anti-aging minyak
flaxseed (flaxseed oil) dapat digunakan sebagai alternatif dari krim anti-aging
lainnya.
tulusnya kepada Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., dan Bapak Drs.
Suryanto, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab, memberikan petunjuk, bantuan, dan
juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt.,
dan Ibu T. Ismanelly Hanum, S.Si., M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang
iv
Universitas Sumatera Utara
memberikan arahan, kritik, dan saran kepada penulis pada penyusunan skripsi ini,
serta kepada Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis selama masa
pendidikan. Penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas selama masa pendidikan dan
penelitian. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
pengajar dan staff Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada kedua orang tua tersayang, Ayahanda John Hendri dan Ibunda Yusra,
serta Abang Muhammad Ikbal dan Kakak Fathdilla Sirtioksiltayuri dan keluarga
besar atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil yang tak
angkatan 2013, keluarga kost 102, serta semua pihak yang telah membantu penulis
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
v
Universitas Sumatera Utara
vi
Universitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN UJI EFEK ANTI-AGING DARI KRIM YANG
MENGANDUNG MINYAK FLAXSEED (FLAXSEED OIL)
ABSTRAK
Latar belakang: Sediaan Anti-aging atau anti penuaan berfungsi untuk mencegah
atau memperlambat efek penuaan seperti timbulnya dehidrasi, pori-pori membesar,
noda hitam dan keriput. Asam linolenat dan Vitamin E yang terkandung dalam
minyak flaxseed sebagai antioksidan dipercaya dapat memperlambat proses
penuaan. Kemampuan anti-aging tersebut menjadi alasan utama penggunaan
minyak flaxseed yang diformulasikan dalam bentuk sediaan krim anti-aging.
Tujuan: Memformulasikan minyak flaxseed dalam bentuk sediaan krim sebagai
anti-aging dan mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap efektivitas
anti-aging.
Metode: Minyak flaxseed diformulasikan dalam bentuk krim dengan dasar krim
vanishing cream dan konsentrasi minyak flaxseed 5%, 10%, 15%, dan 20%.
Pemeriksaan terhadap sediaan meliputi uji homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi,
pengamatan stabilitas sediaan, uji iritasi dan uji efek anti-aging terhadap kulit
punggung tangan sukarelawan. Parameter efektivitas anti-aging meliputi kadar air,
ukuran pori, banyaknya noda, dan keriput. Pemakaian krim dan pengukuran
parameter anti-aging dilakukan selama empat minggu dengan mengaplikasikan
krim dua kali sehari. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan post hoc Mann-
Whitney.
Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua sediaan krim homogen,
memiliki pH 6,1 - 6,3, dengan tipe emulsi m/a, stabil penyimpanan 12 minggu, dan
tidak mengiritasi kulit. Hasil uji efek anti-aging menunjukkan bahwa sediaan krim
minyak flaxseed konsentrasi 20% memberikan efek anti-aging paling baik dengan
perubahan kondisi meningkatnya kadar air sebesar 23,3%, mengecilkan pori
sebesar 50,6%, mengurangi noda sebesar 51,3% serta mengurangi keriput sebesar
63,1%.
Kesimpulan: Minyak flaxseed dapat diformulasikan dalam sediaan krim anti-
aging konsentrasi 20% memberikan efektivitas anti-aging yang terbaik.
vii
Universitas Sumatera Utara
FORMULATION AND ANTI-AGING EFFECT TEST OF
CREAM THAT CONTAINS FLAXSEED OIL
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................... i
ix
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Struktur Kulit ............................................................... 7
x
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan .......................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................... 46
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2 Hasil pengujian tipe emulsi sediaan krim blanko, krim minyak
flaxseed 5, 10, 15 dan 20% dengan pewarnaan menggunakan biru
metilen ....................................................................................... 28
4.3 Hasil evaluasi stabilitas sediaan (perubahan bau dan warna) krim
blanko, krim minyak flaxseed 5, 10, 15 dan 20% pada pengamatan
awal dan pengamatan pada penyimpanan selama 12 minggu ....... 29
4.4 Hasil uji iritasi sediaan krim terhadap kulit sukarelawan ............... 30
4.5 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit punggung tangan
sukarelawan.................................................................................. 32
4.6 Hasil pengukuran ukuran pori (pore) pada kulit punggung tangan
sukarelawan.................................................................................. 35
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.2 Grafik hasil pengukuran pori (pore) pada kulit punggung tangan
sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10, 15,
20% dan pembanding selama empat minggu perawatan ............. 35
4.3 Grafik hasil pengukuran banyaknya noda (spot) pada kulit
punggung tangan sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak
flaxseed 5, 10, 15, 20% dan pembanding selama empat minggu
perawatan .................................................................................. 38
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
xv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
dengan lingkungan di luar tubuh. Upaya untuk membuat kulit menjadi sehat dan
terawat, salah satunya adalah dengan menggunakan produk perawatan kulit. Segala
bentuk produk yang menghambat proses penuaan dapat dikategorikan sebagai anti-
berlalunya waktu (Silalahi, 2006). Menjadi tua merupakan proses normal yang
terjadi pada setiap manusia, namun akan menjadi masalah apabila terjadi lebih
cepat dari waktunya atau umumnya yang disebut penuaan dini (Jaelani, 2009).
mencegah atau memperlambat efek penuaan sehingga terlihat segar, lebih cantik,
dan awet muda. Terapi anti-aging akan lebih baik apabila dilakukan sedini
mungkin, yakni di saat seluruh fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi
Sejak dahulu, telah dibudidayakan untuk minyak dan serat (Madhusudhan, 2009).
Beberapa tahun belakangan ini, flaxseed telah digunakan 50 negara. Kanada adalah
produsen utama flaxseed, yang diikuti oleh China, Amerika dan India (Rubilar, et
al., 2010).
dan kelembutan kulit, yang biasanya dapat dilihat pada pemakaian bulan pertama.
1
Universitas Sumatera Utara
Bagi yang menggunakannya, ini adalah manfaat tambahan dalam meningkatkan
kesehatan kulit. Minyak flaxseed kaya akan asam alfa-linolenat (omega-3) yang
dan kulit yang infeksi dengan cara membungkus 3 sdm biji rami ke dalam kain
berwarna putih dan diikat. Celupkan bagian tengah ke dalam air mendidih.
Minyak flaxseed terdiri dari 73% asam lemak tak jenuh ganda, yaitu 51-55%
asam lemak esensial omega-3, dan asam alfa linolenat. Potensi antioksidan secara
in vitro terhadap molekul ini telah dievaluasi dengan beberapa metode yaitu
2013). Minyak flaxseed disimpulkan bahwa memiliki efisiensi pada metode DPPH
untuk antioksidan, dan juga minyak ini bisa menjadi sumber yang dapat digunakan
Di antara berbagai manfaat ini, omega-3 memiliki dampak yang besar pada
fisiologi kulit, dimana kegunaan kulit itu sendiri yaitu proteksi, pengatur suhu,
proteksi dari cahaya, dan keseimbangan cairan. Fungsi yang telah disebutkan
sebagai anti-aging.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
anti-aging.
1.3 Hipotesis
adalah:
Manfaat dari penelitian ini adalah membuat sediaan krim anti-aging dengan
3
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
panjang. Untuk hasil serat optimum dan berkualitas, tanaman ini membutuhkan
30°, kelembaban relatif 60-70%, dan curah hujan 150-200 mm. Linum
usitatissimum Seed Oil merupakan minyak yang berasal dari biji matang yang
Minyak flaxseed adalah salah satu sumber asam lemak esensial yang paling
penting, terutama asam linolenat dan linoleat yang menjadikannya salah satu
minyak yang memiliki efek terapetik dan bernutrisi. Karena kandungan omega-3
dan vitamin E yang tinggi, minyak ini dapat mencegah terjadinya stretch marks dan
bekas luka. ‘Minyak emas’ ini memiliki bentuk seperti mentega yang dilelehkan.
Minyak ini memberikan nutrisi pada kulit, terutama pada kulit kering dan
pada kulit atau adanya luka bakar, eksim dermatitis, psoriasis, dan seborrhea
(Wilson, 2002).
4
Universitas Sumatera Utara
Minyak flaxseed adalah minyak nabati tak jenuh, yang kaya akan asam lemak
tingkat kolesterol dan trigliserida rendah yang dapat mengurangi resiko stroke dan
(High Density Lipoproteins) yang berperan sebagai protein baik. Meskipun minyak
ikan adalah sumber omega-3 yang paling terkenal, minyak flaxseed mengandung
dua kali jumlah omega-3 yang terkandung pada minyak ikan (Doherty, 2002).
Minyak flaxseed terdiri dari 73% asam lemak tak jenuh ganda, yaitu 51-55%
asam lemak esensial omega-3, dan asam alfa linolenat (Kasote, 2013). Komponen
minyak flaxseed terdiri dari asam alfa linolenat, asam lemak tak jenuh ganda (asam
5
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Asam Lemak
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan untuk kelancaran
proses metabolisme tubuh dan disebut juga sebagai vitamin F. Asam lemak ini
dinamakan “esensial” karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, padahal
proses antiradang, sebagai regenerator glutation, dan salah satu antioksidan penting
yang menetralkan radikal bebas hasil proses detoksifikasi tubuh. Sumber omega-3
yaitu banyak terdapat pada minyak ikan (terutama ikan laut dalam, misalnya
makerel, sarden, dan salmon) dan minyak tumbuhan (misalnya walnut dan biji
2009).
2.2 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m2 dengan berat
kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin
menjadi ciri berbagai tanda kehidupan yaitu ras, genetik, estetik, budaya, bangsa,
6
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan, dan kebiasaan, disamping sarana komunikasi non verbal antara
Kulit merupakan organ tubuh yang paling besar yaitu sekitar 15-20 persen
dari berat badan. Kulit mempunyai tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan
2.2.1.1 Epidermis
Epidermis merupakan lapisan tipis pada bagian terluar kulit dan langsung
berhubungan dengan dunia luar. Tersusun atas sel-sel tanduk (keratonosit) dan sel
melanosit. Epidermis mempunyai lima lapisan dan empat tipe sel. Lima lapisan
epidermis meliputi lapisan paling luar adalah stratum korneum, stratum lusidum,
Stratum korneum, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan sel
tanduk, gepeng, kering dan tidak berinti. Pada lapisan ini terdapat sel-sel mati
Stratum lusidum, lapisan ini ditemukan pada kulit yang tebal seperti pada
telapak tangan dan telapak kaki. Pada lapisan ini terdiri dari sel yang sangat
7
Universitas Sumatera Utara
Kreatin merupakan protein keras, untuk melindungi terhadap kehilangan
kelembaban kulit. Fungsi lapisan ini adalah proteksi benda asing, kuman, dan
Stratum spinosum, adalah lapisan sel spina atau tanduk, karena sel-selnya
dibentuk oleh tonjolan yang menyerupai spina. Fungsi lapisan ini adalah
dasar pada epidermis dan lapisannya mempunyai inti sel sehingga dapat terjadi
pembelahan sel yang cepat dan sel-sel baru didorong masuk ke lapisan
2.2.1.2 Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang paling tebal, dermis adalah lapisan yang
menghasilkan kolagen dan elastin yaitu protein yang memperkuat dermis dan
membuatnya elastis. Pada dermis terdapat folikel rambut, kelenjar keringat, dan
berfungsi sebagai pelumas pada kulit dan rambut Anda. Sebum juga memiliki
manfaat lain, selain mencegah masuknya bakteri, sebum juga dapat menarik
Kolagen memiliki kemampuan untuk memberikan sifat elastis pada kulit dan
dapat mengurangi keriput yang terjadi sebagai efek dari penuaan. Manfaat lain
kolagen adalah untuk membuat kulit tetap elastis dan sehat dan menghilangkan
8
Universitas Sumatera Utara
Sebum berfungsi sebagai pertahanan terhadap musuh utama kecantikan
wanita yang berupa penuaan dini. Karena kadar sebum dalam kulit kering sangat
sedikit, penuaan dini akan mudah terjadi. Biasanya penuaan dini ditandai dengan
kulit terlihat kering, bersisik, kasar, dan disertai munculnya keriput dan noda hitam
2.2.1.3 Subkutan
terdapat pembuluh darah, saluran getah bening, dan juga sel-sel saraf. Melalui
lapisan inilah pembuluh darah dan juga sel-sel saraf dari kulit memasuki tubuh dan
Lapisan paling dalam ini merupakan jaringan ikat longgar yang sebagian
besar terbentuk dari lemak, yang berperan sebagai penyekat panas (mempertahan
kan suhu tubuh) dan menjadi penahan guncangan bagi tubuh (sebagian besar hewan
Kulit berperan penting dalam perlindungan terhadap ancaman dari luar tubuh,
1. Proteksi
Kulit melapisi organ luar tubuh sehingga sangat efektif melindungi tubuh dari
ancaman seperti invasi bakteri, panas, benda asing, trauma, zat kimia, radiasi.
9
Universitas Sumatera Utara
2. Sensasi
Stimulus dari luar akan diterima oleh reseptor-reseptor kulit sesuai dengan
reseptor adalah mendeteksi sensasi suhu, nyeri, raba dan tekanan untuk
Stratum korneum, lapisan paling luar dari epidermis memiliki kemampuan untuk
mengabsorpsi air dan mencegah pengeluaran air dan elektrolit dari tubuh.
Sementara itu kulit juga sebagai media pengeluaran cairan atau keringat melalui
4. Produksi vitamin D
Jika kulit terpapar sinar ultraviolet atau sinar matahari, vitamin D dapat disintesis
tulang.
Adanya pembuluh darah pada kulit yang dapat vasodilatasi dan vasokontriksi
menimbulkan kulit terasa hangat atau dingin dan suhu tubuh dipertahankan
sekitar 37 derajat celcius. Pada keadaan lingkungan yang panas tubuh akan
6. Komunikasi
sehingga kita dapat membedakan berbagai jenis sensasi. Perubahan warna kulit,
10
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Jenis-jenis kulit
llingkungan dan keturunan. Oleh karena itu, kegiatan perawatan kulit akan
disesuaikan dengan jenis kulit tersebut. Karena jenis kulit yang berbeda juga
tentunya memiliki perawatan yang berbeda juga. Penggunaan produk kulit yang
tidak tepat dengan penggolongan jenis kulit akan menyebabkan kerusakan pada
kulit.
a. Normal
Kulit normal merupakan jenis kulit yang cenderung mudah dirawat. Kelenjar
minyak (sebaceous gland) pada kulit normal biasanya tidak terlalu menjadi
ataupun kekurangan
b. Kering
Kulit kering merupakan jenis kulit yang kekurangan sebum. Karena jumlah
sebum yang terbatas, maka kulit kering sering mengalami kekurangan sebum
c. Berminyak
sebaceous sangat aktif pada saat pubertas, ketika distimulasi oleh hormon pria
yaitu androgen.
d. Kombinasi
Kulit kombinasi merupakan gabungan dari lebih satu jenis kulit seperti kulit
kering dan kulit berminyak. Bagian yang berminyak umumnya terdapat pada
11
Universitas Sumatera Utara
daerah dagu, hidung dan dahi, yang diketahu sebagai T-zone atau daerah T.
Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an (Suryo, 2010). Proses penuaan ini antara
lain tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau kemunduran lainnya. Dua teori
yang dapat menjelaskan proses penuaan yaitu proses alami yang tak dapat dihindari
oleh semua makhluk hidup, dan akibat kerusakan baik anatomi maupun fisiologi
pada semua organ tubuh, mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya
hilangnya elastisitas dan fleksibilitas kulit yang menyebabkan timbulnya kerut dan
keriput, hiperpigmentasi dan tumor kulit akibat terlalu lama terpapar sinar matahari,
2007).
Ada berbagai faktor yang berperan pada proses penuaan kulit yang umumnya
1) Umur
Umur adalah faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur
bertambah setiap hari dan secara perlahan tetapi pasti proses menua tejadi.
12
Universitas Sumatera Utara
Tidak jelas kapan proses menua dimulai setelah mengalami proses
2) Ras
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktur dan faal tubuh dalam
3) Hormonal
Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam proses
sel secara baik. Pada wanita, hormon estrogen yang dibuat di dalam folikel
akan terhambat.
4) Penyakit sistemik
5) Lingkungan hidup
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit dapat berupa suhu,
kelembaban, polusi kimia dan terutama sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet dapat
merusak serabut kolagen kulit dan matrik dermis sehingga kulit tidak elastis,
kering, dan keriput. Sinar ultraviolet dapat memacu pertumbuhan sel ganas
kulit.
13
Universitas Sumatera Utara
6) Lain-lain
Stres psikis, merokok, minuman keras, bahan tambahan dalam makanan, CO,
N2O, radiasi sinar X, dan bahan kimia, dapat mempercepat penuaan kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
matahari yang membuat kulit menua secara prematur. Penuaan dini ini dapat
A. Sinar matahari
Bintik dan bercak hitam, kerutan, serta keratosis dapat timbul akibat paparan
sinar matahari. Sinar ultraviolet pada sinar matahari dapat merusak serabut
elastin sehingga kulit kehilangan kelenturannya dan kerutan pun akan muncul.
Paparan ultra violet yang berulang juga akan memecah kolagen dan
struktur DNA dan mengubah sifat sel sehingga mengakibatkan kanker kulit.
Suhu yang dingin dengan kelembaban yang rendah dapat merusak pembuluh
darah halus dan menyebabkan kulit menjadi kering. Sebaliknya, suhu panas
juga dapat menyebabkan kulit menjadi kering karena hilangnya keringat dan
C. Kurang istirahat
Ciri utama yang terlihat di wajah seseorang saat kurang tidur adalah munculnya
lingkaran hitam di sekitar mata dan kantung mata yang membesar (Sari, dkk.,
2012)
14
Universitas Sumatera Utara
D. Gaya hidup tidak sehat
Merokok dan minuman keras merupakan bagian dari gaya hidup tidak sehat.
Selain itu pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya olahraga dapat
Kulit menjadi kering akibat dan berkurangnya aktivitas kelenjar minyak dan
keringat kulit serta penurunan kemampuan kulit untuk menahan air di dalam
kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit lama untuk diganti sel kulit baru.
Kulit menjadi kendor dan tidak elastis akibat menurunnya kemampuan serat
Terjadinya kelainan kulit, bila gangguan tersebut terjadi lebih banyak dan lebih
15
Universitas Sumatera Utara
2.4 Anti-Aging
kemajuan ilmu dan teknologi medik guna mendeteksi dini, mencegah, mengobati,
Nama anti-aging guna menunjukkan upaya yang progresif dan proaktif dalam
ada sebelumnya yang lebih pasif, menerima proses penuaan sebagai hal alamiah
2.5 Krim
mempunyai aktivitas sebagai emolien yang terbatas. Bentuk krim dapat diterima
secara kosmetik dan dapat dipakai pada keadaan kulit yang lembab maupun kering.
sebagai emolien yang baik, dapat diterima secara kosmetik, dan karenanya juga
Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem dua fase, terdiri dari dua cairan
yang tidak campur, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globul dalam
cairan lainnya. Jika konsistensinya lebih kental biasanya disebut krim (Ditjen POM,
1985).
16
Universitas Sumatera Utara
Emulsi dinyatakan sebagai minyak dalam air (m/a), jika fase dispersi
merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase kontinyu.
Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak
Pada umumnya, sebagian besar sediaan kosmetika yang beredar adalah sistem
minyak dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan
pemilihan komponen formula yang tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak
1. Asam stearat
formulasi krim berkisar antara 1 – 20%. Asam stearat dapat larut dalam
2. Setil alkohol
3. Sorbitol
Sorbitol memiliki rasa manis, dingin, dan memiliki sekitar 50 – 60% dari
17
Universitas Sumatera Utara
4. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau,
dengan rasa manis, agak sangit menyerupai gliserin, bahan ini dapat
pelarut, stabilizer, dan pelarut pembantu yang dapat bercampur dengan air
5. Trietanolamin
dalam pembentukan emulsi. TEA jika dicampur dengan asam lemak seperti
asam stearat atau asam oleat akan membetuk sabun anionik yang dapat
6. Metil paraben
dalam sediaan topikal berkisar antara 0,02 – 0,3% (Rowe, et al., 2009).
ketengikan oksidatif dari lemak dan minyak, selain itu untuk mencegah
18
Universitas Sumatera Utara
kehilangan aktivitas vitamin yang dapat larut dalam minyak. Konsentrasi
BHT yang biasa digunakan dalam formulasi topikal berkisar antara 0,0075
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter
yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi
lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode pengukuran normal dan
menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan akurat (Aramo,
2012).
analyzer, yaitu: moisture (kadar air), evenness (kehalusan), pore (pori), spot (noda),
wrinkle (keriput), dan kedalaman keriput juga terdeteksi dengan alat ini. Tabel
19
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
sediaan krim minyak flaxseed dengan konsentrasi 5, 10, 15 dan 20%, pemeriksaan
terhadap sediaan (uji homogenitas, uji pH, penentuan tipe emulsi, uji stabilitas
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: skin analyzer dan
alat gelas, penangas air, pH meter (Hanna Instrument), dan neraca analitik
(Dickson).
stearat, setil alkohol, sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben, minyak
flaxseed (flaxseed oil) “Green Tosca”, metil biru, larutan dapar pH asam (pH 4,01),
3.3 Sukarelawan
berdasarkan kriteria antara lain berusia sekitar 22-30 tahun memiliki kulit
punggung tangan yang kering dan berkerut karena sering terpapar sinar matahari.
20
Universitas Sumatera Utara
3.4 Formula Standar Krim m/a (Young, 1972)
R/ Asam stearat 12
Sorbitol 5
Propilen glikol 3
Trietanolamin 1
Parfum q.s
Aquadest ad 100
sama dengan propilen glikol dan sorbitol sebagai humektan. Penggunaan sorbitol
sebagai humektan bagi pemakainya dan sediaan krim tersebut. Formula dasar krim
sebagai berikut:
R/ Asam stearat 12
Sorbitol 5
Propilen glikol 3
Trietanolamin 1
Parfum q.s
Aquadest ad 100
21
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi minyak flaxseed yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim
anti-aging masing-masing adalah 5, 10, 15, dan 20%. Formulasi dasar krim tanpa
minyak flaxseed dibuat sebagai blanko dan sebagai baku pembanding digunakan
menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari asam
stearat, setil alkohol, butil hidroksi toluen dilebur di atas penangas air. Fase air yang
terdiri dari sorbitol, propilen glikol, trietanolamin dan metil paraben (nipagin)
dilarutkan di dalam air panas yang telah ditakar (massa II). Direndam lumpang
porselen dan alu dalam air panas, kemudian keringkan lumpang dan alu, masukkan
terbentuk massa krim. Setelah terbentuk massa krim di lumpang panas, tambahkan
flaxseed sedikit demi sedikit, digerus sampai terbentuk krim yang homogen.
Pembuatan dilakukan dengan cara yang sama untuk semua formula dengan
22
Universitas Sumatera Utara
3.6 Pemeriksaan Terhadap Sediaan
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang sesuai, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral (pH 7,01)
dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.
Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan
metil ke dalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut adalah tipe
pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter kestabilan seperti bau, warna,
23
Universitas Sumatera Utara
3.7 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
sediaan yang dibuat dapat menyebabkan reaksi iritasi. Krim yang dipakai untuk uji
iritasi adalah krim dengan konsentrasi tertinggi yaitu krim minyak flaxseed 20%.
dan lihat perubahan yang terjadi pada kulit (Wasitaatmadja, 1997). Reaksi iritasi
yang diamati yaitu eritema dan edema dengan sistem skor. Eritema: tidak eritema
0, sangat sedikit eritema 1, sedikit eritema 2, eritema sedang 3, eritema sangat parah
4. Edema: tidak edema 0, sangat sedikit edema 1, sedikit edema 2, edema sedang 3,
24
Universitas Sumatera Utara
Semua sukarelawan ditandai lingkaran pada punggung tangan berdiameter 5
cm, diukur kondisi kulit awal meliputi: kadar air (moisture), besar pori (pore),
banyaknya noda (spot), dan keriput (wrinkle) dengan menggunakan skin analyzer
seluas area yang telah ditandai, krim dioleskan berdasarkan kelompok yang telah
Product and Service Solution) 21. Langkah pertama data dianalisa dengan
25
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
masing 5, 10, 15 dan 20%. Sediaan krim yang diperoleh berupa krim berwarna putih
Minyak Flaxseed
yang terkandung dalam minyak flaxseed “Green Tosca” di Pusat Penelitian Kelapa
Sawit Medan. Hasil pemeriksaan identifikasi asam lemak dan vitamin E pada
flaxseed, semua sediaan krim tidak diperoleh butiran-butiran, maka sediaan krim
Halaman 52.
Menurut Ditjen POM (1979), sediaan dinyatakan homogen jika tidak ada
26
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Hasil pengukuran pH sediaan
Tabel 4.1 Data pengukuran pH sediaan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10,
15 dan 20% selama penyimpanan 12 minggu pada suhu kamar.
1 A 6,8 6,8 6,8 6,8 6,7 6,7 6,6 6,6 6,5 6,4 6,3 6,3
2 B 6,6 6,6 6,6 6,5 6,5 6,5 6,4 6,4 6,4 6,3 6,2 6,2
3 C 6,8 6,8 6,8 6,7 6,7 6,7 6,6 6,5 6,4 6,3 6,3 6,2
4 D 6,8 6,8 6,7 6,7 6,7 6,6 6,6 6,5 6,4 6,3 6,2 6,1
5 E 6,6 6,6 6,6 6,6 6,5 6,5 6,4 6,4 6,3 6,2 6,1 6,1
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 pengukuran pH sediaan krim pada saat
selesai dibuat, diperoleh bahwa pH pada sediaan krim A : 6,8; krim B : 6,6; krim C
: 6,8; krim D : 6,8 dan krim E : 6,6; sedangkan setelah penyimpanan selama 12
minggu terjadi perubahan pH pada setiap sediaan yaitu krim A : 6,3; krim B : 6,3;
krim C : 6,2; krim D : 6,1 dan krim E : 6,1. Setelah penyimpanan selama 12 minggu
pada saat selesai dibuat, semakin banyak konsentrasi minyak flaxseed yang
masih menunjukkan kisaran pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-7,0 ini
27
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa pH tersebut aman untuk sediaan krim dan tidak mengiritasi
kulit.
sampai 7,0. Namun kosmetika tertentu memiliki pH sangat besar (>10), sehingga
flaxseed mempunyai tipe emulsi m/a (minyak dalam air) karena biru metilen dapat
terlarut dan memberikan warna yang homogen yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 di
bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil pengujian tipe emulsi sediaan krim blanko, krim minyak flaxseed
5, 10, 15 dan 20% dengan pewarnaan menggunakan biru metilen.
Menurut Ditjen POM (1985) penentuan tipe krim sediaan dapat ditentukan
dengan pewarnaan biru metilen, bila biru metilen tersebar merata berarti sediaan
tipe m/a (minyak dalam air), tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik biru,
28
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Evaluasi stabilitas sediaan
sediaan krim disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna dan
pecahnya emulsi. Hasil evaluasi stabilitas dari tiap parameter dapat dilihat dalam
Tabel 4.3 Hasil evaluasi stabilitas sediaan (perubahan bau dan warna) krim blanko,
krim minyak flaxseed 5, 10, 15 dan 20% pada pengamatan awal dan
pengamatan pada penyimpanan selama 12 minggu.
Pengamatan Setelah
Selesai
No Krim 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu
dibuat
x y z x y z x y z x Y z x y z
1 A - - - - - - - - - - - - - - -
2 B - - - - - - - - - - - - - - -
3 C - - - - - - - - - - - - - - -
4 D - - - - - - - - - - - - - - -
5 E - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan : Krim A : Blanko (tanpa minyak flaxseed)
Krim B : Krim minyak flaxseed 5%
Krim C : Krim minyak flaxseed 10%
Krim D : Krim minyak flaxseed 15%
Krim E : Krim minyak flaxseed 20%
x : Perubahan warna
y : Perubahan bau
z : Pecahnya emulsi
- : Tidak ada perubahan
: Terjadi perubahan
diperoleh hasil pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa seluruh sediaan dari
tiap formula tidak mengalami perubahan warna, bau dan tidak terjadi pecahnya
29
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan pada suhu kamar. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan stabil secara
fisik.
kosmetika yang tidak baik pada kulit dapat menimbulkan reaksi (efek samping).
Krim yang dipakai untuk uji iritasi adalah krim dengan konsentrasi tertinggi yaitu
krim minyak flaxseed 20%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh
Tabel 4.4 Hasil uji iritasi sediaan krim terhadap kulit sukarelawan
Reaksi Sukarelawan
Eritema 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Edema 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
bagian bawah lengan atau belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam. Dari data
Tabel 4.4, tidak terlihat adanya efek samping berupa eritema dan edema yang
30
Universitas Sumatera Utara
4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-aging terhadap Sukarelawan
sukarelawan. Hal ini bertujuan agar dapat melihat seberapa besar pengaruh krim
nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal,
dengan Uji Mann-Whitney untuk mengetahui pada formula mana yang terdapat
yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil pengukuran yang
Dari hasil pengukuran dapat dilihat bahwa, kondisi awal kadar air pada kulit
semua kelompok sukarelawan terjadi dehidrasi (kehilangan kadar air) dan setelah
pemakaian krim selama empat minggu kondisi kulit semua kelompok sukarelawan
kadar air kulit sukarelawan setelah pemakaian krim yang mengandung minyak
flaxseed. Kulit yang dirawat dengan krim minyak flaxseed 20% dan krim
dibandingkan dengan kulit yang dirawat dengan krim minyak flaxseed dengan
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit punggung tangan
sukarelawan
Krim Suka Persentase kadar air (%) Persentase
relawan Kondisi Perawatan (hari) Pemulihan
awal 7 14 21 28
A 1 28 28 28 29 29 3,6%
2 29 29 29 30 30 3,4%
3 29 29 29 30 31 6,9%
Mean 28,66 28,66 28,66 29,66 30 4,7%
B 1 28 28 28 29 30 7,14%
2 28 29 29 30 31 10,7%
3 29 29 30 31 32 10,3%
Mean 28,33 28,66 29 30 31 9,4%
C 1 28 29 29 30 32 14,3%
2 29 29 30 31 32 10,3%
3 28 28 29 30 31 10,7%
Mean 28,33 28,66 29,33 29,66 31,33 11,8%
D 1 28 28 29 29 33 17,9%
2 28 29 30 31 32 14,3%
3 30 30 31 32 33 10%
Mean 28,66 29 30 30,66 32 14%
E 1 28 29 30 32 34 21,4%
2 28 29 31 33 35 25%
3 30 31 34 35 37 23,3%
Mean 28,66 29,66 31,66 33,33 35,33 23,3%
F 1 28 28 32 35 37 32,1%
2 28 29 32 33 36 28,6%
3 30 33 35 37 39 30%
Mean 26 30 33 35 37,33 30,2%
Keterangan:
Normal 30-50; Dehidrasi 0-29; Hidrasi 51-100 (Aramo, 2012)
Krim A : Dasar krim (blanko)
Krim B : Krim minyak flaxseed 5%
Krim C : Krim minyak flaxseed 10%
Krim D : Krim minyak flaxseed 15%
Krim E : Krim minyak flaxseed 20%
Krim F : Krim pembanding (dari produk pasaran)
32
Universitas Sumatera Utara
Kadar Air (Moisture) Kulit Sukarelawan
39
37
35 A (Blanko)
Kadar Air
B (5%)
33
C (10%)
31
D (15%)
29 E (20%)
27
F (Pasaran)
25
Kondisi 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
Awal
Waktu
Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran kadar air (Moisture) pada kulit punggung
tangan sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10,
15, 20% dan pembanding selama empat minggu perawatan.
terhadap peningkatan kadar air kulit punggung tangan sukarelawan. Kadar air kulit
Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kadar air kulit
sukarelawan dan diperoleh nilai p < 0,05 pada minggu pertama hingga keempat
mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari
kadar air yang signifikan antara masing-masing krim (nilai p < 0,05).
33
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mitsui (1997), nutrisi, aktivitas serta lingkungan merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi kadar air dalam epidermis dan dermis. Kulit harus
mampu menjaga kadar air untuk mepertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat.
Apabila kadar air menurun secara drastis, kulit akan kekurangan nutrisi dan
analisa besar pori terbaca (Aramo, 2012). Hasil pengukuran besar pori semua
kelompok sukarelawan selama empat minggu dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah
ini.
sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.2 di
menggunakan uji Kruskal Wallis dan diperoleh nilai p < 0,05 yang menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam memperkecil ukuran
pori pada kulit sukarelawan pada hari ke- 21 dan hari ke- 28. Kemudian data diuji
Besar pori kulit semua sukarelawan pada kondisi awal adalah besar. Pada
pemakaian setelah empat minggu, krim A dan krim B kondisi pori kulit masih besar.
yang lebih baik dibandingkan dengan krim lainnya. Tetapi, jika dibandingkan
dengan krim pembanding tingkat pemulihan krim E lebih rendah dari krim F,
34
Universitas Sumatera Utara
karena dapat mengecilkan kondisi pori menjadi kecil selama empat minggu
perawatan.
Pori-pori kulit seringkali tampak lebih besar dan umumnya terdapat pada
Tabel 4.6 Hasil pengukuran ukuran pori (pore) pada kulit punggung tangan
sukarelawan
Krim Sukarelawan Pore Persentase
Kondisi Perawatan (hari) Pemulihan
awal 7 14 21 28
A 1 52 52 52 50 48 7,6%
2 52 52 52 52 50 3,8%
3 54 54 54 52 52 3,7%
Mean 52,66 52,66 52,66 51,33 50 5%
B 1 52 52 50 50 48 7,6%
2 52 52 50 48 46 11,5%
3 54 54 52 50 48 11,1%
Mean 52,66 52,66 50,66 49,33 47,33 10,1%
C 1 54 42 46 41 39 27,8%
2 54 50 44 41 37 31,5%
3 56 52 46 39 39 30,4%
Mean 54,66 48 45,33 40,33 38,33 29,9%
D 1 56 50 46 39 37 33,9%
2 54 48 41 39 37 31,5%
3 56 43 43 41 31 44,6%
Mean 55,33 47 43,33 39,66 35 36,7%
E 1 54 48 41 41 31 42,6%
2 56 50 41 31 31 44,6%
3 56 43 39 37 20 64,3%
Mean 55,33 47 40,33 36,33 27,33 50,6%
F 1 56 46 43 27 25 55,3%
2 56 44 31 31 27 51,8%
3 54 46 41 31 27 50%
Mean 55,33 45,33 38,33 29,66 26,33 52,4%
Keterangan:
Pori berukuran kecil 0-19; Pori berukuran beberapa besar 20-39; Pori berukuran
sangat besar 40- 100 (Aramo, 2012).
Krim A : Dasar krim (blanko)
Krim B : Krim minyak flaxseed 5%
Krim C : Krim minyak flaxseed 10%
Krim D : Krim minyak flaxseed 15%
Krim E : Krim minyak flaxseed 20%
Krim F : Krim pembanding (dari produk pasaran)
35
Universitas Sumatera Utara
Pori Kulit Sukarelawan
60
55
50
A (Blanko)
Ukuran Pori
45
B (5%)
40
C (10%)
35 D (15%)
30 E (20%)
25 F (Pasaran)
20
Kondisi 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
Awal
Waktu
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran pori (pore) pada kulit punggung tangan
sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10, 15,
20% dan pembanding selama empat minggu perawatan.
Salah satu kunci kulit yang sehat adalah pori-pori yang kecil. Pori-pori dapat
membesar apabila terkena paparan sinar matahari yang terlalu terik. Pori-pori yang
lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan polarisasi dengan warna lampu sensor
jingga. Hasil pengukuran banyaknya noda seperti yang terlihat dalam Tabel 4.7
menunjukkan terdapat banyak noda pada kondisi awal kulit semua sukarelawan.
mengurangi noda pada kulit sukarelawan, sedangkan pada krim B, C, D dan E noda
yang terdapat pada kulit sukarelawan menjadi beberapa noda. Tetapi, pada
36
Universitas Sumatera Utara
pemakaian krim F banyaknya noda pada kulit sukarelawan menjadi lebih sedikit
Tabel 4.7 Hasil pengukuran banyaknya noda (spot) pada kulit punggung tangan
sukarelawan
Krim Sukarelawan Banyaknya Spot Persentase
Kondisi Perawatan (hari) Pemulihan
awal 7 14 21 28
A 1 50 50 50 48 48 4,0%
2 50 50 50 48 47 6,0%
3 51 51 51 50 48 5,9%
50,33 50,33 50,33 48,66 47,66 5,3%
B 1 51 50 50 48 39 23,5%
2 52 50 50 49 38 26,9%
3 52 52 51 48 42 19,2%
51,66 50,66 50,33 48,33 39,66 23,2%
C 1 52 48 47 44 36 30,8%
2 53 49 47 43 36 32,1%
3 52 49 45 41 35 32,7%
52,33 48,66 46,33 42,66 35,66 31,8%
D 1 54 48 42 39 36 33,3%
2 51 48 41 38 36 29,4%
3 53 43 40 37 29 45,2%
52,66 46,33 41 38 33,66 36,1%
E 1 54 42 39 36 31 42,6%
2 54 41 38 35 23 57,4%
3 50 42 38 36 23 54,0%
52,66 41,66 38,33 35,66 25,66 51,3%
F 1 54 36 35 35 26 51,9%
2 52 29 31 31 23 55,8%
3 53 45 30 26 23 56,6%
53 36,66 32 30,66 24 54,7%
Keterangan:
Jumlah noda sedikit 0-19; Jumlah noda sedang 20-39; Jumlah noda banyak 40-
100 (Aramo, 2012).
Krim A : Dasar krim (blanko)
Krim B : Krim minyak flaxseed 5%
Krim C : Krim minyak flaxseed 10%
Krim D : Krim minyak flaxseed 15%
Krim E : Krim minyak flaxseed 20%
Krim F : Krim pembanding (dari produk pasaran)
sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.3 di
37
Universitas Sumatera Utara
bawah ini. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa statistik
menggunakan uji Kruskal Wallis dan diperoleh nilai p < 0,05 yang menunjukkan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengurangi noda
pada kulit sukarelawan pada minggu ketiga dan minggu keempat. Kemudian data
Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan banyaknya noda kulit sukarelawan antara Krim A, Krim B, Krim C, Krim
50
40 A (Blanko)
Jumlah Spot
B (5%)
30
C (10%)
20 D (15%)
E (20%)
10
F (pasaran)
0
Kondisi 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
Awal
Waktu
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran banyaknya noda (spot) pada kulit punggung
tangan sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10,
15, 20% dan pembanding selama empat minggu perawatan.
tersebut timbul dalam bentuk bintik hitam atau coklat yang berkelompok.
38
Universitas Sumatera Utara
4.5.4 Keriput (Wrinkle)
perbesaran 10x dan mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru.
Hasil pengukuran keriput seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8 menunjukkan
kondisi awal kulit semua sukarelawan berkeriput. Selama empat minggu perawatan
pemulihan yang lebih baik dibandingkan krim lainnya, yaitu krim A (blanko), krim
dan diperoleh nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antar formula dalam mengurangi keriput pada kulit sukarelawan pada
mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil uji Mann-Whitney dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara formula krim dengan
Keriput, kulit kendur, bintik-bintik pigmen dan tanda penuaan lainnya yang
Kulit merupakan organ tubuh yang secara langsung terpapar sinar UV dari
merupakan penyusun lapisan dermis juga berperan dalam proses regenerasi kulit.
Seiring bertambahnya usia, kolagen kulit mulai pecah dan kaku sehingga kulit
39
Universitas Sumatera Utara
kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, kulit tampak berkerut dan megendur
(Noormindhawati, 2013).
Tabel 4.8 Hasil pengukuran banyaknya keriput (wrinkle) pada kulit punggung
tangan sukarelawan
Krim Sukarelawan Keriput Persentase
Kondisi Perawatan (hari) Pemulihan
awal 7 14 21 28
A 1 52 52 52 51 51 1,9%
2 51 51 51 49 49 3,9%
3 51 51 51 39 49 3,9%
51,33 51,33 51,33 49,66 49,66 3,2%
B 1 51 48 47 44 41 19,6%
2 53 49 44 39 39 26,4%
3 51 49 44 40 39 23,5%
51,66 48,33 45 41 39,66 23,2%
C 1 53 46 44 39 29 45,3%
2 52 40 39 26 25 51,9%
3 51 45 42 39 26 49,0%
52 43,66 41,66 34,66 26,66 48,7%
D 1 52 44 40 39 23 55,8%
2 56 42 39 23 20 64,3%
3 53 44 39 22 20 62,3%
53,66 43,33 39,33 28 21 60,9%
E 1 54 41 28 26 20 62,9%
2 56 42 29 25 20 64,3%
3 58 45 39 29 22 62,1%
56 42,66 32 26,66 20,66 63,1%
F 1 56 45 29 26 17 69,7%
2 57 46 29 26 22 61,4%
3 58 47 28 25 20 65,5%
57 46 28,66 25,66 19,66 65,5%
Keterangan:
Tidak berkeriput 0-19; Berkeriput 20-52; Berkeriput parah 53-100 (Aramo, 2012)
Krim A : Dasar krim (blanko)
Krim B : Krim minyak flaxseed 5%
Krim C : Krim minyak flaxseed 10%
Krim D : Krim minyak flaxseed 15%
Krim E : Krim minyak flaxseed 20%
Krim F : Krim pembanding (dari produk pasaran)
Grafik pengaruh pemakaian krim terhadap keriput (wrinkle) kulit
sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.4 di
bawah ini.
40
Universitas Sumatera Utara
Keriput Kulit Sukarelawan
60
50
40 A (Blanko)
B (5%)
Keriput
30 C (10%)
D (15%)
20
E (20%)
10 F (Pasaran)
0
Kondisi 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
Awal
Waktu
Gambar 4.4 Grafik hasil pengukuran keriput (wrinkle) pada kulit punggung tangan
sukarelawan dengan krim blanko, krim minyak flaxseed 5, 10, 15,
20% dan pembanding selama empat minggu perawatan.
proses penuaan. Minyak flaxseed adalah sumber yang kaya asam lemak, yaitu: asam
Tanaman flax (Linum usitatissimum), adalah Sumber asam lemak yang tinggi
(omega-3) dibandingkan dengan tanaman lain. Dengan lebih dari 50% total asam
lemak, asam alfa linolenat dominan dalam minyak yang juga mengandung omega-
6 atau asam linoleat (16%) dan asam lemak tak jenuh tunggal atau asam oleat (20%)
khususnya pada kulit, melalui pemberian asam alfa linoleat dari minyak flaxseed
(Maurette, 2008).
41
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagai anti-aging.
2. Krim yang mengandung minyak flaxseed dengan konsentrasi 20% lebih baik
dari pasaran (Pond’s) lebih cepat memperbaiki kondisi kulit punggung tangan
5.2 Saran
42
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aramo. (2012). Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd.
Halaman 1-10.
Barel, A.O., Paye, M., dan Howard I.M. (2009). Handbook of Cosmetic Science
and Technology. Edisi Ketiga. New York: Informa Healthcare. Halaman 473,
514, 774-775.
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2015). Materia Kosmetika Bahan
Alam Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Halaman 519-522.
Fauzi, A.R., dan Nurmalina, R. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. Halaman 60, 171-173.
Goyal, A. (2014). Flax and Flaxseed Oil: an ancient medicine & modern functional
food. India: Association of Food Scientists & Technologists. 51(9): 1633.
Graha, C. (2010). 100 Questions & Answers: Alergi pada Anak. Jakarta: Elex
Media Komputindo. Halaman 99-100.
43
Universitas Sumatera Utara
Herchi, W., Bahashwan., Sebei, Ben Saleh S., Kallel H., dan Boukhchina. (2015).
Effects of Germination on Chemical Composition and Antioxidant Activity
of Flaxseed (Linum Usitatissimum L.) Oil. Grasas y Aceites International
Journal of Fats and Oils. Vol. 66 (1). Halaman 7.
Maurette, J.M. (2008). Flaxseed Oil, A Fish Oil Challenger. France: Oilseeds &
Fats Crops and Lipids Journal. Vol. 15. Halaman 257, 260.
Pickart dan Margolonia. (2012). Anti-Aging Activity of The GHK Peptide The Skin
and Beyond. Journal Of Aging Research & Clinical Practice. 1(1): 13.
44
Universitas Sumatera Utara
Roizen, M. Dan Mehmet C. (2008). Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar Dalam
ala Dr. Oz. Bandung: Penerbit Qanita. Halaman 51.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Edisi Keenam. London: Pharmaceutical Press. Halaman 75, 155,
243, 290, 441 – 442, 482, 754.
Rubilar, M., Gutiérrez, C., Verdugo, M., Shene, C. and Sineiro, J. (2010). Flaxseed
as a source of functional ingredients. Journal of Soil Science and plant
nutrition 10. Halaman 373 – 377.
Sari, W., Lili, I. (2012). Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Jakarta: Penebar
Plus. Halaman 25-28.
Sulastomo, E. (2013). Kulit Cantik dan Sehat. Jakarta: Kompas. Halaman 177.
Suryo, J. (2010). Cantik, Sehat, dan Bugar dengan Herbal. Yogyakarta: Bentang
Pustaka. Halaman 11.
Tarwoto., Ratna A., Wartonah. (2015). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Halaman 332-338.
Wahyuningtyas, R.S., Tursina, Helen, S.P. (2015). Sistem Pakar Penentuan Jenis
Kulit Wajah Wanita Menggunakan Metode Naïve Bayes. Jurnal Sistem dan
Teknologi Informasi. 1(1): 2.
Wilson, R. (2002). Aromatherapy: Essential Oils for Vibrant Health and Beauty.
New York: Penguin Putnam Inc. Halaman 40.
Young, A. (1972). Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited.
Halaman 51.
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil analisis kandungan Vitamin E dan asam lemak dari minyak
flaxseed
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan alir pembuatan pembuatan dasar krim
Dasar Krim
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan alir pembuatan pembuatan krim anti-aging
Krim anti-aging
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar alat- alat penelitian
A
B
D
C
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. minyak flaxseed (flaxseed oil) “Green Tosca”, krim Pond’s Age
Miracle, dan Tanaman Flaxseed.
B
A
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar sediaan
Keterangan : Krim A: Blanko, Krim B: Krim minyak flaxseed 5%, Krim C: minyak
flaxseed 10%, Krim D: Krim minyak flaxseed 15%, Krim E: Krim minyak flaxseed
20%.
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Gambar hasil uji evaluasi sediaan krim
Keterangan : Krim A: Blanko, Krim B: Krim minyak flaxseed 5%, Krim C: minyak
flaxseed 10%, Krim D: Krim minyak flaxseed 15%, Krim E: Krim minyak flaxseed
20%.
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Contoh hasil pengukuran skin analyzer
Kondisi awal :
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Kondisi awal :
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Noda (spot)
Kondisi awal :
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Keriput (Wrinkle)
Kondisi awal :
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Surat pernyataan perwakilan sukarelawan
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data statistik
Tests of Normality
formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kondisi awal blanko .385 3 . .750 3 .000
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa,b
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Chi-Square .601 2.327 12.349 12.681 15.161
df 5 5 5 5 5
Asymp. Sig. .988 .802 .030 .027 .010
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: formula
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
Test Statisticsa
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
Test Statisticsa
Test Statisticsa
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
Test Statisticsa
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 2.000 .500 .000 .000
Wilcoxon W 10.000 8.000 6.500 6.000 6.000
Z -.258 -1.291 -1.771 -1.964 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .197 .077 .050 .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b .400b .100b .100b .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 3.500 .000 .000 .000
Wilcoxon W 10.000 9.500 6.000 6.000 6.000
Z -.258 -.471 -1.993 -1.964 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .637 .046 .050 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .700 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 3.500 2.500 4.000 1.000
Wilcoxon W 10.000 9.500 8.500 10.000 7.000
Z -.258 -.471 -.943 -.232 -1.650
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .637 .346 .817 .099
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b .700b .400b 1.000b .200b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 2.000 .500 .000 .000
Wilcoxon W 10.000 8.000 6.500 6.000 6.000
Z -.258 -1.291 -1.798 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .197 .072 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .400 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 3.500 .000 .000 .000
Wilcoxon W 10.000 9.500 6.000 6.000 6.000
Z -.258 -.471 -2.023 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .637 .043 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .700 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.500 3.000 2.000 .500 .000
Wilcoxon W 10.500 9.000 8.000 6.500 6.000
Z .000 -.696 -1.124 -1.771 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .487 .261 .077 .046
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b .700b .400b .100b .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.500 4.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 10.500 10.000 6.000 6.000 6.000
Z .000 -.225 -1.993 -1.964 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .822 .046 .050 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 1.000 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.500 4.000 2.000 2.000 1.500
Wilcoxon W 10.500 10.000 8.000 8.000 7.500
Z .000 -.232 -1.107 -1.124 -1.328
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .817 .268 .261 .184
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 1.000 .400 .400 .200b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Tests of Normality
formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Blanko ,385 3 . ,750 3 ,000
F1 ,385 3 . ,750 3 ,000
F2 ,385 3 . ,750 3 ,000
kondisi awal
F3 ,385 3 . ,750 3 ,000
F4 ,385 3 . ,750 3 ,000
Pasaran ,385 3 . ,750 3 ,000
Blanko ,385 3 . ,750 3 ,000
F1 ,385 3 . ,750 3 ,000
F2 ,314 3 . ,893 3 ,363
minggu 1
F3 ,276 3 . ,942 3 ,537
F4 ,276 3 . ,942 3 ,537
Pasaran ,385 3 . ,750 3 ,000
Blanko ,385 3 . ,750 3 ,000
F1 ,385 3 . ,750 3 ,000
F2 ,385 3 . ,750 3 ,000
minggu 2
F3 ,219 3 . ,987 3 ,780
F4 ,385 3 . ,750 3 ,000
Pasaran ,328 3 . ,871 3 ,298
Blanko ,385 3 . ,750 3 ,000
F1 ,385 3 . ,750 3 ,000
F2 ,385 3 . ,750 3 ,000
minggu 3
F3 ,385 3 . ,750 3 ,000
F4 ,219 3 . ,987 3 ,780
Pasaran ,385 3 . ,750 3 ,000
Blanko ,175 3 . 1,000 3 1,000
F1 ,385 3 . ,750 3 ,000
F2 ,385 3 . ,750 3 ,000
minggu 4
F3 ,385 3 . ,750 3 ,000
F4 ,385 3 . ,750 3 ,000
Pasaran ,385 3 . ,750 3 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa,b
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Chi-Square 10,798 11,044 14,994 14,987 15,730
df 5 5 5 5 5
Asymp, Sig, ,056 ,051 ,010 ,010 ,008
a, Kruskal Wallis Test
b, Grouping Variable: formula
Uji Mann-whitney
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4,500 4,500 1,000 1,000 1,000
Wilcoxon W 10,500 10,500 7,000 7,000 7,000
Z ,000 ,000 -1,650 -1,650 -1,623
Asymp, Sig, (2-tailed) 1,000 1,000 ,099 ,099 ,105
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] 1,000 1,000 ,200 ,200 ,200b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4,500 1,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 10,500 7,000 6,000 6,000 6,000
Z ,000 -1,623 -2,023 -2,023 -1,993
Asymp, Sig, (2-tailed) 1,000 ,105 ,043 ,043 ,046
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] 1,000 ,200 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 7,000 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,650 -1,993 -1,993 -2,023 -1,993
Asymp, Sig, (2-tailed) ,099 ,046 ,046 ,043 ,046
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,200 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,826 -1,993 -2,023 -1,993 -1,993
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,046 ,043 ,046 ,046
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,826 -2,023 -1,993 -2,023 -1,993
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,043 ,046 ,043 ,046
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4,500 1,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 10,500 7,000 6,000 6,000 6,000
Z ,000 -1,623 -2,023 -2,023 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) 1,000 ,105 ,043 ,043 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] 1,000 ,200 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 7,000 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,650 -1,993 -1,993 -2,023 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) ,099 ,046 ,046 ,043 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,200 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,826 -1,993 -2,023 -1,993 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,046 ,043 ,046 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 ,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,826 -2,023 -1,993 -2,023 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,043 ,046 ,043 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,100 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1,000 3,500 2,000 3,000 1,000
Wilcoxon W 7,000 9,500 8,000 9,000 7,000
Z -1,650 -,443 -1,159 -,745 -1,650
Asymp, Sig, (2-tailed) ,099 ,658 ,246 ,456 ,099
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,200 ,700 ,400 ,700 ,200b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 3,500 ,000 2,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 9,500 6,000 8,000 6,000
Z -1,826 -,443 -2,023 -1,159 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,658 ,043 ,246 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,700 ,100 ,400 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U ,500 3,000 ,000 ,000 ,000
Wilcoxon W 6,500 9,000 6,000 6,000 6,000
Z -1,826 -,664 -1,993 -2,023 -2,023
Asymp, Sig, (2-tailed) ,068 ,507 ,046 ,043 ,043
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,100 ,700 ,100 ,100 ,100b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3,000 4,500 1,000 2,500 1,000
Wilcoxon W 9,000 10,500 7,000 8,500 7,000
Z -,745 ,000 -1,623 -,899 -1,650
Asymp, Sig, (2-tailed) ,456 1,000 ,105 ,369 ,099
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] ,700 1,000 ,200 ,400 ,200b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4,500 3,000 4,000 1,000 3,000
Wilcoxon W 10,500 9,000 10,000 7,000 9,000
Z ,000 -,664 -,232 -1,623 -,674
Asymp, Sig, (2-tailed) 1,000 ,507 ,817 ,105 ,500
b b b b
Exact Sig, [2*(1-tailed Sig,)] 1,000 ,700 1,000 ,200 ,700b
a, Grouping Variable: formula
b, Not corrected for ties,
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
3. Noda (Spot)
Tests of Normality
formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
kondisi awal
F3 .253 3 . .964 3 .637
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .175 3 . 1.000 3 1.000
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
minggu 1
F3 .385 3 . .750 3 .000
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .200 3 . .995 3 .862
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
minggu 2
F3 .175 3 . 1.000 3 1.000
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .314 3 . .893 3 .363
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .253 3 . .964 3 .637
minggu 3
F3 .175 3 . 1.000 3 1.000
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .196 3 . .996 3 .878
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .292 3 . .923 3 .463
F2 .385 3 . .750 3 .000
minggu 4
F3 .385 3 . .750 3 .000
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .385 3 . .750 3 .000
a. Lilliefors Significance Correction
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa,b
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Chi-Square 7.274 15.406 16.324 16.212 15.607
df 5 5 5 5 5
Asymp. Sig. .201 .009 .006 .006 .008
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: formula
Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .500 4.000 4.500 4.000 .000
Wilcoxon W 6.500 10.000 10.500 10.000 6.000
Z -1.826 -.258 .000 -.258 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .068 .796 1.000 .796 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 1.000 1.000 1.000 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -2.023 -2.023 -2.023 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .043 .043 .043 .046 .043
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b .100b .100b .100b .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .500 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.500 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.798 -2.023 -1.993 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .043 .046 .046 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 8.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.179 -2.023 -2.023 -2.023 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .239 .043 .043 .043 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.993 -1.993 -1.993 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 .046 .046 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 8.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.291 -2.023 -2.023 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .197 .043 .043 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.500 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 8.500 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -.899 -2.023 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .369 .043 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3.000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 9.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -.674 -2.023 -2.023 -2.023 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .500 .043 .043 .043 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1.000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 7.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.623 -1.993 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .105 .046 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3.500 1.000 .000 .000 4.000
Wilcoxon W 9.500 7.000 6.000 6.000 10.000
Z -.449 -1.650 -1.993 -1.964 -.258
Asymp. Sig. (2-tailed) .653 .099 .046 .050 .796
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700 .200 .100 .100 1.000b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3.000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 9.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -.674 -2.023 -2.023 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .500 .043 .043 .046 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.500 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 8.500 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -.943 -1.993 -1.993 -1.964 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .346 .046 .046 .050 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 .000 .000 .000 1.000
Wilcoxon W 10.000 6.000 6.000 6.000 7.000
Z -.232 -2.023 -1.993 -1.993 -1.573
Asymp. Sig. (2-tailed) .817 .043 .046 .046 .116
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .100 .100 .100 .200b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 1.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 10.000 7.000 6.000 6.000 6.000
Z -.225 -1.550 -1.964 -1.964 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .822 .121 .050 .050 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .200 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 3.000 .000 .500 4.000
Wilcoxon W 10.000 9.000 6.000 6.500 10.000
Z -.232 -.664 -1.993 -1.798 -.258
Asymp. Sig. (2-tailed) .817 .507 .046 .072 .796
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .700 .100 .100 1.000b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
83
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
4. Keriput (Wrinkle)
Tests of Normality
formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .175 3 . 1.000 3 1.000
kondisi awal
F3 .292 3 . .923 3 .463
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
Pasaran .175 3 . 1.000 3 1.000
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .328 3 . .871 3 .298
minggu 1
F3 .385 3 . .750 3 .000
F4 .292 3 . .923 3 .463
Pasaran .175 3 . 1.000 3 1.000
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .219 3 . .987 3 .780
minggu 2
F3 .385 3 . .750 3 .000
F4 .356 3 . .818 3 .157
Pasaran .385 3 . .750 3 .000
Blanko .328 3 . .871 3 .298
F1 .314 3 . .893 3 .363
F2 .385 3 . .750 3 .000
minggu 3
F3 .367 3 . .794 3 .100
F4 .292 3 . .923 3 .463
Pasaran .385 3 . .750 3 .000
Blanko .385 3 . .750 3 .000
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .292 3 . .923 3 .463
minggu 4
F3 .385 3 . .750 3 .000
F4 .385 3 . .750 3 .000
Pasaran .219 3 . .987 3 .780
a. Lilliefors Significance Correction
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa,b
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Chi-Square 12.847 14.102 15.346 11.466 15.167
df 5 5 5 5 5
Asymp. Sig. .025 .015 .009 .043 .010
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: formula
Mann-Whitney
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 4.000 .000 .000 2.500 .000
Wilcoxon W 10.000 6.000 6.000 8.500 6.000
Z -.258 -2.023 -2.023 -.886 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .043 .043 .376 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000 .100 .100 .400 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.500 .000 .000 1.000 .000
Wilcoxon W 8.500 6.000 6.000 7.000 6.000
Z -.943 -1.993 -1.993 -1.623 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .346 .046 .046 .105 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .100 .100 .200 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .500 .000 .000 .500 .000
Wilcoxon W 6.500 6.000 6.000 6.500 6.000
Z -1.798 -2.023 -2.023 -1.771 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .043 .043 .077 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.993 -1.993 -1.993 -1.964 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 .046 .050 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.993 -1.993 -2.023 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 .043 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3.500 .000 1.000 1.000 .000
Wilcoxon W 9.500 6.000 7.000 7.000 6.000
Z -.471 -1.993 -1.623 -1.623 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .046 .105 .105 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700 .100 .200 .200 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1.500 .000 .000 .500 .000
Wilcoxon W 7.500 6.000 6.000 6.500 6.000
Z -1.348 -2.023 -2.023 -1.771 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .178 .043 .043 .077 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.993 -1.993 -2.023 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 .043 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .100 .100 .100 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 2.000 3.000 2.000 2.000 .000
Wilcoxon W 8.000 9.000 8.000 8.000 6.000
Z -1.124 -.664 -1.159 -1.159 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .261 .507 .246 .246 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400 .700 .400 .400 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 3.500 .500 1.500 .000
Wilcoxon W 6.000 9.500 6.500 7.500 6.000
Z -1.964 -.443 -1.771 -1.348 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .658 .077 .178 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .700 .100 .200 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .000 2.000 .000 2.000 .000
Wilcoxon W 6.000 8.000 6.000 8.000 6.000
Z -1.964 -1.124 -1.993 -1.179 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .261 .046 .239 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 .400 .100 .400 .100b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 1.500 3.500 1.000 3.000 4.000
Wilcoxon W 7.500 9.500 7.000 9.000 10.000
Z -1.328 -.449 -1.623 -.655 -.258
Asymp. Sig. (2-tailed) .184 .653 .105 .513 .796
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200 .700 .200 .700 1.000b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U .500 .000 .000 3.000 3.000
Wilcoxon W 6.500 6.000 6.000 9.000 9.000
Z -1.771 -1.993 -2.023 -.664 -.696
Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .046 .043 .507 .487
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b .100b .100b .700b .700b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Test Statisticsa
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Mann-Whitney U 3.000 .500 3.500 3.500 3.500
Wilcoxon W 9.000 6.500 9.500 9.500 9.500
Z -.674 -1.771 -.471 -.471 -.471
Asymp. Sig. (2-tailed) .500 .077 .637 .637 .637
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700 .100 .700 .700 .700b
a. Grouping Variable: formula
b. Not corrected for ties.
90
Universitas Sumatera Utara