Anda di halaman 1dari 15

PERAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN TANAH WAKAF

DITINJAU DARI PERSPEKTIF undang-undang


NOMOR 41 TAHUN 2004
(Studi Kasus di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri)
Fachrodin

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Hasanuddin Pare Kediri


fachrodin983@gmail.com
Abstrac
Target in this research is: to analyse the duty nadzir in management of land ground communal ownership;
To analyse the role nadzir in management of land; ground communal ownership Countryside Ngadi
evaluated from in perpective Number Law 41 Year 2004; For the describe of factors influencing role nadzir
in management of land; ground communal. Research conducted Countryside of Ngadi of Subdistrict of
Mojo of Regency Kediri. this Research Type field research. Population to be checked as above mentioned
hence the sample is nadzir exist in Countryside of Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri. As for data source in this
research, is source of data of primary and source of data secondary. Technique of data collecting use
the interview, observation, and documentation. Result of this research is: Duty nadzir in management
of land; ground communal ownership Countryside of Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri have the duty such
as those which loaded section 11 Law No 41 Year 2004; Management communal ownership by nadzir
Countryside of Ngadi Kec. maximal Uncommitted Mojo its meaning nadzir which ought to undertake to
manage and manage 12 land; ground communal ownership in the reality sharing do not at all, and land;
ground communal ownership managed by one management (non nadzir).
Keywords: Role Nadzir, Management of Communal ownership Land.

Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk menganalisis tugas nadzir dalam pengelolaan tanah
wakaf; Untuk menganalisis peran nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf di Desa Ngadi Kec.
Mojo Kab. Kediri ditinjau dari perspektif Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004; dan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi peran nadzir dalam pengelolaan tanah
wakaf. Penelitian dilakukan di Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Jenis penelitian
ini adalah penelitian lapangan (field research). Populasi yang akan diteliti sebagaimana
tersebut di atas maka sampel tersebut adalah nadzir yang ada di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab.
Kediri. Adapun sumber data dalam penelitian ini, adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara (Interview), observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: Tugas nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf di Desa
Ngadi, Kec. Mojo Kab. Kediri mempunyai tugas seperti yang termuat pada pasal 11 Undang-
Undang No 41 Tahun 2004; Mengenai masalah pengelolaan wakaf oleh nadzir di Desa Ngadi,
Kec. Mojo Kab. Kediri ternyata belum dilaksanakan maksim alartinya nadzir yang seharusnya
bertugas mengelola dan mengurus 12 tanah wakaf ternyata tidak berperan sama sekali, dan
tanah wakaf tersebut dikelola oleh satu kepengurusan (bukan nadzir).
Kata Kunci: Peran Nadzir, Pengelolaan Tanah Wakaf.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 49


A. Pendahuluan mewakafkan.2 Sedangkan wakaf menurut
Perwakafan atau wakaf merupakan istilah syara’ adalah “Menahan harta
salah satu dari ajaran-ajaran Islam yang yang mungkin diambil manfaatnya tanpa
mengandung nilai ibadah dan sosial menghabiskan atau merusakkan bendanya
dikatakan mengandung nilai ibadah (ainnya) dan digunakan untuk kebaikan”.3
karena salah satu dorongan wakaf adalah Wakaf bukan hanya merupakan
untuk mencari keridhaan Allah SWT. shadaqah biasa, tetapi merupakan
dan dikatakan mengandung nilai sosial shadaqah yang memiliki nilai lebih
karena mewakafkan atau memberikan daripada shadaqah-shadaqah lainnya.
suatu untuk orang lain. Wakaf merupakan Shadaqah berupa wakaf lebih besar
salah satu tuntunan ajaran Islam yang pahala dan manfaatnya bagi orang yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat memberikan wakaf, karena harta yang
dalam rangka ibadah ijtima’iyah (ibadah diwakafkan itu akan terus-menerus
sosial). Karena wakaf adalah ibadah, maka mengalir pahalanya kepada orang yang
tujuan utamanya adalah pengabdian memberikan wakaf (wakif) sekalipun
kepada Allah SWT dan ikhlas karena ia telah meninggal, selama harta yang
mencari ridho-Nya.1 diwakafkan itu masih bisa dimanfaatkan.
Wakaf sebagai institusi keagamaan, di Adapun definisi wakaf sebagaimana
samping berfungsi sosial juga merupakan tercantum dalam Undang-Undang
suatu pernyataan dari perasaan iman Nomor 41 Tahun 2004 adalah Perbuatan
yang mantap dan rasa solidaritas yang hukum wakif untuk memisahkan dan/
tinggi terhadap sesama manusia. Oleh atau menyerahkan sebagian harta benda
karenannya, wakaf merupakan salah satu miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
usaha untuk mewujudkan dan memelihara atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
“hablun min Allah wa hablum min annas”. dengan kepentingannya guna keperluan
(cinta kepada Allah dan sesama manusia). ibadah dan/atau kesejahteraan umum
Dalam fungsinya sebagai ibadah, wakaf menurut syariah.4
diharapkan menjadi bekal bagi kehidupan Kemudian dengan adanya
si wakif (orang yang berwakaf) di hari pertimbangan bahwa praktik wakaf yang
kemudian. Wakaf merupakan suatu amalan terjadi dalam kehidupan masyarakat
yang pahalanya akan terus mengalir belum sepenuhnya berjalan tertib dan
selama harta wakaf tersebut dimanfaatkan efisien sehingga dalam berbagai kasus
untuk tujuan yang baik. Dalam fungsi harta wakaf tidak dipelihara dan dikelola
sosial, wakaf merupakan aset yang sangat oleh nadzir sebagaimana mestinya.
bernilai dalam pembangunan. Di samping Keadaan demikian itu tidak hanya karena
merupakan usaha pembentukan watak kelalaian atau ketidakmampuan nadzir
dan kepribadian seorang muslim untuk dalam mengelola dan mengembangkan
rela melepaskan sebagian hartanya untuk harta benda wakaf tapi karena juga sikap
kepentingan orang lain, juga merupakan masyarakat yang kurang peduli atau
investasi pembangunan yang bernilai 2
Satria Effendi, Problematika Hukum Keluarga Islam
tinggi, tanpa memperhitungkan jangka Kontemporer: Analisis Yurisprudensi dengan Pendekatan
waktu dan keuntungan materi bagi yang Ushuliyah (Jakarta: Prenada Media, 2014). H. 410.
3
Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia
dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012). H. 23.
1
Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktek 4
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Perwakafan di Indonesia (Yogyakarta: Pilar Media, 2013). Islam, Peraturan Perundangan Perwakafan (Jakarta:
H.1. Departemen Agama RI, 2012). H. 3.

50 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


belum memahami status harta benda melaporkan pelaksanaan tugas kepada
wakaf yang seharusnya dilindungi demi Badan Wakaf Indonesia”.7
untuk kesejahteraan umum sesuai dengan Dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Peraturan
tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.5 Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
Nadzir wakaf atau yang biasa disebut disebutkan bahwa tujuan perwakafan
dengan nadzir adalah orang yang diberi tanah milik adalah untuk kepentingan
tugas untuk mengelola wakaf, yang mana peribadatan atau kepentingan umum
pengertian ini kemudian di Indonesia lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Untuk
dikembangkan menjadi kelompok orang kepentingan peribadatan berarti untuk
atau badan hukum yang diserahi tugas hak-hak yang berhubungan langsung
untuk memelihara dan mengurus benda dengan Allah SWT secara vertikal,
wakaf. Orang yang diserahi atau diberi misalnya untuk masjid, mushalla atau
kekuasaan atau diberi tugas untuk sarana-sarana peribadatan berarti
mengawasi harta wakaf itulah yang untuk kepentingan kemasyarakatan
disebut dengan nadzir atau mutawali. pada umumnya, misalnya untuk rumah
Dengan demikian, nadzir berarti sakit, lembaga pendidikan, perkantoran,
orang yang berhak untuk bertindak atas lapangan olahraga dan sebagainya.
harta wakaf, baik untuk mengurusnya, Peraturan Pemerintah Nomor 42
memeliharanya dan mendistribusikan Tahun 2006 Pasal 1 (4) menjelaskan bahwa
hasil wakaf kepada orang yang berhak nadzir adalah pihak yang menerima
menerimanya ataupun mengerjakan benda wakaf baik perorangan maupun
segala sesuatu yang memungkinkan harta badan hukum yang diberi tugas untuk
itu timbul dengan baik dan kekal. mengelola dan mengembangkan
Di Indonesia, wakaf telah dikenal sesuai dengan peruntukannya. Nadzir
dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak merupakan unsur penting dalam sistem
agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai perwakafan, karena nadzir adalah ujung
suatu lembaga Islam, wakaf telah menjadi tombak perwakafan tanpa adanya nadzir
salah satu penunjang perkembangan peruntukan dan tujuan wakaf tidak akan
masyarakat Islam. Sebagian besar tanah tercapai. Dalam usaha untuk melestarikan
wakaf di Indonesia digunakan untuk dan mengembangkan objek wakaf, nadzir
rumah ibadah, perguruan tinggi Islam harus mengelola dan memelihara harta
dan lembaga-lembaga keagamaan Islam wakaf serta melaksanakan syarat dari
lainnya.6 wakif.8
Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2004 Pasal 11, menyatakan bahwa: B. Metode Penelitian
“Nadzir mempunyai tugas melakukan 1. Lokasi Penelitian
pengadministrasian harta benda wakaf, Lokasi penelitian adalah tempat
mengelola dan mengembangkan harta yang digunakan dalam melaksanakan
benda wakaf sesuai dengan tujuan, penelitian untuk memperoleh data yang
fungsi dan peruntukannya, mengawasi diinginkan. Penelitian dilakukan di Desa
dan melindungi harta benda wakaf, Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research), yaitu
5
Departemen Agama RI, Undang-Undang Wakaf
dan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaannya (Jakarta: 7
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Raja Grafindo Persada, 2011). H.39. Islam, Peraturan Perundangan Perwakafan. H. 8.
6
Departemen Agama RI, Lembaga Pengelola Wakaf 8
Departemen Agama RI, Lembaga Pengelola Wakaf
(Nazhir) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014). H.11. (Nazhir). H. 9

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 51


suatu penelitian yang meneliti obyek di a. Sumber data primer
lapangan untuk mendapatkan data dan Sumber data primer yaitu data yang
gambaran yang jelas dan konkrit tentang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
hal-hal yang berhubungan dengan sumber pertama.11 Data yang penulis
permasalahan yang diteliti.9 butuhkan adalah yang terkait dengan
Penelitian ini termasuk dalam kategori tugas dan peran nadzir dalam pengelolaan
penelitian kualitatif, yakni penelitian tanah wakaf di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab.
yang bermaksud memahami fenomena- Kediri, data ini penulis uraikan di bab
fenomena yang menghasilkan prosedur III. Data primer ini sangat menentukan
analisis yang tidak menggunakan prosedur pembahasan tesis ini, adapun data primer
analisis statistik atau cara kuantifikasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
lainnya.10 Dalam penelitian ini penulis berupa informasi dari wakif, nadzir, pihak-
akan meneliti tentang peran nadzir dalam pihak terkait yaitu kepala Desa Ngadi, dan
pengelolaan tanah wakaf di Desa Ngadi ta’mir (bukan nadzir), juga pejabat PPAIW
Kec. Mojo Kab. Kediri dan fakto-faktor Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
yang mempengaruhi tugas dan peran
nadzir tersebut. b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu data-data
2. Populasi dan Sampel yang biasanya tersusun dalam bentuk
Metode pengambilan sampel yang dokumen-dokumen.12 Data sekunder
digunakan dalam penelitian ini adalah yang dibutuhkan dalam penelitian ini
dengan menggunakan purposive sampling, dapat berupa dokumen yang ada pada
yaitu salah satu pengambilan sampel perwakafan di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab.
secara representatif berdasarkan ciri atau Kediri, peraturan perundangan dan buku-
sifat yang memiliki keterkaitan dengan buku yang berkaitan dengan persoalan
populasi sebelumnya dan mewakili wakaf.
populasi tersebut. Purposive sampling
diterapkan apabila peneliti benar-benar 4. Pengumpulan Data
ingin menjamin bahwa unsur-unsur yang Agar diperoleh data yang valid,
hendak ditelitinya masuk ke dalam sampel penulis menggunakan beberapa teknik
yang ditariknya. Sesuai dengan metode pengumpulan data sebagai berikut:
penentuan sampel dari populasi yang akan 1) Wawancara (Interview): wawancara ini
diteliti sebagaimana tersebut di atas maka dilakukan oleh peneliti kepada nadzir,
sampel tersebut adalah nadzir yang ada di wakif, pihak-pihak terkait yaitu kepala
Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri. Desa Ngadi, dan ta’mir (bukan nadzir),
juga kepada pejabat PPAIW di KUA
3. Sumber Data Kec. Mojo Kab Kediri agar diperoleh
Adapun sumber data dalam penelitian informasi yang mendalam mengenai
ini, adalah: peran nadzir dalam pengelolaan
tanah wakaf dan faktor-faktor yang
mempengaruhi peran nadzir dalam
pengelolaan tanah wakaf di Desa Ngadi
Kec. Mojo Kab. Kediri.
9
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013). H. 18.
10
Anselm Straus, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif 11
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. H. 84.
(Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1997). H. 78. 12
Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. H. 85.

52 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


2) Observasi: Metode ini digunakan Dalam Undang-Undang Pokok Agraria,
untuk memperoleh data tentang kerja perwakafan (tanah milik) mendapat
nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf perhatian khusus. Ada pengakuan secara
di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri. tegas bahwa negara melindungi adanya
3) Dokumentasi: Dokumentasi ini diguna­ tanah wakaf. Dalam Pasal 49 diatur sebagai
kan untuk menggali data tentang bera­ berikut:13
pa banyak tanah wakaf yang ada di 1) Hak milik tanah badan-badan
Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri, yang keagamaan dan sosial, sepanjang
berupa akta ikrar wakaf dari PPAIW digunakan untuk usaha-usaha bidang
ataupun yang sudah bersertifikat. keagamaan dan sosial diakui dan
dilindungi, badan-badan tersebut
5. Analisis Data dijamin pula untuk memperoleh tanah
Analisis deskriptif dengan pendekatan yang cukup untuk bangunan dan
normatif dan sosiologis ini akan digunakan usahanya dalam bidang keagamaan
untuk menganalisis peran nadzir dalam dan sosial.
pengelolaan tanah wakaf di Desa Ngadi 2) Untuk keperluan peribadatan dan ke­
Kec. Mojo Kab. Kediri serta faktor-faktor perluan suci lainnya, sebagaimana
yang mempengaruhi peran nadzir dalam dimak­sud dalam Pasal 14 dapat dibe­
pengelolaan tanah wakaf di Desa Ngadi rikan tanah yang dikuasai langsung
Kec. Mojo Kab. Kediri. oleh negara dengan hak pakai.
Secara umum banyak hal baru dan
C. Pembahasan berbeda yang terdapat dalam undang-
1. Tugas Nadzir dalam Pengelolaan undang No. 41 Tahun 2004 ini, apabila
Tanah Wakaf di Desa Ngadi Kec. dibandingkan dengan PP No. 28 Tahun 2004,
Mojo Kab. Kediri Ditinjau dari maupun dengan KHI, walaupun banyak
Perspektif Undang-Undang Nomor pula kesamaannya. Dapat dikatakan bahwa
41 Tahun 2004 UU No. 41 Tahun 2004 mengatur substansi
yang lebih luas dan luwes dibandingkan
Kehadiran Undang-Undang Republik
dengan peraturan perundang-undangan
Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang
yang ada sebelumnya.14
Wakaf merupakan saat yang dinanti-
Dalam UU tentang wakaf ini terdapat
nantikan oleh orang-orang yang selama
beberapa hal baru dan penting. Beberapa
ini menggeluti masalah perwakafan, baik
di antaranya adalah mengenai nadzir,
di lingkungan akademisi maupun praktisi.
harta benda yang diwakafkan (mauquf
Oleh karena itu, undang-undang tentang
bih) dan peruntukan harta wakaf (mauquf
wakaf mendapat sambutan yang cukup
‘alaih), serta perlu dibentuknya Badan
hangat, tidak hanya oleh mereka yang
Wakaf Indonesia. Berkenaan dengan
terkait langsung dengan pengelolaan
masalah nadzir, karena dalam undang-
wakaf, tetapi juga di kalangan DPR.
undang ini yang dikelola tidak hanya
Di dalam UU No. 41 Tahun 2004
benda tidak bergerak yang selama ini
pada Pasal 1 ayat (1) memperbolehkan
sudah lazim dilaksanakan di Indonesia,
wakif untuk mewakafkan sebagian harta
tetapi juga benda bergerak, seperti uang,
benda miliknya untuk selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu. Jadi, dalam 13
Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek
undang-undang ini membolehkan wakaf Perwakafan di Indonesia (Yogyakarta: Pilar Media, 2015).
untuk sementara waktu sesuai dengan H.46
kepentingannya.
14
Abdul Ghafur Anshori. Hukum dan Praktek
Perwakafan di Indonesia. H. 53.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 53


logam mulia, surat berharga, hak atas 7) Memberikan saran dan pertimbangan
kekayaan intelektual, hak sewa dan lain- kepada pemerintah dalam penyusunan
lain, maka nadzirnya pun dituntut mampu kebijakan perwakafan.16
untuk mengelola benda-benda tersebut.15 Dengan dibentuknya BWI, tugas-
Hal berbeda berikutnya yang terdapat tugas yang berkaitan dengan wakaf yang
dalam UU No. 41 Tahun 2004 adalah selama ini diampu oleh KUA menjadi
mengenai pengertian sekaligus rukun kewenangan BWI. Dengan pembentukan
wakaf. Wakaf menurut Pasal 215 KHI BWI diharapkan pengelolaan dan
adalah perbuatan hukum seseorang atau pengembangan wakaf bisa menjadi lebih
kelompok orang atau badan hukum yang baik, karena BWI adalah badan yang secara
memisahkan sebagian dari benda miliknya khusus hanya mengurusi wakaf.
dan melembagakan guna kepentingan Sebagaimana yang termuat pada pasal
ibadah atau keperluan umum lainnya 6 UU No 41 tahun 2004. dari pasal 6 ini dapat
sesuai dengan ajaran Islam. Jadi menurut diambil pengertian bahwa wakaf tidak
Pasal tersebut salah satu rukun wakaf dapat berjalan sebagaimana mestinya
adalah permanen dan wakaf sementara apabila nadzir sebagai salah satu unsur
tidak sah. wakaf tidak ada. Pada umumnya didalam
Sedangkan hal baru yang juga kitab-kitab fiqh tidak mencantumkan
terdapat dalam Undang-Undang Nomor nadzir sebagai salah satu rukun wakaf ini
41 Tahun 2004 dan tidak terdapat dalam dikarenakan wakaf adalah ibadah tabarru’
dua peraturan sebelumnya adalah namun memperhatikan tujuan wakaf yang
menyangkut dibentuknya badan baru, ingin melestarikan manfaat dari benda
yaitu Badan Wakaf Indonesia. Badan wakaf, maka kehadiran nadzir sangat
Wakaf Indonesia adalah sebuah lembaga diperlukan.
independen yang dibentuk pemerintah Secara garis besar antara Undang-
untuk memajukan dan mengembangkan Undang No 41 Tahun 2004 dengan KHI
perwakafan Indonesia. Pembentukan ataupun PP No 28 Tahun 2004 mengenai
Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas tugas atau kewajiban nadzir hampir sama.
dan wewenang sebagaimana dalam Pasal Disini dapat ditemukan bahwa Undang-
49, yaitu: Undang No 41 tahun 2004 menunjuk pada
1) Barang perundang-undangan mengenai wakaf
2) Melakukan pembinaan terhadap nadzir sebelumnya. nadzir dalam Undang-Undang
dalam mengelola dan mengembangkan No 41 tahun 2004 selain mengelola juga
harta benda wakaf. bertugas untuk mengembangkan harta
3) Melakukan pengelolaan dan harta benda wakaf.
benda wakaf berskala nasional dan Hal lain yang selama ini tidak diatur
Internasional. dalam PP No. 28 Tahun 2004 maupun KHI
4) Memberikan persetujuan dan atau izin yang semakin dilengkapi dalam UU No.
atas perubahan peruntukan dan status 41 Tahun 2004 adalah mengenai nadzir
harta benda wakaf. dan imbalan nadzir. PP No. 28 Tahun 2004
5) Memberhentikan dan mengganti dan KHI hanya mengenal dua macam
nadzir. nadzir, yaitu nadzir perseorangan dan
6) Memberikan persetujuan atas nadzir badan hukum. Sementara dalam UU
penukaran harta benda wakaf. No. 41 Tahun 2004 ditambah lagi dengan
15
Farida Prihatini, Hukum Islam Zakat dan Wakaf 16
Hadi Setia Tunggal, Undang-Undang Republik
Teori dan Prakteknya di Indonesia, FHUI (Jakarta: FHUI, Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (Jakarta:
2015).H.132. Harvarindo, 2015). H.v.

54 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


nadzir organisasi. Selain itu, imbalan bagi 2. Peran Nadzir dalam Pengelolaan
nadzir yang selama ini belum secara tegas Tanah Wakaf di Desa Ngadi Kec.
dibatasi dalam undang-undang ini dibatasi Mojo Kab. Kediri Ditinjau dari
secara tegas jumlahnya, yaitu jumlahnya Perspektif Undang-Undang Nomor
tidak boleh lebih dari 10% dari hasil bersih 41 Tahun 2004
atas pengelolaan dan pengembangan Asaf A.A. Fyzee berpendapat,
harta benda wakaf.17Adapun tugas nadzir sebagaimana dikutip oleh Uswatun
adalah sebagaimana terdapat dalam Pasal Hasanah, bahwa kewajiban nadzir adalah
11, yaitu: mengerjakan segala sesuatu yang layak
1) Melakukan pengadministrasian harta untuk menjaga dan mengelola harta wakaf.
benda wakaf Sebagai pengawas harta wakaf, nadzir
2) Mengelola dan mengembangkan harta dapat mempekerjakan beberapa wakil
benda wakaf sesuai dengan tujuan, atau pembantu untuk menyelenggarakan
fungsi dan peruntukannya. urutan-urutan yang berkenaan dengan
3) Mengawasi dan melindungi harta tugas dan kewajiban, maka nadzir bisa
benda wakaf serta melaporkan berupa perorangan maupun nadzir
pelaksanaan tugas kepada Badan berbadan hokum.18
Wakaf Indonesia Nadzir wakaf di Desa Ngadi Kec.
Tugas nadzir yang begitu besar Mojo Kab. Kediri adalah berbentuk
tanggung jawabnya menegaskan bahwa perorangan merupakan suatu bentuk
perwakafan tidak akan dapat berjalan yang di dalamnya terdapat struktur
apabila nadzir tidak dapat mengelolanya. kepengurusan dan memiliki wakil dan
Jadi jelas bahwa berfungsi dan tidaknya anggota. Kewajiban utama bagi seorang
perwakafan sangat bergantung kepada nadzir adalah melakukan pengelolaan dan
nadzir sebagai pihak yang menerima pemeliharaan barang yang diwakafkan.
harta benda wakaf untuk dikelola dan Sebab, mengabaikan pengelolaan dan
dikembangkan sebagaimana mestinya. pemeliharaannya akan berakibat pada
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerusakan dan kehancurannya, dan
nadzir sebagai pengelola wakaf harus berlanjut pada hilangnya fungsi wakaf itu
lebih siap dalam melaksanakan tugasnya, sendiri.
sehingga apa yang di inginkan wakif dapat Tata cara perwakafan dan pendaftaran
terlaksana. Nadzir dalam Undang-Undang benda wakaf yang dilakukan warga
Wakaf mempunyai kedudukan yang sangat Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri adalah
penting, di samping harus dapat mengelola menyerahkan sepenuhnya kepada nadzir,
dan mengembangkan harta benda wakaf, hal ini dilakukan karena kurangnya
nadzir juga dapat menetapkan peruntukan pengetahuan wakif tentang peraturan
harta benda wakaf selama wakif tidak perwakafan yang ada.19 Dalam pengikraran
menentukannya dan bilamana wakif juga wakaf, PPAIW Mojo memberi dua pilihan,
sepakat dengan peruntukan harta benda yaitu ikrar wakaf dapat dilaksanakan di
wakaf yang diajukan oleh nadzir. kantor PPAIW (Nadzir, wakif dan saksi-
saksi datang ke kantor PPAIW) dan ikrar
wakaf dapat dilaksanakan di Desa wakif

18
Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf (Jakarta:
Proyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf, 2014). H.66.
17
Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktek 19
Bapak Muhtarom dkk., Wawancara, 8 Maret
Perwakafan di Indonesia. H. 56. 2017.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 55


bertempat tinggal (PPAIW mendatangi 5) Menyelenggarakan pembukuan/
wakif dan nadzir).20 administrasi yang meliputi:
Berdasarkan informasi yang ada di a) Buku catatan tentang keadaan
Kantor Urusan Agama Kecamatan Mojo tanah wakaf
Kabupaten Kediri mengakui bahwa ada b) Buku catatan tentang pengelolaan
sebagian kecil nadzir yang ada di wilayah dan hasil tanah wakaf
Mojo tidak memperhatikan persoalan c) Buku catatan tentang penggunaan
tentang pengelolaan wakaf, dengan hasil tanah wakaf.
alasan kurangnya pengetahuan nadzir Tugas nadzir di atas merupakan
terhadap peraturan yang ada, di samping kewajiban yang harus dilaksanakan
juga kurangnya pengarahan dari Kantor oleh para nadzir yang mengelola wakaf.
Urusan Agama (KUA) setempat.21 Kewajiban tersebut sangat penting karena
Mengingat nadzir yang tidak tanpa adanya pengelolaan oleh nadzir akan
bertanggung jawab atas pengelolaan mengakibatkan tanah wakaf tidak terurus
wakaf, menurut mereka (nadzir) yang dan sulit untuk berkembang.
terpenting harta wakaf telah diikrarkan Dalam Undang-Undang No. 41
dan sudah mendapat akta ikrar dari Tahun 2004 Pasal 11 bahwa kewajiban
KUA, karena mereka beranggapan bahwa pokok nadzir, yaitu; melakukan peng­
dengan adanya akta ikrar wakaf sudah admi­nistrasian harta benda wakaf,
dapat dipergunakan untuk mengajukan menge­ lola dan mengembangkan harta
dana lewat proposal dan sudah mempunyai benda wakaf sesuai dengan tujuan,
kekuatan hukum tetap. Sedangkan fungsi, dan peruntukannya, mengawasi
persoalan pengelolaannya tidak dan melindungi harta benda wakaf,
menjadi tanggung jawab nadzir lagi, juga melaporkan pelaksanaan tugas kepada
masyarakat belum tahu tentang adanya Badan Wakaf Indonesia.23
imbalan kepada nadzir atas jeri payahnya Apabila seorang nadzir tidak
dalam mengelola tanah wakaf yang telah melaksanakan kewajibannya mengelola
diatur dalam UU wakaf no. 41 tahun 2004 tanah wakaf, maka akan mendapatkan
dan juga Kompilasi Hukum Islam.22 sanksi yang telah tercantum dalam
Mengingat pentingnya nadzir dalam kedua pasal tersebut di atas. Namun, di
pengelolaan tanah wakaf, maka nadzir Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri, sanksi
mempunyai kewajiban mengurus dan tersebut tidak berlaku karena kesalahan
mengelola tanah wakaf yaitu meliputi: bukan pada nadzir saja. Akan tetapi juga
1) Menyimpan lembar kedua salinan kurangnya sosialisasi dari KUA Kecamatan
Akta Ikrar Wakaf Mojo Kabupaten Kediri tentang kewajiban
2) Memelihara tanah wakaf nadzir.
3) Memanfaatkan tanah wakaf Peran nadzir dalam pengelolaan tanah
4) Memanfaatkan dan berusaha mening­ wakaf di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri
katkan hasil wakaf adalah tidak sebagai pengelola tanah
wakaf, akan tetapi nadzir berperan sebagai
pelengkap atau formalitas. Sehingga
20
Bapak Imam Shopingi, Pengawas Kinerja Nadzir dengan ada atau tidaknya nadzir tidak
Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri., Wawancara, 10 Maret akan mempengaruhi tanah wakaf, hal
2017.
21
Bapak Basuki Eko Margono, Kepala Desa Ngadi 23
Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik
Kec. Mojo Kab. Kediri, Wawancara, 12 Maret 2017. Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (Jakarta:
22
Bapak Kepala Tata Usaha KUA Kecamatan Mojo Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan
Kab. Kediri, Wawancara, 12 Maret 2017. Haji, 2015). H.9.

56 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


inilah yang menjadikan tanah wakaf sulit pengelolaan tanah wakaf dapat dilakukan
untuk berkembang.24 Menurut penuturan sebaik-baiknya dan dikelola semaksimal
para pihak yang mengelola tanah wakaf mungkin. Hal ini agar tanah wakaf yang
(bukan nadzir), ia menerima amanat untuk sudah terkumpul dapat dimanfaatkan
menjadi pengelola atas usulan masyarakat, secara maksimal sebagaimana keinginan
hal ini disebabkan karena nadzir tidak ikut pewakif, dan ini adalah tanggung jawab
serta dalam mengelola tanah wakaf sejak yang mengelola baik itu perorangan
dikeluarkannya AIW (akta ikrar wakaf) maupun berbadan hukum yang biasa di
oleh PPAIW.2526 Indonesia dikenal dengan sebutan nadzir.
Perwakafan di Desa Ngadi Kec. Mojo Setiap tanah wakaf hendaklah diusahakan
Kab. Kediri pada dasarnya adalah berupa hasil dan pemanfaatannya secara
tanah, kemudian tanah tersebut digunakan maksimal sehingga disini diperlukan
sebagai tempat ibadah, seperti Musholla, adanya pengawasan, pemeliharaan,
Masjid maupun Madrasah. Jumlah tanah penjagaan, serta pengelolaan tanah wakaf
wakaf menurut petak/bidang luas dan yang baik.28
jenis penggunaannya di Desa Ngadi Kec. Nadzir dalam Undang-Undang Wakaf
Mojo Kab. Kediri sangat banyak. Yang mempunyai kedudukan yang sangat
mana nadzir tidak mengelola sama sekali penting, di samping harus dapat mengelola
atas tanah wakaf tersebut, apakah wakaf dan mengembangkan harta benda wakaf,
tersebut dapat berkembang atau tidak. nadzir juga dapat menetapkan peruntukan
Dari nadzir yang ada di Desa Ngadi Kec. harta benda wakaf selama wakif tidak
Mojo Kab. Kediri mengatakan bahwa tanah menentukannya dan bilamana wakif juga
wakaf dikelola oleh satu kepengurusan sepakat dengan peruntukan harta benda
(bukan nadzir) dengan alasan bahwa wakaf yang diajukan oleh nadzir. Salah satu
perwakafan yang berlaku sejak dulu tidak hal yang selama ini menjadi hambatan riil
melibatkan nadzir dalam pengelolaannya. dalam pengembangan wakaf di Desa Ngadi
Selama ini tidak ada sosialisasi dari KUA adalah keberadaan nadzir (pengelola)
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri terkait wakaf yang masih tradisional (yang belum
pengelolaan tanah wakaf. Dalam Undang- mengetahui hak dan kewajiban sebagai
Undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 11 bahwa nadzir seutuhnya).29
kewajiban pokok nadzir, yaitu; melakukan Sebagai contohnya ada pada nadzir
pengadministrasian harta benda wakaf, di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri.
mengelola dan mengembangkan harta Keberadaan nadzir yang masih tradisional,
benda wakaf sesuai dengan tujuan, menjadikan kurang maksimalnya kinerja
fungsi, dan peruntukannya, mengawasi nadzir menjalankan kewajibannya, sebagai
dan melindungi harta benda wakaf, contoh yakni tidak adanya pengelolaan
melaporkan pelaksanaan tugas kepada wakaf oleh nadzir. Padahal, kehadiran
Badan Wakaf Indonesia.27 nadzir sebagai pihak yang diberikan
Berdasarkan telaah di atas, karena kepercayaan dalam pengelolaan wakaf
makin besarnya harapan umat Islam agar sangat penting. Walaupun para mujtahid
24
Bapak Abdul Hadi, Tokoh Masyarakat Desa Ngadi
tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu
Kec. Mojo Kab. Kediri, Wawancara, 12 Maret 2017.
25
Wawancara dengan Bapak Kasman (ta’mir
musholla), Bapak Kamsir (ta’mir Masjid), 13 Maret 2017. 28
Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh Jilid 3 (Jakarta:
26
Bapak Kasman (ta’mir musholla) dan Bapak Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2011). H.
Kamsir (ta’mir Masjid), Wawancara, 13 Maret 2017. 76.
27
Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik 29
Bapak H. Isnandar, Tokoh Masyarakat Desa Ngadi
Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. H. 9. Kec. Mojo Kab. Kediri, Wawancara, 12 Maret 2017.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 57


rukun wakaf,30 namun para ulama sepakat melalui pasal 14 PP Nomor 28 tahun 1977
bahwa wakif harus menunjuk nadzir dan pasal 15.
wakaf yang mampu, baik yang bersifat Jadi, apabila seorang nadzir tidak
perseorangan maupun kelembagaan melaksanakan kewajibannya mengelola
(badan hukum). Pengangkatan nadzir tanah wakaf, maka akan mendapatkan
wakaf yang mampu ini bertujuan agar sanksi yang telah tercantum dalam
harta wakaf tetap terjaga, terurus dan kedua pasal tersebut di atas. Namun, di
nadzir dapat melaksanakan kewajiban- Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri, sanksi
kewajibannya, sehingga harta wakaf itu tersebut tidak berlaku karena kesalahan
tidak sia-sia. bukan pada nadzir saja. Akan tetapi juga
Namun, menurut sebagian tokoh kurangnya sosialisasi dari KUA Kecamatan
masyarakat dan nadzir yang berada di Desa Mojo Kabupaten Kediri tentang kewajiban
Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri beranggapan nadzir.
yang penting harta wakaf telah diikrarkan
di KUA, mereka tidak perlu mengelola 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
tanah wakaf tersebut. Nadzir sebagai pihak Peran Nadzir dalam Pengelolaan
yang bertugas untuk memelihara dan Tanah Wakaf di Desa Ngadi Kec.
mengurusi wakaf mempunyai kedudukan Mojo Kab. Kediri
yang penting dalam perwakafan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Sedemikian pentingnya kedudukan nadzir peran nadzir dalam pengelolaan tanah
dalam perwakafan, sehingga berfungsi wakaf di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri
tidaknya benda wakaf tergantung dari adalah sebagai berikut:
nadzir itu sendiri. Untuk itu, sebagai 1) Minimnya pengetahuan dari pihak
instrument penting dalam perwakafan, nadzir dan wakif terhadap berbagai
nadzir harus memenuhi syarat-syarat peraturan yang menyangkut tugas,
yang memungkinkan, agar wakaf bisa kewajiban dan hak-hak nadzir.
diberdayakan sebagaimana mestinya. Masyarakat Desa Ngadi Kec. Mojo Kab.
Mengingat salah satu tujuan wakaf Kediri masih minim, maka pemahaman
ialah menjadikannya sebagai sumber mereka mengenai perwakafan juga
dana yang produktif,31 tentu memerlukan sangat kurang. Karena yang mereka
nadzir yang mampu melaksanakan ketahui hanyalah hukum Islam
tugas-tugasnya secara profesional dan yang sudah mereka terapkan sejak
bertanggung jawab. Apabila nadzir tidak dahulu, dengan adanya hukum positif
mampu melaksanakan tugas (kewajiban) (Undang-Undang No 41 Th 2004,
nya, sesuai UU Nomor 41 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah tentang
pasal 45 maka Pemerintah (BWI) wajib perwakafan) yang ada sekarang ini,
menggantinya dengan tetap menjelaskan mereka belum begitu paham tentang
alasan-alasannya. Apabila terjadi aturan-aturan tersebut. Apalagi
pelanggaran pidana dalam perwakafan, mengenai kewajiban-kewajiban nadzir
maka penyelesaiannya dapat dijaring terhadap tanah wakaf.
2) Kurangnya sosialisasi dan tidak
adanya informasi, instruksi dari KUA
30
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri
Grafindo Persada, 2013). H. 325.
kepada para nadzir tentang tugas dan
31
Departemen Agama RI, Panduan Pemberdayaan
Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia (Jakarta: kewenangan nadzir.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, 2015). H. 78.

58 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


Dalam hal ini yang di maksud 4) Aparat desa kurang pro aktif terhadap
kurangnya sosialisasi, informasi, masyarakat setempat berkaitan
dan instruksi dari KUA kepada dengan perwakafan.
nadzir terkait kewajibannya adalah Maksud dari kurang pro aktif adalah
kurangnya pengarahan-pengarahan aparat desa kurang peduli terhadap
yang berkaitan dengan perwakafan. perwakafan yang ada di masyarakat,
Seharusnya KUA mengadakan dapat dilihat dengan tidak adanya
penyuluhan, pelatihan terhadap nadzir sosialisasi yang berbentuk penyuluhan,
yang ada di daerah sekitar supaya pelatihan terhadap masyarakat
nadzir mengetahui tugas-tugasnya terkait peraturan perwakafan. Karena
juga dapat mengelola wakaf secara aparat desa kurang paham tentang
profesional. aturan-aturan perwakafan yang ada di
Koordinasi yang baik sangat Indonesia.
diperlukan dalam organisasi. Hal ini 5) Adanya anggapan sementara bahwa
dapat dibuktikan antara KUA dengan nadzir adalah sebagai formalitas.
nadzir tidak memiliki koordinasi yang Dalam hal pengangkatan nadzir
baik. Sisi kurang koordinasi di antara oleh PPAIW, nadzir sendiri, wakif
mereka ini dapat dilihat pada kurang dan masyarakat sekitar kurang
adanya penjelasan atau sosialisasi pada memperhitungkan tentang pendidikan
nadzir dari pihak KUA tentang siapa dan kemampuan nadzir, sehingga
yang berkewajiban dalam pengurusan dalam pengelolaan wakaf dilakukan
tanah wakaf. Akibatnya mereka saling seadanya. Masyarakat beranggapan
menunjuk dan menunggu tanpa bahwa nadzir berkewajiban
adanya sebuah kejelasan. mendaftarkan tanah wakaf kepada
3) Adanya anggapan sementara bahwa PPAIW, setelah diterbitkannya akta
tanpa peran nadzir tanah wakaf dapat ikrar wakaf kewajiban nadzir gugur.
berkembang dengan baik. Sulitnya berkoordinasi dengan nadzir
Masyarakat sangat percaya dengan anggota. Maksudnya adalah antara
orang-orang yang diberi amanat wakif nadzir ketua, wakil, dan anggota-
untuk mengelola dan mengawasi anggota tidak ada koordinasi yang
harta benda wakaf di antaranya baik. Hal ini dikarenakan kurangnya
adalah nadzir. Selain itu yang pengetahuan mereka tentang
menyebabkan kepuasan mereka keorganisasian yang seharusnya
adalah teguhnya pendirian mereka menjadi wadah dalam pembentukan
dalam hal keagamaan. Sehingga program-program kerja, evaluasi-
kepercayaanlah yang mereka evaluasi yang berkaitan dengan
utamakan dari pada hukum yang pengelolaan wakaf.
berlaku seperti hukum positif. Dalam 6) Anggapan masyarakat bahwa hal
hal pengangkatan nadzir mereka tidak seperti ini adalah sudah sesuai dengan
pernah memperhitungkan mengenai aturan agama Islam, dan sudah
pendidikan maupun yang lainnya, berjalan sejak dahulu.
yang penting bagi mereka orang yang Kehadiran nadzir sebagai pihak
dipandang lebih mengerti tentang yang diberikan kepercayaan dalam
hukum Islam. pengelolaan wakaf sangat penting,
para ulama sepakat bahwa wakif harus
menunjuk nadzir wakaf yang mampu,

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 59


baik yang bersifat perseorangan 2) Public Accountability (pertanggung
maupun kelembagaan (badan hukum). jawaban umum), pertanggung
Pengangkatan nadzir wakaf yang jawaban umum merupakan wujud
mampu ini bertujuan agar harta dari pelaksanaan sifat amanah (dapat
wakaf tetap terjaga, terurus dan dipercaya) dan shiddiq (jujur). Karena
nadzir dapat melaksanakan kewajiban- keduanya harus dipertanggung
kewajibannya, sehingga harta wakaf jawabkan baik di dunia maupun di
itu tidak sia-sia. akhirat.
Mengingat adanya faktor-faktor 3) Aspiratif (mau mendengar dan
tersebut, maka untuk mengoptimalkan mengakomodasi seluruh lembaga
dalam masalah perwakafan hal ini juga kenadziran), seorang nadzir yang
berkaitan erat dengan tugas nadzir. Bagi dipercaya mengelola harta milik umum
nadzir selaku penerima benda wakaf dalam harus mendorong terjadinya sistem
pengelolaan wakaf hendaknya mengikuti sosial yang melibatkan partisipasi
asas-asas perwakafan di antaranya yaitu banyak kalangan. Hal ini dilakukan
asas professional manajemen karena yang untuk menghindari terjadinya pola
paling menentukan benda wakaf itu lebih pengambilan keputusan yang sepihak
bermanfaat atau tidak tergantung pada oleh kalangan elit kepemimpinan.32
pola pengelolaannya. Kalau pengelolaan Sehubungan dengan hal tersebut di
benda wakaf selama ini hanya dikelola atas, maka aparat pelaksana dan pengelola
seadanya dengan menggunakan wakaf (nadzir) hendaknya mempunyai
manajemen kepercayaan dan sentralisme pendidikan yang memadai dan moralitas
kepemimpinan yang mengesampingkan yang bagus serta mempunyai ketrampilan
aspek pengawal maka dalam pengelolaan yang memadai. Sehingga benda wakaf
wakaf secara modern harus menonjolkan tersebut dapat dikelola secara optimal
sistem manajemen yang lebih professional. dan faktor-faktor penghambat ada bisa
Dari asas personalitas manajemen ini terkurangi.
harus dijadikan semangat pengelolaan Selain itu dipandang perlu adanya
benda wakaf dalam rangka mengambil peningkatan etos kerja yang lebih efektif
kemanfaatan yang lebih luas dan lebih dan efisien untuk menertibkan tanah-
nyata untuk kepentingan masyarakat tanah wakaf dengan langkah-langkah
banyak. yang positif terutama tentang kewajiban-
Adapun potret kepemimpinan kewajiban nadzir atas tanah wakaf. Atas
manajemen yang baik dalam lembaga dasar itu perlu diadakan penyuluhan
kenadziran dapat dilihat dari tiga aspek ataupun sosialisasi kepada masyarakat
sebagai berikut: bahwa harta wakaf merupakan tanggung
1) Transparansi, dalam kepemimpinan jawab bersama seluruh umat Islam,
manajemen professional, transparansi Sehingga minimnya pemahaman
menjadi ciri utama yang harus masyarakat baik mengenai wakaf ataupun
dilakukan oleh seorang pemimpin. kewajiban nadzir atas tanah wakaf dapat
Ketika aspek transparansi sudah terkurangi.
ditinggalkan maka kepemimpinan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tidak akan berjalan dengan baik, adalah salah satu dari peraturan-peraturan
bahkan membuka terjadinya yang menyangkut perwakafan karena
penyelewengan yang tak terkendali. disusun dengan memperhatikan kondisi

32
Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh Jilid 3.H.84.

60 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


kebutuhan hukum masyarakat Indonesia kewajibannya atas tanah wakaf. Tanah
dan dalam rangka mendorong proses wakaf berupa Masjid, Musholla, dan
pemberdayaan wakaf secara produktif. madrasah (sekolah). Nadzir yang ada
Hukum material dalam UU No. 41 Tahun belum mengetahui adanya kewajiban
2004 adalah melalui pengesahan Presiden mengelola dan mengurus tanah wakaf
Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang dan kurangnya sosialisasi dari pihak KUA
Yudoyono pada tanggal 27 Oktober 2004, kepada para nadzir mengenai kewajiban
dan di Undangkan oleh Menteri Sekretaris pengelolaan tanah wakaf.
Negara Republik Indonesia, Prof. Dr. Padahal apabila kewajiban tersebut
Yusril Ihza Mahendra dan dicatat dalam tidak dilaksanakan, maka terdapat
lembaran Negara RI Tahun 2004 No 159.33 sanksi yang memberatkan nadzir yang
Perwujudan pelaksanaan hukum Islam melanggar atau tidak melakukan tugasnya
sangat tergantung pada tiga pilar hukum, dengan baik dan benar.34 Sanksi tersebut
yaitu: pelaku atau penegak hukum sendiri, adalah kurungan selama-lamanya 3 (tiga)
peraturan hukum dan kesadaran hukum bulan atau denda paling banyak 10.000
masyarakat. ketiga pilar hukum tersebut (sepuluh ribu rupiah). Namun dalam
harus tegak secara baik, sebab kelemahan kenyataannya di Desa Ngadi Kec. Mojo
satu pilar saja akan mengakibatkan Kab. Kediri bagi nadzir yang melanggar
terjadinya kelemahan penegak hukum. atau tidak mengelola dan mengurus tanah
Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 wakaf tidak mendapatkan sanksi yang
yang tercantum pada pasal 11 yang isinya tegas, bahkan didiamkan berlarut-larut
mewajibkan bagi nadzir untuk mengelola oleh KUA setempat, sehingga sampai
tanah wakaf. Dalam pengelolaan tanah turun-temurun tidak ada satupun nadzir
wakaf, pihak yang paling berperan berhasil yang melaksanakan kewajibannya yang
tidaknya pemanfaatan tanah wakaf adalah tercantum pada UU No. 41 Th 2004 pasal
nadzir wakaf, yaitu orang atau kelompok 11 yaitu mengelola dan mengurus tanah
orang atau badan hukum yang diserahi wakaf.
tugas oleh wakif untuk mengelola wakaf. Jadi, nadzir yang tidak mengelola dan
Nadzir mempunyai kewajiban untuk mengurus tanah wakaf di Desa Ngadi
melaksanakan tugasnya yaitu mengelola Kec. Mojo Kab. Kediri tidak sesuai dengan
dan mengurus tanah wakaf. Melihat adanya kewajiban nadzir yang tercantum dalam UU
kewajiban tersebut, di sini peneliti akan No. 41 Th 2004 pasal 11, yakni kewajiban
memaparkan sejauh mana relevansinya pengelolaan wakaf. Dan sanksi yang
antara ketiadaan pengelolaan wakaf oleh seharusnya diberikan kepada para nadzir
nadzir dengan UU No. 41 Tahun 2004 pasal yang tidak melaksanakan kewajibannya,
11, dikarenakan di Desa Ngadi Kec. Mojo sanksi tersebut tidak berlaku dikarenakan
Kab. Kediri terdapat nadzir yang tidak pihak KUA Kecamatan Mojo Kabupaten
mengelola dan mengurus tanah wakaf. Kediri tidak pernah menanyakan masalah
Di Desa Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri pengelolaan wakaf oleh nadzir.
terdapat nadzir yang ditugaskan untuk
mengelola, mengawasi dan menjaga harta D. Penutup
wakaf yang diberikan oleh wakif untuk a. Kesimpulan
dimanfaatkan bagi kepentingan umum. 1) Tugas nadzir dalam pengelolaan
Akan tetapi nadzir tidak menjalankan tanah wakaf di Desa Ngadi Kec. Mojo
33
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Proses Lahirnya
UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Jakarta: Direktorat 34
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Proses Lahirnya
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2015). H.217. UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. H 326.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 61


Kab. Kediri mempunyai tugas seperti lagi, juga masyarakat belum tahu
yang termuat pada pasal 11 Undang- tentang adanya imbalan kepada nadzir
Undang No 41 Tahun 2004 yaitu: atas jerih payahnya dalam mengelola
a. Melakukan pengadministrasian tanah wakaf yang telah diatur dalam
harta benda wakaf UU wakaf No. 41 tahun 2004 dan juga
b. Mengelola dan mengembangkan Kompilasi Hukum Islam.
harta benda wakaf sesuai dengan 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi
tujuan, fungsi dan peruntukannya. peran nadzir dalam pengelolaan tanah
c. Mengawasi dan melindungi harta wakaf Desa Ngadi Kec. Mojo Kab.
benda wakaf Kediri adalah minimnya pengetahuan
d. Melaporkan pelaksanaan tugas dari pihak nadzir dan wakif terhadap
kepada badan wakaf Indonesia. berbagai peraturan yang menyangkut
Secara garis besar antara Undang- tugas, kewajiban dan hak-hak nadzir,
Undang No 41 Tahun 2004 dengan KHI kurangnya sosialisasi dan tidak
ataupun PP No 28 Tahun 2004 mengenai adanya informasi, instruksi dari KUA
tugas atau kewajiban nadzir hampir Kec. Mojo Kab. Kediri kepada nadzir
sama. Disini dapat ditemukan bahwa tentang tugas-tugas nadzir, adanya
Undang-Undang No 41 tahun 2004 anggapan sementara bahwa tanpa
menunjuk pada perundang-undangan peran nadzir tanah wakaf dapat
mengenai wakaf sebelumnya. nadzir berkembang, aparat desa kurang pro
dalam Undang-Undang No 41 tahun aktif terhadap masyarakat berkaitan
2004 selain mengelola juga bertugas dengan perwakafan, adanya anggapan
untuk mengembangkan harta benda bahwa nadzir adalah sebagai formalitas,
wakaf. sulitnya berkoordinasi dengan nadzir
2) Mengenai masalah pengelolaan anggota, anggapan masyarakat bahwa
wakaf oleh nadzir di Desa Ngadi Kec. hal seperti ini adalah sesuai dengan
Mojo Kab. Kediri ternyata belum aturan agama Islam, dan sudah
dilaksanakan maksimal artinya nadzir berjalan sejak dahulu.
yang seharusnya bertugas mengelola
dan mengurus 12 tanah wakaf ternyata b. Saran
tidak berperan sama sekali, karena 1) Hendaknya Kantor Urusan Agama dan
masih adanya tekanan dari pihak nadzir Badan Wakaf Indonesia Kecamatan
pribadi atau nadzir yayasan, sehingga Mojo Kabupaten Kediri mulai saat
dan tanah wakaf tersebut dikelola ini berusaha memperbaiki dan
oleh satu kepengurusan (bukan meningkatkan sosialisasi kepada
nadzir). Mengingat nadzir yang tidak para nadzir se-Kecamatan Mojo
bertanggung jawab atas pengelolaan Kabupaten Kediri agar paham tentang
wakaf, menurutnya yang terpenting perwakafan, terutama mengenai hal
harta wakaf telah diikrarkan dan pengelolaan wakaf.
sudah mendapat akta ikrar dari KUA, 2) Hendaknya KUA dan BWI menegaskan,
dengan adanya akta ikrar wakaf bahkan kalau perlu memberikan
sudah dapat dipergunakan untuk kekuatan penuh kepada nadzir
mengajukan dana lewat proposal dan bahwa setiap kegiatan pelaksanaan
sudah mempunyai kekuatan hukum pembangunan atau apapun yang
tetap. Sedangkan pengelolaannya melibatkan panitia untuk meminta
tidak menjadi tanggung jawab nadzir sumbangan di dalam/di luar daerah,

62 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 1 Januari 2020 | 49-63


maka harus mengetahui nadzir desa ———. Undang-Undang Wakaf dan Peraturan
setempat, agar tidak disalahgunakan Pemerintah tentang Pelaksanaannya.
oleh oknum masyarakat lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Islam. Peraturan
Perundangan Perwakafan. Jakarta:
Departemen Agama RI, 2012.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Proses
DAFTAR PUSTAKA Lahirnya UU Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf. Jakarta: Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam,
2015.
Abdul Ghafur Anshori. Hukum dan Praktek Farida Prihatini. Hukum Islam Zakat dan
Perwakafan di Indonesia. Yogyakarta: Wakaf Teori dan Prakteknya di Indonesia,
Pilar Media, 2015. FHUI. Jakarta: FHUI, 2015.
Adijani Al-Alabij. Perwakafan Tanah di Hadi Setia Tunggal. Undang-Undang
Indonesia dalam Teori dan Praktek. Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. Tentang Wakaf. Jakarta: Harvarindo,
Ahmad Rofiq. Hukum Islam di Indonesia. 2015.
Jakarta: Grafindo Persada, 2013. Satria Effendi. Problematika Hukum Keluarga
Anselm Straus. Dasar-dasar Penelitian Islam Kontemporer: Analisis Yurisprudensi
Kualitatif. Surabaya: Bina Ilmu Offset, dengan Pendekatan Ushuliyah. Jakarta:
1997. Prenada Media, 2014.
Departemen Agama RI. Fiqih Wakaf. Jakarta: Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian.
Proyek Peningkatan Pemberdayaan Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Wakaf, 2014. -
———. Ilmu Fiqh Jilid 3. Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, 2011.
———. Lembaga Pengelola Wakaf (Nazhir).
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
———. Panduan Pemberdayaan Tanah
Wakaf Produktif Strategis di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Pemberdayaan
Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam, 2015.
———. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas
Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2015.

Fachrodin, Peran Nadzir dalam Pengelolaan Tanah Wakaf 63

Anda mungkin juga menyukai