Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 12

1. Ni Luh Donna Rika Tandyar 119211150


2. Kadek Regita Olivia Cahyani 119211154
3. Fanny Lin 119211215

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Fakultas/Jurusan : FEB/Akuntansi sore

BAB 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

1.1. Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan


1.2.1 Sejarah awal akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari lahirnya
sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario. Kebanyakan
skenario tersebut mengakui adanya pelaksanaan pencatatan di sebagian besar kebudayaan
Chaldean-Babilonia, Asiria 3.000 tahun sebelum masehi. Kehadiran dari bentuk-bentuk
pembukuan di dunia kuno tersebut dapat dikaitkan kepada beberapa factor, termasuk
penemuan tulisan, diperkenalkannya angka-angka Arab dan sistem decimal, penyebaran
pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan yang tidak mahal, meningkatnya
tingkat melek huruf, dan adanya suatu alat pertukaran. A.C. Litteleton membuat daftar tujuh
persyaratan bagi munculnya pembukuan yang sistematis: seni penulisan (the art of writting),
karena pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan. Aritmetika (arithmetic), karena aspek
mekanis dari pembukuan mengandung adanya serangkaian penghitungan seerhana. Milik
pribadi (private property), karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan
fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya. Uang (money) yaitu transaksi yang
belum selesai, karena tidak ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh
pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga. Perdagangan (commerce), karena sebuah
penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup tekanan untuk merangsang manusia
mengoorinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem. Modal (capital), karena tanpa
modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yangtidak
mungkin bisa dibayangkan.

1.2.2 Kontribusi Luca Pacioli

Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya diasosiasikan dengan
pengenalan pembukukan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia
menerbitkan bukunya, Summa e Arthimetica Geometria, Proportioni et Proportionalita yang
didalamnya terdapat dua buah bab de Computis et Scripturis yang menjelaskan pembukuan
pencatatan berpasangan. Ia berkata “seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika anda
membuat seorang kreditor, maka anda harus membuat seorang debitor”. Di bawah ini adalah
saran yang diberikan: merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama
jika Anda memiliki kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan
pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.

1.2.3 Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan

“Metode Italia” ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17, yang selanjutnya
menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-perkembangan baru, untuk menjadi apa
yang kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Dalam sebuah usaha untuk
menunjukkan bahwa model pencatatan berpasangan telah mengalami evolusi dengan cara yang
sangat mirip dengan ilmu pengetahuan secara umum.

1.2. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi di Amerika Serikat


Berbagai kelompok yang ada di Amerika Serikat, yang telah mengimplementasikan
gabungan dari berbagai macam-macam pendekatan, telah menjadikan teori dan praktik
akuntansi sebagai subjek dari pemeriksaan ulang yang konstan dan analisis yang penting.
Empat tahapan dari proses ini dapat diidentifikasikan:
a. Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan
oleh perusahaan-perusahaan industry setelah tahun 1900.
b. Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
Tahap ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan institusi di dalam
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi.
c. Tahap kontribusi professional (1959-1973)
Ketidakpuasan terhadap CAP dengan sangat jelas diungkapkan oleh presiden AICPA
waktu itu, Alvin R. Jennings, dengan pertanyaan mengenai “seberapa sukseskah kita
dalam mempersempit area-area yang memiliki perbedaan dan ketidakkonsistenan di
dalam pembuatan dan penyajian dari kerugian?”
d. Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi professional maupun manajemen di dalam
memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah paa pengadopsian suatu
pendekatan yang lebih eduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan
stanarnya.

1.3. Akuntansi dan Kapitalisme


Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya
klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital di dalam
perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini
selanjutnya dikenal sebagai tesis atau argument Sombart.

1.4. Relevansi Sejarah Akuntansi


Sejarah akuntansi dapat dinarasikan oleh episode-episode yang saling berhubungan
dengan cara tertentu, spesifik, dan non-analitis, dengan uraian mengenai teori keilmuan,
pekerjaan individu yang unik, sistem nilai mereka dan kritik yang diberikan pada pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan atau interpretasional dengan memberikan penjelasan dari
episode-episode tersebut.
Dalam kaitannya dengan perspektif kebijakan, sejarah akuntansi melakukan peran yang
instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan-
permasalahan akuntansi dan konteks institusionalnya, sekaligus juga dalam kebijakan umum.
Relevansi sejarah akuntansi terhadap praktik, kebijakan dan pedagogi akuntansi menuntut
lebih banyak pertanyaan yang dilontarkan menganai sejarah akuntansi.
1.5. Isu-Isu Akuntansi Internasional

1.5.1 Definisi akuntansi internasional

Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya.
Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.

Konsep ari akuntansi kompratif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi


internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam
akuntansi. Hal ini meliputi:

a. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan dan


praktik-praktik pelaporan;
b. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing
negara; dan
c. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada
pelaporan keuangan.

1.5.2 Harmonisasi standar akuntansi

Arti harmonisasi standar akuntansi

Wilson menyajikan pembedaan yang bermanfaat berikut ini: Istilah harmonisasi sebagai
kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang
berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai penekatan, praktis, dan mendamaikan daripada
standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian
yang penting untuk menghasilkan komuikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat
diartikan dan dipahami secara internasional.

Manfaat dari harmonisasi

 Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit
yang memadai.
 Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannya dengan perdagangan dan
arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk
standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
 Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari
luar, mengingat tiak cukupnya jumlah laba itahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia., telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.

Batasan pada harmonisasi

 Pertama, pemungutan pajak bagi semua negara adalah satu sumber permintaan yang
terbesar akan jasa-jasa akuntansi
 Kedua, kebijakan-kebijakan akuntansi hamper selalu dibuat untk mencapai sasaran
politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan sistem perekonomian atau politik yang
menyertainya di suatu negara tertentu.
 Ketiga, beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional itu diciptakan oleh para
akuntan seniri melalui persyaratn lisensi yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai