BAB 1
Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya diasosiasikan dengan
pengenalan pembukukan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia
menerbitkan bukunya, Summa e Arthimetica Geometria, Proportioni et Proportionalita yang
didalamnya terdapat dua buah bab de Computis et Scripturis yang menjelaskan pembukuan
pencatatan berpasangan. Ia berkata “seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika anda
membuat seorang kreditor, maka anda harus membuat seorang debitor”. Di bawah ini adalah
saran yang diberikan: merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama
jika Anda memiliki kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan
pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.
“Metode Italia” ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17, yang selanjutnya
menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-perkembangan baru, untuk menjadi apa
yang kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Dalam sebuah usaha untuk
menunjukkan bahwa model pencatatan berpasangan telah mengalami evolusi dengan cara yang
sangat mirip dengan ilmu pengetahuan secara umum.
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya.
Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
Wilson menyajikan pembedaan yang bermanfaat berikut ini: Istilah harmonisasi sebagai
kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang
berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai penekatan, praktis, dan mendamaikan daripada
standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian
yang penting untuk menghasilkan komuikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat
diartikan dan dipahami secara internasional.
Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit
yang memadai.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannya dengan perdagangan dan
arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk
standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari
luar, mengingat tiak cukupnya jumlah laba itahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia., telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.
Pertama, pemungutan pajak bagi semua negara adalah satu sumber permintaan yang
terbesar akan jasa-jasa akuntansi
Kedua, kebijakan-kebijakan akuntansi hamper selalu dibuat untk mencapai sasaran
politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan sistem perekonomian atau politik yang
menyertainya di suatu negara tertentu.
Ketiga, beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional itu diciptakan oleh para
akuntan seniri melalui persyaratn lisensi yang ketat.