Anda di halaman 1dari 6

8

Sistem Aerosol
Tekanan pada aerosol adalah hal yang penting dan dapat dikontrol dengan :
- Jenis dan jumlah propelan
- Sifat dan jumlah bahan yang mengandung cairan obat
Walaupun jumlah tertentu pada propelan tidak dapat ditetapkan dengan pasti, tetapi beberapa
perumusan umum dapat dibuat sebagai berikut :
 Penyemprot ruang umumnya mengandung propelan lebih banyak daripada aerosol untuk
semprotan permukaan berarti dilepaskan dengan tekanan yang lebih besar dan partikel yang
dihasilkan dipancarkan lebih keras. Aerosol semprotan ruang biasanya diberi tekanan 30-40
psig pada 700F dengan propelan kira-kira 85%.
 Aerosol semprotan permukaan mengandung propelan 30-70% dengan tekanan 25-55 psig pad
700F
 Aerosol busa mengandung propelan yang sedikit 6-10% dengan tekanan 35-55 psig. Aerosol
busa dianggap sebagai emulsi dimana propelan cair sebagian diemulsikan dengan cairan obat.
Karena propelan CFC adalah pelarut organic non polar maka tidak dapat bercampur dengan air.
Penggunaan surfaktan emugator menyebabkan pencampuran komponen cairan obat dan propelan
membentuk emulsi. Pengocokan wadah sebelum digunakan memperkuat pencampuran propelan
dengan cairan obat dan bila katup diaktifkan , campuran akan keluar dan propelan menguap
meninggalkan bahan obat dalam bentuk busa.

Menghitung tekanan uap campuran


Tekanan uap campuran propelan dapat dihitung menurut Hukum Roult yang mengatakan bahwa :
Tekanan uap suatu larutan tergantung dari tekanan masing-masing komponen dalam campuran.
Dalam keadaan ideal, tekanan uap campuran yang terdiri dari 2 propelan adalah sama dengan jumlah
fraksi molecular dari masing-masing komponen yang terdapat dalam campuran dikalikan dengan
tekanan uap dari masing-masing propelan murni pada suhu yang dikehendaki.
n𝑎 Ρ𝑎 = tekanan uap parsial propelan A
Ρ𝑎 = ( ) ΡΑ0 = ΝΑΡΑ0
na + nb Ρ𝑏 = tekanan uap parsial propelan B
0
ΡΑ = teknan uap propelan A murni
ΡB 0 = teknan uap propelan B murni
na dan nb = mol A dan mol B
nb ΝΑ = fraksi molekul A
Ρ𝑏 = ( ) ΡB 0 = ΝBΡB 0 ΝB = fraksi molekul B
na + nb
Ρ = tekanan uap total

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.


9

Contoh :
Hitunglah tekanan uap campuran propelan 12 dengan propelan 11 (30:70) pada suhu 700F. Diketahui
: propelan 12 (diklorodifluorometan), tekanan uap 700F adalah 84.9 psig dan BM = 120.93. Propelan
11 (trikoloromonofluorometan) tekanan uapnya 700F adalah 13.4 psig dan BM = 137.38.

Jawab :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11 70
mol Ρ11 = = = 0.5095
𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11 137.8
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12 30
mol Ρ12 = = = 0.2481
𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12 120.93

𝑛11 0.5095
Ρ11 = ( ) Ρ11 0 = ( ) 13.4 = 9.01
𝑛11 +𝑛12 0.5095+0.2481
𝑛12 0.2481
Ρ12 = ( ) Ρ11 0 = ( ) 84.9 = 27.80
𝑛11 +𝑛12 0.5095+0.2481 +
Jadi tekanan uap campuran propelan 12/11 (30:70) adalah 36.81 psia.
(psia = psig + 14.7)

Cosolvent (Pelarut Pembantu)


Pelarut pembantu digunakan untuk memperbaiki kelarutan zat berkhasiat dalam propelan. Untuk
mendapatkan satu fase cairan, pelarut pembantu harus dapat larut dalam propelan. Dalam memilih
cosolvent, yang perlu diperhatikan adalah :
1. Harus dapat disatukan dengan zat berkhasiat
2. Toksisitasnya elative rendah
3. Pelarut harus stabil dalam waktu lama, tidak bereaksi dengan wadah dan alat-alat pada wadah
aerosol
4. Sediaan tetap baik walaupun suhu berubah
Cosolvent yang sering dipakai yaitu alkohol karena mudah bercampur dengan sebagian besar propelan
dan mempunyai daya melarutkan yang besar dan relatif bebas dari toksisitas kulit. Selain alkohol dapat
juga digunakan propilen glikol, polietylen glikol, monoetil eter, atau derivative-derivativenya, aseton,
asetil asetat, dll.

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.


10

Sistem Dua Fase :


Sistem aerosol dua fase terdiri dari fase cair yang
mengandung propelan cair dan cairan pekat obat,
serta fase gas. Sistem ini digunakan untuk
memformulasi aerosol inhalasi.

Sistem Tiga Fase :

Sistem ini terdiri dari lapisan cair propelan,


lapisan cairan pekat obat yang berair dan fase
gas. Karena propelan cair biasanya mempunyai
kerapatan atau densitas yang lebih besar dari
lapisan air maka umumnya propelan cair
berada di bagian bawah dari wadah dan fase
air mengambang di atasnya. Dan fase gas
sebelah atas. Pipa tercelup dipasang sampai
batas cairan pekat obat supaya propelan cair
tidak ikut keluar jika katup diaktifkan.

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.


11

Sistem Gas Bertekanan :


Gas yang diberi tekanan lebih disukai dari gas
yang dicairkan dalam penggunaan pembuatan
aerosol. Tekanan dari gas yang diberi tekanan
yang terdapat dalam ruang atas wadah
mendorong cairan pekat obat ke pipa tercelup
dan keluar dari katup. Penggunaan gas yang tidak
larut dalam cairan pekat obat seperti gas nitrogen
akan menghasilkan pemancaran produk dalam
bentuk yang pada dasarnya sama dengan yang
ditempatkan dalam wadah, karena bukan gas
yang akan dipancarkan dari katup untuk
menyebabkan penyebaran partikel atau busa.
Gas lain seperti CO2 dan N2O yang sedikit larut dalam fase cair produk aerosol dapat digunakan pada
keadaan dimana pengeluarannya bersama cairan pekat produk dibutuhkan untuk mencapai
pembentukan busa.

Metode Pengisian Aerosol


Ada 2 cara yaitu :
1. Pengisian Dingin (Cold Filling Method)
Metode ini digunakan untuk sediaan aerosol yang menggunakan CFC sebagai propelan. Pada
cara ini, cairan pekat obat yang sudah diukur didinginkan sampai temperatur -100F kemudian

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.


12

diisi ke dalam wadah aerosol. Propelan didinginkan kira-kira -300F sampai -400F sehingga
propelan CFC mencair dan isikan ke dalam wadah yang sudah berisi cairan pekat obat
kemudian katup terpasang disisipkan ditempatnya. Setelah itu di cek kebocoran dengan
memasukkan wadah aerosol yang sudah terisi ke dalam air pada suhu 1300F. Cara pengisian
dingin, apabila ada air maka dapat menjadi es sehingga cara ini tidak dipakai.
2. Pengisian Tekanan (Pressure Filling Method)
Dengan cara tekanan cairan pekat obat
diisikan secara kuantitatif ke dalam wadah
aerosol kemudian katup terpasang disisipkan
ke tempatnya dan gas yang dicairkan dengan
tekanan diukur, dimasukkan ke dalam
tangkai katup dari buret bertekanan.
Propelan dalam jumlah yang diinginkan
dimasukkan ke dalam wadah di bawah
tekanan uapnya. Bila tekanan di dalam
wadah sama dengan teknan di dalam buret,
propelan akan berhenti mengalir. Pengisian
dengan tekanan digunakan untuk hampir
semua aerosol farmasi. Cara ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara dingin
dimana bahaya pengotoran uap air pada produk lebih kecil dan propelan yang hilang lebih
sedikit. Bila digunakan gas bertekanan dalam sistem aerosol, gas dipindahkan dari silinder baja
yang besar ke dalam wadah aerosol. Sebelum pengisian, cairan pekat obat diisikan secara
kuantitatif ke dalam wadah, katup terpasang disisipkan ke tempatnya dan udara dikeluarkan
dari wadah dengan pompa vakum. Gas bertekanan kemudian dimasukkan ke dalam wadah
lewat katup pengurang tekanan yang ditempelkan ke tabung gas; bila tekanan di dalam wadah
aerosol sama dengan tekanan yang telah ditentukan, gas akan berhenti mengalir.

Cara Pengujian :
1. Derajat Semprotan :
Derajat semprotan adalah jumlah bobot isi aerosol yang disemprotkan dalam satuan waktu
tertentu, dinyatakan dalam gram tiap detik.

2. Pengujian Kebocoran :
Derajat kebocoran masing-masing wadah dapat diukur dalam milligram tiap tahun dengan
rumus :

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.


13

365
(𝑊1 − 𝑊2 ) × × 24
𝑇
𝑊1 = bobot awal setiap wadah
𝑊2 = bobot wadah setelah penyimpanan 3 hari
𝑇 = waktu dalam jam
Cara :
Pilih 12 wadah, catat tanggal dan waktu dengan pembulatan hingga 30 menit.
Timbang wadah satu per satu, catat bobot W1 biarkan wadah pada posisi tegak pada
suhu kamar tidak kurang dari 3 hari. Timbang kembali masing-masing wadah, catat
bobot W2. Catat tanggal serta waktu dengan pembulatan hingga 30 menit. Hitung
waktu percobaan dalam jam, dan catat sebagai T. Sediaan memenuhi syarat jika
derajat kebocoran rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dari bobot
tertera pada etiket. Jika satu wadah bocor lebih dari 5% tiap tahun, tetapkan
kebocoran dengna menggunakan 24 wadah lainnya. Sediaan memenuhi syarat jika 36
wadah yang diperiksa tidak lebih dari 2 wadah bocor, lebih dari 5% dan tidak satupun
lebih dari 7% tiap tahun dari bobot yang tertera pada etiket.

3. Pengujian Tekanan :
Tekanan dalam wadah diukur dengna alat pengukur tekanan.

Penandaan pada Etiket


Pada etiket aerosol harus memuat informasi
‘PERINGATAN’
Peringatan : Isi bertekekanan, wadah jangan
ditusuk atau dibakar. Jangan dipaparkan
terhadap panas dan jangan disimpan pada
temperature di atas 490C. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak.

AEROSOL | Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.

Anda mungkin juga menyukai