Sistem Aerosol
Tekanan pada aerosol adalah hal yang penting dan dapat dikontrol dengan :
- Jenis dan jumlah propelan
- Sifat dan jumlah bahan yang mengandung cairan obat
Walaupun jumlah tertentu pada propelan tidak dapat ditetapkan dengan pasti, tetapi beberapa
perumusan umum dapat dibuat sebagai berikut :
Penyemprot ruang umumnya mengandung propelan lebih banyak daripada aerosol untuk
semprotan permukaan berarti dilepaskan dengan tekanan yang lebih besar dan partikel yang
dihasilkan dipancarkan lebih keras. Aerosol semprotan ruang biasanya diberi tekanan 30-40
psig pada 700F dengan propelan kira-kira 85%.
Aerosol semprotan permukaan mengandung propelan 30-70% dengan tekanan 25-55 psig pad
700F
Aerosol busa mengandung propelan yang sedikit 6-10% dengan tekanan 35-55 psig. Aerosol
busa dianggap sebagai emulsi dimana propelan cair sebagian diemulsikan dengan cairan obat.
Karena propelan CFC adalah pelarut organic non polar maka tidak dapat bercampur dengan air.
Penggunaan surfaktan emugator menyebabkan pencampuran komponen cairan obat dan propelan
membentuk emulsi. Pengocokan wadah sebelum digunakan memperkuat pencampuran propelan
dengan cairan obat dan bila katup diaktifkan , campuran akan keluar dan propelan menguap
meninggalkan bahan obat dalam bentuk busa.
Contoh :
Hitunglah tekanan uap campuran propelan 12 dengan propelan 11 (30:70) pada suhu 700F. Diketahui
: propelan 12 (diklorodifluorometan), tekanan uap 700F adalah 84.9 psig dan BM = 120.93. Propelan
11 (trikoloromonofluorometan) tekanan uapnya 700F adalah 13.4 psig dan BM = 137.38.
Jawab :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11 70
mol Ρ11 = = = 0.5095
𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 11 137.8
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12 30
mol Ρ12 = = = 0.2481
𝐵𝑀 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛 12 120.93
𝑛11 0.5095
Ρ11 = ( ) Ρ11 0 = ( ) 13.4 = 9.01
𝑛11 +𝑛12 0.5095+0.2481
𝑛12 0.2481
Ρ12 = ( ) Ρ11 0 = ( ) 84.9 = 27.80
𝑛11 +𝑛12 0.5095+0.2481 +
Jadi tekanan uap campuran propelan 12/11 (30:70) adalah 36.81 psia.
(psia = psig + 14.7)
diisi ke dalam wadah aerosol. Propelan didinginkan kira-kira -300F sampai -400F sehingga
propelan CFC mencair dan isikan ke dalam wadah yang sudah berisi cairan pekat obat
kemudian katup terpasang disisipkan ditempatnya. Setelah itu di cek kebocoran dengan
memasukkan wadah aerosol yang sudah terisi ke dalam air pada suhu 1300F. Cara pengisian
dingin, apabila ada air maka dapat menjadi es sehingga cara ini tidak dipakai.
2. Pengisian Tekanan (Pressure Filling Method)
Dengan cara tekanan cairan pekat obat
diisikan secara kuantitatif ke dalam wadah
aerosol kemudian katup terpasang disisipkan
ke tempatnya dan gas yang dicairkan dengan
tekanan diukur, dimasukkan ke dalam
tangkai katup dari buret bertekanan.
Propelan dalam jumlah yang diinginkan
dimasukkan ke dalam wadah di bawah
tekanan uapnya. Bila tekanan di dalam
wadah sama dengan teknan di dalam buret,
propelan akan berhenti mengalir. Pengisian
dengan tekanan digunakan untuk hampir
semua aerosol farmasi. Cara ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan cara dingin
dimana bahaya pengotoran uap air pada produk lebih kecil dan propelan yang hilang lebih
sedikit. Bila digunakan gas bertekanan dalam sistem aerosol, gas dipindahkan dari silinder baja
yang besar ke dalam wadah aerosol. Sebelum pengisian, cairan pekat obat diisikan secara
kuantitatif ke dalam wadah, katup terpasang disisipkan ke tempatnya dan udara dikeluarkan
dari wadah dengan pompa vakum. Gas bertekanan kemudian dimasukkan ke dalam wadah
lewat katup pengurang tekanan yang ditempelkan ke tabung gas; bila tekanan di dalam wadah
aerosol sama dengan tekanan yang telah ditentukan, gas akan berhenti mengalir.
Cara Pengujian :
1. Derajat Semprotan :
Derajat semprotan adalah jumlah bobot isi aerosol yang disemprotkan dalam satuan waktu
tertentu, dinyatakan dalam gram tiap detik.
2. Pengujian Kebocoran :
Derajat kebocoran masing-masing wadah dapat diukur dalam milligram tiap tahun dengan
rumus :
365
(𝑊1 − 𝑊2 ) × × 24
𝑇
𝑊1 = bobot awal setiap wadah
𝑊2 = bobot wadah setelah penyimpanan 3 hari
𝑇 = waktu dalam jam
Cara :
Pilih 12 wadah, catat tanggal dan waktu dengan pembulatan hingga 30 menit.
Timbang wadah satu per satu, catat bobot W1 biarkan wadah pada posisi tegak pada
suhu kamar tidak kurang dari 3 hari. Timbang kembali masing-masing wadah, catat
bobot W2. Catat tanggal serta waktu dengan pembulatan hingga 30 menit. Hitung
waktu percobaan dalam jam, dan catat sebagai T. Sediaan memenuhi syarat jika
derajat kebocoran rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dari bobot
tertera pada etiket. Jika satu wadah bocor lebih dari 5% tiap tahun, tetapkan
kebocoran dengna menggunakan 24 wadah lainnya. Sediaan memenuhi syarat jika 36
wadah yang diperiksa tidak lebih dari 2 wadah bocor, lebih dari 5% dan tidak satupun
lebih dari 7% tiap tahun dari bobot yang tertera pada etiket.
3. Pengujian Tekanan :
Tekanan dalam wadah diukur dengna alat pengukur tekanan.