Anda di halaman 1dari 12

Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Kenaikan Titik Didih Larutan


Aldi Sutisna1, Indah Handini Putri2, Vioni Yulianti*3
1,3
Depertemen Kimia, Universitas Negeri Padang
Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia

*vioniyulianti@gmail.com

Abstract — Titik didih larutan dipengaruhi oleh fraksi mol. Perubahan fraksi mol zat terlarut mengakibatkan perubahan
titik didih campuran. Semakin tinggi titik didih campuran maka semakin tinggi atau besar pula jumlah fraksi mol zat tersebut,
namun apabila titik didih larutan menurun maka menandakan pula bahwa fraksi mol juga kecil. Dapat dikatakan bahwa antara
komposisi dengan titik didihnya berbanding lurus. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan
titik didih yang digunakan sebagai ΔTb (b berasal dari kata boil). Titik didih suatu larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut,
bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut tersebut tidak mudah
menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut meleleh pada suhu yang tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya jika
zat itu mudah menguap atau etanol, larutan akan mendidih pada suhu dibawah titik didih. Suatu larutan dikatakan ideal, jika
larutan tersebut mengikuti hukum Raoult pada seluruh kisaran komposisi dari sistem tersebut. Hukum Raoult secara umum
didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan hasil kali fugasitasnya dalam keadaan murni
pada temperatur dan tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut. Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan
uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”. Larutan
ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik molekul-molekul komponennya sama dengan gaya tarik menarik anatara molekul
dari masing-masing komponennya. Pada hukum Raoult terjadi penyimpangan, penyimpangan hukum Raoult terjadi karena
perbedaan interaksi antara partikel sejenis dengan yang tak sejenis.

Keywords — Hukum Raoult, larutan ideal, titik didih, fraksi mol, tekanan uap

I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA

Titik didih larutan dipengaruhi oleh fraksi mol. Perubahan


Cairan dalam wadah tertutup rapat akan ada molekul cairan
fraksi mol zat terlarut mengakibatkan perubahan titik didih
campuran. Semakin tinggi titik didih campuran maka semakin akan berubah jadi uap mengisi ruang di atas cairan itu dan
tinggi atau besar pula jumlah fraksi mol zat tersebut, namun sebaliknya akan ada lagi molekul uap itu kembali masuk
apabila titik didih larutan menurun maka menandakan pula kedalam cairan. Akhirnya akan terjadi kesetimbangan, yaitu
bahwa fraksi mol juga kecil. Dapat dikatakan bahwa antara jumlah molekul jadi uap sama dengan yang jadi cair kembali
komposisi dengan titik didihnya berbanding lurus. dalam waktu yang sama (Gambar 1).
Suatu larutan dikatakan ideal, jika larutan tersebut mengikuti
hukum Raoult pada seluruh kisaran komposisi dari sistem
tersebut. Hukum Raoult secara umum didefinisikan sebagai
fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan
hasil kali fugasitasnya dalam keadaan murni pada temperatur
dan tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan
tersebut. Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan uap larutan
ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat
terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”. Gambar 1. Kesetimbangan cairan dengan uapnya

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Perlu diingat bahwa dalam ruang di atas cairan tidak


juga mengandung molekul- molekul lain yang terdapat
dalam udara, seperti nitrogen, oksigen dll. Tekanan udara
dalam ruang adalah jumlah tekanan parsial semua gas
tersebut. Sumbangan tekanan uap cairan murni dalam
ruang itu disebut tekanan uap cairan murni (Po).
Contohnya air murni pada suhu 250 C mempunyai nilai
22,4 mmHg sedangkan tekanan total dalam ruang itu
adalah 760 mmHg.

Dua cairan A dan B murni masing-masing mempunyai


tekanan uap misalkan masing- masing PAo dan PBo (Gambar 2a Gambar 3. Tekanan uap parsial dan total campuran benzen-
dan 2b). Bila kedua cairan dicampur, maka akan membentuk toluen garis lurus
kesetimbangan baru antara cairan dengan uapnya masing-
masing (Gambar 2c). Campuran dua zat cair dapat dinyatakan dengan
diagram tekanan uap – fraksi mol pada suhu tetap (Gambar
Jika larutan bersifat ideal, maka menurut hukum Raoult, 5a) dan dan diagram suhu – fraksi mol pada tekanan tetap
untuk tekanan uap parsial A dan B dalam campuaran (Gambar 5b).Pada Gambar 5b terlihat bahwa titik didih A
berlaku: murni (TAo) lebih tinggi dari titik didih B murni (TBo).
sedangkan titik didih campuran bervariasi yang
PA = xA PAo PB = xB PBo bergantung pada fraksi molnya. Contohnya, bila fraksi
dengan PA dan PB adalah uap cairan A dan B dalam mol B lebih dari A, misalkan 0,8, maka titik didih larutan
larutan, PAo dan PBo adalah tekanan uap cairan A dan B libih tinggi dari TBo, Dengan kata lain terjadi kenaikan titik
murni, xA dan xB adalah fraksi mol A dan B dalam larutan. didih (∆Tb) Tetapi bila fraksi mol A lebih besar misalkan
0,9, maka titik didih laturan lebih kecil dari TAo atau terjadi
penurunan titik didih (−∆Tb).

Gambar 2. Kesetimbangan cairan dengan uapnya (a)


cairan A murni, (b) cairan B (c) campuran A dan B
dengan uapnya masing-masing.

Jumlah tekanan uap parsial komponen larutan disebut tekanan


total Ptot = PA + PB Gambar 5. Diagram (a) tekanan uap-fraksi mol dan (b)suhu-
fraksi mol.
Salah satu contoh larutan ideal adalah campuran toluene dan
benzen. Jika kedua cairan ini dicampur dalam berbagai fraksi Ternyata sedikit sekali campuran dua zat cair yang bersifat
mol dan kemudian diukur tekanan totalnya masing-masing ideal tetapi ada yang mendekati ideal yang disebut tipe
pada suhu tertentu , akan didapat titik-titik seperti pada Gambar intermediet, contohnya campuran sikloheksana dan karbon
3. Melalui titik-titik itu dapat dibuat garis yang relatif lurus dan tetraklorida (Gambar 6).
menjadi bukti bahwa kedua cairan adalah larutan ideal dan
berlaku hukum Raoult.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair
mendidih. pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair
diukur pada tekanan satu atmosfer, contohnya titik didih air
didih saat air diukur pada tekanan udara satu ATM air
mendidih pada suhu 100 °C.

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap


berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
dididhnya lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas
melalui sangkap-sangkap yang disebut menara gelembung.
Makin ke atas, suhu dalam fraksionasi itu makin rendah. Hal
itu menyebabkan komponen dalam titik didih lebih tinggi
Gambar 6. Kurva tekanan uap-fraksi mol campuran
akan mengembun, sedangkan komponen yang titik didih
sikloheksana dan karbon tetraklorida pada suhu 40 0C
rendah ke bagian lebih atas lagi. Demikian seterusnya hingga
komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen
Karena kebanyakan campuran bukan larutan ideal, maka yang berada pada suhu kamar berupa gas [7]
campuran itu menyimpang dari hukum Raoult. Ada dua
macam penyimpangan yaitu penyimpangan positif dan
Titik didih dapat dipakai secara tidak langsung
penyimpangan negatif. Penyimpangan positif adalah bila
memperkirakan kekuatan tarik-menarik antara molekul zat
tekanan total uapnya berada di atas tekanan uap larutan ideal,
cair. Zat cair yang memiliki daya tarik-menarik antar molekul
contohnya antara methylol dengan carbondisulfida (Gambar
yang kuat memiliki titik didih yang tinggi dan sebaliknya jika
7a). Penyimpangan negatif sebaliknya, tekanan total uapnya
zat cair yang lemah, memiliki titik didih yang rendah.
berada di bawah tekanan uap larutan ideal, contohnya antara
Tekanan uap suatu zat cair akan meningkat jika suhu
aseton dengan kloroform (Gambar 7b).
dinaikkan mendidih jika tekanan uapnya sama dengan tekanan
udara diatas cairan [1]

Titik didih adalah temperatur pada tekanan uap cairan baru


saja menjadi sama dengan tekanan atmosfer (460 mmHg)
pada kondisi standar. Ketika titik ini tercapai, perubahan
dramatis terjadi : temperatur tidak akan jauh naik dalam
merespon panas yang terus menerus masuk; akhirnya panas
tersebut semata-mata digunakan untuk menguapkan cairan.
Suatu fenomena akan jelas terjadi, yakni pembentukan
gelombang uapan dalam cairan tumbuh dan naik keatas
permukaan. Gelombang adalah kantong-kantong gas dalam
cairan yang dapat karena tekanan uap cairan yang
Gambar 7. Kurva tekanan uap-fraksi mol (a) campuran metilal menyelimuti cairan lebih besar daripda jumlah tekanan
dan karbon disulfida, dan (b) campuran aseton dengan atmosfer dan tekanan hidrostatik cairan itu sendiri [5]
kloroform
Secara matematis, kenaikan titik didih dirumuskan sebagai
Dalam percobaan ini yang dijaga tetap adalah tekanannya berikut :
dan yang diukur adalah titik didihnya larutan dalam berbagai
komposisi sehingga dapat dibuat diagram biner titik didih
dengan komposisi. Melalui titik-titik itu dibuat garis dan ΔTb = Tb larutan - Tb pelarut murni
bentuk garis itu dipakai untuk untuk menentukan larutan
besifat ideal atau tidak. Jika garis itu relatif lurus maka dapat Dimana : ΔTb adalah kenaikan titik didih, Tb larutan adalah
disimpulkan larutan bersifat ideal dan jika tidak lurus maka titik didih larutan dan Tb pelarut murni adalah titik didih
larutan tidak ideal [6] larutan. Titik didih cairan bergantung pada tekanan uap
permukaan cairan [4]

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni III. HASIL DAN PEMBAHASAN
disebut kenaikan titik didih yang digunakan sebagai ΔTb (b
berasal dari kata boil). Titik didih suatu larutan lebih tinggi A. Hasil
daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat Tabel Titik Didih
terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat
terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula,
SISTEM Titik Didih (oC) Pada Penambahan Zat
larutan tersebut meleleh pada suhu yang tinggi daripada titik
Terlarut
didih pelarut air. Sebaliknya jika zat itu mudah menguap atau 1 2 3 4 5
etanol, larutan akan mendidih pada suhu dibawah titik didih
Kloroform 60C 60C 60C 60C 60C
[3]
murni
Kloroform + 58C 62C 60C 60C 56C
METODE Aseton
Aseton murni 54C 54C 54C 54C 54C
A. Alat dan Bahan Aseton + 61C 62C 62C 62C 62C
Alat Kloroform

Alat refluk, pembakar gas/listrik, standar, corong, termometer Perhitungan


(0-100oC), pecahan porselen, gelas ukur 10 ml.

Bahan Massa Jenis

Pada percobaan kali ini menggunakan 1-propanol, 2-


• Kloroform
propanol, kloroform, aseton, batu didih.
Massa kloroform = (massa piknometer +
massa kloroform) -
B. Langkah Kerja
(massa pikonometer
Penambahan aseton ke dalam kloroform
kosong)
Mengukur kerapatan massa kloroform dan aseton dengan
= (57, 8650 – 21,5682) gr
teliti. Pasang alat refluk sebaik-baiknya. Perhatikan:
= 36, 2968 gram
termometer tercelup di tengah cairan dan jangan menyentuh
Volume piknometer = 25 mL = 25 cm3
dinding gelas refluk. Pada saat memasukkan cairan, suhu 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
pemanas harus diturunkan. Masukkan 10 ml kloroform ke Massa jenis kloroform=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
dalam labu refluk, tambahkan batu didih, panaskan sampai 36,2968 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
25 𝑐𝑚3
mendidih dan catat suhunya. Turunkan suhu pemanasan dan
= 1, 45 gram / cm3
tuangkan 2 ml aseton ke dalam labu. Panaskan perlahan sampai
mendidih dan setelah suhu tetap catat suhu didihnya. Ulangi
• Aseton
prosedur dengan penambahan 2 ml aseton sampai jumlah
Massa aseton = (massa piknometer +
aseton mencapai 10 ml. setiap penambahan dilakukan jangan
massa aseton) -
lupa untuk mencatat titik didihnya. Kemudian tuangkan
(massa pikonometer
campuran tersebut ke dalam wadah yang kosong dan tutup
kosong)
rapat. Keringkan alat refluk dengan jalan diangin-anginkan.
= (41,1780 – 21,5682) gr
= 19, 6098 gram
Penambahan kloform kedalam aseton
Volume piknometer = 25 mL = 25 cm3
Pasang kembali alat refluk. Tuangkan 10 ml aseton ke 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
dalam labu refluk, panaskan hati-hati dan catat titik didihnya. Massa jenis aseton =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
19,6098 𝑔𝑟𝑎𝑚
Turunkan suhu pemanas. Kemudian tambahkan 2 ml kloroform =
25 𝑐𝑚3
dan panaskan, catat suhu didihnya. Demikian seterusnya
= 0,78 gram / cm3
sampai kloroform yang ditambahkan 10 ml. Setiap kali catat
suhu didihnya.
Fraksi Mol Percobaan 1 (Kloroform + Aseton)

Note : 1 mL kloroform = 1 cm3 kloroform

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 4


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

• 10 cm3 Kloroform murni Massa aseton =𝜌 ×𝑣


= 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 4 cm3
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣 = 3,12 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 Mol Aseton =
𝑚𝑟
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 3,12 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =
Mol Kloroform = 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑟
14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,05 mol
= 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
= 0,12 mol 0,12 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 =
X mol Kloroform = (0,12+0,05) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙
= 0,7
= 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
(0,12+0) 𝑚𝑜𝑙 X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
=1 0,05 𝑚𝑜𝑙
=
(0,05+0,12) 𝑚𝑜𝑙
= 0,29
• 10 cm3 kloroform + 2 cm3 aseton
• 10 cm3 kloroform + 6 cm3 aseton
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform = Mol Kloroform =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,12 mol = 0,12 mol
Massa aseton =𝜌 ×𝑣 Massa aseton =𝜌 ×𝑣
= 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 2 cm3 = 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 6 cm3
= 1,56 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 4,68 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Aseton = Mol Aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
1,56 𝑔𝑟𝑎𝑚 4,68 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,03 mol = 0,08 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
X mol Kloroform = X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙 0,12 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,12+0,03) 𝑚𝑜𝑙 (0,12+0,08) 𝑚𝑜𝑙
= 0,8 = 0,6
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
X mol Aseton = X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,03 𝑚𝑜𝑙 0,08 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,03+0,12) 𝑚𝑜𝑙 (0,08+0,12) 𝑚𝑜𝑙
= 0,2 = 0,4

• 10 cm3 kloroform + 4 cm3 aseton • 10 cm3 kloroform + 8 cm3 aseton

Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣 Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣


= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 = 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform = Mol Kloroform =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,12 mol = 0,12 mol

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 5


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Massa aseton =𝜌 ×𝑣 Mol Aseton =
𝑚𝑟
= 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 8 cm3 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
= 6,24 𝑔𝑟𝑎𝑚 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,13 mol
Mol Aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑜𝑙 aseton
6,24 𝑔𝑟𝑎𝑚 X mol Aseton =
= 𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 0,13 𝑚𝑜𝑙
= 0,11 mol =
(0,13+0) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 =1
X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙
= • 10 cm3 kloroform + 2 cm3 aseton
(0,12+0,11) 𝑚𝑜𝑙
= 0,52
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 Massa Aseton =𝜌 ×𝑣
X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,11 𝑚𝑜𝑙 = 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
(0,11+0,12) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 0,49 Mol Aseton =
𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
• 10 cm3 kloroform + 10 cm3 aseton 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,13 mol
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣 Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 = 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 2 cm3
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 2,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform = Mol Kloroform =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 2,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙

= 0,12 mol = 0,02 mol


𝑚𝑜𝑙 aseton
Massa aseton =𝜌 ×𝑣 X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
= 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 0,13 𝑚𝑜𝑙
=
= 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 (0,13+0,02) 𝑚𝑜𝑙

Mol Aseton =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,87
𝑚𝑟 𝑚𝑜𝑙 kloroform
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 X mol Kloroform =
= 𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 0,02 𝑚𝑜𝑙
=
= 0,13 mol (0,02+0,13) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = 0,13
X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙
=
(0,12+0,13) 𝑚𝑜𝑙 • 10 cm3 kloroform + 4 cm3 aseton
= 0,48
X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 Massa Aseton =𝜌 ×𝑣
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,13 𝑚𝑜𝑙
= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
(0,13+0,12) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 0,52 Mol Aseton =
𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
Fraksi Mol Percobaan 2 (Aseton + Kloroform) 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,13 mol
Note : 1 mL aseton = 1 cm3 aseton Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 4 cm3
• 10 cm3 Aseton murni = 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform =
𝑚𝑟
Massa Aseton =𝜌 ×𝑣 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 0,05 mol
= 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 6


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

𝑚𝑜𝑙 aseton 𝑚𝑜𝑙 aseton


X mol Aseton = X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,13 𝑚𝑜𝑙 0,13 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,13+0,05) 𝑚𝑜𝑙 (0,13+0,09) 𝑚𝑜𝑙
= 0,72 = 0,59
𝑚𝑜𝑙 kloroform 𝑚𝑜𝑙 kloroform
X mol Kloroform = X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,05 𝑚𝑜𝑙 0,09 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,05+0,13) 𝑚𝑜𝑙 (0,09+0,13) 𝑚𝑜𝑙
= 0,28 = 0,41

• 10 cm3 kloroform + 6 cm3 aseton • 10 cm3 kloroform + 10 cm3 aseton

Massa Aseton =𝜌 ×𝑣 Massa Aseton =𝜌 ×𝑣


= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 = 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Aseton = Mol Aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,13 mol = 0,13 mol
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣 Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 6 cm3 = 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 8,7 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform = Mol Kloroform =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
8,7 𝑔𝑟𝑎𝑚 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,07 mol = 0,12 mol
𝑚𝑜𝑙 aseton 𝑚𝑜𝑙 aseton
X mol Aseton = X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,13 𝑚𝑜𝑙 0,13 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,13+0,07) 𝑚𝑜𝑙 (0,13+0,12) 𝑚𝑜𝑙
= 0,65 = 0,52
𝑚𝑜𝑙 kloroform 𝑚𝑜𝑙 kloroform
X mol Kloroform = X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,07 𝑚𝑜𝑙 0,12 𝑚𝑜𝑙
= =
(0,07+0,13) 𝑚𝑜𝑙 (0,12+0,13) 𝑚𝑜𝑙
= 0,35 = 0,48

• 10 cm3 kloroform + 8 cm3 aseton


Tabel Fraksi Mol
Massa Aseton =𝜌 ×𝑣 SISTEM Fraksi mol
= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 1 2 3 4 5
= 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 Kloroform 1 1 1 1 1
Mol Aseton = murni
𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 Kloroform + 0,2 0,29 0,4 0,49 0,52
=
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 Aseton
= 0,13 mol Aseton murni 1 1 1 1 1
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
Aseton + 0,13 0,28 0,35 0,41 0,48
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 8 cm3 Kloroform
= 11,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform =
𝑚𝑟
11,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0.09 mol

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 7


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Grafik Percobaan kali ini menggunakan kloroform dan


aseton. Sesuai dengan referensi yang ada, bahwa titik didih
aseton sebesar 56 oC sementara titik didih kloroform sebesar
61,2 oC. Berdasarkan titik didih yang dijadikan sebagai
Penambahan Aseton ke dalam referensi atau pembanding, maka percobaan ini mengamati titik
Kloroform didih larutan kloroform terhadap penambahan aseton atau
pengamatan titik didih aseton terhadap komposisi kloroform
75 y = -0.4571x + 60.933 yang lebih banyak.
Titik Didih (°C)

70 R² = 0.1714
62
65 60 60 60
58 Pencampuran kedua larutan memperhatikan sifat-sifat
60 56
55
masing - masing larutan, maksudnya adalah jika kedua larutan
1 0.2 0.29 0.4 0.49 0.52 tersebut dapat membentuk campuran ideal atau tidak.
Campuran ideal adalah campuran yang menaati Hukum Raoult.
Fraksi mol aseton
Campuran ideal memiliki gaya tarik menarik yang sangat kuat
antara larutan yang dicampurkan daripada gaya tarik menarik
larutan sejenis. Gaya antar molekul yang berikatan
mempengaruhi tekanan uap dari larutan tersebut. Hukum
Penambahan Kloroform ke dalam Raoult secara umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap
komponen dalam larutan yang sama dengan hasil kali
Aseton fugasitasnya dalam keadaan murni pada temperatur dan
y = 1.2286x + 56.2
75 R² = 0.5129 tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut
Titik Didih (°C)

70 [2]
61 62 62 62 62
65
60 Dalam larutan ideal, semua mengikuti kompenen (pelarut dan
55 zat terlarut) mengikuti hukum Raoult pada seluruh selang
1 0.13 0.28 0.35 0.41 0.48 konsentrasi. Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan uap
Fraksi mol kloroform larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi
mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut” [9]

Titik didih larutan dipengaruhi oleh fraksi mol. Perubahan


fraksi mol zat terlarut mengakibatkan perubahan titik didih
Fraksi Mol Aseton Vs Fraksi Mol campuran. Semakin tinggi titik didih campuran maka semakin
Kloroform tinggi atau besar pula jumlah fraksi mol zat tersebut, namun
1.5 apabila titik didih larutan menurun maka menandakan pula
Titik Didih (°C)

bahwa fraksi mol juga kecil. Dapat dikatakan bahwa antara


1
komposisi dengan titik didihnya berbanding lurus.
0.5
0 Penurunan titik didih hanya terjadi apabila fraksi mol yang
0.20 0.40 0.50 0.60 0.70 didapat juga kecil , sebaliknya apabila terjadi kenaikan titik
Fraksi mol aseton Fraksi mol kloroform didih yang signifikan itu menandakan fraksi mol larutan
tersebut besar atau tinggi.

Penyimpangan Hukum Raoult yang terjadi adalah


B. Pembahasan penyimpangan negatif. Penyimpangan negatif menyatakan
Pratikum kali ini mengenai kenaikan titik didih larutan. ikatan hidrogen. Penyimpangan ini biasanya disebabkan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk memahami terbentuknya ikatan intermolekul antara komponen-komponen
hukum raoult pada campuran dua cairan, mempelajari kenaikan yang terdapat dalam sistem. Saat aseton dan kloroform
titik didih larutan non elektrolit berdasarkan jenis dan jumlah dicampurkan, akan menyebabkan panas yang menunjukkan
zat terlarut, dan menentukan larutan bersifat ideal dan bahwa terjadi ikatan. Disini, ikatan intramolekul yang
penyimpangan dari larutan ideal. terbentuk juga merupakan ikatan hidrogen. Dalam larutan encer

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 8


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

tidak terbentuk ikatan-ikatan kimia, hukum raoult akan Penguapan bisa terjadi melalui celah – celah penghubung
dipenuhi oleh pelarut walaupun tidak ideal. Hal ini disebabkan antara tempat pemasukan pada mulut labu atau sambungan labu
pada larutan encer, sebagian besar sistem terdiri dari molekul- ke kondensor yang tidak tertutup rapat dan tidak pula ditutup
molekul pelarut dan sifat-sifat molekul tadi tidak akan jauh dengan aluminium foil. Penurunan titik didih yang terjadi
berbeda dari molekul-molekul pelarut murni, tetapi hukum seharusnya terlihat signifikan sesuai dengan teori yang ada,
raoult tidak berlaku bagi zat yang berada dalam larutan encer namun jika pada percobaan penurunan titik didih yang terjadi
non ideal. Jadi, larutan ideal adalal larutan yang gaya tarik tidak terlalu jauh selisihnya dengan titik didih sebelumnya, hal
menarik molekul-molekul komponennya sama dengan gaya ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pengamatan dalam
tarik menarik antara molekul dari maing-masing komponenya. proses pengukuran suhu melalui termometer atau dikarenakan
pada saat untuk mengukur titik didih selanjutnya larutan
Jadi, bila larutan zat A dan B bersifaat ideal, maka gaya tarik tersebut tidak didinginkan terlebih dahulu sehingga suhunya
antara molekul A dan B sama dengan gaya tarik molekul A pun mendekati titik didih yang sebelumnya, begitu pula pada
dengan molekul A atau antara B dengan B. Dalam larutan ideal, saat terjadinya kenaikan titik didih.
semua komponen (pelarut dan zat terlarut) mengikuti hukum
raoult pada seluruh selang konsentrasi. Larutan kloroform dan Dalam semua larutan encer yang tidak mempunyai interaksi
aseton adalah larutan ideal. Dalam semua larutan encer yang kimia diantara komponen-komponennya, hukum Raoult
tak mempunyai interaksi kimia diantara komponen- berlaku bagi pelarut, baik ideal maupun tidak ideal. Tetapi
komponennya. Hukum raoult berlaku bagi pelarut baik ideal hukum Raoult tidak berlaku bagi larutan tidak ideal encer.
maupun tak ideal. Tertapi, hukum raoult tidak berlaku pada zat Perbedaan ini bersumber pada kenyataan molekul-molekul
terlarut pada larutan tak idela encer. Perbedaan ini bersumber pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan
pada kenyatan : molekul-molekul pelarut yang luar biasa lingkungan molekul terlarut sangat berbeda dalam lingkungan
banyaknya. Hal ini menyebabkan lingkungan molekul terlarut pelarut murni. Zat terlarut dalam larutan tidak ideal encer
sangat berbeda dalam lingkungan pelarut muni. Zat terlarut tak mengikuti hukum Henry, bukan hukum Raoult [8]
ideal mengikuti hukum Henry bukan hukum Raoult.
IV. KESIMPULAN
Campuran yang non ideal mempunyai sifat fisika yang Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
berubah dari keadaan idealnya. Sifat ini disebut sebagai sifat disimpulkan bahwa komposisi suatu larutan akan
koligatif larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel mempengaruhi titik didih zat di di dalamnya, semakin besar
zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat dan keadaan partikel. komposisi zat terlarut dalam larutan maka semakin besar pula
Larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi dua titik didih larutan tersebut. Tekanan uap campuran dipengaruhi
asumsi yaitu zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak gaya antar molekul campuran tersebut. Gaya antar molekul
memberikan konstribusi pada uapnya. Asumsi yang kedua berbanding terbalik dengan tekanan uap campuran. Dimana
adalah zat terlarut tidak larut dalam pelarutnya. Sifat koligatif ikatan antar molekul sejenis lebih kuat daripada ikatan antar
larutan meliputi juga penurunan tekanan uap dan kenaikan titik molekul campuran. Titik didih teori kloroform adalah 61,2oC
didih. Dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan uap dan pada percobaan titik didih kloroform mencapai 62oC, Hal
dipengaruhi oleh gaya antar molekul, semakin besar gaya antar ini menunjukkan terjadinya penyimpangan dari hukum Raoult.
molekulnya maka semakin kecil tekanan uap campurannya, Penyimpangan dari hukum Raoult terjadi karena
namun apabila semakin kecil gaya antar molekulnya maka kecenderungan bercampurnya kloroform dan aseton yang lebih
semakin besar tekanan uapnya. besar sehingga jumlah tekanan uap kedua zat lebih kecil
daripada larutan ideal. Sedangkan Titik didih teori aseton
Berdasarkan teori yang ada bahwa titik didih aseton adalah 56 adalah 56oC dan pada percobaan titik didih aseton mencapai
o
C, lalu pada saat percobaan didapat titik didih aseton sama 56oC.
seperti teorinya. Jika titik didih yang didapat pada saat
percobaan tidak sesuai dengan literaturatur referensi, hal ini
dikarenakan pada saat praktikum rangkaian alat tidak benar,
artinya masih ada larutan aseton yang menguap. Hal ini
mengingatkan juga bahwa larutan aseton merupakan larutan
yang sangat mudah menguap.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 9


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih diucapkan kepada bapak Dr.rer. nat.Deski
Beri,S.Si.,M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Kimia Fisika 1, abang dan kakak asisten praktikum, Abang
Septian Budiman S.Si.,Kakak Juvani Indah Putri,Kakak
Monika Jamila Turrahami,Kakak Rahmi dan Kakak
Wenalda Hanifah Azzahra,selaku asisten dosen yang telah
membantu kami saat praktikum, dan tentunya kepada
rekan- rekan tim praktikum yang telah bekerja sama dalam
praktikum ini.

REFERENSI

[1] Juli, Firmansyah. 2021. Kimia Organik Senyawa


Manofungsi. Kalimantan Barat : Universitas Tanjung
Pura

[2] Dogra, S.K dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisika dan Soal-
soal. UI-Press. Jakarta.

[3] Rahayu, Imam. 2018. Kimia. Padang : Garp

[4] Sawitri, Made. 2021. Titik Leleh dan titik Didih. Bali :
Universitas Udayana.

[5] Soekanto. 2023. Mengenal Teknik Laboratorium Kimia.


Yogyakarta ; Deepublish

[6] Tim DoseN Kimia Fisika 1. 2019. Penuntun Kimia Fisika


1. Padang : Universitas Negeri Padang

[7] Yuniarti, Boyun 2021. Penentuan Titik Didih. Kendari :


Haluoleo

[8] Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

[9] Syukri. 1999. Kimia Dasar. ITB press. Bandung.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 10


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

LAMPIRAN

Menimbang pikonometer kosong Memasang alat refluk

Menimbang pikonometer + kloroform Mengambil 10 mL kloroform

Menimbang pikonometer + aseton Memasukan 10 mL kloroform kedalam refluk

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 11


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Panaskan alat refluk Menambahkan 2 mL aston kedalam refluk

Dinginkan alat refluk Panaskan alat refluk

Mengambil 2 mL aseton Dinginkan alat refluk

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 12


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai