http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia
*vioniyulianti@gmail.com
Abstract — Titik didih larutan dipengaruhi oleh fraksi mol. Perubahan fraksi mol zat terlarut mengakibatkan perubahan
titik didih campuran. Semakin tinggi titik didih campuran maka semakin tinggi atau besar pula jumlah fraksi mol zat tersebut,
namun apabila titik didih larutan menurun maka menandakan pula bahwa fraksi mol juga kecil. Dapat dikatakan bahwa antara
komposisi dengan titik didihnya berbanding lurus. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan
titik didih yang digunakan sebagai ΔTb (b berasal dari kata boil). Titik didih suatu larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut,
bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut tersebut tidak mudah
menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut meleleh pada suhu yang tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya jika
zat itu mudah menguap atau etanol, larutan akan mendidih pada suhu dibawah titik didih. Suatu larutan dikatakan ideal, jika
larutan tersebut mengikuti hukum Raoult pada seluruh kisaran komposisi dari sistem tersebut. Hukum Raoult secara umum
didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam larutan yang sama dengan hasil kali fugasitasnya dalam keadaan murni
pada temperatur dan tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut. Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan
uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”. Larutan
ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik molekul-molekul komponennya sama dengan gaya tarik menarik anatara molekul
dari masing-masing komponennya. Pada hukum Raoult terjadi penyimpangan, penyimpangan hukum Raoult terjadi karena
perbedaan interaksi antara partikel sejenis dengan yang tak sejenis.
Keywords — Hukum Raoult, larutan ideal, titik didih, fraksi mol, tekanan uap
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair
mendidih. pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair
diukur pada tekanan satu atmosfer, contohnya titik didih air
didih saat air diukur pada tekanan udara satu ATM air
mendidih pada suhu 100 °C.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni III. HASIL DAN PEMBAHASAN
disebut kenaikan titik didih yang digunakan sebagai ΔTb (b
berasal dari kata boil). Titik didih suatu larutan lebih tinggi A. Hasil
daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat Tabel Titik Didih
terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat
terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula,
SISTEM Titik Didih (oC) Pada Penambahan Zat
larutan tersebut meleleh pada suhu yang tinggi daripada titik
Terlarut
didih pelarut air. Sebaliknya jika zat itu mudah menguap atau 1 2 3 4 5
etanol, larutan akan mendidih pada suhu dibawah titik didih
Kloroform 60C 60C 60C 60C 60C
[3]
murni
Kloroform + 58C 62C 60C 60C 56C
METODE Aseton
Aseton murni 54C 54C 54C 54C 54C
A. Alat dan Bahan Aseton + 61C 62C 62C 62C 62C
Alat Kloroform
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Massa aseton =𝜌 ×𝑣 Mol Aseton =
𝑚𝑟
= 0, 78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 8 cm3 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
= 6,24 𝑔𝑟𝑎𝑚 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,13 mol
Mol Aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑜𝑙 aseton
6,24 𝑔𝑟𝑎𝑚 X mol Aseton =
= 𝑚𝑜𝑙 aseton+𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 0,13 𝑚𝑜𝑙
= 0,11 mol =
(0,13+0) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 =1
X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙
= • 10 cm3 kloroform + 2 cm3 aseton
(0,12+0,11) 𝑚𝑜𝑙
= 0,52
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 Massa Aseton =𝜌 ×𝑣
X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,11 𝑚𝑜𝑙 = 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
(0,11+0,12) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 0,49 Mol Aseton =
𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
• 10 cm3 kloroform + 10 cm3 aseton 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,13 mol
Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣 Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3 = 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 2 cm3
= 14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 2,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform = Mol Kloroform =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
14,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 2,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= =
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
Mol Aseton =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,87
𝑚𝑟 𝑚𝑜𝑙 kloroform
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 X mol Kloroform =
= 𝑚𝑜𝑙 kloroform + 𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 0,02 𝑚𝑜𝑙
=
= 0,13 mol (0,02+0,13) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = 0,13
X mol Kloroform =
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
0,12 𝑚𝑜𝑙
=
(0,12+0,13) 𝑚𝑜𝑙 • 10 cm3 kloroform + 4 cm3 aseton
= 0,48
X mol Aseton =
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 Massa Aseton =𝜌 ×𝑣
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 + 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
0,13 𝑚𝑜𝑙
= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= = 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
(0,13+0,12) 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= 0,52 Mol Aseton =
𝑚𝑟
7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
Fraksi Mol Percobaan 2 (Aseton + Kloroform) 58 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,13 mol
Note : 1 mL aseton = 1 cm3 aseton Massa Kloroform = 𝜌 × 𝑣
= 1,45 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 4 cm3
• 10 cm3 Aseton murni = 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Kloroform =
𝑚𝑟
Massa Aseton =𝜌 ×𝑣 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
119,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 0,78 𝑔𝑟𝑎𝑚/cm3 × 10 cm3
= 0,05 mol
= 7,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
70 R² = 0.1714
62
65 60 60 60
58 Pencampuran kedua larutan memperhatikan sifat-sifat
60 56
55
masing - masing larutan, maksudnya adalah jika kedua larutan
1 0.2 0.29 0.4 0.49 0.52 tersebut dapat membentuk campuran ideal atau tidak.
Campuran ideal adalah campuran yang menaati Hukum Raoult.
Fraksi mol aseton
Campuran ideal memiliki gaya tarik menarik yang sangat kuat
antara larutan yang dicampurkan daripada gaya tarik menarik
larutan sejenis. Gaya antar molekul yang berikatan
mempengaruhi tekanan uap dari larutan tersebut. Hukum
Penambahan Kloroform ke dalam Raoult secara umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap
komponen dalam larutan yang sama dengan hasil kali
Aseton fugasitasnya dalam keadaan murni pada temperatur dan
y = 1.2286x + 56.2
75 R² = 0.5129 tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut
Titik Didih (°C)
70 [2]
61 62 62 62 62
65
60 Dalam larutan ideal, semua mengikuti kompenen (pelarut dan
55 zat terlarut) mengikuti hukum Raoult pada seluruh selang
1 0.13 0.28 0.35 0.41 0.48 konsentrasi. Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan uap
Fraksi mol kloroform larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi
mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut” [9]
tidak terbentuk ikatan-ikatan kimia, hukum raoult akan Penguapan bisa terjadi melalui celah – celah penghubung
dipenuhi oleh pelarut walaupun tidak ideal. Hal ini disebabkan antara tempat pemasukan pada mulut labu atau sambungan labu
pada larutan encer, sebagian besar sistem terdiri dari molekul- ke kondensor yang tidak tertutup rapat dan tidak pula ditutup
molekul pelarut dan sifat-sifat molekul tadi tidak akan jauh dengan aluminium foil. Penurunan titik didih yang terjadi
berbeda dari molekul-molekul pelarut murni, tetapi hukum seharusnya terlihat signifikan sesuai dengan teori yang ada,
raoult tidak berlaku bagi zat yang berada dalam larutan encer namun jika pada percobaan penurunan titik didih yang terjadi
non ideal. Jadi, larutan ideal adalal larutan yang gaya tarik tidak terlalu jauh selisihnya dengan titik didih sebelumnya, hal
menarik molekul-molekul komponennya sama dengan gaya ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pengamatan dalam
tarik menarik antara molekul dari maing-masing komponenya. proses pengukuran suhu melalui termometer atau dikarenakan
pada saat untuk mengukur titik didih selanjutnya larutan
Jadi, bila larutan zat A dan B bersifaat ideal, maka gaya tarik tersebut tidak didinginkan terlebih dahulu sehingga suhunya
antara molekul A dan B sama dengan gaya tarik molekul A pun mendekati titik didih yang sebelumnya, begitu pula pada
dengan molekul A atau antara B dengan B. Dalam larutan ideal, saat terjadinya kenaikan titik didih.
semua komponen (pelarut dan zat terlarut) mengikuti hukum
raoult pada seluruh selang konsentrasi. Larutan kloroform dan Dalam semua larutan encer yang tidak mempunyai interaksi
aseton adalah larutan ideal. Dalam semua larutan encer yang kimia diantara komponen-komponennya, hukum Raoult
tak mempunyai interaksi kimia diantara komponen- berlaku bagi pelarut, baik ideal maupun tidak ideal. Tetapi
komponennya. Hukum raoult berlaku bagi pelarut baik ideal hukum Raoult tidak berlaku bagi larutan tidak ideal encer.
maupun tak ideal. Tertapi, hukum raoult tidak berlaku pada zat Perbedaan ini bersumber pada kenyataan molekul-molekul
terlarut pada larutan tak idela encer. Perbedaan ini bersumber pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan
pada kenyatan : molekul-molekul pelarut yang luar biasa lingkungan molekul terlarut sangat berbeda dalam lingkungan
banyaknya. Hal ini menyebabkan lingkungan molekul terlarut pelarut murni. Zat terlarut dalam larutan tidak ideal encer
sangat berbeda dalam lingkungan pelarut muni. Zat terlarut tak mengikuti hukum Henry, bukan hukum Raoult [8]
ideal mengikuti hukum Henry bukan hukum Raoult.
IV. KESIMPULAN
Campuran yang non ideal mempunyai sifat fisika yang Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
berubah dari keadaan idealnya. Sifat ini disebut sebagai sifat disimpulkan bahwa komposisi suatu larutan akan
koligatif larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel mempengaruhi titik didih zat di di dalamnya, semakin besar
zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat dan keadaan partikel. komposisi zat terlarut dalam larutan maka semakin besar pula
Larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi dua titik didih larutan tersebut. Tekanan uap campuran dipengaruhi
asumsi yaitu zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak gaya antar molekul campuran tersebut. Gaya antar molekul
memberikan konstribusi pada uapnya. Asumsi yang kedua berbanding terbalik dengan tekanan uap campuran. Dimana
adalah zat terlarut tidak larut dalam pelarutnya. Sifat koligatif ikatan antar molekul sejenis lebih kuat daripada ikatan antar
larutan meliputi juga penurunan tekanan uap dan kenaikan titik molekul campuran. Titik didih teori kloroform adalah 61,2oC
didih. Dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan uap dan pada percobaan titik didih kloroform mencapai 62oC, Hal
dipengaruhi oleh gaya antar molekul, semakin besar gaya antar ini menunjukkan terjadinya penyimpangan dari hukum Raoult.
molekulnya maka semakin kecil tekanan uap campurannya, Penyimpangan dari hukum Raoult terjadi karena
namun apabila semakin kecil gaya antar molekulnya maka kecenderungan bercampurnya kloroform dan aseton yang lebih
semakin besar tekanan uapnya. besar sehingga jumlah tekanan uap kedua zat lebih kecil
daripada larutan ideal. Sedangkan Titik didih teori aseton
Berdasarkan teori yang ada bahwa titik didih aseton adalah 56 adalah 56oC dan pada percobaan titik didih aseton mencapai
o
C, lalu pada saat percobaan didapat titik didih aseton sama 56oC.
seperti teorinya. Jika titik didih yang didapat pada saat
percobaan tidak sesuai dengan literaturatur referensi, hal ini
dikarenakan pada saat praktikum rangkaian alat tidak benar,
artinya masih ada larutan aseton yang menguap. Hal ini
mengingatkan juga bahwa larutan aseton merupakan larutan
yang sangat mudah menguap.
REFERENSI
[2] Dogra, S.K dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisika dan Soal-
soal. UI-Press. Jakarta.
[4] Sawitri, Made. 2021. Titik Leleh dan titik Didih. Bali :
Universitas Udayana.
LAMPIRAN